Bahan Utama
Tepung terigu merupakan bahan dasar pembuatan mi. Tepung terigu diperoleh dari biji
gandum (Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan terigu di antara serelia lainnya adalah
kemampuannya membentuk gluten pada saat terigu dibasahi dengan air. Sifat elastis gluten
pada
adonan mi menyebabkan mi yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan
pemasakan. Biasanya mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air 14
%, kadar protein 812 %, kadar abu 0,250,60 %, dan gluten basah 24-
36 % (Made Astawan, 1999).
Berdasarkan kandungan proteinnya (gluten), terdapat 3 jenis terigu yang ada di pasaran,
yaitu sebagai berikut :
a. Terigu hard flour Terigu jenis ini mempunyai kadar protein 12-
13 %. Jenis tepung ini banyak digunakan untuk
membuat mi dan roti. Contohnya adalah terigu cap cakra kembar
c. Terigu soft flour Jenis terigu ini mengandung protein 7
8,5 %. Jenis tepung ini hanya cocok untuk membuat
kue contohnya adalah terigu cap kunci (Suyanti, 2008).
Tepung terigu berfungsi membentuk struktur mi karena glutennya dapat membentuk
struktur tiga dimensi sebagai pembentuk kerangka. Kandungan protein total dalam gandum
7 18%, lebih kurang 80% penyusun protein adalah fraksi gluten yang merupakan pembentuk
struktur kerangka (Nitasari, 2003).
Pada dasarnya tepung terigu mengandung protein yang merupakan zat gizi yang paling
penting. Dalam sel protein terdapat protein struktural dan metabolik, protein
struktural
merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstrasi sehingga menyebabka
n
disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik dapat diekstrasi tanpa merusak integrasi struktur
sel
itu sendiri. Dalam molekul protein mengandung unsur C, H, O, dan N (Tati Nurmala, 1980) 2.
Bahan Tambahan
a. Tapioka Tepung
tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui proses pemarutan,
pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan. Proporsi
penggunaan terigu untuk industri pengolahan mie di Indonesia relatif besar. Oleh se
bab itu,
pemanfaatan tepung tapioka sebagai pensubstitusi (mengurangi penggunaan) terigu
dalam
pembuatan mie diharapkan dapat memberi keuntungan yang cukup besar (Made As
tawan, 1999).
Tepung tapioka bisa digunakan sebagai bahan alternatif agar mie tetap kenyal. Harg
a tepung tapioka lebih murah dibandingkan dengan tepung terigu. Selain
sebagai bahan
pembuat mie, tepung tapioka dapat digunakan sebagai “dusting”, yang berguna agar
mie tidak lengket saat dicetak (Yuyun, 2008)
b. Air Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat,
melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten
akan mengembang dengan adanya air. Air yang digunakan
sebaiknya memiliki pH antara 6–9, hal ini disebabkan absorpsi air makin
meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang diserap, mi menjadi tidak
mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta yang baik
(Anonim, 2009)
PROSES PRODUKSI
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap,
yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan),slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying(penggorengan), cooling (pendinginan)
dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
1. Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang
terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan
beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau
homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau
dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses
pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.
2. Pressing atau Pengepresan
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap
dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam
suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk
gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
4. Steaming atau Pengukusan
Pemotongan dan percetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran
tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian
mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan
menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas
untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan
tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang
keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu 30oC sebelum dikemas
dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka
mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan
menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian
dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses
pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Proses yang terakhir dalam produksi mie adalah pengemasan atau packing.
Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak
bumbu, dan solid ingredient lainnya dengan menggunkaan etiket sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk
melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie
tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah
dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan kedalam karton. Setelah mie
dimasukkan kedalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian
menuju gudang untuk disalurkan.
LIMBAH PRODUKSI DAN PENGOLAHANNYA
dalam pengelolaan dan pengolahan air limbah pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di kota Bitung,
menggunakan pengolahan lumpur aktif dengan menggunakan pupuk kurya dan TSP. Air limbah
diolah setiap hari, pagi, siang , dan sore karena adanya kegiatan atau hasil produksi. Untuk
pengolahan air limbah tersebut pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di Kota Bitung dari tempat
produksi dialirkan ke tempat penampungan atau penampungan bak kontrol. Setelah itu air limbah
langsung dialirkan ke tempat pengolahan atau bak-bak pengolahan air limbah. Untuk pengelolaan
dan pengolahan air limbah dilakukan dengan beberapa proses. Proses pengelolaan dan pengolahan
air limbah pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk di Kota Bitung adalah sumber air limbah berasal
dari proses produksi: mie instant supermie kuah, supermie goreng dan supermie gelas indomie,
pencucian lantai serta kegiatan lainnya. Air limbah di alirkan ke IPAL. 1) Air limbah dari tempat
produksi di alirkan ke bak penampungan atau bak penampungan kontrol, untuk pengendapan, dan
untuk limbah-limbah yang terapung diangkat, dan dikumpul dikantong plastik untuk limbahlimbah
yang terapung yang diangkat, dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), 2) Air limbah ditransfer
atau dialirkan ke bak aerasi dengan pengolahan lumpur aktif selama 6 jam diaerasikan, setelah itu
dihentikan untuk pengendapan selama 2 jam. 3) Setelah itu dialirkan ke bak berikut untuk
pengendapan lagi selama 4-6 jam untuk endapan lumpur. 4) Dialirkan ke bak terakhir untuk bak
pembuangan, dan air limbah keluar melewati meteran pengukur debit air limbah yang dibuang
melalui kolam ikan ke media laut.
HASIL PRODUKSI DAN PEMASARAN
Dominasi Indofood dalam bisnis mie instant didukung oleh adanya kebijakan
pemerintah yang bersifat protektif, yaitu dengan memasukkannya dalam Daftar
Negatif Investasi (DNI) yag berarti pemerintah tidak mengizinkan investasi baru.
Strategi utama yang dilakukan oleh Indofood dalam memasarkan produknya adalah
Concentric Diversfication Strategi. Strategi ini dilakukan dengan menambah produk
yang baru tetapi masih saling berhubungan. Ini terlihat dari semakin banyaknya
produk mie instant yang dihasilkan yang disesuaikan dengan kebutuhan pangsa
pasar. Selain itu dilakukan diversifikasi harga dengan merubah bentuk dan rasanya.
Selain itu Indofood juga menerapkan strategi Penetrasi Pasar, yaitu berusaha untuk
meningkatkan pangsa pasar. Dalam strategi Indofood telah memperbanyak tenaga
penjual, menambah biaya advertising (melalui iklan di Televisi, majalah, dan surat
kabar), menawarkan promosi penjualan ekstensif, dan meningkatkan publikasi.
Hingga saat ini produk mie instant yang dihasilkan PT Indofood rata-rata 9.7 milyar
bungkus per tahun,dengan klasifikasi peruntukan seperti yang telah dijelaskan di
atas.