PANGAN
Definisi
Adalah sistem partikel diskrit dalam fase
kontinyu (cairan)
Sistem campuran 2 komponen
dengan ukuran > larutan sejati tetapi < ukuran
komponen dalam campuran kasar (sistem
koloid).
Yang umum dijumpai pada produk pangan :
1.
Emulsi
2.
Busa
Fase Pendispersi/kontinyu
Tipe Dispersi
Gas
Cairan
busa
Cairan
Gas
Cairan
Cairan
Padat
Gas
asap
Padat
Cairan
Suspensi, sol
kabut, aerosol
(bukan pangan)
Emulsi
SUSPENSI
Definisi :
Sistem dispersi ini memiliki fase terdispersi
berupa padatan dan fase kontinyu berupa cairan.
Contoh :
1.
susu skim (misel kasein dalam serum),
2.
Kristal lemak dalam minyak
3.
jus buah dan sayuran (sel, gabungan sel, dan
potongan sel dalam cairan).
4.
Soup
Ukuran Partikel
Perubahan susunan Partikel-partikel
terdispersi
GEL
Terdiri dari 2 fase kontinyu :
1.
Fase kontinyu yang terdiri dari partikel-partikel makro
molekul
2.
Fase kontinyu Cair
Destabilisasi Gel :
1.
Perubahan suhu
2.
Perubahan kimia pada Geling agent
3.
Perubahan gugus bermuatan atau peribahan pH atau
penambahan Garam
4.
Penambahan zat-zat yang dapat menarik air
SIFAT-SIFAT GEL
1.
2.
3.
Thermo-reversibel
Sineresis, yaitu kehilangan air secara spontan dari suatu gel
contoh :
Yoghurt : tampak pemisahan air pada bagian atasnya
2.
Caseinate gels
Susu mengandung Kasein dalam bentuk misel.
Misel kasein ini dapat teragregasi dengan cara
menurunkan pH menjadi sekitar 4.6 (pH
isolelektrik) atau dengan enzim proteolisis yang
memisahkan molecul-Kasein.
3. Gelatin
Dari semua gel pada bahan pangan, gelatin mendekati
bentuk gel yang ideal. Gelatin berasal dari protein
kolagen yang kaya akan asam amino proline.
4.
5.
Globular Proteins.
Beberapa protein globular membentuk gel akibat
panas yang bersifat irreversible. Ikatan dalam gel
dapat berupa ikatan S-S (atau ikatan kovalen lain),
rantai garam dan ikatan hidrophobik.
6.
Gel Pati
pati + air
dipanaskan dalam air berlebih
tergelatinisasi. Selanjutnya pemanasan akan
melelehkan mikrokristal (amilopektin) dan
mengeluarkan amilosa. Granula yang membengkak
akan tetap utuh selama pendinginan kecuali
pengadukan yang sangat kuat dilakukan. Selanjutnya
amilosa akan membentuk jaringan gel dimana granula
yang membengkak akan terperangkap. Pada
konsentrasi pati yang lebih tinggi akan menghasilkan
tipe gel yang berbeda
EMULSI
1.
2.
Cara Konduksi
2.
Cara Pewarnaan
3.
Cara Pengenceran
4.
Cara Flouresensi
Ukuran Butiran
Penampakan
Sifat Reologis emulsi
a. Viskositas fase kontinyu
b. Viskositas fase terdispersi
c. Konsentrasi dari fase
terdispersi
EFEK ELEKTROVISKOS
Butiran-butiran dalam suatu emulsi bisa memiliki muatan
dua lapis pada antar permukaannya. Muatan ini
umumnya ditimbulkan oleh ionisasi, adsorpsi, kontak
friksi dan memiliki pengaruh terhadap viskositas.
Jika suatu emulsi digeserkan muatan listrik yang
mengelilingi 2 lapisan akan mengalami gesekan dan
interaksi antara ion-ion pada muatan listrik 2 lapisan
akan berpengaruh hal ini menyebabkan hilangnya energi
dan meningkatnya viskositas
PEMBENTUKAN EMULSI
ZAT PENSTABIL
1.
Jenis :
Zat pengemulsi yang berorientasi pada antar
permukaan minyak air
2.
3.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Stabilitas Emulsi
Emulsi dapat distabilkan dengan cara :
Menambah lapisan yang kuat pada
permukaan masing-masing butiran
2. Penambahan muatan listrik pada
permukaan butiran
3. Penambahan viskositas dari fase kontinyu
1.
Persamaan HLB
HLB = 20 ( 1-
S )
A
s= Bilangan penyabunan
A= Bilangan Asam
Nilai HLB
Kalium oleat
20.0
Natrium oleat
18.0
15.0
14.9
Gum akasia
11.9
Gum tragacanth
11.9
Metil selulosa
10.5
10.0
Gelatin
9.8
3.5
Gliserol monostearat
3.4
Nilai HLB
1-4
Kurang terdispersi
3-6
Dengan pengadukan
dispersi terlihat seperti susu
6-8
8-10
10-13
> 13