Disusun oleh:
Poppy Lukytasari
240210130045
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Produk kue dan roti merupakan salah satu produk olahan makanan yang
cukup digemari oleh masyarakat. Bahan yang digunakan dalam pembuatan kue
pada umumnya adalah, tepung, air, gula, mentega dan ragi (roti).
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan
pemanggangan dalam oven. Bahan dan proses yang dilaluinya membuat roti
memiliki tekstur yang khas.
Ada bermacam-macam roti di dunia ini, namun sebenarnya roti dibagi
menjadi tiga keluarga besar. Yaitu :
- roti (bread)
- cake (cake)
- kue kering (cookies)
- Puff Pastry
Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk bakery seperti
roti adalah tepung. Ada banyak jenis tepung yang beredar dipasaran, namun
sebenarnya tepung dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu tepung berprotein
dan tepung tidak berprotein.Tepung berprotein inilah yang disebut sebagai tepung
terigu, sedangkan tepung yang tidak berprotein misalnya tepung maizena, tepung
tapioka.Terigu merupakan satu-satunya tepung yang dapat digunakan untuk
membuat kerangka adonan. Hal ini dikarenakan terigu mengandung suatu
komponen protein yang disebut sebagai gluten.
1.2
Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bahan beserta fungsinya dalam
BAB II
ISI
2.1
2.1.1
Tepung Terigu
Tepung merupakan bahan utama dalam pembuatan roti. Ada banyak
tepung yang beredar di pasaran, namun sebenarnya tepung dibagi menjadi dua
keluarga besar, yaitu keluarga besar tepung yang berprotein (mengandung
GLUTEN), dan keluarga tepung yang tidak mengandung protein.
Tepung yang mengandung protein ini dikenal sebagai tepung terigu.
Terigu adalah satu-satunya tepung yang dapat dipakai untuk membuat roti karena
unsur GLUTEN sebagai pembentuk kerangka roti. Tepung yang tidak berprotein
digunakan untuk merenyahkan dan melembutkan roti.
Contoh tepung ini adalah tepung Maizena, tepung Tapioka, tepung Sagu,
dan lainnya. GLUTEN merupakan protein yang tidak larut dalam air. Sifatnya
elastis seperti karet, semakin tinggi kadar GLUTEN dalam tepung maka semakin
melar, padat,dan mahal harganya. Pemilihan terigu yang tepat akan menghasilkan
roti yang lezat.
Untuk ROTI gunakan terigu yang berprotein tinggi
- Kereta Kencana (GLUTEN = 12 %)
- Kereta Kencana Emas (GLUTEN = 14 %)
Untuk CAKE gunakan terigu yang berprotein rendah/sedang
- Roda Biru (GLUTEN = 9 %)
- Gunung Bromo (GLUTEN = 10 %)
Untuk KUE KERING gunakan terigu yang berprotein rendah
- Roda Biru (GLUTEN = 9 %)
- Dumas (GLUTEN = 9-10 %)
Bahan utama untuk membuat roti adalah tepung terigu yang diperoleh
dari Proses pengolahan gandum menjadi tepung / dari pengolahan biji gandum ini
dihasilkan 2 jenis tepung, yaitu tepung terigu putih dan tepung whole wheat
( gandum utuh ).
0 - 40 %
40 - 90 %
90 - 100 %
Pati tergelatinisasi.
Air
Air yang ditambahkan dalam adonan berperan sebagai media reaksi antara
2.1.3
Ragi
Fermentasi
Suhu paling baik untuk menyimpan ragi basah adalah sekitar 6 C. Suhu
dibawah 25 C menurunkan aktifitasnya. Untuk adonan roti dan pastry yang
diperlambat dan diproduksi dengan menggunakan ragi, diperlukan suhu 6 C.
Ragi tidak boleh berhubungan langsung dengan garam, gula, lemak atau
asam, karena akan menghambat aktifitas ragi, Bahan-bahan untuk pembuatan roti
harus dipisahkan pada waktu penimbangan. Oleh karena itu predough atau adonan
awal dibuat dengan ragi, air, dan tepung dengan perbandingan tepung terhadap
air 100 : 60. ini berarti untuk 1 kg tepung ditambah 600 g cairan. predough
(adonan awal) seharusnya memiliki suhu 28 C dan dibiarkan sampai turun,
biasanya sekitar 30 menit sebelum ditambahkan ke adonan utama. Keuntungan
menggunakan cara ini , ragi dapat dipenuhi kondisi kehidupannya. Prosedur ini
biasanya digunakan pada adonan yang kaya yang memiliki kandungan lemak dan
gula tinggi, serta jumlah telur yang banyak. prosedur predough ini berguna untuk
tepung dengan kadar protein tinggi (bisa dirusak atau dilemahkan). Di samping itu
rasa, dan pembentukan kulit yang crispy (renyah) dapat ditingkatkan seperti
baguette.
Retardasi (retardation), yang dimaksud adalah metode atau cara
memperlambat laju fermentasi ragi pada adonan roti atau pastry. tujuannya untuk
mencegah produck menjadi kering, dan dengan demikian produsen dapat
menyediakan/memproduksi roti segar sepanjang hari dan menjualnya ke
pelanggan dalam keadaan hangat. Metode ini mengurangi biaya tenaga kerja
karena produk dapat dihasilkan dari pagi hingga siang hari dalam jumlah besar,
mengurangi lembur malam, dan menghindari dari memulai kerja pagi sekali.
Produk-produk yang diretardasi/diperlambat hanya menggunakan bread improver
khusus. Kebanyakan zat yang menyebabkan perlambatan dikombinasi dengan
sistem kemudi termostatik. Mereka mampu menyelesaikan waktu perlambatan
dan dipanaskan mencapai suhu pengembangan adonan.
24 C - 30 C
Kisaran suhu tersebut di beberapa kasus sangat cocok, tetapi kadang dapat
28 C - 30 C
38 C - 40 C
juga bervariasi. Hal ini tergantung pada kondisi Iklim, jenis produk, jumlah ragi,
lama fermentasi, dan jenis mikser.
Jenis Jenis Ragi roti pada umumnya terbagi dalam 3 jenis, yakni fresh
yeast/ragi basah (compressed yeast), instant dry yeast dan active dry yeast.
1. Fresh Yeast/Ragi Basah (Compressed Yeast)
Ragi jenis ini memiliki kadar air sekitar 70%, sehingga harus
disimpan pada suhu 20 -50C untuk mencegah hilangnya daya pembentuk
gas. Setelah kemasan dibuka, umumnya ragi jenis ini tidak akan bertahan
lama, hanya sekitar 2-3 hari dengan catatan tetap disimpan dalam suhu
rendah. Ragi ini juga lebih sensitif terhadap garam sehingga harus
dipisahkan selama pengadukan. Keunggulan fresh yeast adalah lebih
toleran terhadap air dingin/es, lebih mudah larut, terutama dalam proses
pengadukan singkat, serta memiliki aroma khas yang tidak bisa didapatkan
pada ragi jenis lain.
2. Instant Dry Yeast/Ragi Kering Instan
2.1.4
Risidu gula yang tidak habis dalam proses fermentasi akan memberikan rasa
manis dan warna kecoklatan (golden brown) pada roti. Jumlah gula untuk
fermentasi 2%. Gula juga berperan pada proses pewarnaan kulit (karamelisasi
gula) pda pembakaran di oven pada temperatur 150C. Gula juga bersifat
pengawet (preservative) atau meningkatkan daya simpan roti. Pemakaian gula
lebih dari 8% pada roti tawar akan memberikan sifat empuk yang berlebihan
sehingga bentuk roti tidak tegar, sedangkan pada roti manis sifat empuk terjadi
pada kadar gula 15% ke atas. Peningkatan jumlah gula dalam adonan harus
Pengembang
Baking Soda
Sering disebut juga soda kue. Baking soda sebenarnya nama lain dari
Baik baking soda ataupun baking powder adalah bahan pengembang yang
ditambahkan ke dalam adonan kue sebelum dimasak untuk menghasilkan gas
karbon dioksida yang dapat mengembangkan kue. Baking powder mengandung
baking soda, tetapi kedua bahan tersebut digunakan dalam kondisi yang berbeda
(Sekarsari, 2009).
Baking Powder
Baking powder biasanya digunakan sebagai pengembang (leavening
agent) cake, bolu panggang, bolu kukus, cup cake dan pancake. Komposisi kimia
dari baking powder adalah campuran sodium bicarbonat, sodium alumunium
fosfat, dan monocalcium fosfat. Baking powder juga berisi inert seperti pati.
Bahan berisi fat inert ini sengaja dicampur untuk menjaga agar komponen bahan
baking powder tetap dalam keadaan baik. Dari sisi kehalalan komposisi baking
powder tergolong aman. Seperti halnya baking soda, cara kerja baking powder
adalah akan mengeluarkan gas karbondioksida saat bertemu dengan cairan dan
terkena panas.
Kebanyakan komersial bubuk baking powder tersedia terdiri dari
komponen basa (biasanya baking soda), satu atau lebih asam garam, dan inert pati
(tepung jagung dalam banyak kasus, meskipun tepung kentang juga dapat
digunakan). Baking soda adalah sumber karbon dioksida, dan reaksi asam-basa
lebih akurat digambarkan sebagai dekomposisi diaktifkan asam soda kue, yang
dapat secara umum digambarkan sebagai
NaHCO3 + H+ Na+ + CO2 + H2O
Inert pati yang memiliki beberapa fungsi dalam baking powder. Terutama
digunakan untuk menyerap kelembaban, dan dengan demikian memperpanjang
hidup dengan menjaga rak serbuk-serbuk alkali dan asam komponen dari reaksi
premature (Sekarsari, 2009).
Ada dua jenis baking powder yang tersedia antara lain:
1. Single-acting baking powder. Single-acting baking powder akan bersifat aktif
jika dicampur dengan air dan bereaksi hanya dalam satu tahap saja, Single-
acting baking powder yang biasa disebut baking powder saja diaktifkan oleh
cairan adonan, jadi adonan dengan bahan ini harus segera dipanggang
sesudah pengadukan/pencampuran/mixing
2. Double-acting powders atau biasa disingkat BPDA (baking powder double
action) bereaksi dalam dua tahap dan dapat bertahan beberapa saat
(menunggu giliran) sebelum dipanggang. Reaksi pertama adalah ketika
baking powder ditambahkan ke adonan dan menjadi terbasahi. Asam bereaksi
dengan soda menghasilkan gas karbondioksida. Reaksi ke dua terjadi saat
adonan diletakkan di dalam oven. Sel-sel gas mengembang dan menyebabkan
adonan naik. Karena reaksi yang terjadi ada 2 tahap itulah adonan bisa
mengantri di luar oven selama kurang lebih 15-20 menit tanpa kehilangan
daya kembangnya.
2.1.6
Lemak
Dalam adonan roti penggunaan lemak dalam jumlah tertentu dapat
menghasiklan tekstur daging roti yang lebih lembut. Kadar lemak yang tinggi
menghasilkan kulit yang sangat lembut dan memiliki efek Shortenng pada daging
roti, juga pengaruh pemangganggan pada roti yang lebih baik.
Jumlah lemak yang ditambahkan pada adonan roti bervariasi yaitu 2 - 6
%. Jumlah ini bisa lebih banyak untuk adonan manis dan produk-produk yang
dibuat dari adonan tersebut. Beberapa jenis lemak dan campuran lemak yang
digunakan dalam Bakery diantaranya :
1. Mentega (butter) : Terbuat dari lemak hewani, mengandung 82 % lemak susu
dan 16 % air. Ada 2 jenis mentega, yaitu mengandung garam (asin) dan tidak
mengandung garam (tawar). Mentega yang mengandung garam sebaiknya
hanya digunakan untuk adonan yang berair (batter), dough (kenyal), dan pasta
(paste). Mentega putih (shortening/coumpound fat) : Lemak yang padat,
terbuat dari 100 % lemak/minyak sayuran (vegetable oil), seperti minyak
kelapa sawit, minyak biji kapas atau minyak , dibuat sebagai pengganti lemak
hewani (lard). Karena murni terbuat dari lemak/minyak nabati dan tidak
mengandung air, Mentega putih merupakan bahan pengempuk adonan
,namun kekurangangnya tidak memiliki rasa (hambar)Jika ingin
menggantikan shortening dengan mentega, perhatikan komposisi
Telur
Salah satu bahan yang penting dalam pembuatan roti adalah telur. kuning
jika diangkat. Dengan campuran telur didalam adonan maka crumb ( daging roti
memiliki sel yang sangat seragam dan tekstur yang halus
Telur yang duigunakan dalam pabrik roti selalu telur ayam namun, telur
harus disimpan tersendiri dari produk mkanan atau bahan mentah lain supaya
tidak terkontaminasi baktery salmonella.
Kualitas telur adalah :
2.1.8
Susu
Di dalam adonan roti, susu berfungsi sebagai cairan yang mengandung air
dan lemak juga memberikan cita rasa gurih dan membuat tekstur roti lebih lembut
A. Jenis susu
1. Whole milk ( susu utuh ) : disebut juga susu full cream susu yang belum
dipisahkan lemaknya
2. Pasteurized milk ( susu pasteurisasi ) : Susu yang dipanaskan mencapai
70 C dan cepat didinginkan lagi hal ini menghilangkan bakteri berbahaya,
seperti bakteri E. coli dan enzim tanpa mengurangi nilai gizi pada susu.
3. Homogenized milk ( susu homogenisasi ) : Biasanya dikombinasi dengan
susu pasteurisasi, homogenisasi berarti percikan-percikan lemak dari susu
di sebar secara merata pada cairan, oleh karena itu pemisahan lemak dalam
susu dicegah, susu homogen dapat disimpan dalam kondisi tidak di
dinginkan sampai 6 bulan.
4. Skimmed milk (susu skim) : Merupakan produk samping dari pemisahan
butterfat ( lemak dan mentega ) dari susu utuh / susu full cream, sehingga
bebas dari lemak.
Beberapa zat substansi yang terkandung dalam susu yang mempunyai
pengaruh dalam adonan yaitu :
Gula susu tidak dapat dikonsumsi oleh ragi tetapi mempengaruhi warna ,
roti cake yang menjadi kecokelatan, terutama susu skim menghasilkan kulit yang
enak dan renyah , aroma produk yang dipanggang dan tekstur daging roti yang
lembut, nilai gizi susu juga ditingkatkan dengan adanya-adanya substansisubstansi ini dan vitamin yang larut.
2.1.9
Bread Impover
Bread improver adalah bahan-bahan yang dapat membantu meningkatkan
kualitas roti dan ditambahkan kedalam adonan, substansi zat yang dapat
membantu proses pebuatan roti, dalam hal memproduksi dan menahan gas (gas
production & gas retention) dalam dough disebut dough conditioner, gluten
conditioner, gluten modifyng agent, flour treatment agent.
Semua proses pembuatan roti mengalami modifikasi gluten untuk
memperbaiki elastisitas dan dayatahan adonan, perubahan ini terjadi secara alami
pada pematangan adonan selama proses fermentasi (bulk fermentation). Gluten
modifyng agent ( penguat dan pelunak gluten), dapat ditambahkan untuk
memperbaiki perubahan ini dan penguat gluten merupakan bahan tambahan
penting dalam proses adonan cepat (Anonim, 2008).
Bread improver merupakan bahan tambahan yang dikembangkan untuk
mempercepat proses, dan mengurangi berbagai kendala dalam pembuatan roti.
Zaman dahulu proses pembuatan roti identik dengan proses fermentasi yang
panjang, kini dengan adanya penambahan bread improver dalam adonan
memungkinkan para baker memproduksi roti dengan kualitas yang baik dalam
waktu yang singkat. bread improver mampu mengembangkan adonan dengan
cepat mengurangi waktu fermentasi yang lama, bahan ini akan menghasilkan roti
dengan kulit dan struktur crum ( daging roti ) yang bagus, volume yang bagus
serta memperpanjang umur simpan ( shelf life )
a. Fungsi bread improver
2.
3.
4.
lechitin.
2.1.10 Bahan Tambahan Cake
1. Cake Emusifier
Cake Emulsifier adalah bahan tambahan untuk mengembangkan dan
menstabilkan adonan cake. Bentuknya seperti jelly dan biasanya berwarna kuning.
Penggunaan Cake emulsifier pada adonan akan meningkatkan volume cake,
mengawetkan, dan memungkinkan semua bahan diaduk sekaligus. Semua jenis
cake emulsifier ini terbuat dari gula bit atau dari gula tebu yang diextrasi.
2. Cake Softener
Cake Softener adalah bahan tambahan untuk melembutkan tekstur dari
cake. Bentuknya seperti tepung, warnanya kekuning-kuningan dan cara
pemakaiannya dicampurkan pada tepung. Kurangi tepung terigu sebanyak 30 %
dan ganti dengan Cake Softener.
3. Cream of Tartar
Cream of tartar dalah bahan yang digunakan untuk mengatur keasaman
dalam bahan pengembang Cream of tartar merupakan garam potassium (kalium)
dari asam tartaric, yang berbentuk kristal atau powder, sehingga memiliki nama
kimia sebagai potassium tartaric acid, atau potassium hydrogen tartrate dan
potassium bitartrate. Berfungsi untuk mengeluarkan gas karbon dioksida sehingga
menghasilkan volume roti yang baik. Selain itu memiliki fungsi untuk mengatur
taste pada icing sugar, digunakan pada produk-produk baking, crackers. Dari
segi kehalalannya, bahan ini dapat berasal dari pembuatan minuman beralkohol
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan yang didapatkan dari makalah ini antara lain:
diantaranya adalah tepung terigu, air, ragi, gula, garam dan pengembang.
Glutenin dan gliadin merupakan protein pada tepung terigu yang berfungsi
mengembang).
Ragi berfungsi untuk mengembangkan adonan, membangkitkan aroma dan
DAFTAR PUSTAKA