D4 MANAJEMEN PERHOTELAN
MAKANAN
MENGANDUNG RAGI
MAKANAN MENGANDUNG RAGI
1. PENGERTIAN RAGI/YEAST
Ragi atau dikenal juga dengan sebutan ‘Yeast’. Ragi atau fermen merupakan zat yang
menyebabkan fermentasi. merupakan mikroorganisme yang akan bekerja bila ditambahkan
dengan gula dan kondisi suhu yang hangat. Kandungan karbondioksida yang dihasilkan
akan membuat suatu adonan menjadi mengembang dan terbentuk pori-pori. Dalam
pembuatan roti, sebagian besar ragi berasal dari mikroba jenis saccharomyces cerevisiae.
Pada umumnya ragi menjadi salah satu bahan penting dalam membuat makanan. Seperti
tape, roti, acar, tempe, bir sake dan sebagainya.
Jadi makanan yang mengandung ragi adalah makanan yang dalam proses
pengolahan atau pembuatannya menggunakan ragi sebagai bahan tambahan yang berfungsi
sebagai penambah rasa dan aroma, supaya makanan mudah dicerna, Membentuk tekstur
makanan yang empuk, dan menyehatkan. Sedangkan Fungsi ragi pada roti adalah
memproduksi karbondioksida sehingga membuat adonan naik, sumber pematang adonan,
mengembangkan rasa pada saat fermentasi dan memperkuat adonan roti.
Adonan beragi adalah adonan yang menggunakan sedikit bahan air (hanya untuk
menyatukan bahan yang satu dengan yang lainnya) dan menggunakan ragi dalam proses
pembuatan adonan/pegolahan memerlukan proses Fermentasi, contohnya: adonan roti,
Puff, Danish dll.
2. KLASIFIKASI RAGI/YEAST
Berdasarkan jenisnya ragi terdiri atas 3 macam yaitu:
a. Ragi basah/ ragi segar (fresh yeast)
Seperti namanya, ragi jenis ini memiliki kandungan air
cukup tinggi yaitu 70%, yang mengakibatkan umur
simpannya menjadi singkat. Ragi ini harus disimpan pada
suhu rendah, dan maksimal 1°C. Cara menggunakannya
yaitu dengan diremas-remas terlebih dahulu, lalu
dicampur ke dalam adonan roti.
b. Ragi koral (active dry yeast)
Ragi ini berupa butiran kering dengan aroma
yang khas. Dimana kadar airnya 7,5% - 9%. Ragi
jenis ini akan berfungsi setelah dilarutkan ke dalam
air hangat kuku selama 10-30 menit dengan
perbandingan 1 bagian ragi dengan 4 bagian air.
3. CIRI-CIRI RAGI
a. Ciri – ciri ragi yang masih baik adalah:
1) Apabila diraba terasa dingin
2) Berwarna krem
3) Butir-butir kecil dan bersih
4) Berbau sedap separti buah apel yang masak
b. Ciri – ciri ragi kurang baik adalah:
1) Berwarna cerah
2) Kering,beremah
3) Kalau diraba terasa agak hangat
4) Berbau tidak enak
c. Ciri – ciri ragi yang sudah rusak yaitu:
1) Warnanya cokelat
2) Butir-butirnya lembek
3) Agak sedikit lengket
4) Berbau tidak enak
2. Timbangan
Timbangan harus tepat untuk mengukur semua bahan, tanpa
timbangan yang tepat tidak akan menghasilkan produk yang baik.
3. Gelas ukur
Berupa ukuran dalam bentuk cup untuk ketepatan menakar bahan cair,
digunakan dalam satuan millimeter atau cc.
4. Meja kerja
Sebuah tempat yang datar sangat/diperlukan untuk menguli,
mengaduk dan membentuk adonan.
5. Ballon whisk
Ballon whisk digunakan untuk mengocok putih telur, meringue,
dan whipped cream karena dapat dengan cepat membuat adonan
menjadi kaku.
8. Oven
Alat ini merupakan alat yang sangat penting dalam bakery.
Berfungsi mematangkan produk hingga siap untuk disajikan.
9. Kompor
Kompor adalah alat pemanas yang digunakan untuk
memanaskan Hidangan atau bahan –bahan tertentu yang perlu
untuk dipanaskan terlebih dahulu.
11. Stainer
Ada beberapa saringan, diantaranya saringan tepung. biasanya
terbuat dari stainless stell dan digunakan untuk menyaring tepung
atau bahan lainnya yang berbentuk bubuk.
12. Pastry brushes
Digunakan untuk mengoles telur pada permukaan roti atau juga
untuk mengoles
galzing jelly dan lainnya.
7. TEKNIK MEMBUAT
Proses pembuatan produk beragi (roti) :
a. Metoda cara cepat (Straight Dough Method)
Dalam pembuatan rti metode ini, semua bahn diaduk menjadi satu dan kemudian
difermentasikan. Waktu fermentasikan. Waktu fermentasi bisa bervariasi antara 2-3
jam. Setelah fermentasi kira-kira 80 %, adonan dikempeskan, kemudian dibulatkan
kembali dan fermentasi dilanjutkan.selanjutnya adonan dibentuk sesuai
peruntukannya. Roti yang dihasilkan dengan metode ini tidak sehalus dan tidak
seharum roti yang dihasilkan dengan metode biang (sponge and dough method).
b. Sponge and dough method (pembuatan roti metode biang)
Pembutan roti metode biang ini, terdiri dari 2 kali pencampuran dan 2 kali
fermentasi.sebgaian bahan dicampur membentuk biang (sponge) dan difermentasikan
selama 3-6 jam. Selanjutnya biang dijampur dengan bahan lainnya membentuk adonan
(dough). Setelah adonan kalis sempurna, adonan difermentasikan dengan waktu yang
lebih pendek (20-30 menit ). Roti yang dihasilkan dengan motode ini bertekstur halus
dan harum.
Adapun langkah umum untuk membuat adonan dengan menggunakan ragi adalah:
a. Kalau sudah terbukti aktif, larutan ragi siap dicampurkan ke adonan untuk tahap
pengembangan. Ragi bertugas untuk mengubah komponen dalam karbohidrat
(misalnya terigu) menjadi karbondioksida.Karbondioksida inilah yang membuat roti
bisa mengembang dan mekar.
b. Ketika selesai diuleni, adonan akan dibiarkan dalam suhu ruang hingga mengembang.
Proses ini disebut proofing, yakni proses pengecekan apakah ragi bisa aktif bekerja
atau tidak. Kalau adonan bisa mengembang, maka proses proofing dinilai berhasil.
c. Setelah terlihat mengembang, adonan ini akan dikempiskan lalu didiamkan lagi hingga
mengembang. Nah proses proofing kedua ini berfungsi untuk membentuk adonan roti
sesuai keinginan.
d. Setelah mengembang lagi, adonan roti ini siap dimasukkan dalam oven. Suhu panas
dalam proses pemanggangan ini dapat mematikan ragi, lho. Tapi jangan khawatir
karena dengan matinya ragi, maka proses pengembangan pun selesai dan hasilnya
adalah roti bertekstur empuk seperti spons. Nah, tekstur spons adalah salah satu bukti
aktivasi ragi. Tekstur ini merupakan “jejak” gelembung-gelembung udara
(karbondioksida) yang berfungsi untuk mengembangkan roti.
8. TUGAS
1. Cari masing-masing 3 resep kue lengkap dengan gambar dan cara membuatnya,
menggunakan jenis ragi yang berbeda!
2. Identifikasi apa jenis ragi yang digunakan dalam setiap resep tersebut !
3. Tetapkan apa metode pengolahan yang digunakan, untuk setiap resep !
4. Buat dalam bentuk file pdf, kemudian kirimkan ke e learning 2