b. Jagung
Selain untuk pengadaan pangan dan pakan, jagung juga banyak digunakan
sebagai bahan dalam industri makanan, minuman, kimia, dan farmasi.
Ditinjau dari komposisi kimia dan kandungan nutrisi, jagung mempunyai
prospek untuk dikembangkan sebagai pangan dan bahan baku industri.
Sebagai sumber pangan, jagung dikonsumsi dalam bentuk segar, kering, dan
tepung. Alternatif produk pangan yang dapat dikembang- kan dari jagung
menjadi olahan pangan setengah jadi, yaitu jagung pipil kering, beras
jagung, tepung jagung, dan jagung instan.
Tepung jagung merupakan produk yang fleksibel, karena dapat
digunakan sebagai bahan baku produk pangan dan mudah diterima
masyarakat. Tepung jagung umumnya dihasilkan dari beras jagung.
Pembuatan tepung dilakukan dengan proses penepungan. Penepungan
dengan cara kering menggiling beras jagung, lalu diayak dengan ayakan
bertingkat.
Produk jagung instan berbentuk granulat. Meskipun berpenampilan seperti
beras namun proses pemasakannya tidak sama. Proses pembuatannya
jagung instan lebih rumit dibandingkan dengan beras instan. Dengan adanya
jagung instan akan mempersingkat waktu pemasakan nasi jagung menjadi
hanya setengah jam.
c. Gandum
Jenis gandum ada dua yaitu merah dan putih. Keduanya mempunyai
tekstur lembut dan sangat mudah dicerna. Gandum dapat membantu
melancarkan pencernaan dan menurunkan kolesterol. Biji gandum
memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri atas tiga bagian, yaitu
bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ).
Alternatif produk pangan yang dapat dikembangkan dari gandum menjadi
olahan pangan setengah jadi, yaitu pasta, tepung gandum dan tepung terigu,
mi, dan kerupuk.
Tepung gandum (whole wheat flour) adalah tepung yang terbuat dari seluruh
bagian biji gandum yang dihaluskan, mulai dari kulit ari (terluar) hingga
bagian dalam biji (terdalam) sehingga tepung gandum memiliki warna
kecokelatan. Tepung terigu adalah tepung yang terbuat dari bagian
terdalam biji gandum yang dihaluskan, sehingga tepungnya berwarna putih
susu.
d. Sorgum
Sorgum merupakan produk nonberas di Indonesia yang baru sebagian
kecil masyarakat kita mengonsumsinya dan hingga saat ini belum
termanfaatkan secara maksimal. Komposisi zat gizi sorgum mirip dengan
komposisi beras/padi, dan mendekati gandum.
Alternatif produk pangan yang dapat dikembangkan dari sorgum menjadi
olahan pangan setengah jadi, yaitu biji/beras sorgum, tepung sorgum,
kerupuk, dan rengginang sorgum. Dalam mengolah tanaman sorgum
menjadi biji/beras sorgum dan tepung sorgum melalui tahapan dalam
mengolah beras/gandum.
Kelebihan tepung sorgum adalah tekstur tepung lebih halus dibanding
tepung jagung, namun mendekati terigu dan tepung beras.
b. Singkong/Ubi Kayu
Produk pangan yang dapat dikembangkan dari ubi kayu sangatlah banyak,
yaitu gaplek, tiwul instan, beras singkong (Rasi), tepung tapioka (tepung
pati singkong), tepung singkong, dan tepung mocaf (tepung singkong yang
difermentasi), dan kerupuk opak.
Beras singkong (Rasi) dibuat dari ampas ubi kayu pahit sisa pembuatan
tepung tapioka (kanji/aci). Ampas tersebut dikeringkan lalu digiling menjadi
beras.
Tepung singkong dibuat melalui proses pengeringan bahan baku umbi
singkong (gaplek) terlebih dahulu hingga kadar airnya menyusut tinggal 10%.
Tepung mocaf adalah tepung singkong/ubi kayu yang dibuat dengan cara
fermentasi.
Kerupuk opak (Jawa Tengah) dan kerupuk tette (Madura) adalah kerupuk
dari singkong yang melalui proses pengukusan dan perebusan sebagai
panganan camilan tradisional.
c. Talas
Di Indonesia talas lebih banyak digunakan sebagai pangan kudapan
(keripik, kolak, goreng, dan rebus) atau tambahan sayur. Namun, sekarang
sudah dibuat tepung karena talas memiliki sifat-sifat fungsional pendukung
keberhasilan aplikasinya pada suatu produk pangan dan kandungan lemak
yang rendah, serta kandungan serat yang cukup banyak. Proses pembuatan
tepung talas cukup sederhana dan mudah sehingga dapat dipraktikkan
dalam skala rumah tangga.
Tepung talas memiliki kapasitas absorpsi lemak yang tinggi dan kapasitas
absorpsi air yang juga tinggi. Oleh karena itu, tepung talas sangat
potensial digunakan untuk mempertahankan rasa, dan memperpanjang umur
simpan produk olahan daging, serta produk-produk lainnya seperti whipped
toppings, sosis, chiffon, deserts, brownies, angel cake, cookies, mi dan
sponge cake.
d. Kentang
Kentang dimanfaatkan sebagai tepung karena termasuk umbi- umbian yang
banyak mengandung karbohidrat dalam bentuk pati. Kentang dapat
dikeringkan, sehingga menghasilkan tepung dengan menggunakan beberapa
proses. Namun, kelemahan kentang yaitu mengandung banyak air sehingga
produk tepung yang dihasilkan akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
produk tepung dari umbi-umbian lainnya.
Secara umum, dalam mengolah pangan serealia dan umbi menjadi produk
olahan setengah jadi dihasilkan produk berbentuk potongan pipih tebal atau tipis
yang dikeringkan (misalnya berbagai jenis kerupuk), butiran besar (misalnya
jagung pipil, biji sorgum, tepung tiwul instan, dan chip/granula/sawut lainnya) maupun
butiran halus (misalnya berbagai jenis tepung, baik dari bahan serealia maupun
umbi-umbian) yang selanjutnya menjadi bahan baku olahan industri rumah
tangga maupun industri pabrik.
Prosedur pembuatan tepung sangat beragam yang dibedakan
berdasarkan sifat dan komponen kimia bahan pangan. Namun, secara garis besar
dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut.
1. Bahan pangan yang tidak mudah menjadi cokelat apabila dikupas (kelompok
serealia).
2. Bahan pangan yang mudah menjadi cokelat (kelompok aneka umbi dan buah
yang kaya akan karbohidrat)