Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
dikombinasikan dengan pemberi rasa (flavor) dan pemanis (sweetener) (David, 1994). Menurut
Standar Nasional Indonesia, es krim adalah sejenis makanan semi padat yang dibuat dengan
cara pembekuan tepung es krim atau campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula, dan
dengan atau tanpa bahan makanan lain yang diizinkan. Campuran bahan es krim diaduk ketika
didinginkan untuk mencegah pembentukan Kristal es yang besar. Secara tradisional, penurunan
temperatur campuran dilakukan dengan cara mencelupkan campuran ke dalam campuran es
dan garam.
Secara umum, komposisi bahan-bahan pembuat es krim adalah sebagai berikut: 10-16% lemak
susu (milkfat), 9-12% padatan susu bukan lemak (milk solids-non-fat, MSNF), 12-16% pemanis,
0,2-0,5% penstabil (stabilizer) dan pengemulsi (emulsifier), dan 55-64% air. (Pearson, 1980)
Berdasarkan komposisinya, es krim terbagi menjadi empat kategori, yaitu kategori ekonomi
(economy brand), kategori standar (standard brand), kategori premium (premium brand), dan
kategori super premium (super premium brand) (Person, 1980). Perbedaan komposisi yang
mendasari pembagian kategori dapat dilihat pada Tabel 2.
Hampir semua es krim diproduksi dari campuran produk susu (dairy);berupa susu, krim, maupun
padatan lemaknya; minyak sayur atau mentega, pemanis, penstabil, dan pengemulsi.
Pemberi/penguat rasa (flavor), pewarna (color), dan bahan lain dapat ditambahkan pada tahap
akhir proses produksi. (Person, 1980)
Pada umumnya, campuran tersebut hanya membentuk 50% dari volume akhir es krim, sisanya
merupakan udara yang dicampurkan pada proses whipping. (Person, 1980)
Komposisi
Ekonomi
Standar
Premium
Super
Premium
Kandungan
Lemak
10%
10% 12%
12%
15% 18%
15%
38%
36%
36% 38%
40%
100%
60%
120%
90%
40%
Total Padatan
120%
25% 40%
Overrun
Relatif
rendah
Di atas
Rata-rata
rata-rata
tinggi
Biaya Produksi
1.1 Air
Air merupakan komponen terbesar dalam campuran es krim, berfungsi sebagai pelarut bahanbahan lain dalam campuran. Komposisi air dalam campuran bahan es krim umumnya berkisar
55-64%. (Person, 1980)
masih terdapat air yang tidak membeku. Tanpa adanya air yang tidak beku tersebut, maka es
krim akan menjadi sangat keras dan sangat sulit untuk disendok.
Sukrosa merupakan sumber pemanis yang paling banyak digunakan karena memberi rasa yang
kuat. Penggunaan sukrosa telah banyak digantikan dengan gula jagung (corn syrup) karena
dapat lebih memperkokoh bentuk es krim dan meningkatkan shelf-life.
Pengemulsi adalah senyawa yang ditambahkan pada campuran es krim untuk menghasilkan
struktur lemak dan kebutuhan distribusi udara yang tepat sehingga menghasilkan karakteristik
leleh yang baik dan lembut. Pengemulsi terdiri dari bagian hidrofil dan lipofil yang terpisah pada
permukaan pertemuan antara minyak dan air yang menyebabkan turunnya tegangan permukaan
antara minyak dan air dalam emulsi sehingga disperse lemak dapat berlangsung dengan baik.
Pengemulsi asli pada es krim adalah kuning telur, namun yang paling banyak digunakan
sekarang ini adalah mono- dan digliserida yang berasal dari hidrolisis parsial lemak hewani
maupun minyak nabati. Pengemulsi lain yang banyak digunakan adalah polisorbat 80 yang
merupakan sorbitan ester yang mengandung glukosa alcohol (sorbitol) yang terikat pada asam
lemak dan asam oleat dan ditambahkan dengan oksietilen untuk meningkatkan kelarutan dalam
air. (Person, 1980)
Pengemulsi lain yang dapat digunakan adalah mentega susu dan gliserol ester. Jumlah penstabil
dan pengemulsi kurang dari 1,5%-berat campuran es krim. Keduanya harus telah diteliti secara
mendalam dan mendapat keterangan Generally Recognized as Safe (GRAS) sebelum
digunakan sebagai bahan campuran es krim.
1.7 Pewarna
Merupakan senyawa yang ditambahkan pada campuran es krim untuk memberikan warna
tertentu dan membuat penampilan lebih menarik. Jenis yang banyak digunakan
adalah Tartazine, Sunset Yellow, Brilliant Blue, dan Carmoisine)
Proses pembuatan es krim terbagi menjadi beberapa tahapan proses, yaitu pencampuran
(mixing), pasteurisasi (pasteurization) dan homogenisasi (homogenization), penuaan (ageing),
pembekuan (freezing), pengisian (filling), pengerasan (hardening).
Proses pencampuran pada pabrik es krim dilakukan secara partaian. Pada tahap ini, seluruh
bahan baku dimasukkan ke dalam tangki pencampur kemudian diaduk. Terdapat dua buah
tangki pengaduk berkapasitas dua ton terbuat dari bahan baja anti karat (stainless steel) dan
memiliki pengaduk berjenis propeller.
Semakin lama pengadukan pada proses pencampuran, campuran yang dihasilkan menjadi
semakin homogen namun temperatur dan viskositas menjadi semakin menurun sehingga sulit
untuk dipompakan menuju proses pasteurisasi. Oleh karena itu, waktu pengadukan pada proses
pencampuran dibatasi. Proses pencampuran dari mulai memasukkan bahan baku hingga
pemompaan ke proses pasteurisasi menggunakan waktu selama 20 menit. Tangki pencampur
harus dibersihkan terlebih dahulu untuk penggunaan memproduksi campuran yang berbeda
jenis dan warna.
Proses memasukkan bahan baku ke dalam tangki pencampur terdiri dari dua cara yaitu secara
manual dan secara otomatis. Bahan baku yang dimasukkan secara manual biasanya berupa
bahan baku padat, sedangkan yang dimasukkan secara otomatis berupa cair yang
terhubungkan langsung melalui pipa ke dalam tangki pencampur. Memasukkan bahan baku ke
dalam tangki pengaduk secara berurutan sesuai dengan urutan tertentu. Urutan bahan baku
yang dimasukkan ke dalam tangki pencampur adalah air, gula pasir, bahan susu, racikan, gula
sirup, minyak nabati, dan terakhir adalah rework. Fungsi dari adanya urutan bahan baku
dijelaskan pada uraian berikut ini yang diurutkan dari bahan yang dimasukkan lebih dahulu:
1)
Air
Air dimasukkan pertama kali ke dalam tangki pencampur. Air digunakan untuk melarutkan semua
bahan baku. Temperatur air yang masuk ke dalam tangki berkisar antara 80-85 oC untuk
memudahakan pelarutan bahan baku. Air dimasukkan ke dalam tangki secara otomatis melalui
pipa yang terhubung langsung ke dalam tangki. Mula-mula, air yang dikeluarkan tidak
merupakan seluruh jumlah air yang digunakan untuk melarutkan bahan baku, tapi disisakan
sebagian untuk membersihkan campuran yang masih tersisa setelah campuran dipompakan
menuju proses pasteurisasi.
2)
Gula Pasir
Setelah jumlah air yang dimasukkan ke dalam tangki pengaduk mencapai jumlah yang
diinginkan, bahan yang kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengaduk adalah gula pasir.
Penambahan gula pasir sebelum penambahan bahan susu adalah untuk menurunkan
temperatur air sehingga tidak terjadi kerusakan nutrien pada susu berupa pemecahan protein.
Akibat penambahan gula tersebut, temperatur air turun hingga mencapai 75-80 oC.
3)
Bahan Susu
Yang termasuk bahan susu adalah susu skim dan bubuk whey. Penambahan susu pada
temperatur air 75-80oC bertujuan agar tidak terjadi penggumpalan, lebih mudah larut, dan dapat
membunuh sebagian bakteri yang terdapat pada susu (jika ada).
4)
Racikan
Racikan terdiri dari bahan-bahan pengemulsi dan pemantap. Racikan dimasukkan secara sedikit
dmi sedikit agar terjadi pencampuran yang baik dan mencegah terjadinya penggumpalan.
5)
Gula Sirup
Gula sirup merupakan bahan cair sehingga penambahannya ke dalam tangki dilakukan secara
otomatis melalui pipa. Gula sirup yang masuk ke dalam tangki bertemperatur 45-50 oC.
6)
Minyak Nabati
Seperti halnya gula sirup dan air, minyak nabati juga ditambahkan ke dalam tangki secara
otomatik. Minyak nabati yang ditambahkan bertemperatur 40-45oC. Selain dengan cara otomatis,
penambahan minyak nabati juga dilakukan secara manual pada pembuatan campuran tertentu
sebagai pelarut bahan tambahan seperti kalsium.
7)
Rework
Rework adalah material yang dihasilkan dari beberapa tahapan pada proses.
Penggunaan reworkdibatasi hanya 10%-berat untuk jenis ice cream dan 15% untuk jenis water
ice.
Proses homogenisasi dilaksanakan pada homogenizer. Campuran diberi tekanan tinggi mecapai
100-150 bar untuk ice cream dan 50-75 bar untuk water ice untuk memecah butiran lemak
hingga berdiameter 1m sehingga terbentuk campuran bertekstur halus dan homogen. Setelah
homogenisasi, campuran memasuki tahap pasteurisasi di dalam holding tube.
Waktu tempuh campuran melewati holding tube adalah 80oC dan temperatur campuran dijaga
tetap 80-85oC. Pasteurisasi berlangsung saat campuran melewati holding tube secara turbulen
dan temperatur yang dijaga selama 20 detik sepanjang jarak tempuhnya di dalam holding tube.
Dariholding tube, campuran masuk kembali ke PHE ke bagian regenerasi.
Regenerasi dapat menghemat hingga 90% energi yang dibutuhkan untuk memansakan dan
mendinginkan campuran. Setelah melepaskan panasnya kepada campuran yang lebih dingin,
campuran kemudian masuk ke dalam bagian pendinginan.
Pendinginan pada PHE ini terdiri dari dua tahap. Pertama pendinginan dengan air kemudian
dilanjutkan dengan pendinginan menggunakan glikol. Temperatur akhir setelah pendinginan
dengan glikol diharapkan mencapai 4oC sebelum dipompakan menuju tangki penuaan.
Metode pasteurisasi yang paling banyak digunakan pada industri es krim adalah secara kontinu
atau yang biasa disebut high-temperatur short-time (HTST). HTST dilaksanakan pada sebuah
alat penukar panas yang disebut plate heat exchanger (PHE). PHE terdiri dari bagian
pemanasan (heating), regenerasi (regeneration), dan pendinginan (cooling). Adanya bagian
regenerasi dapat menghemat kebutuhan pemanas dan pendingin hingga 90%. Temperatur dan
waktu minimum yang dibutuhkan pada metode HTST adalah 80oC selama 25 detik.
4) Mengurangi jumlah panas yang dibutuhkan untuk dibuang pada saat pembekuan
1)
Campuran dari freezer yang masuk ke mesin jenis ini ditampung di dalam
sebuah hopper campuran. Dari hopper, campuran kemudian dituangkan ke dalam cetakan yang
direndam di dalam larutan air garam, disebut dengan larutan Brine (CaCl 2), bertemperatur -25oC
s.d. -30oC yang didinginkan memakai amoniak. Kemudian cetakan tersebut berputar dan selama
perputaran tersebut, campuran di dalam cetakan diberi stik menggunakan stick inserter dan
terjadi pengerasan pada campuran. Setelah keras, kemudian cetakan direndam di dalam larutan
Brine hangat, bertemperatur 25-30oC, dan diangkat untuk dilepaskan dari cetakan. Setelah lepas
dari cetakan, beberapa jenis es krim diberi lapisan tambahan berupa saus coklat atau bahan
lainnya. Setelah itu, es krim dilepaskan di atas kemasan plastic untuk dikemas.
2)
Extrusion Machine
Es krim setengah beku dari freezer dicetak di dalam extruder nozzle kemudian diberi stik dan
dipotong menggunakan kawat panas berbahan baja tahan karat. Potongan es krim ditampung
pada pelat-pelat yang berjalan di atas conveyor dan dapat menampung potongan es sebanyak
tiga buah tiap pelat. Pelat-pelat tersebut kemudian berjalan masuk ke dalam terowongan
pengerasan (hardening tunnel) yang bertemperatur -40oC s.d. -45oC. Es krim yang keluar dari
terowongan bertemperatur -20oC, telah mengeras, dan menempel pada pelat. Untuk melepaskan
es krim dari pelat, pelat dipukul menggunakan pemukul sejenis palu. Setelah lepas, potongan es
krim kemudian diangkat dan dicelupkan ke dalam larutan cokelat, untuk es krim tertentu. Setelah
itu dilepaskan di atas pembungkus plastik.
3)
Campuran yang keluar dari freezer kemudian ditampung dalam filler kemudian campuran
tersebut langsung diisikan kepada tempat es krim berupa cup atau cone yang berjalan di
atas conveyor belt. Setelah terisi dengan campuran es krim, cup dan cone tersebut diberi tutup
dengan menggunakanlid inserter kemudian dijalankan menuju terowongan pengerasan. Setelah
keluar dari terowongan, es krim dimasukkan ke dalam kemasan kardus untuk dipak.
2.10 Penyimpanan
Dari ruang palletizing, kemudian es krim dibawa ke ruang penyimpanan dingin yang
bertemperatur -18oC dan disimpan untuk kemudian didistribusikan. Es krim yang disimpan di
dalam ruang penyimpanan dingin dapat bertahan hingga satu tahun.