DASAR TEORI
Roti merupakan bahan pangan yang sangat tua umurnya dibuat manusia
dan bahan pangan yang sangat luas dimakan oleh manusia. Roti dapat dimakan
sebagai makanan utama pada saat sarapan pagi atau sebagai makanan selingan.
Roti digemari oleh berbagai tingkat usia dari anak-anak, remaja, dewasa
sampai orang tua. Sedangkan roti juga mempunyai berbagai macam jenis dan
bentuk, ada roti tawar, toast, roti manis, danish, dan banyak lagi. Pembuatan roti
memerlukan jenis tepung yang memiliki gluten, yaitu jenis protein yang apabila
dicampur air dengan perbandingan tertentu akan membentuk adonan koloidal
yang plastis dan dapat menahan gas serta membentuk struktur spons apabila
dipanggang.Tepung gandum merupakan satu-satunya tepung yang mempunyai
gluten.
Produk roti ada yang dikembangkan dengan khamir, ada juga yang
dikembangkan dengan bahan kimia. Khamirnya seperti Saccharomyces
cereviceae, sedangkan bahan kimia pengembang diantaranya natrium bikarbinat,
natrium priofosfat dan kalium tartrat.Tahapan pembuatan roti adalah membentuk
adonan, fermentasi/mengembangkan adonan dan pemanggangan.
pembuatan roti diperlukan beraneka ragam bahan, baik jenis, mutu, maupun
harganya. Oleh karena itu pengetahuan tentang bahan sangat penting. Bahan yang
diperlukan pada pembuatan roti dibagi menjadi 3, yaitu bahan pokok, bahan
pengempuk dan bahan tambahan.
6
7
B. Bahan Pokok
Bahan pokok adalah bahan-bahan yang harus ada pada pembuatan roti dan
sampai saat ini belum dapat digantikan fungsinya oleh bahan lain. Bahan-bahan
tersebut meliputi tepung terigu, ragi, air dan garam.
1. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan hasil penggilingan biji gandum yang
sampai saat ini masih diimport dari luar negeri. Berdasarkan kandungan
proteinnya, tepung terigu digolongkan menjadi 3, yaitu :
a. HardFlour (teriguproteintinggi) : minimal 12%
b. Medium Flour (terigu protein sedang) : 10 - 11%
c. SoftFlour(teriguproteinrendah) : 8 – 9%
Semakin tinggi kandungan protein terigu, makin tinggi pula
pengembangan volume roti.Terigu protein tinggi sangat baik digunakan
untuk pembuatan roti dan mie. Yang termasuk terigu protein tinggi
meliputi terigu Cakra Kembar Emas/ Kereta Kencana Emas dan Cakra
Kembar/Kereta Kencana. Terigu protein sedang sangat baik untuk
membuat segala produk makanan (multipurpose) keperluan rumah
tangga dan kue-kue tradisional. Di pasaran yang termasuk terigu protein
sedang adalah Segitiga biru/Gunung Bromo, Piramida/Angsa Kembar,
Kastil/Kendi dan Pena Kembar/Kresna Elang. Terigu protein rendah
sangat baik digunakan untuk segala jenis cake, biscuit atau cookies dan
goring-gorengan. Yang termasuk terigu protein rendah adalah Kunci
Biru.
Secara umum komposisi tepung gandum terdiri atas :
1) Pati : 70%
2) Air : 13%
3) Protein tidak larut (insolubleprotein) : 11%
4) Protein larut (soluble protein) : 2%
5) Gula : 2,5%
6) Lemak : 1%
7) Mineral : 0,5%
8
Protein tepung terigu disebut gluten yang tidak terdapat pada tepung
lain, tidak larut dalam air, bersifat elastis dan liat. Dengan pengadukan
yang baik dan penambahan air, gluten mampu memanjang dan menahan
gas sehingga volume roti menjadi besar.
Penyimpanan tepung terigu yang baik harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a) Disimpan ditempat yang sejuk (tidak panas dan tidak pengap)
b) Tidak terkena sinar matahari langsung
c) Ruangan yang mempunyai ventilasi udara
d) Jauhkan dari benda-benda yang berbau tajam
e) Tidak langsung bersentuhan dengan laintai
f) Ruangan penyimpanan selalu bersih.
b) Ketersediaan Substrat/Makanan
Dalam pembuatan roti, substrat/makanan bagi ragi adalah gula.
Tetapi pemberian gula ke dalam adonan harus dengan ukuran yang
tepat, sebab pemberian gula yang kurang atau berlebihan akan
menghambat kerja ragi.
c) Kadar Air
Air merupakan jembatan penentu bagi keberhasilan kerja ragi pada
adonan roti, sebab air akan melarutkan gula, sehingga ragi akan lebih
mudah mengurai gula menjadi CO2 dan alkohol. Semakin banyak air
ditambahkan, ragi akan bekerja lebih cepat, tetapi akan berpengaruh
buruk pada adonan, sebab adonan menjadi lembek dan susah
dibentuk.
d) pH atau Keasaman
pH atau tingkat keasaman optimal bagi kerja ragi dalam pembuatan
roti adalah 4-6. lebih rendah dari 4 atau lebih tinggi dari 6, maka
kerja ragi akan terhambat.
(1)Jenis-jenis Ragi
Ada 3 jenis ragi yang umu digunakan, yaitu :
(a)Instant Dry Yeast / Ragi Instan
Ragi berbentuk butiran atau kepingan-kepingan kecil, kira-kira
2-3 mm, Mengandung kadar air 5% Dalam keadaan tertutup rapat
dapat disimpan pada suhu kamar dan awet selama satu tahun
Pemakaian, dapat langsung dipakai dengan dicampur bahan-bahan
lain Konvensi pemakaian 1 bagian (3% dari berat tepung)
10
4. Garam
Garam yang biasa digunakan adalah garam dapur (NaCl) yang
halus. Garam yang baik harus mudah larut dalam air, tidak menggumpal,
bersih, bebas dari zat kimia yang dapat mengganggu fgermentasi. Dosis
pemakaian 1-2%.
C. Bahan Pengempuk
Bahan pengempuk ditambahkan untuk memberi tekstur yang
empuk, lebih enak dan menambah kandungan gizi roti. Termasuk bahan
pengempuk adalah gula, susu dan lemak.
1. Gula
Terdapat 2 jenis gula yang dapat digunakan untuk fermentasi ragi,
yaitu monosakarida atau gula sederhana, seperti glukosa, fruktosa dan
dektrosa; serta disakarida seperti sukrosa, maltosa dan laktosa.
2. Susu
Susu yang digunakan adalah susu bubuk, dapat berupa susu skim
atau full cream. Susu skim bubuk mengandung lemak susu ± 1%, dan
susu full cream ± 29%. Di samping itu susu mengandung protein, gula
dan mineral. Protein dalam susu berupa casein sebanyak 75-80% dan
lactalbumin 20%. Gula dalam susu berupa laktosa 4,75%. Mineral dalam
susu berupa kalsium, phosphor dan zat besi. Di samping itu susu juga
mengandung vitamin A, B dan B2.
Pada proses pembuatan roti, susu berfungsi :
a. menambah zat gisi
b. memperkuat gluten
c. menambah daya serap air
d. menambah toleransi pada proses fermentasi
e. membuat roti tetap empuk dalam waktu yang lama.
3. Lemak
Lemak yang digunakan dapat berupa mentega/butter, margarin,
shortening maupun minyak. Penambahan lemak dilakukan pada
pengadukan menjelang kalis, dengan demikian diharapkan
pengembangan gluten akan lebih efisien. Penyimpanan lemak harus
diletakkan di tempat yang kering, gelap, jauh dari tempat yang berbau
dan suhu ruang 16-20ºC.
Perbedaan mentega, margarin dan shortening :
- 16% air
- 2-4% garam dan emulsifier
- relatif berwarna kuning
D. Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang umum digunakan pada pembuatan roti adalah telur
dan Bread Improver. Dosis penggunaan berkisar antara 0,2 – 0,5% dari berat
tepung.
1. Telur
Telur yang ditambahkan dapat kuningnya saja atau kuning dan putihnya.
Telur berfungsi untuk :
a. meningkatkan nilai gizi
b. menambah rasa roti lebih enak
c. membuat roti lebih empuk
d. memberi warna yang lebih baik.
15
2. Bread Improver
Bread Improver ditambahkan untuk membantu dalam hal
pembentukan gas dan penahanan gas. Dosis penggunaan 0,5% dari berat
tepung.
a. penguat gluten
b. pelembut/pelunak gluten
c. pelembut crumb
E. Pengadukan
Pengadukan/pencampuran (mixing) adalah proses yang menyebabkan
tercampurnya suatu bahan kebahan lainnya. Dimana bahan-bahan tersebut
terpisah dalam pasca yang berbeda dan dampak tersebut merupakan tujuan
akhir dari suatu proses pencampuran
Tahap-tahap pengadukan :
F. Pengecilan Ukuran
bahan cair yang di sebut emulsifikasi dan atomisasi dalam proses teknik
pengecilan ukuran terdapat proses pemotongan penimbangan pembulatan
pengerolan dan pembentukan
a. agar terbentuk lapisan film yang tipis pada permukaan adonan yang
nantinya akan berpengaruh positif pada penampakan kulit roti,
b. film yang terbentuk dapat menahan gas hasil fermentasi yeast,
c. memberi bentuk agar memudahkan pengerjaan selanjutnya.
3. Pembentukan
Pembentukan dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Pembentukan
biasanya dibarengi dengan pengisian. Pemilihan bahan isian harus
menyesuaikan dengan kreasi bentukan, sehingga tidak terjadi isian keluar atau
meleleh dari roti atau hal-hal lain yang mebuat buruk penampalan roti
G. Fermentasi
proses ini terjadi proses perombakan gula oleh yeast (Saccharomyces
cereviceae), sehingga terbentuk gas CO2, alkohol dan asam-asam organikl yang
17
menimbulkan bau khas. Gas CO2 yang terbentuk akan terlihat dari adonan yang
mengembang, begitu pula alkohol dan asam-asam organik tercium dari baunya
yang khas. Karbohidrat yang ikut terfermentasi adalah pati dari terigu serta gula
pasir yang ditambahkan. Jika di dalam resep terdapat gula biang, maka gula biang
(sari manis) ini tidak ikut terfermentasi, karena sari manis bukanlah senyawa
karbohidrat.
1. Pemanggangan/Baking
Pemanggangan atau baking merupakan salah satu dari beberapa proses
pengolahan yang menggunakan udara panas untuk mengubah mutu makanan.
Proses ini merupakan proses yang melibatkan transfer dan masa dimana
perpindahan panas terjadi terhadap makanan melalui udara panas dan
permukaan dalam oven.
Pemanggangan dilakukan dengan teknik pengolahan suhu
tinggi,pengolahan suhu tinggi sering diistilahkan dengan proses
thermal,yaitu proses pengawetan pangan yang menggunakan panas untuk
menonaktifkan bakteri.
Setelah melalui final proofing, adonan siap panggang. Pada 5-7 menit
pertama volume adonan masih mengembang dan akan terhenti saat suhu
pembakaran mencapai 65ºC, dimana pada suhu 65ºC sel-sel Saccharomyces
cereviceae akan berhenti bekerja.Pada saat volume adonan masih
mengembang di menit-menit awal pembakaran, sebaiknya oven tidak dibuka
dulu, untuk menghindari adonan menjadi “kolaps” atau adonan menjadi
18
Mutu adalah suatu nilai atau keadaan sementara. Pengertian lain tentang
mutu dapat dikemukakan oleh para ahli dilihat dari sudut pandang yang
berbeda. Pada hakikatnya pengertian mutu tersebut sama dan memiliki
elemen-elemen berikut: