Oleh :
Nama
NRP
No. Meja
Kelompok
Tanggal Praktikum
Asisten
: Siti Armilah
: 133020265
: 5 (Lima)
:J
: 11 Maret 2016
: Pika Apriyance
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pengolahan mie basah adalah untuk mengetahui
pembuatan mie sebagai diversifikasi produk olahan yang dapat menambah nilai
eonomis.
Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pengolahan mie basah adalah berdasarkan proses
pembentukan struktur gliadin dan glutenin yang membuat adonan menjadi elastis
dan mudah dibentuk.
Tepung Tapioka
Pembuatan untaian
Air
Perebusan
T = 70-100oC, t = 7
Penirisan
Uap air
Tirisan air
Minyak nabati
Glazzing
Penimbangan
Mie Basah
HASIL PENGAMATAN
Hasil percobaan teknologi pengolahan mie basah dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Mie Basah
Keterangan
Hasil
Basis
200 gram
Bahan Utama
Bahan Tambahan
Garam
0,6 %
Soda kue
0,25 %
Telur
11 %
Sayuran (Bit) 19 %
Air
9,25 %
Berat Produk
463,3 gram
% Produk
231,65%
Organoleptik:
1. Warna
Kuning pudar
2. Rasa
Hambar
3.
Khas tepung
Aroma
4. Tekstur
Kenyal
5. Kenampakan
Tidak menarik
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan mie basah dengan berat basis 200
gram dan berat produk 463,3 gram mempunyai % produk sebesar 231,65 %. Hasil
dari pengamatan secara organoleptik pada mie basah yaitu warna mie basah
kuning pudar, memiliki rasa hambar, beraroma khas tepung, memiliki tekstur
kenyal, dan kenampakan tidak menarik.
Tahap pertama dalam pembuatan mie adalah tahap pencampuran. Dimana
pada tahap pencampuran ini mencampurkan tepung terigu, soda kue, telur, garam,
air serta filtrat bit. Pada percobaan pembuatan mie basah penambahan air yang
dibutuhkan untuk adonan hingga kalis sebanyak 18,5 gram. Tahap pencampuran
bertujuan agar hidrasi tepung dengan air berlangsung secara merata dan menarik
serat-serat gluten. Untuk mendapatkan adonan yang baik harus diperhatikan
jumlah penambahan air (28-38 %) (Zuhry, 2010).
Tahap kedua yaitu penipisan dan pembaluran. Penipisan pada adonan mie
menggunakan alat pencetak mie. Penipisan ini akan membentuk lembaran proses
ini bertujuan untuk menghaluskan serat-serat gluten dan membuat lembaran
adonan. Mie yang dipress sebaiknya tidak bersuhu rendah yaitu kurang dari 25oC,
karena pada suhu tersebut menyebabkan lembaran mie pecah-pecah dan kasar.
Mutu lembaran mie yang demikian akan menghasilkan mie yang mudah patah dan
memiliki kualitas yang rendah. Tebal akhir pasta sekitar 1,2-2 mm (Zuhry, 2010).
Di akhir proses penipisan dan pembaluran, lembar adonan yang tipis
dipotong memanjang selebar 1-2 mm dengan alat pemotong mie, dan selanjutnya
dipotong melintang pada panjang tertentu.
Setelah pembentukan mie dilakukan proses perebusan. Pada proses
perebusan ini terjadi gelatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga dengan
terjadinya dehidrasi air dari gluten akan menyebabkan timbulnya kekenyalan mie.
Hal ini disebabkan oleh putusnya ikatan hidrogen, sehingga rantai ikatan
kompleks pati dan gluten lebih rapat. Pada waktu sebelum direbus, ikatan bersifat
lunak dan fleksibel, tetapi setelah direbus menjadi keras dan kuat (Zuhry, 2010).
Mie yang telah dicetak kemudian direbus selama kurang lebih sepuluh
menit, tujuan dari perebusan adalah untuk mematangkan mie. Setelah itu penirisan
dan pembaluran dengan menggunakan minyak goreng yang disebut glazzing agar
mie tidak saling menempel, lengket, tidak bertekstur lembek dan membuat mie
lebih mengkilat.
Glazzing pada proses ini dilakukan dengan menambahkan minyak nabati
pada mie yang telah matang yang bertujuan agar mie tidak saling menempel
diperoleh mie yang terlihat mengkilat dan bertekstur lembut.
Cooling shock merupakan proses penurunan suhu mie, selama 1 menit
dengan cara melewatkan mie pada air mengalir.
Bahan yang digunakan pada percobaan pengolahan mie basah adalah tepung
cakra yang berfungsi sebagai bahan utama pembuatan mie basah. Terigu
berfungsi sebagai pembentuk struktur dan sumber karbohidrat. Di dalam tepung
terigu terdapat sejenis protein yang tidak larut di dalam air yang disebut gluten,
yang bersifat kenyal dan elastis. Pada pembuatan mie, gluten menentukan tingkat
kekenyalan dan elastisitas mie. Kadar gluten membedakan satu jenis tepung terigu
dengan tepung lainnya.
Telur berfungsi untuk menambah nilai gizi pada mie, mengemulsikan
adonan, membuat mie menjadi kenyal, tidak mudah putus, dan membantu proses
pengembangan adonan bersama dengan soda kue.
Garam pada pembutan mie berfungsi sebagai penambah cita rasa pada mie
basah yang dibuat. Tepung tapioka digunakan untuk membuat adonan tidak
lengket dan menjadi keras dan tebal. Minyak nabati digunakan untuk proses
glazzing yaitu agar minyak memadat dan menempel pada mie dan membuat
tekstur mie menjadi keras dan memisah.
Air yang digunakan untuk proses pembuatan mie basah harus memenuhi
parsyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan air yang digunakan untuk
pengolahan bahan pangan sama dengan persyaratan air minum, yaitu tidak
berwarna (jernih), tidak berbau, dan tidak berasa (Winarno, 1992).
Air sangat menentukan konsistensi dan karakteristik rheologi dari adonan.
Selain itu air juga berfungsi sebagai pelarut bahan-bahan tambahan dalam
pembuatan mie, sehingga dapat terdispersi secara merata (Zuhry, 2010).
Soda Kue atau baking soda merupakan komponen baking powder,
kandungannya adalah sodium bicarbonat. Sifat bahan ini mengeluarkan gas (CO2)
sehingga bahan akan mengembang. Untuk kue kering atau mie kering, soda kue
memberikan efek tekstur kering, garing, dan renyah (Anonim, 2010).
Tepung terigu adalah olahan dari bahan dasar gandum yang banyak di
gunakan hampir di seluruh dunia. Olahan tepung sangat banyak ragamnya dan
produk yang dihasilkan dari bahan tepung juga sudah melimpah di hampir
seluruh dunia. Aneka jenis kue, roti kering dan berbagai jenis olahan selalu tidak
lepas dai yang namayna tepung terigu (Anonim, 2013). Adapun macam-macam
tepung terigu antara lain ;
Terigu protein rendah. Tepung ini dibuat dari gandum lunak yang
kandungan glutennya hanya 8% - 9%. Tepung ini memiliki daya serap
terhadap air yang rendah sehingga sulit ketika diuleni, tidak elastis, lengket
dan susah untuk mengembang. Tepung ini cocok untuk kue kering, biskuit,
pastel dan kue yang tidak perlu fermentasi. Merk yang beredar dipasar adalah
pengolahan. Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi,
sehingga untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih,
Mie instan biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus dan digoreng
dalam minyak (stemed & deep fried). Mie instan juga dikenal dengan nama
ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan pada pembuatan mie basah dengan berat basis
200 gram dapat diketahui berat produk 463,3 gram mempunyai % produk sebesar
231,65 %. Hasil dari pengamatan secara organoleptik pada mie basah yaitu warna
mie basah kuning pudar, memiliki rasa hambar, beraroma khas tepung, memiliki
tekstur kenyal, dan kenampakan tidak menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010). Mengenal Aneka Bahan Mie.
www.resepmakananindonesia.info. Diakses : 16 Maret 2016.
Anonim, (2013). Jenis-Jenis Tepung. www.suriansyah.com. Diakses : 16 Maret
2016.
Ahmad, (2010). Proses Pembuatan Mie. www.lordbroken.wordpress.com. Diakses :
16 Maret 2016.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
59,9 %
0,6 %
0,25 %
Telur
Sayuran (Bit)
Air
11 %
19 %
9,25%
W tepung cakra
Basis
W sayuran
Basis
19
x 200
= 100
=
59,9
x 200
100
= 38 gram
= 119,8 gram
W garam
W telur
Basis
Basis
11
x 200
= 100
0,6
x 200
= 100
= 22 gram
= 1,2 gram
W soda kue
W air
Basis
Basis
=
9,25
x 200
100
=
0,25
x 200
100
= 18,5 gram
= 0,5 gram
% Product
W produk
x 100
= W basis
463,3
x 100
200
= 231,65%