Tepung Terigu
Kadar protein yang ada pada tepung berkisar antara 11%-13% atau bisa
lebih. Dipasaran lebih dikenal dengan terigu Cakra Kembar. Tepung ini
diperoleh dari gandum keras (hard wheat). Tingginya protein
terkandung menjadikan sifatnya mudah dicampur, difermentasikan,
daya serap airnya tinggi,, elastis dan mudah digiling. Karakteristik ini
menjadikan tepung terigu hard wheat sangat cocok untuk bahan baku
roti, mie dan pasta.
2. Tepung Tapioka
Tepung Tapioka adalah granula pati yang banyak tedapat didalam sel umbi
ketela pohon.dalam sel pati selain terdapat karbohidrat yang merupakan
komponen utama juga terdapat protein, lemak, dan komponen-komponen
lain yang dengan jumlah yang relatif sedikit (Makfoeld,1997)
3. Air Alkali
Air yang digunakan dalam pembuatan mie instan adalah air alkali dimana
fungsi dari air alkali itu sendiri adalah untuk mempercepat terjadinya
gelatinisasi. Komposisi dari air alkali yaitu terdiri dari garam, pewarna
tartazine CI 19140, poliphosfat, potassium karbonat dan sodium karbonat
( 1990 ).
Natrium yang terkandung dalam mie yang berasal dari garam (NaCl) dan
bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah
natrium tripolifosfat (Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan
bagi penderita maag dan hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan
natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan
mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan
asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding
lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita
hipertensi, natrium akan meningkatkan tekanan darah karena
ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na+ dan K+) di dalam
darah dan jaringan (anonymousd,2009).
4. Air
Air merupakan cairan yang tidak berasa, berwarna bening, dan tidak
berbau. Pada keadaan suhu kamar yang normal, air akan berbentuk cair.
Pada keadaan tertentu air akan membentuk 3 titik keseimbangan yaitu :
Cair, padat, dan uap. Secara kimia air merupakan suatu zat organik yang
terdiri atas dua molekul hidrogen dan memiliki rumus molekul H2O
(Winarno,2002).
Secara umum bahan-bahan pengental dan pembentuk gel yang larut dalam
air disebut gum. Gum yang sebagian besar terdapat pada bahan alami
dibutuhkan sebagai bahan tambahan yang berfungsi sebagai pengental,
pembentuk gel, dan pembentuk lapisan tipis selain itu juga berfungsi
sebagi pembentuk suspensi, pengemulsi, pemantap emulsi
(Tranggono,1990)
Pengemulsi yang digunakan adalah CMC, yang memiliki sifat mudah larut
dalam air dan membentuk larutran koloid. Dalam pembuatan mie, CMC
berfungsi sebagai pengembang. Selain itu bahan ini juga mampengaruhi
sifat adonan dari produk, memperbaiki ketahanan terhadap air. serta
menjaga produk tetap empuk selama penyimpanan (Astawan,2003).
7. Pewarna
Suatu bahan yang bernilai gizi tinggi, enak dan bertekstur sangat baik,
akan tetap kurang peminatnya jika memiliki penampakkan yang kurang
menarik atau memiliki warna yang kurang enak dipandang serta untuk
menghindari kesan yang menyimpang dari warna yang seharusnya dari
makanan tersebut. Untuk itu ditambahkan pewarna tambahan pada
produk-produk makanan tersebut (winarno,1991).
Di dalam Tranggono dkk. (1990), FDA mendefinisikan pewarna tambahan
sebagai ‘pewarna atau zat warna atau bahan laim yang dibuat dengan cara
sintetik/kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewan atau sumber lain
yang diekstrak, diisolasi yang bila ditambahkan ke bahan makanan, obat
atau kosmetik, bisa menjadi bagian dari bahan tersebut’.
3. Pewarna alami
pewarna alami adalah zat warna alami (pigmen) yang diperoleh dari
tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral. Zat warna ini
umumnya dianggap lebih aman daripada zat warna sintetis, seperti annato,
karoten, dan klorofil sebagai sebagai sumber warna kuning alamiah bagi
berbagai jenis makanan. Sumber pewarna alami misalnya daun pandan,
daun suji, kunyit, dan sebagainya. Dalam daftar FDA pewarna alami dan
pewarna identik alami tergolong dalam “uncertified color additives”
karena tidak memerlikan sertifikat kemurnian kimiawi.
4. Pewarna sintetis
Dalam proses pengolahannya, mie kering tidak semua hasilnya bagus dan
sesuai dengan keinginan. Terkadang terdapat produk yang rusak sehingga
tidak masuk dalam spesifikasi untuk layak jual. Misal mie yang hancur,
gelombang yang tidak beraturan, atau mie yang jatuh dari conveyor
selama proses berlangsung.
Untuk mie yang rusak bentuknya atau tidak sesuai spesifikasi dijual
dengan harga per kilo Rp.3000. tetapi ada sebagian yang dirework
dicampur dalam adonan. Kapasitas maksimal yang bisa dicampurkan
dalam adonan sekali produksi seberat 10 kg. Jika melebihi produk akan
mengalami penurunan kualitas, diantaranya warna adonan yang tidak
seragam, mixing menjadi tidak homogen.
Hal ini ini dilakukan untuk meminimalisir hasil produk yang hilang,
sekaligus mencegah terjadinya kerugian yang disebabkan kerusakan
selama proses dan meningkatkan efisiensi