2. .Uraian Materi
Komoditas serealia untuk satuan produksi
.Mengidentifikasi jenis serealia
Serealia atau sering disebut sereal atau biji-bijian adalah tanaman yang berasal
dari suku rumput-rumputan dan diambil biji atau bulirnya sebagai sumber karbohidrat.
Beberapa jenis serealia menjadi bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk
dunia. Anggota dari serealia kebanyakan dari suku padi-padian misalnya: padi, gandum,
sorgum, jagung, jelai, haver, gandum durum, serta gandum hitam adalah beberapa
contoh yang masuk ke dalam serealia utama. Adapula anggota serealia yang disebut
serealia semu, seperti: bayan biji, kinoa, dan buckwheat dan ada juga serealia yang
digunakan untuk pakan burung kicau seperti berbagai jenis milet dan jewawut.
Umumnya serealia kaya karbohidrat, cukup protein, sangat rendah kandungan
lemak, dan kaya serat kasar. Seralia juga kaya vitamin (vitamin E dan B kompleks),
serta mineral (besi, magnesium dan seng). Pembudidayaan semua serealia adalah
sama. Semua adalah tanaman semusim, yang berarti satu kali tanam, satu kali panen,
dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang. Istilah “serealia” diambil dari nama dewi
pertanian bangsa Romawi: Ceres.
Serealia yang banyak tumbuh di Indonesia adalah: padi (beras), jagung,
gandum, dan sorgum. Produksi serealia dari padi, gandum, dan jagung di dunia
mencapai 87% dari seluruh produksi biji-bijian di dunia. Kandungan utama pada serealia
adalah karbohidrat (terutama pati, kira-kira 80% dari bahan kering), protein (kira-kira 5%
dari bahan kering), lemak (kira-kira 5% dari bahan kering), air, mineral (kira-kira 2%),
dan vitamin. Kebanyakan serealia merupakan anggota dari suku padi-padian dan
disebut sebagai serealia sejati. Anggota yang paling dikenal dan memiliki nilai ekonomi
tinggi, sehingga dikenal sebagai serealia utama adalah padi, jagung, gandum, gandum
durum, jelai, haver, dan gandum hitam.
MATERI OLAHAN SEREALIA
PRODUK: ROTI MANIS
PENYUSUN/GURU PENGAMPU: HENI WIDIASTUTI,S.P.
Beberapa tanaman penghasil bijian yang bukan padi-padian juga sering disebut
serealia semu (pseudocereals), mencakup: buckwheat, bayam biji (seed amaranth), dan
kinoa. Beberapa serealia juga dikenal sebagai pakan burung berkicau, seperti jewawut
dan berbagai jenis milet. Walaupun menghasilkan pati, tanaman seperti sagu, ketela
pohon, atau kentang tidak digolongkan sebagai serealia karena bukan dipanen bulir/
bijinya.
Ada beberapa produk olahan dari serealia, di antaranya produk rerotian (roti manis,
donat), dodol ketan, dan tapai ketan.
1. Produk Rerotian
Produk rerotian (roti manis, roti tawar, dan donat) sudah banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia, tidak hanya di perkotaan saja akan tetapi sudah sampai ke
desa-desa produk-produk ini beredar. Roti dan donat sudah bukan makanan asing
bagi masyarakat Indonesia, walaupun belum merupakan makanan pokok. Produk
rerotian diproduksi baik dalam skala industri rumah tangga, maupun industri besar.
Untuk memproduksi produk tersebut, harus diketahui dengan pasti apa bahan baku
dan bahan pendukungnya, peralatan, cara membuatnya, cara mengemas, dan
analisis usahanya. Walaupun bahan baku sebagian besar sama, tetapi bahan
pendukung, peralatan, dan cara membuat/ produksinya berbeda satu dengan
lainnya. Kesalahan dalam produksi akan menghasilkan produk yang tidak sesuai
dengan keinginan dan kriterianya.
a) Bahan utama
b) Bahan pengempuk
c) Bahan tambahan
1) Terigu
Terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum. Dalam proses pembuatan roti,
terigu merupakan bahan yang harus ada karena terigu mempunyai komponen yang
disebut gluten. Gluten adalah komponen protein pada terigu yang tidak larut dalam
air. Gluten merupakan bahan yang liat dan kenyal. Gluten mempunyai sifat dapat
menahan gas, sehingga akan menyebabkan roti mengembang, dapat memanjang
dan elastis.
Di pasaran, ada tiga jenis terigu dilihat dari kandungan proteinnya, yaitu terigu
dengan protein tinggi, protein sedang, dan protein rendah.
a) Terigu protein tinggi (hard flour) mengandung protein minimal 12%, baik
digunakan untuk membuat roti dan mie. Contoh yang ada di pasaran adalah
Cakra Kembar Emas, Kereta Kencana Emas, Cakra Kembar, Kereta Kencana,
Gerbang, dan Gunung.
b) Terigu protein sedang (medium flour) mengandung protein 10-11%, baik
digunakan untuk membuat berbagai macam makanan, termasuk roti manis.
Contoh di pasaran adalah Segitiga Biru/ Gunung Bromo, Piramida, Angsa
Kembar, Kastil, Kendil, Pena Kembar, Kresna atau Elang, dan Kompas.
c) Terigu protein rendah (soft flour) mengandung protein maksimal 10%, baik
digunakan untuk membuat cake, biskuit, atau makanan yang dikukus. Contoh di
a) Melarutkan bahan
b) Mengontrol suhu adonan
c) Mengontrol kepadatan adonan
d) Membentuk gluten
Air yang baik untuk membuat roti adalah air yang kandungan mineralnya tidak terlalu
banyak. Air yang mengandung kapur akan menyebabkan roti keras, air yang
mengandung besi akan menyebabkan roti menjadi tidak menarik warnanya. Air yang
digunakan untuk proses pembuatan roti boleh air dingin atau air es, maupun air
hangat kuku. Air panas tidak boleh digunakan karena akan menyebabkan ragi tidak
aktif atau mati.
3) Ragi/ Yeast
Ragi/ yeast adalah kelompok mikroorganisme yang dapat menghasilkan gas,
sehingga adonan dapat mengembang, menghasilkan asam yang dapat melunakkan
gluten, serta memberikan rasa dan aroma khas pada roti. Mikroorganisme yang
digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae.
a) Ragi segar/ ragi basah (fresh yeast) berbentuk padat, penggunaanya dengan
cara diremas-remas, dan dicampur dalam adonan.
b) Ragi instan (instan yeast) berbentuk butiran halus, penggunaannya dicampur
bersama bahan kering, kecuali garam.
c) Ragi koral (active dry yeast) berbentuk butiran seperti merica, penggunaannya
dilarutkan terlebih dahulu dalam air hangat (suam-suam kuku).
Perbandingan pemakaian berbagai jenis ragi ini adalah sebagai berikut.
Artinya, apabila dalam resep tertulis jumlah ragi instan yang digunakan sebanyak 10
gram, maka apabila tidak ada ragi instan dapat diganti dengan 15-20 gram ragi koral
atau 20-25 gram ragi segar.
4) Garam
Garam berfungsi untuk menimbulkan rasa gurih dan lezat, mengendalikan waktu
fermentasi, dan menambah kekuatan gluten. Garam yang baik digunakan dalam
pembuatan roti adalah garam yang halus, kering, tidak menggumpal, bersih, dan
mudah larut dalam air.
Bahan Pengempuk
Kelompok bahan pengempuk adalah gula, susu, lemak, dan telur. Bahan-bahan ini
boleh ditambahkan, boleh juga tidak dipakai.
1) Gula
Gula yang baik digunakan adalah gula yang bersih dan mempunyai ukuran kristal
tidak terlalu besar. Penggunaan gula yang terlalu banyak akan menghambat proses
fermentasi dan menyebabkan adonan menjadi lengket. Oleh karena itu, ada batasan
penggunaan gula, yaitu setiap pemakaian gula 8%, diperlukan ragi 1%.
2) Susu
Susu yang digunakan berupa susu bubuk maupun susu cair. Untuk produsen roti,
lebih baik menggunakan susu bubuk karena mempunyai daya simpan yang lebih
lama dan tempat penyimpanan yang lebih kecil. Susu bubuk dapat menambah daya
absorbsi atau serap air. Susu yang digunakan susu skim yang kadar lemak susunya
berkisar 1% atau full cream yang lemak susunya sekitar 29%.
3) Lemak
Lemak berfungsi sebagai pelumas untuk pengembangan sel yang akan memperbaiki
tekstur, memudahkan pemotongan roti, dan melembutkan serat roti.
a) Margarin, mengandung 80-90% lemak nabati, 16% air, 2-4% garam dan
emulsifier.
b) Shortening, mengandung 99% lemak nabati atau hewani dan 1% air.
c) Butter, mengandung 83% lemak susu, 14% air, dan 3% garam atau mineral lain.
4) Telur
Telur berfungsi sebagai pengembang, pembentuk warna, perbaikan rasa, dan
penambah nilai gizi. Ada berbagai macam telur, seperti: telur bebek, telur ayam
negeri, tepur ayam kampung, telur angsa, dan telur puyuh. Dari berbagai telur, yang
banyak digunakan adalah telur ayam negeri.
Telur yang digunakan harus dipilih yang masih segar dengan ciri-ciri seperti berikut.
Bahan Tambahan
Tujuan penggunaan bahan tambahan adalah untuk melambatkan pengerasan adonan
selama pembakaran. Hal ini memungkinkan adonan mengembang lebih besar dalam
oven. Selain itu, bertujuan pula untuk menahan air dalam roti yang mengakibatkan roti
menjadi lebih lembut.
1. Uraian materi
Kebutuhan Alat pengolahan serealia serta cara penggunaannya
Berbagai macam peralatan yang digunakan untuk membuat produk olahan
serealia adalah sebagai berikut.
1. Timbangan
Timbangan yang digunakan bermacam-macam, tergantung seberapa banyak bahan
yang akan ditimbang. Pemilihan timbangan harus benar-benar diperhatikan karena
timbangan yang tidak tepat tidak hanya menyebabkan kehilangan bahan, tetapi juga
akan menghasilkan produk yang tidak seragam.
Ada beberapa bahan yang ditimbang dalam kapasitas besar, seperti: terigu, gula, lemak
(mentega atau margarin), dan telur memerlukan timbangan dengan kapasitas
penimbangan yang besar pula. Akan tetapi, untuk bahan-bahan seperti: ragi, garam,
bread improver, susu bubuk, dan penimbangan adonan untuk roti yang kecil
memerlukan kapasitas timbagan kecil agar hasil yang ditimbang benar-benar tepat.
Ketepatan penimbangan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk dengan kualitas
baik.
Beberapa timbangan yang digunakan dalam pengolahan serealia adalah sebagai berikut.
a. Timbangan Digital
Spesifikasi timbangan digital duduk kecil adalah sebagai berikut.
1) Timbangan digital duduk digunakan untuk menimbang bahan yang jumlahnya sedikit,
sehingga ketelitiannya lebih akurat.
MATERI OLAHAN SEREALIA
PRODUK: ROTI MANIS
PENYUSUN/GURU PENGAMPU: HENI WIDIASTUTI,S.P.
2) Timbangan ini memiliki layar LCD berwarna biru sebagai penunjuk angka, sehingga
tetap dapat digunakan di tempat yang kurang cahaya.
3) Desain yang kecil dan mudah untuk dibawa kemana saja.
4) Timbangan elektronik yang dapat memuat berat hingga 1kg dengan keakuratan 0.1 g.
5) Timbangan beralasan lempengan besi ini sangat kokoh dah kuat.
c. Timbangan Gantung
Spesifikasi timbangan gantung digital adalah sebagai berikut.
1) Kapasitas Maksimal: 40 Kg.
2) Menggunakan 2 Buah Baterai AAA.
3) Ketelitian: 10 gram / 0.01 Kg.
4) Tombol tare: untuk menimbang berat bersih.
2. Meja Kerja
Meja kerja merupakan tampat untuk melakukan pekerjaan. Di atas meja kerja ini, proses
pembuatan rerotian dilakukan. Meja kerja dapat terbuat dari bahan kayu, batu marmer, atau
steanless steel dengan berbagai macam ukuran dan bentuk yang dapat disesuaikan.
3. Gelas Ukur
Seperti halnya dengan timbangan, gelas ukur digunakan untuk mengukur cairan yang akan
digunakan dalam pembuatan produk-produk bakery. Gelas ukur yang dipilih juga harus
sesuai dengan kebutuhan dan besar-kecilnya bahan yang akan diukur
4. Mixer
Mixer sebagai alat pengaduk adonan produk-produk bakery berbeda dengan mixer untuk
membuat cake. Perbedaannya terletak pada alat pengaduknya. Biasanya pada mixer ada
tiga alat pengaduk, yaitu sebagai berikut.
a. Wisk yang digunakan untuk mengaduk adonan yang ringan seperti dalam pembuatan
cake.
b. Padle, digunakan untuk mengaduk bahan yang agak berat, seperti dalam pembuatan
pie dan cookies.
c. Hook, digunakan untuk mengaduk bahan-bahan atau adonan yang berat seperti dalam
pembuatan adonan roti dan pastry.
Sebelum digunakan, loyang-loyang tersebut harus dalam keadaan bersih dengan cara dilap
dengan lap yang bersih. Loyang tidak perlu setiap saat dicuci karena akan membuatnya
menjadi lengket atau produk roti sulit untuk dikeluarkan.
8. Oven
Oven untuk memanggang roti mempunyai ukuran dan jenis yang bermacam-macam. Ada
yang memakai listrik dan gas, dengan listrik, gas, ataupun yang diletakkan di atas kompor.
Kapasitas oven pun bermacam-macam. Ada yang kapasitas kecil dengan loyang kecil,
kapasitas sedang, dan kapasitas besar.
Pemilihan oven sangat tergantung dari seberapa besar produk yang akan dibuat. Sebelum
digunakan, oven harus diperiksa kebersihannya dan kesiapan untuk operasional. Pada saat
mengambil loyang dari dalam oven, jangan lupa memakai alat bantu agar tangan tidak luka,
melepuh, atau terbakar.
11. Saringan
Alat ini digunakan untuk menyaring bahan atau memisahkan bahan antara cairan dan
bahan padat. Pada pembuatan dodol ketan, saringan digunakan untuk menyaring parutan
kelapa, sehingga didapatkan santan yang tidak tercampur parutan kelapa.
Saringan terbuat dari plastik, aluminium, stainless steel, dan kain dengan segala macam
ukuran.
Cara menggunakan dan merawat saringan yang baik adalah sebagai berikut.
a. Cucilah saringan dengan larutan pembersih, sehingga dapat membunuh bakteri dan
jamur yang tertinggal di dalamnya.
b. Lap hingga kering.
c. Jangan menumpuk dengan peralatan lain yang basah karena bisa membuat bakteri
berkembang biak.
d. Menyimpanan lebih baik digantung tidak ditumpuk.
e. Jika saringan plastik sudah lama digunakan dan terdapat banyak guratan, sebaiknya
jangan digunakan lagi dan menggantinya dengan yang baru.
12. Baskom
Baskom merupakan peralatan yang berbentuk bulat cekung yang dapat dipergunakan
sebagai wadah segala bahan. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai alat pencuci atau
merendam bahan, sehingga dapat dikatakan multifungsi. Pada pembuatan dodol ketan,
digunakan sebagai wadah untuk pembuatan santan dan juga untuk melarutkan tepung dan
santan encer. Baskom biasanya terbuat dari plastik atau stainless steel dengan berbagai
macam ukuran.
Cara menggunakan dan merawat baskom yang baik adalah sebagai berikut.
a. Cucilah baskom dengan pembersih sebelum dan setelah digunakan.
b. Lap hingga kering.
MATERI OLAHAN SEREALIA
PRODUK: ROTI MANIS
PENYUSUN/GURU PENGAMPU: HENI WIDIASTUTI,S.P.
c. Saat menyimpan baskom, jangan menumpuk dengan peralatan lain yang basah
karena bisa membuat bakteri berkembang biak.
d. Jika baskom plastik sudah lama digunakan dan terdapat banyak guratan, sebaiknya
jangan digunakan lagi dan menggantinya dengan yang baru.
2. Uraian Materi
Pengolahan Serealia
Produk rerotian
Produk rerotian seperti roti manis, roti tawar, ataupun donat proses
pembuatannya sama, yang berbeda adalah formula atau resepnya dan teknik
pemasakannya. Untuk donat, teknik pemasakannya dengan cara digoreng, sedangkan
untuk roti manis dan roti tawar dimasak dengan cara pemanggangan.
1) Sponge and dough, di mana 60% terigu, 60% air, dan seluruh ragi yang ada dalam
resep diaduk sampai kalis dan difermentasi selama 4-24 jam. Setelah itu, baru
dicampur dengan sisa bahan dan proses selanjutnya seperti yang telah diterangkan
sebelumnya.
2) Straight dough, prosesnya seperti yang diterangkan sebelumnya.
3) No time dough, adonan setelah kalis (proses sebelumnya) langsung dibentuk dan
difermentasi akhir, lalu dibakar/ dipanggang.
4) Break and roll dough, adonan diaduk tidak sampai kalis. Lalu, di-roll sampai adonan
kalis. Proses selanjutnya seperti pada teknik no time dough.
c. Fermentasi Awal
Pada proses ini terjadi reaksi antara gula dan ragi, sehingga terbentuk gas CO 2, alkohol,
dan asam-asam organik yang menimbulkan bau yang khas.
Gas CO2 akan terlihat dengan tanda adonan yang mengembang. Alkohol dan asam-
asam organik ditandai dengan bau yang khas.
Karbohidrat yang mengalami proses peragian terdiri atas: tepung, pati, dan gula pasir.
d. Pemotongan/ Penimbangan
Proses ini diusahakan dilakukan dengan secepatnya karena proses peragian masih
berjalan. Pemotongan dan penimbangan bertujuan agar diperoleh berat dan besar yang
seragam dalam produk akhirnya.
Untuk roti manis ukuran sedang, berat adonan sekitar 50-60 gram, sedangkan untuk
ukuran kecil sekitar 30 gram.
Roti unyil atau roti yang sangat kecil untuk sekali atau dua kali gigitan, ditimbang seberat
10 gram. Untuk donat sedang, digunakan ukuran berat sekitar 40 gram, sedangkan
untuk ukuran kecil sekitar 20 gram. Roti tawar/ toast bread ukuran kecil menggunakan
berat 315 gram, sedangkan toast besar seberat 1100 gram.
e. Pembulatan
Fungsinya adalah sebagai berikut.
MATERI OLAHAN SEREALIA
PRODUK: ROTI MANIS
PENYUSUN/GURU PENGAMPU: HENI WIDIASTUTI,S.P.
1) Untuk membentuk lapisan film tipis pada permukaan yang dapat menahan gas
yang dihasilkan dari peragian.
2) Memberi bentuk agar memudahkan dalam pengerjaan selanjutnya.
g. Pengerollan
Untuk mengeluarkan semua gas hasil peragian dan membentuk adonan dengan
ketebalan tertentu sesuai yang diinginkan.
h. Pembentukan
Memberi bentuk pada adonan sesuai dengan jenis produk yang ingin dihasilkan. Roti
manis dapat diisi dan dibentuk dengan berbagai macam bentuk dan isi, sedangkan
untuk donat dibentuk bundar dengan lubang ditengahnya.
j. Fermentasi Akhir
Sebelum dibakar adonan dikembangkan sampai maksimal agar didapatkan produk
yang baik di alat yang namanya final proofer. Suhu yang dipakai adalah 35-44 oC,
kelembaban 80–85%, dan waktu sekitar 45-60 menit untuk roti manis dan roti tawar.
Untuk donat, waktu fermentasi akhir antara 15-20 menit.
k. Pemanggangan/ Pembakaran
Volume roti akan bertambah pada saat masuk oven sampai 5 menit kemudian, sampai
ragi dimatikan oleh panas pada suhu 65oC. Karamelisasi mulai terbentuk secara
perlahan-lahan. Suhu pembakaran tergantung pada jenis roti atau produk yang
diinginkan. Sebagai contoh, untuk roti tawar, pembakaran dilakukan pada suhu 200 oC
selama 30-45 menit. Sementara itu, roti manis pada suhu 170-180 oC selama 15
menit.
m. Pendinginan
Pendinginan ini secara normal memakan waktu 1 jam dan lebih singkat jika
menggunakan alat bantu berupa fan atau alat lainnya. Kalau roti (misal roti tawar) akan
dipotong, sebaiknya suhu roti antara 32-49 oC, agar remah roti tidak rusak.. Beberapa
produk akan di-finishing juga sebelum dikemas, misalnya roti manis akan dioles
margarin/ butter setelah dioven, roti tawar akan dipotong, dan donat akan diberi
topping.
Produk rerotian dikemas agar kondisinya tetap baik, tidak keras dan dikemas dalam
keadaan dingin. Teknik pengemasan produk rerotian dilakukan dengan pengemasan
individu atau satu per satu dengan kantong plastik sebagai pengemas primer.
Kemudian, dikemas lagi dengan kertas atau karton sebagai pengemas sekunder.