kata permen akan banyak mengalami kesulitan. Dalam hal ini, suatu jenis
permen tertentu dapat dijelaskan dengan mendalam, tetapi tidak dapat
didefinisikan secara sempit hanya dari komposisi kimia dan sifat-sifat fisiknya
saja. Karakteristik mutu yang sama dalam semua jenis permen hanya satu, yaitu
kemanisannya. Meskipun demikian dapat dilakukan penjelasan secara singkat
terhadap kisaran komposisi, sifat fisik dan sensori atau organoleptik yang harus
dimiliki oleh produk permen yang baik.
Parameter mutu yang penting dalam permen adalah tekstur yang merupakan
jumlah beberapa sifat fisik termasuk densitas, kekerasan, plastisitas atau elestisitas
dan konsistensi. Sifat-sifat tersebut bervariasi dalam jenis permen yang berbeda,
antara lain lunak (soft), tekstur empuk pada marshmallow atau chocolate cream
centers sampai keras seperti gelas pada permen keras (hard candy). Sifat atau
sifat-sifat tertentu yang diinginkan bervariasi tergantung dari tekstur yang
diinginkan pada suatu jenis pemen. Pengukuran kuantitatif sifat-sifat fisik tidak
banyak dilakukan dan sebagian besar masih menggunakan istilah-istilah
pembuatan permen (candy maker), yaitu short, tender, firm, chewy dan
lain-lain. Tetapi apapun sifat tekstur tersebut, keseragaman dan kehalusan pada
umumnya diinginkan, sehingga permen yang grainy atau gritty pada
umumnya kurang popular.
2.3 Penggolongan Candy
Penggolongan candy menurut Melanie De Proft (1979: 542), dalam bukunya yang
berjudul The Family Home Cook Book, bahwa candy itu dapat di bagi menjadi 2
jenis, yaitu :
1. Crystaline candy adalah jenis candy yang mempunyai kristal banyak dan bila
dimakan terasa lembut, candy yang termasuk ke dalam crystalin yang dapat dijual
dalam usaha candy contohnya adalah fondant, fudge, panocha, nougat, divinity,
yupy, bon-bon dan praline.
2. Non Crystaline Candy adalah jenis candy yang apabila dipecahkan tidak memiliki
kristal dan pada umumnya keras. Produk candy yang dapat dijual dalam usaha
candy termasuk ke dalam candy non crystaline contohnya yaitu caramel, toffee,
peanut, brittle, lollipops, candy delights. Relaxa, kopiko dan fox.
2.4 Bahan-Bahan Rock Candy
Sukrosa
Sukrosa merupakan polimer dari molekul glukosa dan fruktosa melalui
ikatan glikosidik yang mempunyai peranan yang penting dalam pengolahan
makanan. Oligosakarida ini banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kepala
kopyor. Biasanya gula ini digunakan dalam bentuk kristal halus atau kasar
(Winarno, 2004). Buckle et. al. (1987) cit Budiana, penggunaan sukrosa dalam
pembuatan hard candy umumnya sebanyak 50-70 % dari berat total. Hasil
penelitian Wahyuni (1998) menunjukkan bahwa peningkatan kadar sukrosa akan
meningkatkan kekentalannya. Untuk pembuatan hard candy dapat digunakan
sukrosa dalam bentuk granular atau gula cair. Agar dihasilkan permen dengan
kejernihan yang baik atau penampakan mirip air, dibutuhkan gula dengan tingkat
kemurnian yang tinggi dan rendah kandungan abunya. Kandungan abu yang
tinggi menyebabkan peningkatan inverse, pewarnaan dan pembusaan selama
pemasakan sehingga memperbanyak gelembung udara yang terperangkap dalam
massa gula.
Air
Sebagai media pelarut gula baik sukrosa maupun glukosa sehingga gulagula tersebut menjadi larut dan kental karena adanya pemanasan dengan suhu
tinggi, serta gula yang bersifat mengikat air.
Flavor
Flavour adalah gabungan rasa dan aroma yang sangat menetukan kesukaan
konsumen terhadap suatu produk disamping tekstur. Tujuan penambahan flavour
bukan untuk menutupi kualitas dari bahan pangan yang sebenarnya, tetapi antara
lain untuk meningkatkan daya tarik bahan pangan, menstandarisasi flavour awal
yang lemah dan menggantikan flavour yang hilang selama pengolahan. Dalam
pemberian flavour harus diingat bahwa sebaiknya dilakukan pada temperature
yang tepat untuk menghindari menguapnya komponen volatile dan degradasi.
Alat
1. Neraca analitik
2. Panci
3. Kompor gas
4. Korek api
5. Stick
6. Gelas plastik
7. Saringan
8. Pengaduk
9. Nampan
3.1.2
Bahan
Gula
Air, 3:1
Pelarutan
Pemanasan
+ essens
Pendinginan
Pemasukan
pada toples
+ stick
Penutupan
Tanpa
Penggantian
penggantian
wadah
wadah
Pengamatan
kristal
Pertama siapkan alat dan bahan. Gula sebanyak 1800 gram gula
ditambahkan air sebanyak 600 ml yaitu perbandingan 3:1 fungsinya untuk
melarutkan kristal gula. Larutan gula dituangkan dalam panci, dan dipanaskan
dengan api sedang hingga gula larut semua. Esens dan pewarna ditambahkan
secukupnya untuk menanbah daya tarik produk dan memperbaiki cita-rasa
produk.
Campuran ditunggu agak dingin, kemudian dimasukkan ke dalam toples
atau cup plastik sebagai wadah. Stick dimasukkan ke dalam toples atau cup plastik
yang telah berisi larutan gula dengan ujung sekitar 1 cm dari dasar dan diatur pada
posisi vertical berfungsi sebagai pancingan dalam pembentukan kristal. Larutan
gula ditutup dengan plastik dan disimpan pada suhu kamar selama 6 hari
fungsinya untuk mengoptimalkan pembentukan kristal-kristal permen. Percobaan
ini dilakukan dua perlakuan, yaitu :
Pembentukan Kristal
Diganti
Dipancing
Tidak
Tidak
diganti
Diganti
Tidak
Dipancing
diganti
Hari
Hari
ke-0
ke-1
U1 : U2 : U3 : U1 : U2 : -
ke-2
ke-3
ke-4
ke-5
ke-6
+2
+2
+1
+1
-
+1
+3
+3
+2
+2
-
+2
+4
+4
+3
+2
-
+3
+5
+5
+3
+3
-
+4
+5
+5
+4
+4
-
Rock candy yang hanya dibuat dari gula dan air akan mempunyai kristal
yang besar-besar dan berasa pasir dalam waktu singkat. Sehingga masa simpannya
hanya sebentar. Hal ini dapat disebabkan oleh penambahan gula yang besar
dibandingkan air yang berpengaruh pada kepekatannya pada saat pemanasan,
dimana mengukur suhu campuran pada saat air menguap selama pendidihan
campuran bahan permen, campuran tersebut menjadi semakin pekat. Gula tidak
ikut menguap, sehingga masih terdapat di dalam panci. Jika kepekatan bertambah,
titik didih campuran juga meningkat, sehingga lebih banyak gula yang
ditambahkan.
Suhu dimana campuran bahan permen mendidih (titik didih) dapat
dijadikan indikator bahwa kepekatan campuran bahan permen telah cukup untuk
menghasilkan produk akhir dengan konsistensi yang diinginkan. Glukosa dan atau
gula invert biasanya terdapat dalam campuran bahan permen berkristal. Adanya
kedua gula tersebut meningkatkan titik didih dan berpengaruh terhadap
konsistensi produk akhir karena dapat mencegah kristalisasi sukrosa. Ion
hydrogen
bertindak
sebagai
katalis
dalam
hidrolisis
sukrosa
tersebut,
menghasilkan gula invert, yaitu suatu campuran glukosa dan fruktosa dengan
sejumlah molekul yang sama (Koeswara, 2009).
Waktu pemanasan untuk permen rock candy pada saat praktikum singkat,
sehingga hidrolisis sukrosa juga singkat, dan memungkinkan gula invert yang
terbentuk sedikit, sehingga faktor penghambat kristalisasi permen dapat dicegah
atau diminimalisir. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama pendidihan atau
pemasakan campuran bahan permen bervariasi. Kecepatan pemanasan akan
mempengaruhi jumlah gula invert yang dihasilkan. Pemanasan yang perlahan dan
lama menghasilkan gula invert yang lebih banyak dibandingkan dengan
pemanasan cepat dan singkat untuk menghasilkan suhu akhir pemasakan
(Koeswara, 2009).
Faktor lain yang berpengaruh pada pembentukan kristal permen (Rock
Candy) ialah faktor pengganggu dalam praktikum ini digunakan stick sebagai
pancingan. Hasil pengamatan menunjukkan perlakuan dengan cara dipancing
lebih berhasil memicu terbentuknya kristal daripada yang tidak dipancing. Hal ini
3. Semakin banyak gula yang ditambahkan dan sedikit air sebagai pelarut,
serta waktu dan suhu pemanasan yang cepat dan rendah, maka gula invert
sebagai faktor penghambat kristal yang terbentuk semakin sedikit.
5.2 Saran
Agar dilakukan uji organoleptik untuk membandingkan produk dari
perbedaan perlakuan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
dan
Mikrobiologi.
Diterjemahkan
oleh
Sutrisno.
2010.
Teknologi
Pembuatan
Permen.
Universitas
Keluarga.
Fakultas
Pendidikan