PENDAHULUAN
3. Pewarna
Warna merupakan salah satu aspek yang penting terhadap kualitas suatu
produk makanan seperti rasa dan tekstur dari suatu makanan agar makanan
tersebut dapat diterima di masyarakat. Warna juga mengindikasikan bahwa telah
terjadi reaksi kimia pada makanan. Pewarna makanan merupakan salah satu jenis
BTP yang dapat memperbaiki penampakan makanan. Penambahan BTP
mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah memberi kesan menarik bagi
konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan
warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan (Cahanar dan Suhanda, 2006).
Pb Maks 1,0
Cu Maks 5
Zn Maks 40
Sn Maks 40
Hg Maks 0,03
As Maks 0,1
9. Cemaran mikroorganisme
ALT Maks 500
E. coli Negatif
Salmonella sp. Negatif
Kapang dan khamir Maks 50
Staphylococcus aureus Negatif
2. Soft candy
Soft candy merupakan candy atau candy dengan bahan dasar gula dengan
bahan tambahan 5%. Menurut SNI 3547-2-2008, soft candy (candy lunak) adalah
makanan selingan berbentuk padat, dibuat dari gula atau campuran gula dengan
pemanis lain, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan
tambahan pangan (BTP) yang diijinkan, bertekstur relatif lunak atau menjadi
lunak jika dikunyah.
Proses pengolahan soft candy terdapat 4 tahap yaitu pencampuran bahan,
pemanasan, pendinginan dan pencetakan. Candy jenis ini memiliki kadar air yang
relatif tinggi, yaitu antara 6 8 %. Ciri khas utama yang dimiliki soft candy yaitu
mempunyai tekstur yang lunak atau chewy, dapat digigit dan tidak lengket di gigi
sewaktu dikunyah (Lukas et al, 2011).
1. Keadaan :
Bau - Normal
Rasa - Normal
(sesuai label)
6. Cemaran logam
8. Cemaran mikroba
Salmonella - Negatif/25 g
Sumber : SNI-3547-1-2008.
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
1. Pemanas/kompor
3. Pengaduk
4. Thermometer
5. Kamera
3.1.2 Bahan
2. Air
3. Pewarna
Pemanasan suhu 102oC, 110oC, 115oC, 120oC, 125oC, 135oC dan 140oC
Pendokumentasian
Langkah pertama yang dilakukan pada praktikum ini yaitu membuat
padatan gula. Bahan yang digunakan yaitu air, gula, dan pewarna. Semua bahan
tersebut dimasukkan kedalam panci kemudian dipanaskan pada suhu yang
berbeda yaitu 102oC, 110oC, 115oC, 120oC, 125oC, 135oC. Perbedaan suhu yang
digunakan bertujuan untuk mengetahui perbedaan struktur atau tekstur gula yag
dihasilkan pada pemanasan dengan suhu tertentu. Setelah suhu pemanasan sudah
mencapai suhu yang telah ditentukan kemudian dilakukan pengambilan satu
sendok makan terhadap larutan gula tersebut, lalu dimasukkan kedalam air yang
bertujuan untuk.. Selanjutnya dilakukan pengamatan jendalan gula dan
dilakukan dokumentasi untuk mengetahui perbedan fisik terhadap struktur gula
yang dihasilkan.
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Cahanar, P. & Suhanda, I., 2006. Makan Sehat Hidup Sehat. Jakarta: Penerbit
Buku Kompas.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pembuatan Permen. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Lukas, et al,. 2011. Soft Candy Dari Bahan Aktif Oleoresin Temulawak (Curcuma
Xanthorhiza Roxb.). Bogor: Pusat Audit Teknologi, Pusat Teknologi
Agroindustri, Alumus Institut Pertanian Bogor
Honig, S., 1963. Food Additives. John Wiley and Sons, Chichester-New York.