Anda di halaman 1dari 1

Keju Edam

Keju edam merupakan keju olahan yang berasal dari kota Edam, di Belanda. Keju
Edam memiliki bentuk bulat dengan tekstur padat berwarna kuning terang yang
kemudian dilapisi dengan parafin yang biasanya berwarna merah. Parafin berfungsi
agar keju tetap lembab dan teksturnya lembut. Warna lapisan parafin pada keju Edam
memiliki arti yang berbeda-beda. Keju yang akan diekspor keluar Belanda
menggunakan parafin merah, sedangkan yang dikonsumsi dalam negeri menggunakan
parafin kuning. Parafin hijau digunakan untuk menandai keju untuk vegetarian.
Parafin hitam digunakan untuk menandai keju yang telah dimatangkan setidaknya
selama 17 minggu. Biasanya keju ini digunakan sebagai isian sandwich, bahan kue,
atau dikonsumsi secara langsung. Keju Edam melewati proses pasteurisasi yang
membuat keju ini lebih padat, lembut, dan lebih rendah lemak dibandingkan keju-keju
lainnya. Keju Edam termasuk keju keras (hard cheese) karena berbentuk padat
meskipun teksturnya lembut dan dapat diiris. Karakteristik dari keju ini adalah
memiliki rasa yang sangat lembut, sedikit asin, terasa seperti kacang, dan wangi yang
khas. Tahapan pada pembuatan keju Edam hampir sama dengan pembuatan keju
lainnya yakni susu di standarisasi, di pasteurisasi, di fermentasi, di koagulasi,
pemotongan curd, pemisahan whey dari curd, curd di pressing, menjadi keju segar,
dan selanjutnya pematangan dengan diperam dan jadilah keju Edam. Yang
membedakan keju edam dan keju lainnya adalah proses pada saat ripening. Dadih
keju Edam akan dicuci dengan air hangat sebelum diperam agar keasamannya
berkurang, kadar laktosa menurun, dan dihasilkan tekstur yang lembut. Pada keju
Edam juga terdapat lubang-lubang kecil yang disebabkan oleh CO2 selama proses
pemeraman dengan parafin. Adapun bakteri yang berperan dalam pembuatannya
adalah Streptococcus thermophillus, Lactococcus lactis dan Leuconostoc
mesenteroides. Pada saat proses koagulasi, juga terdapat penambahan rennet yang
biasanya diperoleh dari perut sapi.

Anda mungkin juga menyukai