TINJAUAN PUSTAKA
A. Mie Kering
Mie pada awalnya dibuat di daratan Cina sejak lebih dari 2000 tahun yang
lalu. Selanjutnya mie berkembang dan menyebar ke Jepang, Korea dan negara-
negara Asia Timur dan Asia Tenggara. Mie mulai dikenal dan berkembang di
daratan Eropa karena dibawa dari Cina oleh Marco Polo, sang pengembara dari
salah satu pangan alternatif pengganti nasi. Hal ini dikarenakan kandungan gizi
mie tidak kalah baiknya dengan nasi. Kandungan karbohidrat dalam 100 g mie
kering mengandung 76,3 g, angka ini lebih tinggi daripada kandungan karbohidrat
pada nasi yang sebesar 39,9 g (Dewi dkk, 2015). Hal ini tentu sangat
kering adalah mie yang telah mengalami pengeringan sampai kadar air mencapai
8 – 10% sehingga memiliki daya simpan selama ± 3 bulan, hal ini disebabkan
5
6
karena kandungan airnya rendah sehingga sulit untuk ditumbuhi jamur dan
a. Tepung Terigu
Tepung terigu merupakan tepung yang berasal dari bahan baku gandum
yang diperoleh dengan cara penggilingan gandum yang banyak digunakan dalam
industri pangan. Komponen yang terbanyak dari tepung terigu adalah pati, sekitar
70% yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan bagian
merupakan polimer α-(1->4) unit glukosa dengan rantai samping α-(1->6) unit
glukosa. Besarnya kandungan amilosa dalam pati ialah sekitar 20% dengan suhu
Tepung terigu merupakan bahan baku dalam pembuatan roti dan mie.
Keistimewaan terigu diantara serealia lain adalah adanya gluten yang merupakan
protein yang menggumpal, elastis serta mengembang bila dicampur dengan air.
sedang sekitar 10-11%. Tepung ini masih bisa digunakan untuk membuat
kue kering, namun lebih cocok digunakan untuk membuat kue yang
atau muffin.
Mutu tepung terigu ditentukan oleh setiap komposisi kimia yang ada
didalamnya. Adapun komposisi kimia tepung terigu protein tinggi dapat dilihat
pada Tabel 1.
8
Gluten terdapat pada tanaman ceral atau grains seperti biji gandum yang
memiliki struktur utama terdiri dari protein kompleks. Gluten adalah massa
membentuk dasar struktur lunak mie. Sifat itu disebabkan sifat gluten yang
terhidrasi dan mengembang bila tepung terigu dicampur dengan air (Winarno,
1997).
mie adalah gluten. Protein dalam tepung terigu untuk pembuatan mie harus dalam
jumlah yang cukup tinggi supaya mie menjadi elastis dan tahan terhadap
adalah kadar protein dan kadar abunya. Kadar protein mempunyai korelasi erat
9
dengan jumlah gluten, sedangkan kadar abu mempengaruhi warna mie yang
dihasilkan.
dalam biji gandum, bersama-sama dengan air dapat membentuk suatu substansi
yang dikenal dengan “gluten”. Gluten terbentuk dari gliadin dan glutenin yang
tiga dimensi yang kontinyu dan mampu memperangkap granula pati (Fennema,
1996). Struktur ikatan gluten dan air dapat dilihat pada Gambar 1.
dari asam glutamat, prolin dan sedikit lisin. Residu glutamin terkumpul dalam
melalui ikatan hidrogen. Glutenin tersusun oleh bagian (sub-unit) yang bervariasi
10
Disamping itu ikatan disulfida juga dapat terjadi didalam molekul bagian (sub-
unit) itu sendiri (Fennema, 1996). Kadar gluten dari terigu biasanya tergantung
jenis tepung sangatlah penting dalam pembuatan suatu jenis makanan. Tepung
b. Telur
yang lebih liat sehingga tidak mudah terputus-putus. Putih telur berfungsi untuk
mencegah kekeruhan mie pada waktu pemasakan. Penggunaan putih telur harus
terdapat lesitin. Selain sebagai pengemulsi, lesitin juga dapat mempercepat hidrasi
11
air pada tepung dan untuk mengembangkan adonan. Penambahan kuning telur
c. Garam
juga untuk memperkuat tekstur, membantu reaksi gluten dan karbohidrat dalam
mengikat air (Winarno dan Rahayu, 1994). Garam dapur juga dapat menghambat
aktivitas enzim protease dan amilase sehingga mie tidak bersifat lengket dan
d. Air
Selain itu, air berguna untuk melarutkan garam dan membentuk sifat kenyal. Air
yang digunakan sebaiknya memiliki pHantara 6-9. Semakin tinggi pH air, mie
yang dihasilkan tidak mudah patah. Air yang digunakan dalam pembuatan mie
sebaiknya memenuhi persyaratan air minum, seperti tidak berwarna, tidak berbau,
Untuk menghasilkan produk mie kering yang baik harus dilakukan tahapan
pembuatan yang tepat. Menurut Astawan (1999), tahapan pembuatan mie terdiri
dari tahap persiapan bahan dan tahap pembuatan mie sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
Tujuan dari tahap persiapan adalah agar terlaksana secara optimal, efektif dan
efisien. Tahap persiapan terdiri dari pemilihan bahan, persiapan alat, dan
Dalam persiapan bahan yang dilakukan adalah pemilihan bahan baku yang
berkualitas baik untuk membuat mie kering agar menghasilkan mie kering dengan
Alat yang akan digunakan dalam pembuatan mie kering harus diperhatikan
digunakan. Alat yang digunakan dalam pembuatan mie kering adalah timbangan,
a.3. Penimbangan
bahan yang akan digunakan dalam membuat mie kering sesuai dengan formulasi.
dihasilkan.
b.1. Pengadukan
kompak, penampilan mengkilat, halus dan elastis, tidak lengket, tidak mudah
terpisah, lunak dan lembut. Waktu pengadukan yang baik sekitar 15-25 menit.
Pengadukan yang lebih dari 25 menit dapat menyebabkan adonan menjadi rapuh,
keras dan kering. Pengadukan yang kurang dari 15 menit menyebabkan adonan
lunak dan lengket. Suhu adonan yang baik sekitar 25-40˚C. Suhu di atas 40˚C
menyebabkan adonan menjadi lengket dan menjadi kurang elastis. Suhu kurang
dari 25˚C menyebabkan adonan menjadi keras, rapuh dan kasar (Astawan, 1999).
14
pengepresan, gluten ditarik ke satu arah sehingga seratnya menjadi sejajar. Tujuan
proses ini adalah menghaluskan serat-serat gluten dan membuat adonan menjadi
lembaran. Serat yang halus dan searah akan menghasilkan mie yang elastis,
kenyal dan halus. Suhu juga mempengaruhi proses penekanan. Suhu yang
diharapkan sekitar 37˚C, di bawah suhu tersebut adonan menjadi kasar dan pecah-
ke dalam mesin pencetak mie (slitter) yang berfungsi mengubah lembaran mie
b.4. Pencetakkan
Pencetakan dengan loyang bertujuan agar mendapatkan bentuk mie yang seragam.
15
b.5. Pengukusan
a. Pati meleleh dan membentuk lapisan tipis (film) yang dapat mengurangi
c. Terjadi perubahan beta pati menjadi pati alfa yang lebih mudah
dimasak sehingga tekstur alfa ini harus dipertahankan dalam mie kering
dengan cara dehidrasi (pengeringan) sampai kadar air kurang dari 10%
(Astawan, 1999).
b.6. Pengeringan
Pengeringan merupakan suatu cara untuk mengurangi kadar air dari suatu
bahan dengan cara menguapkan sebagian besar air yang dikandungnya dengan
menggunakan energi panas. Pengeringan dilakukan pada mie yang telah dikukus
dengan suhu 60-70˚C sampai kadar airnya mencapai 10-12% (Astawan, 1999).
16
b.7. Pengemasan
dari kerusakan fisik akibat tekanan, melindungi produk dari cemaran, serta
dijadikan alat pemikat bagi pembeli. Kemasan dapat juga menjadi media
komposisi isinya. Pengemasan yang tepat, produk mie akan dapat dilindungi dari
umur simpannya. Hal yang terpenting pada kemasan adalah kemasan tidak boleh
mencirikan atau membedakan setiap satuan bahan atau produk yang erat
acuan dalam menentukan kualitas mie kering yang diolah oleh setiap industri
Sifat fisik mie kering meliputi sifat fisik tekstur dan warna yang
1. Tekstur
dengan jari (Kartika dkk, 1988). Pengujian tekstur mie kering dilakukan
bahan yang diuji, diukur sebagai respon bahan terhadap gaya yang
diberikan untuk menekan bahan hingga pecah. Makin besar gaya yang
2. Warna
Sifat kimia pada mie kering dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan.
Analisis proksimat dilakukan untuk mengetahui kadar air, kadar abu, kadar
1. Kadar air
(1999), mie kering adalah mie segar yang dikeringkan sampai kadar airnya
mencapai 8-10%.
20
2. Kadar abu
produk mie, maka mie yang dihasilkan semakin gelap warnanya. Selain
dan zat anorganik yang terkandung dalam produk dan tidak dapat dicerna
oleh tubuh. Abu merupakan residu mineral yang tersisa setelah proses
segar terbaik berdasarkan uji kesukaan yaitu mie segar substitusi tepung
3. Kadar protein
polipeptida. Setiap polipeptida terdiri dari rantai asam amino, yang satu
21
jaringan tubuh yang rusak dan produksi enzim pencernaan serta enzim
segar terbaik berdasarkan uji kesukaan yaitu mie segar substitusi tepung
4. Kadar lemak
kenampakan dan sifat lain yang ada pada suatu produk, baik lemak jenuh
maupun lemak tak jenuh. Selain itu lemak juga merupakan sumber energi
yang lebih efektif daripada karbohidrat dan protein. Satu g lemak dapat
produk menjadi tengik dan dapat membuat produk memiliki umur simpan
segar terbaik berdasarkan uji kesukaan yaitu mie segar substitusi tepung
karbohidrat, baik berupa gula sederhana maupun pati, pektin dan selulosa.
difference pada mie segar terbaik berdasarkan uji kesukaan yaitu mie segar
B. Growol
mempunyai rasa asam. Jenis makanan ini hanya dibuat di daerah Yogyakarta
selama 4 hari yaitu dengan cara merendam ketela yang telah dikupas dan diiris
kecil-kecil di dalam air selama 4 hari dan direndam, kemudian ditiriskan dan
fermentasi alami, berbagai jenis mikrobia yang tumbuh pada awal fermentasi
diikuti oleh Lactobacillus dan yeast sampai akhir fermentasi. Selama proses
fermentasi, bakteri asam laktat yang paling dominan tumbuh, bakteri tersebut
bersifat anaerob, amiliotik dan fermentatif. Jumlah bakteri asam laktat pada
mikroorganisme hidup dalam bahan pangan yang tercatat dalam jumlah cukup
kanker usus besar, dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah (Halim, dkk,
2013).
lebih putih dibandingkan warna tepung singkong biasa sehingga tepung yang
warna seperti pigmen pada singkong kuning dan protein yang dapat
menghasilkan tepung yang bertekstur halus, warna yang lebih putih dan aroma
singkong hilang (Salim, 2011). Sifat kimia tepung growol dapat dilihat pada
Tabel 3.
1. Ubi Kayu
Ubi kayu memiliki nama botani Manihot esculenta crantztapi lebih dikenal
dengan nama Manihot utilissima. Ubi kayu merupakan tanaman pokok yang
banyak dijumpai di Indonesia yang beriklim tropis. Ubi kayu merupakan tanaman
potensial, dimana ubi kayu ini masih dapat bereproduksi dan memberikan hasil
yang tinggi walaupun dalam keadaan lahan yang kurang baik. Umbinya banyak
diolah menjadi berbagai jenis produk makanan. Selain umbinya, daunnya juga
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Ubi kayu sebagai sumber energi yang kaya akan karbohidrat dapat diolah
menjadi tepung. Menurut Ginting (2002), tepung ubi kayu (cassava) dapat
terigu dengan tepung ubi kayu (cassava), karena tepung ubi kayu mempunyai
warna, tekstur, dan aroma yang menyerupai tepung terigu. Tepung campuran
tersebut dapat digunakan dalam pembuatan roti, kue, mie, dan produk makanan
ringan lain. Dengan berkembangnya pengolahan tepung ubi kayu dan teknologi
pengolahan tepung ubi kayu menjadi berbagai makanan, diharapkan tepung ubi
kayu dapat digunakan sebagai bahan baku dan substitusi tepung terigu. Adapun
komposisi kimia ubi kayu dapat dilihat dari Tabel 4, sedangkan tepung ubi kayu
Tabel 4. Daftar komposisi kimia ubi kayu per 100 g bahan basah
Komponen Komposisi
Kalori (kal) 146
Protein (g) 1,2
Lemak (g) 0,3
Karbohidrat (g) 34,7
Kalsium (g) 33
Fosfor (g) 40
Besi (mg) 0,7
Vitamin A (SI) 0
Vitamin B1 (mg) 0,06
Vitamin C (mg) 30
Air (g) 62,5
BDD (%) 75
Sumber : Anonim, (1996).
27
dengan pengupasan kulit ubi kayu, tahap ini bertujuan untuk memisahkan daging
umbi yang akan difermentasi sehingga kulit dan bagian yang tidak digunakan
seperti tangkai dan bagian yang rusak tidak menjadi sumber kontaminasi. Tahap
kedua ialah pencucian daging yang telah dikupas dan dihilangkan bagian-bagian
yang tidak terpakai, hal ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan lendir
yang masih menempel. Tahap pengecilan ukuran merupakan tahap yang bertujuan
ukuran ± 5 cm dengan ukuran kecil dapat dipastikan semua daging umbi terendam
liter air selama 5 hari secara aerob (tidak ditutup dengan rapat). Perendaman ini
28
dilakukan secara spontan yaitu fermentasi tanpa tambahan inoculum atau mikroba
sedangkan penyaringan dengan ayakan dan kain saring (kain blacu) bertujuan
untuk mengurangi serat kayu yang tidak hancur sehingga tepung yang dihasilkan
lebih halus. Pengurangan air pada bahan lebih optimal digunakan alat press
selama ± 6 jam dengan suhu 50˚C. Proses panjang tersebut diperoleh tepung
growol kering dan tahap terakhir dilakukan penggilingan yang bertujuan untuk
Gambar 2.
29
Ubi kayu
Kulit ubi kayu,
Pengupasan bagian ubi kayu
busuk, tangkai
Ubi kayu :
air1:3 b/v Perendaman selama 5 hari (aerob)
Penggilingan
Tepung Growol
C. Kacang Hijau
Kacang hijau (Vigna radiate) adalah sejenis palawija yang dikenal luas di
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum setelah kedelai dan kacang
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi sebesar 22%
dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.
2009). Komposisi kimia kacang hijau tanpa kulit dapat dilihat pada Tabel 6.
Sumber : Thirumaran dan Seralathan, (1987) dalam Kanetro dan Hastuti, (2006).
yang diperoleh dari biji tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L) yang sudah
dihilangkan kulit arinya dan diolah menjadi tepung. Komposisi asam amino
31
kacang hijau dalam bentuk tepung dibandingkan dengan standar FAO/WHO 1972
Tabel 7. Komposisi asam amino kacang hijau dalam bentuk tepung dibandingkan
dengan Standar FAO/WHO 1972
Asam Amino (mg/g Tepung Kacang Hijau Standar FAO/ WHO
protein)
Isoleusin 35 40
Leusin 73 70
Lisin 58 58
Metionin/ sisin 17 35
Fenilalanin 60 60
Teroin 36 40
Triptofan 11 10
Valin 41 50
D. Hipotesis