“ES KRIM”
2. Ir.Hj.Ermina Syainah, MP
3. Rahmani, STP., MP
Disusun Oeh :
Akhmad Durrun Nafis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembekuan bahan pangan bertujuan untuk menghambat proses
metabolisme, agar dapat menghindari kerusakan pangan dalam jangka pendek.
Proses pengolahan menggunakan suhu rendah masih sedikit yang dikembangkan.
Es krim adalah produk yang umum dijumpai sebagai hasil olahan dengan suhu
pembekuan.
Suhu efektif yang umum yang digunakan untuk mengurangi laju
metabolism adalah diatas suhu beku dan dibawah suhu 150C, yang berarti pula
efektif sebagai pengawetan pada jangka pendek. Hal ini disebabkan suhu renda
dapat menghambat aktivitas-aktivitas metabolism dan menhambat pertumbuhan
mikroba, mencegah terjadinya reaksi-reaksi kimia dan berkurangnya kadar air dari
bahan pangan. Setiap penurunan suhu 80C laju metabolism akan berkurang
setengahnya.
Prinsip pengolahan bahan makanan beku adalah memproduksi pangan
setengah jadi/jadi dari bahan baku melalui proses cooling atau freezing. Tujuan
praktek ini, mahasiswa terampil mengolah dan mengawetkan makanan melalui
metode pendinginan atau pembekuan.
Es krim merupakan makanan baku yang terbuat dari campuran produk-
produk susu dengan presentase lemak-lemak tertentu, telur ditambah bahan
pangan rasa dan pewarna tertentu sehingga lebih menarik. Apabila es krim
dilakukan selama beberapa waktu dari tempat pembekuan (frezer) ke udara luar,
sering timbul peristiwa sinersis. Maka diperlukan zat pengstabilan untuk
mencecah terjadinya peristiwa sinersis yang terlalu cepat. Kekentalan es krim
banyak dipengaruhi oleh komposisi adonan, jenis kualitas bahan, proses
penanganan maupun suhu dan kadar lemak bahan.
e. Aging
Aging merupakan proses pemasakan es krim mix dengan cara
mendiamkan adonan selama 3-24 jam dengan suhu 4,4°C atau dibawahnya.
Tujuan aging yaitu memberikan waktu pada stabilizer dan protein susu untuk
mengikat air bebas, sehingga akan menurunkan jumlah air bebas. Perubahan
selama aging adalah terbentuk kombinasi antara stabilizer dan air dalam adonan,
meningkatkan viskositas, campuran jadi lebih stabil, lebih kental, lebih halus, dan
tampak mengkilap (Anonima , 2011).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Waktu dan Tempat
Praktikum : 4 (Empat)
Topik :Es Krim
Hari/Tanggal : Rabu, 4 April 2018
Tempat : Lab. ITP Jurusan Gizi
3.1.2 Alat
Wajan
Kompor
Pengaduk
Mixer
Alat pendingin
3.1.3 Bahan
Susu full cream : 500 ml
Gula pasir : 100 gram
Kuning telur : 2 biji
Tepung maizena : 10 gram
Whipped cream : 15 gram
Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gula pasir dan susu dimasak sampai mendidih, kecilkan api.
3. Tepung maizena, kuning telur, dan whipping cream dicampurkan,
ditambahkan air hangat dan diaduk hingga larut.
4. Larutan tadi dituangkan ke dalam campuran susu dan gula dan dipanaskan.
Diaduk rata, masak hingga adonan mengental.
5. Setelah mengental , matikan api dan dinginkan adonan .
6. Setelah adonan dingin , lalu dimasukkan ke dalam ice maker dan ditambah
essence anggur (selama 90 menit)
Tepung maizena,
kuning telur, dan
Whipping Cream
dilarutkan dalam air
hangat(Larutan)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Uji Organoleptik
Jumlah
Nama Warna Produk
Sebelum Sesudah Suhu
Produk Aroma Tekstur Rasa yang
diberi diberi Dihasilkan
pewarna pewarna
Ice Cream Coklat Khas Lembut Kopi -3 ºC 20 cup
Cream Kopi
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini akan dibuat es krim rasa anggur. Tahap yang
dilakukan pertama kali yaitu memasak gula pasir dan susu di atas api kecil dengan
suhu 700C. penggunaan gula di maksudkan sebagai pemanis. Pemberian pemanis
bertujuan memberikan kekentalan serta mencapai total solid yang diinginkan
sehingga dapat menurunkan titik beku. Penggunaan susu full cream bertujuan
untuk memberikan tekstur lembut pada es krim. Tahap selanjutnya melarutkan
tepung maizena, kuning telur, dan whipped cream dengan air hangat, diaduk
sampai homogen. Homogenisasi dimaksudkan untuk mengurangi semua ukuran
lemak menjadi ≤ 2 µm. Penambahan maizena dimaksudkan sebagai pengental
dan penstabil pada adonan es krim sehingga menghasilkam olahan produk yang
berkualitas. Kuning telur digunakan sebagai bahan pengemulsi agar lemak dalam
susu terdispersi baik dalam air sehingga tidak terjadi pemisahan fase lemak dan
air selama penyimpanan. Penggunaan whip Cream bertujuan sebagai pelembut
dan pengembang adonan es krim sehingga dihasillkan es krim yang lembut dan
padat serta tidak memiliki pori-pori. Kemudian, larutan tersebut di campurkan
kedalam campuran susu dan dipanaskan kembali, diaduk secara terus menerus
dengan tujuan agar adonan dapat tercampur merata. Namun pada saat pembuatan
es krim yang kami lakukan, pencampuran tepung meizena, kuning telur, dan
whipped cream kedalam larutan susu dan gula, suhu yang panas dari larutan
tersebut membuat pencampuran akhir dari semua bahan tidak homogen , terjadi
penumpukan disperse globula lemak selama pembekuan, sehingga teksturnya
kurang menarik dan kurang baik.
Setelah dimasak hingga adonan mengental, lalu api dimatikan dan adonan
didinginkan . Setelah dingin, adonan dimasukkan ke dalam ice maker dan
ditambahkan essence anggur. Atur waktu ice maker selama 90 menit. selama.
Essence anggur bertujuan untuk memberi cita rasa pada es krim. Tahap terakhir
setelah 90 menit dan sudah menjadi ice cream, dimasukkan ke dalam wadah
plastik dan masukkan ke dalam ruang pendingin (Freezer) hingga mengeras.
Pendinginan ditujukan untuk menjaga kualitas adonan dan membuat lemak dan
protein susu menjadi kristal dan bahan penstabil menyerap air bebas sebagai air
hidrasi.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C, akan tetapi itu tidak
cukup dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk
membekukan es krim adalah -3o C atau lebih rendah. Pada praktikum ini suhu
akhir pembekuan es krim adalah -6o C.
Bahan pemanis yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah
gula pasir (sukrosa) dan gula bit. Bahan pemanis selain berfungsi memberikan
rasa manis, juga dapat meningkatkan cita rasa, menurunkan titik beku yang dapat
membentuk kristal-kristal es krim yang halus sehingga meningkatkan penerimaan
dan kesukaan konsumen. Penambahan bahan pemanis sekitar 12% sampai 16%
(Harris, 2011).
Rasa anggur , warna ungu muda dan aroma yang timbul pada ice cream
karena ditambahkan essen rasa anggur dan rasa manisnya berasal dari gula pasir.
Sedangkan rasa creamy dan gurih disebabkan penambahan lemak atau whipped
cream. (Goff, 2000)
Teksturnya lembut dikarenakan penambahan lemak pada pembuatan es krim
yang berperan dalam pembentukan globula lemak dan turut mempengaruhi besar
kecilnya pembentukan kristal. Selain itu menurut Goff (2000), lemak sangat
penting dalam memberikan body es krim yang baik dan meningkatkan
karakteristik kehalusan tekstur.
Selain karena penambahan lemak susu tekstur ice cream juga dipengaruhi
oleh emulsifier. Pengemulsi asli pada es krim adalah kuning telur. Emulsifier
digunakan untuk menghasilkan adonan yang merata, memperhalus tekstur dan
meratakan distribusi udara di dalam struktur es krim. Paling sedikit sepertiga
kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier yang
sangat kuat adalah kandungan lesitin yang terdapat dalam kompleks lesitin-
protein (Winarno, 2001). Padatan kuning telur mempengaruhi tekstur, hampir
tidak mempengaruhi titik beku dan meningkatkan kemampuan
mengembang karena kompleks lesitin-protein (Arbuckle, 2000). Menurut Harris
(2011) komposisi adonan saat pembuatan ice cream akan menentukan kualitas ice
cream. Faktor yang mempengaruhi antara lain bahan baku, proses pembuatan,
proses pembekuan, pengepakan, dan sebagainya. Proses pembuatan seluruh bahan
baku ice cream akan dicampur menjadi suatu bahan dasar ice cream, salah satunya
viskositas atau kekentalan. Kekentalan pada adonan ice cream akan berpengaruh
besar pada tingkat kehalusan ice cream serta ketahanan ice cream sebelum
mencair.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Es krim adalah buih setengah beku yang mengandung lemak teremulsi dan
udara.Sel-sel udara yang ada berperan untuk memberikan tekstur lembut
pada es krim tersebut. Suhu ice cream yang rendah disebabkan oleh
penambahan gula. Rasa, warna dan aroma disebabkan oleh penambahan
essens anggur. Tekstur ice cream dipengaruhi oleh penambahan lemak dan
emulsifier yaitu itu kuning telur.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya mahasiswa sudah mempelajari
prosedur kerja terlebih dahulu.
2. Mahasiswa sebaiknya menanyakan kepada pembimbing praktikum kalau
ada prosedur kerja yang kurang dipahami.
3. Pada saat mencampurkan larutan maizena, kuning telur dan whipping
cream dengan larutan susu dan gula penting memperhitungkan suhunya
jangan terlalu panas, agar adonan dapat teraduk secara merata (menjadi
homogen).
DAFTAR PUSTAKA
Arbuckle, W.S. 2000. Ice Cream Third Edition. Avi Publishing Company. Inc
West Port, Connecticut.
Fitrahdini. 2010. Analisis Persepsi Konsumen Terhadap Ekuitas Merk Produk Es
Krim. http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/article/viewFile/3088/2050
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39348/4/Chapter%20II.pdf
(diakses 27 Maret 2016)
https://iinparlina.wordpress.com/2011/07/13/proses-pembuatan-es-krim/ (diakses
27 Maret 2016)
Jurnal penelitian tentang mutu es krim di Yogyakarta.
Laporan praktikum pembuatan es krim Anila Widiawati, 2014
Marshall, R. T., and W. S. Arbuckle. 1996. Pages 59, 151–185, 263–267, 319 in
Ice Cream. 5th ed. International Thomson Publ., New York.
Marshall, R.T., H.D Goff and R.W. Hartel. 2003. Ice Cream. Sixth Edition.
Kluwer Academic. Planum Publisher. New York
Muchtadi, Tien R. Prof. Dr. Ir. M.S, 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Bogor: Alfabeta, CV.
Muse, MR., dan W. Kartel, 2004. Ice Cream Structure Elements that Affect
Melting Rate and Hardness. ADSA. J.Dairy Sci. 87:1-10.
Padaga. Sawitri, 2005. Kajian Mutu Es Krim Beserta Cara Pembuatan Yang Aman
Menurut Standar Nasional Indonesia. Skripsi. Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Susilorini, T. E. dan M. E. Sawitri, 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia. Jakarta