JUDUL PERCOBAAN
DASAR TEORI
Pengertian Koloid
Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
campuran kasar.Meskipun secara makroskopis koloid tampak homogen, tetapi koloid
digolongkan ke dalam campuran heterogen.Campuran koloid pada umumnya bersifat
stabil dan tidak dapat disaring.Ukuran partikel koloid terletak antara 1 nm 100
nm.Sistem koloid terdiri atas fasa terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium
pendispersi.Fase terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus), sedangkan medium
dispersi bersifat kontinu. (Keenan, 1984)
Dalam campuran homogen dan stabil yang disebut larutan, molekul, atom, ataupun
ion disebarkan dalam suatu zat kedua. Dengan cara yang agak mirip, materi koloid dapat
dihamburkan atau disebarkan dalam suatu medium sinambung, sehingga dihasilkan suatu
disperse (sebaran) koloid atau sistem koloid. Dalam sistem-sistem semacam itu, partikel
koloid dirujuk sebagai zat terdispersi (tersebar) dan materi kontinu dalam mana partikel
itu tersebar disebut zat pendispersi atau medium pendispersi. (Arsyad, 2001)
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dari sifat larutan atau suspensi. Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu karena
semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Macam-macam koloid
a) Aerosol.
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol.
Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang
terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
b) Sol.
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol.
c) Emulsi.
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat
terjadinya emulsi ini adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi
dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu emulsi minyak dalam air ( M / A ) atau
emulsi air dalam minyak ( A / M ). Dalam hal ini, minyak diartikan sebagai semua
zat cair yang tidak bercampur dengan air.
d) Buih.
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya
dengan emulsi, untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun,
detergen, dan protein. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas kedalam zat
cair yang mangandung pembuih.
e) Gel.
Koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair ) disebut gel. Contoh : agar-agar,
lem kanji, selai, gelatin, gel sabun, dan gel silica. Gel dapat terbentuk dari suatu sol
yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid
yang agak padat.
Definisi Es Krim
Es krim yaitu produk susu beku berbentuk susu padat yang dibuat dari campuran
susu, gula, bahan pemantap, baha penyedap rasa serta aroma dengan atau tanpa
penambahan bahan makanan lainnya (bahan pengemulsi dan pewarna) dan dikemas dalam
plastik atau karton khusus (Eckles et. al., 1980). Faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur
es krim adalah ukuran, bentuk dan distribusi dari kristal es dan partikel lainnya yang
membentuk body es krim (Barraquia, 1978). Tekstur es krim yang disukai adalah halus,
ditunjukkan oleh kelembutan seperti beludru dan terasa lembut di mulut (Webb et al.,
1980).Tekstur yang lembut pada es krim sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran,
pengolahan dan penyimpanan (Campbell and Marshall, 1975).
Bahan Penyusun Es Krim
Menurut Eckles et al. (1980) bahan penyusun es krim ialah lemak, padatan bukan
lemak, pemanis, stabilizer atau emulsifier dan bahan flavor. Fungsi bahan penyusun
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Lemak
Fungsi penambahan lemak pada pembuatan es krim adalah memberikan rasa
creamy serta berperan dalam pembentukan globula lemak dan turut mempengaruhi
besar kecilnya pembentukan kristal. Selain itu menurut Goff (2000) lemak sangat
penting dalam memberikan body es krim yang baik dan meningkatkan karakteristik
kehalusan tekstur.
b) Padatan Susu Bukan Lemak
Campbell and Marshall (1975) menyatakan bahwa bagian terbanyak dari
bahan padatan susu bukan lemak adalah laktosa ata susu skim, protein dan garam
mineral. Laktosa memberi rasa manis dan menurunkan titik beku. Protein berfungsi
menambah nilai nutrisi, memperbaiki cita rasa, membantu pembuihan, pengikatan air
dan membantu produk es krim yang lembut.
c) Pemanis
Pemanis yang dapat digunakan dalam pembuatan es krim adalah sukrosa, gula
bit, sirup jagung ataupun bahan pemanis lainnya yang diperbolehkan.Sukrosa atau
gula komersial merupakan bahan pemanis yang sering digunakan. Tujuan pemberian
pemanis ialah memberikan kekentalan dan cara termurah untuk mencapai total solid
yang diinginkan sehingga dapat memperbaiki body dan tekstur frozendessert serta
menurunkan titik beku (Walstra and James, 1984).
d) Stabilizer (Penstabil)
Penstabil atau yang biasanya disebut dengan stabilizer merupakan suatu
kelompok dari senyawa dan biasanya stabilizer yang digunakan adalah golongan gum
polisakarida. Stabilizerakan berfungsi untuk menambah viskositas dalam campuran
fase tidak beku dari es krim (Goff, 2000). Menurut Furia (1968) beberapa fungsi
utama dari stabilizer ialah:
1. Mengatur pembentukan dan ukuran dari kristal es selama pembekuan dan
penyimpanan, mencegah pertumbuhan kristal es yang kasar dan grainy.
2. Mencegah penyebaran atau distribusi yang tak merata dari lemak solid yang
lain.
3. Mencegah pelelehan yang berlebih, bertanggung jawab terhadap bentuk body,
kelembutan dan kesegaran.
e) Emulsifier (Pengemulsi)
Emulsifier
digunakan
untuk
menghasilkan
adonan
yang
merata,
a. Pencampuran
Prosedur yang biasa dilakukan dalam mencampurkan baha-bahan es krim
yaitu dengan mencampurkan krim, susu atau produk susu cair yang lain dalam wadah
untuk pasteurisasi. Semua bahan harus tercampur merata sebelum suhu pasteurisasi
tercapai (Desrosier, 1977). Campuran bahan yang akan ibekukan menjadi es krim
disebut ICM (Idris, 1992).
b. Pasteurisasi
Pasteurisasi merupakan proses untuk mengurangi jumlah mikroba pembusuk
dan patogen yang tidak tahan panas dengan menggunakan suhu 79oC selama 25 detik.
Proses ini juga membantu menghidrasi beberapa komponen seperti protein dan
penstabil (Goff, 2000).
c. Homogenisasi
Proses homogenisasi untuk memcah ukuran globula-globula lemak yang akan
menghasilkan tingkat dispersi lemak yang tinggi (Webb et al., 1980). Keuntungan
homogenisasi adalah mengaduk semua bahan secara merata, memecah dan menyebar
globula lemak, membuat tekstur lebih mengembang dan dapat menghasilkan produk
yang lebih homogen (Desrosier, 1977).
d. Aging
Menurut Eckles et al. (1980) aging merupakan suatu proses pendinginan
campuran yang telah dihomogenisasi pada suhu di bawah 5oC selama antara 4 sampai
24 jam. Waktu aging selama 24 jam memberikan hasil yang terbaik pada industri
skala kecil. Hal ini menyediakan waktu bagi lemak untuk menjadi dingin dan
mengkristal serta menghidrasi protein dan polisakarida sepenuhnya.Selain itu
kristalisasi lemak, adsorpsi protein, stabilizer dan emulsifier dalam globula lemak
membutuhkan waktu beberapa jam terutama jika gelatin ditambahkan sebagai
stabilizer.
e. Pembekuan
Menurut Potter (1986) proses pembekuan yang cepat disertai pemasukan
udara berfungsi untuk membentuk cairan dan memasukkan udara ke dalam campuran
es krim sehingga dihasilkan overrun. Proses pembekuan ini disertai dengan
pengocokan yang berfungsi untuk membekukan cairan dan memasukkanudara ke
daam ICM sehingga dapat mengembang (Desrosier, 1977).
LAPORAN KIMIA FISIKA
2 buah
2. Panci
2 buah
3. Mixer
1 buah
4. Gelas ukur
1 buah
5. Wadah plastik
2 buah
6. Kompor
1 buah
Bahan Bahan :
1. 75 gram susu kental manis
2. 150mL susu cair
3. 2 butir kuning telur
4. sendok vanili
5. Garam grosok
6. Es batu
PROSEDUR PERCOBAAN
Adonan pertama
Adonan pertama
Adonan kedua
2 butir telur
-
Diambil putihnya
Dimasukkan ke dalam wadah
Ditambah sendok vanili
Dicampur dengna mixer sampai
mengembang dengan stabil
Adonan kedua
Adonan pertama
-
Ice cream
HASIL PENGAMATAN
Alur kerja
Hasil pengamatan
Dugaan / reaksi
Sebelum
Susu kental manis:
putih dan kental
Susu cair: larutan
putih
Semakin banyak
pengadukan
yang dilakukan
pada proses
pembuatan ice
cream, maka
semakin lembut
produk ice
cream yang
dihasilkan.
Kesimpulan
1. Pembuatan adonan
Adonan pertama
75 gram susu kental manis
-
Dimasukkan ke dalam
panci
Ditambah 150mL susu
cair
Dipanaskan
Diaduk hingga
mengental
Sesudah
Susu kental manis
+ susu cair
dipanaskan: larutan
putih kental
Adonan pertama
Adonan kedua
2 butir telur
-
Diambil putihnya
Dimasukkan ke
dalam wadah
- Ditambah sendok
vanili
- Dicampur dengna
mixer sampai
mengembang
dengan stabil
Adonan kedua
Sebelum
Putih telur: tidak
berwarna dan
kental
Vanili: serbuk
putih
Sesudah
Putih telur + vanili
dicampur dengan
mixer:
mengembang,
berbusa
Dimasukkan ke dalam
wadah
Dicampur dengan
adonan kedua
Dipanaskan hingga
mengental
Didiamkan hingga
dingin
Dimasukkan ke dalam
kaleng
Dimasukkan ke dalam
panci yang berisi es batu
dan garam grosok
kemudian ditutup
Digoyangkan hingga
membeku
Ice cream
Teknik pengadukan
yang dilakukan:
Ice cream
1. Diaduk
dengan teknik
digoyang ke
arah samping
2. Diaduk ke
arah atas dan
bawah atau
dikocok.
Sesudah
Ice cream yang
digoyangkan
dengan teknik 1
lebih cepat
mengeras daripada
ice cream yang
diaduk dengan
teknik 2.
10
cream cepat mengeras. Setelah dimasukkan kedalam panci, panci ditutup dan dikocok
dengan 2 teknik pengaduakan sebagai variabel bebas pada percobaan kami. Sementara
banyaknya es batu, garam grosok dan komposisi bahan adonan ice cream yang
digunakan adalah sama atau menjadi variabel kontrol. Proses pengadukan ini bertujuan
untuk mengecilkan ukuran kristal ice cream yang akan terbentuk. Semakin kecil ukuran
kristalnya, maka semakin lembut ice cream yang dihasilkan. Selain itu pengadukan
kaleng yang berisi adonan ice cream ini juga berguna agarterjadi pencampuran udara ke
dalam adonan ice cream. Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke dalam adonan
inilah yang menghasilkan busa yang homogen sehingga ice cream mengeras.
Teknik pertama dilakukan pengadukan dengan teknik pengadukan ke arah samping
atau digoyangkan. Sedangkan teknik kedua adalah pengadukan ke arah atas dan bawah
atau dikocok. Hasil yang kami dapatkan adalah ice cream dengan teknik pengadukan
pertama yaitu cara digoyangkan ke arah samping lebih cepat mengeras daripada teknik
pengadukan ke atas dan bawah atau dikocok. Hal ini berhubungan dengan preparasi sol
koloid liofob dengan metode dispersi mekanik menggunakan colloid mill. Pada metode
ini fasa dispersi dimasukkan ke dalam medium lain dan diputar melalui dua piringan
yang letaknya berdekatan dan bergerak berlawanan. Hal ini serupa dengan proses
pembuatan ice cream yang melalui proses pengadukan yang sesungguhnya adalah
pemutaran jika dilihat untuk teknik pertama yaitu digoyangkan ke arah samping seperti
diputar. Dispersi mekanin menggunakan colloid mill ini merupakan bagian dari
preparasi sol koloid yang juga merupakan salah satu sifat dari koloid itu sendiri.
Sehingga menurut kami, proses pengadukan juga mempengaruhi sifat koloid. Jika
dihubungkan dengan percobaan ini, pengadukan berpengaruh terhadap terbentuknya ice
cream yang dibuat. Pengadukan yang kami lakukan dengan cara menggoyangkan ke arah
samping membuat ice cream lebih cepat mengeras daripada teknik pengocokan ke atas
dan bawah atau sembarangan.
11
KESIMPULAN
Dari percobaan berjudul Di Balik Lembutnya Ice Cream yang telah kami lakukan,
dapat diambil kesimpulan bahwa teknik pengadukan dalam proses pembuatan ice cream
juga berpengaruh pada ice cream yang dihasilkan. Teknin pengadukan dengan cara
digoyangkan ke aras samping menghasilkan ice cream yang lebih cepat memadat daripada
teknik pengocokan ke arah atas dan bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Adamson dan Gost AP, 1977. Physical Chemistry of Surfaces.6
th
Inter Science.
Atkins, P. W. 1994. Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Bird, Tony, 1987. Penuntun Praktium Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta : PT
Gramedia.
Duncan IS. 1983 . Colloid and Surface Chemistry. Butter Worths.
Farrington, Robert .1978 . Kimia Fisika Jilid 2 . Jakarta : Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001 . Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga
Tim Dosen Kimia Fisika IV. 2013. Panduan Praktikum Mata Kuliah Kimia Fisika IV.
Surabaya : UNESA Press.
12
LAMPIRAN
Penimbangan susu
kental manis
Pengadukan adonan
kedua putih telur dan
vanili menggunakan
mixer
13
Pencampuran adoan
pertama dan kedua dan
dipanaskan
14