SOFT CANDY
(Cucumis melo L)
Oleh
Nama : Bisma Raka Perdana
NRP : 123020186
Kelompok : G
Meja : 02 (Dua)
Tanggal Percobaan : 08 April 2015
Asisten : Ratna R.A, S.T
Buahnya biasanya dimakan segar sebagai buah meja atau diiris-iris sebagai
(Anonim, 2013).
confectionary atau candy, yaitu jenis pangan padat yang terdiri dari gula sebagai
artinya penambahan (to compound). Sedangkan istilah candy berasal dari bahasa
dengan bahan pewarna dan pemberi rasa sampai tercapai kadar air kira-kira 3%.
suhunya sekitar 150oC kemudian adonan permen dituangkan pada cetakan dan
permen lunak terbagi menjadi tiga jenis. Ketiga bahan tersebut adalah gum,
air dan penambahan bahan pembentuk gel (gelling agent) yang dapat membentuk
gel lunak dan meleleh pada saat dikunyah di mulut serta bahan tambahan seperti
flavour dan zat pewarna. Permen lunak mempunyai tekstur yang lunak, dapat
Tujuan pembuatan soft candy adalah untuk mengetahui cara pembuatan soft
candy, untuk mengawetkan buah sesuai kebutuhan agar buah selalu terjamin
pilihan baik dalam keadaan segar atau utuh maupun telah diolah.
menjadi sari buah dengan penambahan sukrosa dan glukosa terbentuk gumpalan
Bahan-bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah sari buah melon,
basis 200 gram, berat produk 90.5 gram, dan menghasilkan % produk 45,25 %.
Pembuatan soft candy melon dimulai dengan melakukan sortasi pada buah
lalu di trimming dan dicuci. Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang afkir.
Tujuan pencucian yaitu untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida pada
buah. Sedangkan trimming bertujuan untuk menghilangkan bagian buah yang
tidak diperlukan seperti kulit dan biji, karena pada pengolahan soft candy melon
mengetahui berat bahan sesuai dengan basis. Buah melon yang telah ditimbang
mendapatkan bubur buah yang merupakan bahan utama dalam pembuatan selai
sari buah yang digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan soft candy.
pembentuk tekstur, meningkatkan cita rasa, penambah rasa manis, aroma selain
itu dengan konsentrasi gula ini dapat memperpanjang umur simpan karena gula
dapat menyerap kadar air dalam bahan selai melon sehingga tidak dapat
adalah sebagai pembentuk tekstur yang kenyal sehingga produk yang dihasilkan
lebih lunak. Pada pembuatan permen soft candy digunakan perbandingan sukrosa
dan glukosa 1 : 3 hal ini bertujuan untuk mendapatkan tekstur permen yang lunak.
Apabila perbandingan sukrosa yang lebih besar maka yang terbentuk bukanlan
permen soft candy melainkan hard candy yaitu permen yang bertekstur keras.
Selanjutnya dilakukan pemanasan. Selama proses pemanasan dan
pendidihan akan terjadi reaksi millard dan pada suhu yang lebih tinggi akan
Selain sebagai penambah cita rasa manis pada produk, sukrosa pun dapat
sebagai bahan pengawet. Pemindahan air dari larutan encer yang mempunyai
selaput semipermiabel ke laruitan yang lebih pekat. Difusi air berlangsung melalui
selaput dari larutan encer ke lauran yang lebih pekat sampai tercapai
kesetimbangan.
demikian juga pad titik didihnya. Keadaan ini akan terus berlangsung sehingga
seluruh air menguap semua. Bila keadaan ini telah tercapai dan pemanasan
diteruskan, maka cairan yang ada bukan lagi terdiri dari sir tetapi cairan sukrosa
yang lebur. Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atu terpecah-pecah mula-
mula setiap molekul sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah
molekul fruktosan (fruktosan yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang
tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga
(Winarno, 1997).
Proses pencampuran dilakukan bersamaan dengan proses pemanasan.
Proses ini bertujuan untuk membentuk bahan menjadi suatu campuran kalis yang
32oC. Bahan pembungkus yang tidak cocok, transfer kelembaban uap air dari
(Minifie, 1989).
yaitu permen kristalin (krim) dan permen non kristalin (amorphous). Permen
kristalin biasanya mempunyai rasa yang khas dan apabila dimakan terdapat rasa
krim yang mencolok. Contoh permen kristalin adalah fondant, dan fudge.
form”, berdasarkan teksturnya dibedakan menjadi hard candy (hard boiled sweet),
permen kunyah (chewy candy) atau soft candy, gum dan jellies. Produk
confectionery lainnya adalah Karamel atau Toffee (termasuk soft candy) dan
penampilan yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan
sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan
rasa yang lebih baik. Hard candy dengan kandungan total solid sebanyak 97%
memberikan tekstur yang baik dan memberikan umur simpan yang optimal
(Anonim, 2013). Suhu yang digunakan untuk membuat permen agar kadar air
tekstur yang keras, serta memiliki kelembaban relatif dibawah 30% (Anonim,
2013).
Soft candy Sesuai namanya, permen ini bertekstur lebih lunak dan dapat
dengan permen karet (bubble gum) yang juga dikunyah, namun umumnya tidak
untuk ditelan. Permen jenis ini memiliki kadar air yang relatif tinggi (6-8 %).
Bahan dasar utamanya tetap sukrosa dan sirup glukosa. Namun untuk membentuk
tekstur yang chewy, biasanya dicampurkan lemak, gelatin, emulsifier dan bahan
karateristik permen kunyah atau soft candy adalah tekstur. Pada hard candy proses
permen kunyah atau soft candy berbeda, di mana setelah proses pemasakan,
adonan akan langsung masuk ke rangkaian mesin selanjutnya yang berupa screw
sangat besar yang dilapisi dinding pendingin. Di dalam mesin ini adonan akan
terjadilah proses kristalisasi yang sempurna. Proses ini akan menghasilkan adonan
bertekstur halus dan lembut. Jika dilihat dibawah mikroskop akan tampak kristal
2013).
Jenis ini juga dikenal dengan hidrocolloid sweets. Kadar air gummy candy
berkisar 15%, contoh candy ini adalah marshmallows, jellies dan gum drops.
Hampir separuh dari produk sugar confectionery yang dijual di pasaran tergolong
dalam jenis ini. Selain sukrosa dan glukosa, komponen yang penting dalam
gelatin, pektin dan pati yang juga digunakan untuk memodifikasi tekstur.
Pemilihan jenis gum atau “gelling agent” sangat bergantung pada jenis permen
(Anonim, 2013).
Permen Jelly
Menurut SNI 3547-2-2008, permen jelly adalah permen bertekstur
agar, gum, pektin, pati, karegenan, gelatin, dan lainlain yang digunakan
untuk modifikasi tekstur sehingga menghasilkan produk yang kenyal.
Permen jelly harus dicetak dan diproses aging terlebih dahulu sebelum
mendidih yang ditarik hingga porous kemudian benang tipis taffy dipotong
dan digulung pada gulungan kertas minyak. Taffy terbuat dari molases,
mentega, dan gula palm (brown sugar). Taffy sering diberi pewarna dan
Nougat adalah permen yang terbuat dari kacang panggang (kenari atau
hazelnut) dan buah kering yang dimasak dalam madu atau gula hingga
membentuk pasta. Ada dua macam nougat yaitu putih dan cokelat. Nougat
putih dibuat dari putih telur yang dikocok sampai halus, sedangkan nougat
cokelat terbuat dari gula yang menjadi karamel dan memiliki tekstur keras
(Nurvika, 2014).
Karamel
Karamel ditemukan di Arab. Awalnya karamel adalah gula hangus
yang digunakan oleh para putri untuk perontok rambut bukan sebagai
permen. Karamel dihasilkan saat gula dipanaskan pada suhu sekitar 320-
merah, susu bubuk, lemak garam dan pemekatan campuran. Karamel dapat
diklasifikasi berdasarkan tekstur yang diatur melalui kadar air sisa, sebagai
caramel keras (kadar air 6%), sedang (kadar air 8%) dan lunak (kadar air 10%)
(Buckle, 2009).
1. Marshmallow
Marshmallow terbuat dari sirup jagung, gelatin atau putih telur, gula, dan pati
yang dicampur dengan tepung gula. Marshmallow pada skala pabrik dibuat
2. Permen Karet
Permen karet (chewing gum) merupakan yang pada dasarnya terbuat dari
lateks alami atau sintetis yang dikenal dengan nama poliisobutilen Permen karet
pertama yang dijual di pasaran dibuat oleh John Bacon Curtis pada tahun 1800an
tetapi paten pertama dari permen karet dimiliki oleh William F. Semple pada
tahun 1869.
tekstur dan Sticky, kesalahan yang mungkin terjadi pada pembuatan produk gula
adalah produk gula tersebut menjadi lengket (sticky) (Buckle, et al., 1987).
Kerusakan utama yang sering terjadi pada soft candy adalah terbentuknya
kristal-kristal karena bahan terlalu banyak, gula tidak cukup melarut sehingga
terbentuk kristal. Gel menjadi besar dan kaku dikarenakan kadar gula yang rendah
atau pektin yang tidak cukup. Gel yang kurang padat dan menyerupai sirup
dikarenakan kadar gula yang terlalu tinggi dan tidak seimbang dengan kandungan
pektin. Serta pengeluaran air dari gel (sineresis) karena terlalu banyak asam
(Agustina, 2007).
peka terhadap serangan mikroorganisme perusak, karena berkadar air rendah dan
oleh karena ERH-nya juga rendah. Akan tetapi fermentasi ragi dapat terjadi bila
dapat tumbuh jika misalnya terjadi pengembunan air pada produk karena
32oC. Bahan pembungkus yang tidak cocok, transfer kelembaban uap air dari
pembungkus produk gula dan kantong pembungkus terlalu tinggi (Minifie, 1989).
test. Spoon test dilakukan dengan cara mengambil soft candy yang telah
dipanaskan dengan ujung sendok kemudian celupkan ke dalam air selama ±10
detik. Apabila adonan tidak larut dan untuk soft candy teksturnya sudah chew
proses pemanasan. Yang disebabkan karena api yang terlalu besar dan proses
pemanasan yang terlalu lama atau yang terlalu sebentar, sehingga permen yang
Critical Control Point pada proses pembuatan soft candy adalah pada tahap
penyaringan dan pemanasan. Pada tahap penyaringan merupakan titik kritis yang
perlu diperhatikan karena apabila ampas dari buah tidak tersaring sampai
yang paling kritis. Karena apabila pada proses pemanasan suhu yang digunakan
terlalu tinggi akan menyebabkan permen yang keras dan terjadi karamelisai serta
aroma gula gosong yang kurang enak. Pemasana dan pencampuran yang tidak
Berdasarkan table SNI, soft candy yang dihasilkan pada percobaan ini dari
segi syarat tidak menyimpang atau sesuai dengan SNI dari segi warna, rasa dan
aroma.
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) saran.
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan didapat hasil soft candy melon memiliki
basis 200 gram, berat produk 90.5 gram, dan menghasilkan % produk 45,25 %.
4.2. Saran
Saran yang ingin disampaikan pada praktikum percobaan Softcandy adalah
DAFTAR PUSTAKA
Wesport Connecticut
2015.
April 2015.
IPB, Bogor.
Winarno F.G, (1997), Kimia Pangan dan Gizi, Pernerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Keadaan
Bentuk Normal
Rasa Normal
Bau Normal
Air %(b/b) Maks. 3,5
Abu %(b/b) Maks. 2,0
Gula Reduksi (Sebagai Gula Invert) %(b/b) Maks. 22
Sakarosa %(b/b) Min. 40
Bahan Tambahan Makanan
Pemanis Buatan Negatif
Pewarna Tambahan Sesuai dengan SNI
01-0222-1987
Getah (gum) %(b/b)
Cemaran Logam :
Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,5
Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 10,0
Seng (Zn) mg/kg Maks. 10,0
Timah (Sn) mg/kg Maks. 40
Raksa (Hg) mg/kg Maks. 0,03
Cemaran Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
Cemaran Mikroba:
Angka Lempeng Total
Koloni/gram Maks. 5 x 102
Bakteri Coliform
APM/gram Maks. 20 <3
E.coli
APM/gram Negatif/25 gr
Salmonella
Koloni/gram Maks. 102
Staphilococcus aureus
Koloni/gram Maks. 102
Kapang dan Khamir
Sumber: SNI, (1995)
LAMPIRAN KUIS
Jawab :
diversifikasi produk olahan sayur dan buah serta menambah nilai ekonomis
Prosedur :
Cabai
Merah
Pencucian
Air dan Air kotor
bersih penyortiran
Blanching
Uap air
t = 2-3
menit
Biji,
Pemisahan
tangkai
Cabai tanpa
biji
Cabai keriting, gula,
garam, cabai merah,
Penghancur
bawang putih,
2. Albumin
bawang merah : pembentukan buih ann
pada proses foaming sehingga bubur
Cabai
buah tidak ikut mongering saat proses pengeringan
Dekstrin : dekstrin berfungsiGiling
sebagai penstabil dimana berperan
Penyimpan
an
Saus
cabai
4. Pigmen buah dan sayur yaitu
Klorofil
Karotenoid
Antosianin
Antoksantin
Tanin
5. Sari buah : hasil penggilingan buah yang disaring ampasnya sehingga
dihasilkan filtratnya
Bubur buah : hasil penggilingan buah tanpa penyaringan ampasnya