Disusun oleh :
Muhamad Maftuh Ihsan
240210130043
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
JATINANGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah mendeskripsikan dan
menjelaskan jenis dan karakteristik bahan-bahan pembuatan roti dan kue, serta
mekanisme yang terjadi selama pengolahan roti dan kue.
BAB II
ISI
Roti adalah produk makanan yang terbuat dari fermentasi tepung terigu,
air, dengan ragi atau bahan pengembang lain, kemudian dipanggang. Sedangkan
kue adalah produk yang terbuat dari adonan dari bahan utama mentega,
margarine, telur, gula pasir, tepung terigu medium wheat white, susu, tbm, dan
sebagainya (Koswara, 2009). Perbedaan roti dan kue yaitu dalam pembuatan roti
digunakan ragi, sedangkan kue tidak . Bahan baku memegang peranan dalam
pembuatan roti dan kue, berikut bahan baku pembuatan roti dan kue beserta
fungsinya:
1. Tepung terigu
Tepung terigu diperoleh dari pengolahan biji gandum yang sehat dan telah
dibersihkan. Tepung terigu hasil penggilingan harus bersifat mudah tercurah,
kering, tidak mudah menggumpal jika ditekan, berwarna putih, bebas dari kulit,
tidak berbau asing seperti busuk, tidak berjamur atau tengik, juga bebas dari
serangga, tikus, kotoran, dan kontaminasi benda-benda asing lainnya. Yang harus
dipertimbangkan adalah terutama kadar protein tepung terigu dan kadar abunya.
Kadar protein mempunyai korelasi yang erat dengan kadar glutein, sedangkan
kadar abu erat hubungannya dengan tingkat dan kualitas adonan (Mudjajanto dan
Yulianti, 2004). Tepung terigu dapat dibentuk menjadi sebuah adonan yang
memiliki tekstur viskoelastis. Tekstur adonan tepung terigu yang viskoelastis
disebabkan dari pembentukan protein gluten. Sehingga tepung terigu dapat
meningkatkan volume dan menghasilkan tekstur yang baik dalam pembuatan roti.
Tepung terigu mengandung vitamin B1, B2, niasin, serta Fe.
Berdasarkan kandungan proteinnya, terigu dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu:
a. Tepung terigu dengan kandungan protein tinggi (Hard Flour). Tepung ini
memiliki kandungan protein antara 12%-14% yang sangat baik untuk
pembuatan aneka macam roti dan cocok untuk pembuatan mie karena
memiliki tingkat elastisitas dan kekenyalan yang kuat sehingga mie yang
dihasilkan tidak mudah putus.
b. Tepung terigu dengan kandungan protein sedang (Medium Flour). Tepung
ini biasanya disebut dengan all purpose flour karena memiliki kandungan
protein antara 10%-11.5% yang cocok digunakan untuk pembuatan aneka
cake, mie basah, pastry, dan bolu.
c. Tepung terigu dengan kandungan protein rendah (Soft Flour). Tepung terigu
dengan kandungan protein 8%-9.5% ini tidak memerlukan tingkat
kekenyalan namun tingkat kerenyahan sehingga cocok untuk pembuatan
cookies, wafer, dan aneka gorengan.
Tepung terigu memiliki komponen penting dalam pembuatan roti dan kue,
diantaranya:
Karbohidrat
Karbohidrat pada tepung terigu berkisar 70-73%. Karbohidrat pada tepung
Protein
Selain karbohidrat, tepung terigu juga mengandung protein yang dapat
bersifat kasar, tidak larut air, dan larut dalam lingkungan asam. Sedangkan gliadin
bersifat larut air, elastis, dan lemas. Tepung terigu yang dicampur dengan air akan
membentuk gluten yang menggumpal serta elastis. Pengelompokan tepung terigu
berdasarkan kandungan proteinnya :
Pasta
: 14-16%
Hard
: 12-14%
All Purpose: 10-13%
Soft
: 8-10%
Protein gliadin dan glutenin yang terhidrasi kemudian menyatu
membentuk gluten. Gluten yang terbentuk berfungsi untuk menahan gas CO2 yang
dihasilkan dalam proses fermentasi. Gluten mengandung 75-85% protein dan 910% lemak. Lemak gluten akan terikat pada protein ketika terbentuk adonan.
Sedangkan protein albumin dan globulin berbentuk protein kasar. Adonan
merupakan sebuah system yang kompleks terdiri dari pati, gula, protein, ragi,
garam, asam, gas, zat volatile, dan lemak.
2. Bahan Pengembang
Pengembang
merupakan
bahan
kimia
yang
digunakan
untuk
Mengembangkan adonan
Reaksi oleh baking soda cukup lambat dan meninggalkan after taste yang
pahit. Rasa pahit berasal dari garam basa yang mengandung gugus OH-.
Kandungan Na yang bereaksi dengan asam lemak dapat membentuk rasa seperti
sabun (soapy taste). Penambahan baking soda dapat menyebabkan alkalitas yang
berlebihan pula sehingga berpengaruh pada warna produk yang kekuningan.
Suasana alkali juga dapat merangsang reaksi Malliard. Reaksi baking soda
dengan asam dapat menghasilkan reaksi berikut :
HX + NaHCO3 CO2 + H2O + NaX
-
Baking powder
Reaksi yang terjadi apabila baking powder dicampurkan dengan reakstan
3. Air
Air dalam pembuatan roti berfungsi sebagai pelarut semua bahan menjadi
adonan yang kompak. Protein bereaksi dengan air membentuk gluten. Karbohidrat
tepung bereaksi dengan air dibantu oleh panas sekitar 64oC atau lebih. .Air
berubah menjadi uap di dalam oven, menyebabkan pengembangan roti menjadi
pori-pori dari remah. Persyaratan air untuk roti adalah pH netral, kandungan
mineral normal (hardness 150-300 ppm) dan layak untuk air minum.
Menurut U.S. Wheat Associates (1983), dalam pembuatan roti, air
mempunyai banyak fungsi. Air memungkinkan terbentukna gluten, berperan
mengontrol kepadatan adonan, melarutkan garam, menaham dan menyebarkan
bahan-bahan bukan tepung secara seragam, membasahi dan mengembangkan pati
serta menjadikannya dapat dicerna. Air juga memungkinkan terjadinya kegiatan
enzim. Dalam pembuatan roti, air akan melakukan hidrasi dan bersenyawa dengan
protein membentuk gluten dan dengan pati membentuk gel setelah dipanaskan.
Disamping itu juga berfungsi sebagai pelarut garam, gula, susu, dan sebagainya.
Jumlah air yang digunakan tergantung pada kekuatan tepung dan proses
yang digunakan. Faktor-faktor yang terlibat pada proses penyerapan air antara lain
macam dan jumlah protein serta sebanyak 45.5 persen air akan berikatan dengan
pati, 32.2 persen dengan protein dan 23.4 persen dengan pentosan. Banyaknya air
yang dipakai akan menentukan mutu dari roti yang dihasilkan. Air adalah bahan
yang terpenting dalam proses pembuatan roti, karena hanya dengan air
dimungkinkannya terjadi suatu adonan roti.
Adapun macam-macam air sebagai berikut :
a) Air Lunak
0 50 ppm mineral
b) Air sedang
c) Air sadah
d) Air Alkali
4. Yeast food
Yeast food merupakan produk campuran garam anorganik dengan tepung
terigu sebagai bahan pengisi garam ammonium, kalsium, bromate, dan sulfat.
Efek yeast food yaitu menyokong daya kerja ragi (garam ammonium sebagai
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Roti adalah makanan yang terbuat dari tepung terigu, air, dan ragi yang
pembuatannya melalui tahap pengulenan, fermentasi (pengembangan), dan
menghasilkan CO2
Air dalam pembuatan roti berfungsi untuk membantu pembentukan gluten
dalam tepung,
Fungsi yeast food yaitu menyokong daya kerja ragi, memperkuat jaringan
gluten, dan memperbaiki kesalahan pemakaian air (adanya garam kalsium).
DAFTAR PUSTAKA
Brown, A. 2011. Memahami makanan: Prinsip dan persiapan. Belmont, Canada.
Koswara. S, 2009. Seri Teknologi Pangan Populer (Teori dan Praktek) : Teknologi
Pengolahan Roti. EbookPangan.com.
Mudjajanto, E. Setyo dan L. N. Yulianti. 2004. Membuat Aneka Roti. Penebar
Swadaya, Jakarta.
U.S Wheat Associates. 1983. Pedoman Pembuatan Kue dan Roti. Djambatan,
Jakarta.