Anda di halaman 1dari 12

http://bumbualami.wordpress.com/2012/10/22/golongan-dan-fungsi-bahan-tambahan-pangan/ Bahan tambahan pangan mempunyai berbagai golongan dan setiap golongan mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Kita sering membaca tulisan tanpa bahan pengawet atau tanpa MSG pada kemasan atau banner suatu produk. Bahan pengawet adalah salah satu golongan dari bahan tambahan pangan atau BTP. Sementara MSG adalah salah satu BTP yang tergolong dalam penyedap rasa. Berikut adalah golongan BTP, fungsi dan contohnya. Golongan Fungsi Contoh Pengawet Mencegah/menghambat kerusakan makanan yang disebabkan mikroba Pewarna Memperbaiki/memperkuat/memberi warna pada makanan Penyedap rasa dan aroma Memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma Pemanis buatan Zat yang dapat menimbulkan rasa manis pada makanan namun tidak/hampir tidak memiliki nilai gizi Pengatur keasaman Mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan Penstabil warna Menjaga agar warna tidak mudah berubah Antioksidan Mencegah/menghambat oksidasi Antikempal Mencegah mengempalnya makanan yang berupa bubuk Pemutih dan pematang tepung Mempercepat proses pemutihan untuk memperbaiki mutu pemanggangan Pengemulisi, pemantap dan pengental Membantu meratakan penyebaran berbagai bahan pada makanan pengeras Memperkeras/mencegah melunaknya makanan Pengental Meningkatkan kekentalan makanan Pembuat tekstur gel Membuat makanan menjadi seperti jelly Sequesteran Mengikat ion logam yang ada pada makanan Humectant (pelembab) Menjaga kelembaban makanan (menjaga kandungan air pada makanan) BY SEPTIVAHERLIN IN UNCATEGORIZED ON OKTOBER 22, 2012.

http://merkuriakaryantina.files.wordpress.com/2010/04/bahan-uas-ttg-i-gsl-11-compatibilitymode.pdf http://rosidmarwanto.blogspot.com/2010/01/kegunaan-bahan-tambahan-pangan-btp.html Kegunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Berdasarkan Golongannya Apakah Kegunaan Antioksidan ? Perubahan kimia dari lemak dan minyak mempunyai arti praktis yang besar. Kerusakan yang terjadi berarti penurunan nilai gizi, rasa, bau / flavor dari lemak yang bersangkutan. Kerusakan lemak dapat disebabkan penyerapan bau, hidrolisis atau autosikdasi. Selain oksidasi pada lemak, dapat pula terjadi kerusakan oksidatif pada karbohidrat dan pigmen yang terikat dengan protein. Oksidasi pada karbohidrat dapat menyebabkan terjadinya pemucatan warna dan hilangnya flavor. Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Misalnya digunakan pada bahan yang digoreng, makanan dari biji-bijian, dan makanan lain yang mengandung lemak dan mudah tengik. Antioksidan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan. Antioksidan alami misalnya vitamin E atau tokoferol. Penggunaan tokoferol misalnya pada kaldu sebanyak 50 mg / kg. Bahan antioksidan yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya : Butil hidroksianisol ( BHA ), untuk lemak dan minyak makan serta mentega ( 200 mg / kg ), dan margarin ( 100 mg / kg ).

Butil hidroksitoluen ( BHT), untuk ikan beku ( 1 g / kg ), minyak, lemak, margarin, mentega, dan ikan asin ( 200 mg / kg ) Propil galat, untuk lemak dan minyak makan, margarin dan mentega ( 100 mg / kg ) Apakah Kegunaan Pengawet ? Bahan pengawet digunakan terutama untuk menghambat kerusakan mikrobiologis. Bahan pangan dapat mengalami kerusakan secara kimiawi, mikrobiologis dan enzimatis. Pengawet adalah bahan tambahan makanan yang mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan mikroba. Bahan pengawet umumnya digunakan untuk mengawetkan pangan yang mudah rusak; tetapi sering terjadi produsen pangan menggunakannya pada bahan yang relatif awet, dengan tujuan untuk memperpanjang masa simpan atau memperbaiki tekstur. Bahan pengawet yang bayak dijual di pasaran dan digunakan untuk mengawetkan bahan adalah : benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium benzoat atau kalium benzoat yang bersifat mudah larut. Benzoat sering digunakan pada makanan dan minuman seperti saribuah, saus tomat, saus sambal, selai dan jeli, manisan ( 1 g / kg ), minuman ringan ( 600 mg / kg ), dll. propionat (dalam bentuk asam, atau garam kalium atau natrium propionat), yaitu bahan pengawet untuk roti ( 2 g / kg ), dan keju olahan 3 g / kg ). Nitrit (dalam bentuk garam kalium/ natrium nitrit ) dan nitrat (dalam benuk garam kalium / natrium nitrat ), yaitu bahan pengawet untuk daging olahan atau yang diawetkan seperti sosis ( 125 mg nitrit / kg atau 500 mg nitrat / kg), korned dalam kaleng ( 50 mg nitrit / kg ), atau keju ( 50 mg nitrat / kg ). Sulfit (dalam bentuk garam kalium atau natrium bisulfit atau metabisulfit), yaitu bahan pengawet untuk potongan kentang goreng ( 50 mg / kg ), udang beku ( 100 mg / kg ), dan pekatan sari nenas ( 500 mg / kg ). Pada saat sekarang anyak ditemukan penggunaan bahan pengawet yang dilarang digunakan dalam makanan, misalnya boraks dan formalin. Boraks banyak digunakan dalam baso, mie basah, lontong, siomay, dll., dengan tujuan untuk mengawetkan dan mengenyalkan. Sebenarnya boraks bersifat antiseptik dan pembunuh mikroba, oleh karena itu banyak digunakan sebagai anti jamur, bahan pengawet kayu, dan sebagai bahan antiseptik pada kosmetik, sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Penggunaan boraks seringkali mungkin tidak disengaja, karena tanpa diketahui terkandung di dalam bahan-bahan tambahan seperti pijer atau bleng, yang sering digunakan dalam pembuatan baso, mie basah, lontong dan ketupat. Formalin juga banyak disalah gunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah, padahal sebenarnya formalin digunakan untuk mengawetkan mayat dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Apakah Kegunaan Pemanis Buatan (Artificial Sweetener ) ? Pemanis buatan sering ditambahkan ke dalam makanan dan minuman sebagai pengganti gula, karena rasanya lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. Istilah zat pemanis telah dikenal cukup luas dan penggunaannya telah berlangsung lebih dari 100 tahun. Yang dimaksud dengan pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang dapat menyebabkan rasa manis pada makanan, yang tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi. Pemanis buatan tidak menghasilkan kalori, dan mempunyai struktur kimia yang berbeda dengan struktur kimia gula alam Beberapa

jenis pemanis buatan yang dikenal luas penggunaannya dalam pangan adalah siklamat, sakarin, dan aspartam. Sakarin (dan garam natrium sakarin), untuk es lilin, minuman ringan dan minuman yogurt berkalori rendah ( 300 mg / kg ) Siklamat (dan garam natrium serta kalsium siklamat), untuk saus, minuman ringan dan minuman yogurt berkalori rendah 3 g / kg ) Batas maksimum penggunaan siklamat adalah 500 mg 3 g / kg bahan, sedangkan batas maksimum penggunaan sakarin adalah 50 300 mg / kg bahan. Apakah Kegunaan Pemutih dan Pematang Tepung ? Tepung terigu yang masih baru digiling biasanya berwarna kekuning-kuningan. Warna ini dapat diperbaiki secara perlahan selama penyimpanan. Dengan penambahan bahan pemutih, maka perbaikan warna dapat dipercepat, misalnya ditambah benzoil peroksida, oksida-oksida dari nitrogen, khlorin dioksida dan komponen khlorin lainnya. Pemutih dan pematang tepung adalah bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses pemutihan dan atau pematangan tepung, sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Misalnya dalam pembuatan roti. biskuit, dan kue. Beberapa bahan pemutih dan pematang tepung yang diizinkan untuk pangan, a. l. : Natrium stearoil-2-laktat, untuk adonan kue ( 5 g / kg bahan kering ), roti dan sejenisnya (3,75 g / kg tepung) Asam askorbat, untuk tepung ( 200 mg / kg ) Apakah Kegunaan Pewarna ? Warna bahan pangan selalu dihubungkan dengan kualitas dan sifat-sifat organoleptiknya. Penambahan pewarna makanan pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk : memperbaiki penampakan bahan yang memudar memberi kesan menarik bagi konsumen menyeragamkan warna pngan menstabilkan warna menutupi atau mengatasi perubahan warna selama proses pengolahan Yang dimaksud dengan pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. Beberapa pewarna yang dilarang dan berbahaya sering ditemukan pada makanan, terutama makanan jajanan, misalnya: Metanil Yellow (kuning metanil) yang berwarna kuning, dan Rhodamin B yang berwarna merah. Kedua pewarna tersebut sering digunakan dalam pembuatan sirup, kue-kue, agar, tahu, pisang goreng, dll. Ternyata telah dapat dibuktikan bahwa kedua pewarna tersebut dapat menyebabkan kanker.

Pewarna alami merupakan alternatif untuk menggantikan penggunaan pewarna buatan, misalnya ekstrak daun pandan atau daun suji untuk warna hijau, kunyit untuk warna kuning, dll. Penggunaan bahan pewarna alami juga ada batasannya sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Contohnya : karamel, berwarna coklat digunakan untuk selai / jeli (200 mg / kg ) beta karoten, berwarna merah jingga digunakan untuk es krim ( 100 mg / kg), keju ( 600 mg / kg ) kurkumin, berwarna kuning jingga untuk es krim dan sejenisnya ( 50 mg / kg ) Apakah Kegunaan Pengemulsi, Pemantap dan Pengental ? Yang dimaksud dengan zat pengemulsi ialah zat-zat yang dapat mempertahankan dispersi lemak di dalam air dan sebaliknya. Misalnya saus selada (mayonnaise) tanpa adanya zat pengemulsi, maka lemaknya akan terpisah dari airnya. Emulsi saus selada dipertahankan dengan adanya kuning telur. Senyawa penting yang terdapat dalam kuning telur yaitu lesitin. Yang dimaksud dengan pengemulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan system dispersi yang homogen pada makanan. Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengental dalam pangan adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air, sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air, serta mempunyai tekstur yang kompak. Beberapa senyawa ini yang diizinkan digunakan dalam pangan, antara lain : agar, untuk sardin dan sejenisnya ( 20 g / kg ), yogurt ( 5 g / kg ) gelatin, untuk yogurt ( 10 g / kg ) dan keju ( 5 g / kg ) lesitin, untuk es krim, es puter, keju, makanan bayi dan susu bubuk instan (5 g / kg ) karboksi metil selulosa ( CMC ), untuk es krim, es puter dan sejenisnya (10 g/ kg), kaldu ( 4 g / kg ) Apakah Kegunaan Penyedap Rasa dan Aroma, atau Penguat Rasa ? Yang dimaksud dengan penyedap rasa dan aroma, penguat rasa adalah bahan tambahan makanan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma. Salah satu penyedap rasa dan aroma yang sudah dikenal dan banyak digunakan di Indonesia adalah vetsin atau bumbu masak. Di pasaran dapat dijumpai dalam berbagai merek sepert Ajinomoto, Miwon, dll. Penyedap rasa mengandung senyawa yang disebut monosodium glutamat (MSG). Peranan asam glutamat penting untuk merangsang dan menghantar sinyal-sinyal antar sel otak, dan dapat memberikan citarasa pada makanan. Namun demikian, penggunaan MSG dibatasi secukupnya, yang berarti tidak boleh berlebihan. Penggunaan MSG yang berlebihan dan digunakan terus menerus kemungkinan akan menyebabkan kanker. Apakah Kegunaan Pengatur Keasaman ?

Yang dimaksud dengan pengatur keasaman adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Fungsi pengatur keasamanpada pangan adalah untuk membuat makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan pangan. Pengatur keasaman mungkin ditambahkan langsung ke dalam pangan, tetapi seringkali terdapat di dalam bahan yang digunakan untuk membuat makanan. Beberapa pengatur keasaman yang diizinkan untuk digunakan dalam pangan, a.l. : asam laktat, untuk makanan pelengkap serealia ( 15 g / kg ) asam sitrat, untuk makanan pelengkap serealia ( 25 g / kg ) Apakah Kegunaan Antikempal ? Yang dimaksud dengan antikempal adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah mengempalnya makanan yang berupa serbuk. Antikempal biasa ditambahkan ke dalam bahan pangan yang berbentuk tepung atau bubuk. Peranannya di dalam pangan tidak secara langsung, tetapi terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan seperti susu bubuk, tepung terigu, gula pasir, dsb. Beberapa bahan antikempal yang diizinkan, a.l. : aluminium silikat, untuk susu dan krim bubuk (1 g / kg ) kalsium aluminium silikat, untuk serbuk garam dengan rempah atau bumbu serta merica ( 20 g / kg ), gula bubuk (15 g / kg), dan garam meja (10 g /kg ) Apakah Kegunaan Pengeras ? Yang dimaksud dengan pengeras adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Pengeras ditambahkan ke dalam pangan untuk membuat bahan menjadi lebih keras atau mencegah makanan menjadi lunak ; banyak ditambahkan pada sayur-sayuran dan buah-buahan. Beberapa bahan pengeras yang diizinkan untuk pangan, a.l. : kalsium glukonat, untuk mengeraskan buah-buahan dan sayuran dalam kaleng seperti irisan tomat kalengan ( 800 mg / kg ), buah kalengan ( 350 g / kg ) kalsium khlorida, penggunaannya seperti kalsium glukonat, ditambah dengan apel dan sayuran kalengan ( 260 mg / kg ) kalsium sulfat, untuk irisan tomat kalengan ( 800 mg / kg ), apel dan sayuran kalengan ( 260 mg / kg ) Apakah Kegunaan Sekuestran ? Sekuestran adalah bahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Dengan penambahan sekuestran dapat memantapkan warna dan tekstur makanan atau mencgah perubahan warna makanan. Beberapa bahan sekuestran yang diizinkan untuk makanan, antara lain :

asam fosfat, untuk kepiting kalengan (5 g / kg ), lemak dan minyak makan ( 100 mg / kg) asam sitrat, potongan kentang goring beku, lemak dan minyak makan secukupnya dikalium fosfat, untuk daging olahan, daging awetan ( 3 g / kg ) Diposkan oleh rosid di 21.40

http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2010/11/10/waspadai-bahaya-bahan-aditif-dalammakanan-sehari-hari/ Clinical and Editor in Chief : Dr Widodo Judarwanto SpA, pediatrician. email :judarwanto@gmail.com, BAHAN ADITIF MAKANAN Aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan yang berguna untuk meningkatkan kualitas, menambahkan kelezatan dan menjaga kesegaran makanan tersebut. Penggunaan aditif sebenarnya bermula sejak ribuan tahun lalu. Nenek moyang kita telah menggunakan garam untuk mengawet daging dan ikan, rempah untuk melezatkan makanan, dan cuka serta gula untuk menyimpan buah-buahan. Departemen Kesehatan dan BPOM mengistilahkan Bahan aditif Makanan dengan BPT (Bahan Tambahan Pangan ). Bahan Tambahan Pangan adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut dapat disebabkan oleh fungi, bakteria dan mikroba lainnya. Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan (food borne illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan Aditif yang bertindak sebagai pewarna telah digunakan untuk memberi warna kuning kepada mentega sejak dahulu kala. Penduduk Asia telah menggunakan sejenis sup atau makanan lainnya dengan pemberian bahan mononatrium glutamat atau MSG, sejak 2.000 tahun lalu. Manfaat Aditif Makanan Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan pengawet adalah untuk menghambat pembusukan dan menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Penggunaan pengawet dalam produk pangan dalam prakteknya berperan sebagai antimikroba atau antioksidan atau keduanya. Jamur, bakteri dan enzim selain penyebab pembusukan pangan juga dapat menyebabkan orang menjadi sakit, untuk itu perlu dihambat pertumbuhan maupun aktivitasnya. Zat aditif makanan juga untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan tersebut. eran sebagai antioksidan akan mencegah produk pangan dari ketengikan, pencoklatan, dan perkembangan noda hitam. Antioksidan menekan reaksi yang terjadi saat pangan menyatu dengan oksigen, adanya sinar, panas, dan beberapa logam. Berbagai manfaat Aditif Makanan diantaranya adalah Untuk mempertahankan kelezatan dan kesehatan (wholesomeness) pangan. Pengawet menahan kerusakan pangan yang disebabkan oleh kapang, bakteria, fungi atau khamir. Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan ( food born illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan. Antioksidan adalah pengawet yang mencegah terjadinya bau yang tidak sedap. Antioksidan juga mencegah potongan buah segar seperti apel menjadi coklat bila terkena udara. Mengembangkan atau mengatur keasaman/kebasaan pangan. Bahan pengembang yang melepaskan asam bila dipanaskan bereaksi dengan baking soda membantu mengembangkan kue, biskuit dan roti selama proses pemanggangan. Pengatur keasaman/kebasaan membantu memodifiksi keasaman/kebasaan pangan agar diperoleh bau, rasa dan warna yang sesuai Untuk menguatkan rasa atau mendapatkan warna yang diinginkan. Berbagai jenis bumbu dan penguat rasa sintetik atau alami memperkuat rasa pangan. Sebaliknya warna memperindah tampilan pangan tertentu untuk memenuhi ekspektasi konsumen.

Untuk mempertahankan konsistensi produk. Emulsifier memberikan tekstur produk berbentuk emulsi atau suspensi yang konsisten dan mencegah pemisahan fasa air dengan fasa lemak suatu emulsi atau pemisahan fasa cair dan fasa padat suatu suspensi. Penstabil dan pengental menghasilkan tekstur yang lembut dan homogen pada pangan tertentu. Untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi. Vitamin dan mineral yang ditambahkan ke dalam pangan seperti susu, tepung, serelia lain dan margarin untuk memperbaiki kekurangan zat tersebut dalam diet seseorang atau mengganti kehilangannya selama proses pengolahan pangan. Fortifikasi dan pengayaan pangan semacam ini telah membantu mengurangi malnutrisi dalam populasi masyarakat Amerika. Semua pangan yang mengandung nutrien yang ditambahkan harus diberi label yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara internasional atau sesuai ketentuan masing-masing negara. Aditif makanan Aditif Makanan atau Pengawet pangan adalah upaya untuk mencegah, menghambat pertumbuhan mikroba yang terdapat dalam pangan. Pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu penggunaan suhu rendah, suhu tinggi, iradiasi atau dengan penambahan bahan pengawet (BTP Pengawet). Produk-produk pangan dalam kemasan yang diproses dengan panas atau disebut sterilisasi komersil seperti kornet dalam kaleng atau susu steril dalam kemasan tetrapak tidak menggunakan bahan pengawet karena proses termal sudah cukup untuk memusnahkan mikroba pembusuk dan patogen. Produk-produk ini akan awet lebih dari setahun meskipun disimpan pada suhu kamar. Beberapa produk pangan dalam kemasan yang menggunakan bahan pengawet, misalnya kecap, sambal, selai dan jem dalam botol. Kedua jenis produk ini setelah dibuka biasanya tidak segera habis, sehingga supaya awet terus pada suhu kamar maka produk ini membutuhkan bahan tambahan pangan pengawet. Agen-agen penstabil dan pemekat seperti garam alginat dan gliserin membuat makanan dan tekstur obatobatan menjadi rata dan lembut. Agen penghalang kerak memastikan makanan yang berbutir seperti garam dan gula sentiasa berberai. Aditif bermanfaat untuk menawetkan dan meningkatkan nilai nutrisi makanan. Contohnya, vitamin dan bahan galian dicampurkan ringan seperti susu, tepung, dan margarin untuk menciptakan sumber makanan yang seimbang. Aditif yang tergolong bahan pengawet digunakan bagi tujuan pengawetan mengawetkan makanan dalam keadaan baik dan tahan lama. Bahan pengawet seperti garam nitrat dan nitrit amat penting bagi melindungi makanan jenis daging agar terhindar dari ulat dan bakteria clostridium, botulidium mikroorganisma penyebab botulisme atau keracunan makanan. Antioksidan seperti vitamin C dan vitmain E ternyata dapat mencegah lemak dan minyak di dalam sediaan makanan menjadi masam atau tengik. Antioksidan ini juga digunakan untuk membuat warna isi buah-buahan yang siap dipotong menjadi tahan lama. Tanpa agen antioksidan, warna isi buah epal dengan mudah berubah menjadi hitam dan pucat. Aditif juga digunakan untuk menaikkan bahan makanan yang dimasak seperti cake dan roti. Bahan penyedap seperti rempah ratus (halia dan bunga cengkih) dan bahan kimia sintetik (monosodium glutamat; MSG) digunakan melezatkan makanan. Bahan pewarna juga sering dicampurkan ke dalam makanan, Contoh bahan pewarna ialah FD&C Yellow No.6 yang digunakan di dalam minuman, makanan ringan dan roti. Bahan pemutih digunakan untuk memutihkan makanan seperti agar-agar dan obat-obatan yang mudah berubah warna terutama ketika di dalam penyimpanan. PENGAWASAN PENGGUNAAN Jenis dan jumlah pengawet yang diijinkan untuk digunakan telah dikaji keamanannya. Indonesia menganut Standarisasi internasional yang ditetapkan Codex Alimentarius Commission (CAC). Forum CAC (Codex Alimentarius Commission) merupakan organisasi perumus standar internasional untuk bidang pangan. Berbagai produk dan industri makanan yang ada dsi Indonesia harus dibuat berdasarkan CODEX Alimentarius Commission, badan standar makanan internasional. Menurut Permenkes No.722/1988, bahan pengawet yang diizinkan digunakan dalam makanan dalam kadar tertentu adalah Asam Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Metil p-Hidroksi Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalium Nitrat, Kalium Nitrit, Kalium

Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit, Natrium Bisulfit, Natrium Metabisulfit, Natrium Nitrat, Natrium Nitrit, Natrium Propionat, Natrium Sulfit, Nisin dan Propil-p-hidroksi-benzoit BAHAN ADITIF ALAMI DAN SINTETIS Aditif dapat berasal dari sumber alami, contohnya lesitin daripada kacang soya dan jagung atau serbuk pewarna bit daripada lobak bit. Aditif sintetik pula dihasilkan melalui tindak balas kimia. Keaslian aditif sintetik mudah dikenal dalam pembuatan dan pemrosesan bahan makanan tersebut. BAHAYA BAHAN ADITIF MAKANAN KESEHATAN Beberapa aditif yang dikaitkan dengan efek samping yang kurang baik adalah pewarna FD&C Yellow No.5 atau tartazin. Tartazin (E102)dilaporkan menyebabkan gatal-gatal kulit yang amat sangat (urticaria) serta pembengkakkan sesetengah tisu lembut seperti kelopak mata, bibir, lidah dan tangan. Namun demikian, gangguan tersebut hanya didapatkan pada 1% dari penggunanya. Oleh sebab itu, penggunaan tartazin tidak dilarang dan maz diijinkan. Tetapi sebaiknya kandungan zat tersebut seharusnya disertakan dalam label makanan tersebut. Bahan pemanis berkalori rendah aspartam, pernah dilaporkan membawa kesan camping yang tidak baik bagi penggunanya. Namur sampai saat ini FDA maz Belem bisa membuktikan bahaya bahan makanan tambahan tersebut. Demikian juga halnya dengan sesetengah aditif makanan yang dicampurkan ke dalam makanan ringan untuk kanak-kanak dan remaja. Bahan Aditif yang sering mendapat perhatian paling sering adalah monotorium glutamat (MSG). Pada mulanya, bahan ini didapatkan dari sejenis rumput laut. Garam atau NaCl Telah berabad lampau digunakan hingga saat ini sebagai bahan pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan dan mengikat air bebasnya, sehingga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Produk pangan hasil pengawetan dengan garam dapat memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan dibandingkan produk segarnya yang hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari pada kondisi lingkungan luar. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainya merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan garam. Gula atau sukrosa Gula atau sukrosa merupakan karbohidrat berasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet khususnya komoditas yang telah mengalami perlakuan panas. Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentrasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan pangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau buah kering merupakan contoh produk awet yang banyak dijual di pasaran bebas. Cuka buah atau vinegar Merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging, asyuran maupun buah-buahan. Acar timun, acar bawang putih, acar kubis (kimchee) merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah atau vinegar. Data pengaturan bahan pengawet dari Codex Alimetarius Commission (CAC), USA (CFR), Australia dan New Zealand (FSANZ) tercatat 58 jenis bahan pengawet yang dapat digunakan dalam produk pangan. Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet. Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan Bahan Pengaruh terhadap Produk Pangan Pengawet Kesehatan Ca-benzoat Sari buah, minuman Dapat menyebabkan reaksi ringan, minuman merugikan pada asmatis dan anggur manis, yang peka terhadap aspirin ikan asin Sulfur dioksida Sari buah, cider, buah Dapat menyebabkan

(SO2)

kering, kacang kering, pelukaan lambung, sirup, acar mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi K-nitrit Daging kornet, daging Nitrit dapat mempengaruhi kering, daging asin, kemampuan sel darah untuk pikel daging membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit kepala, anemia, radang ginjal, muntah Ca- / NaProduk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan propionat tidur Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit Asam sorbat Produk jeruk, keju, Pelukaan kulit pikel dan salad Natamysin Produk daging dan Dapat menyebabkan mual, keju muntah, tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal BHA Daging babi segar dan Menyebabkan penyakit hati sosisnya, minyak dan kanker. sayur,shortening, kripik kentang, pizza beku, instant teas FDA mensyaratkan kepada produsen pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang digunakan aman bagi konsumen dengan mempertimbangkan : Kemungkinan jumlah paparan bahan pengawet pada konsumen sebagai akibat mengkonsumsi produk pangan yang bersangkutan. Pengaruh komulatif bahan pengawet dalam diet. Potensi toksisitas (termasuk penyebab kanker) bahan pengawet ketika tertelan oleh manusia atau binatang. Tips dan Rekomendasi memilih makanan yang aman : Pilih pengawet yang diijinkan untuk dalam pangan serta telah terdaftar di Badan POM RI. Pilih produsen makanan yang berskala internasional, bila produsennya tidak dikena sebaiknya harus cermat dalam meneliti label yang ada. Seringkali produsen tidak mencantumkan kandungan bahan aditif sebenarnya dalam labelnya. Bacalah takaran penggunaannya pada label. Gunakan dengan takaran yang benar sesuai petunjuk pada label. Membaca dengan cermat label produk pangan yang dibeli serta mengkonsumsinya secara cerdas produk pangan yang menggunakan bahan pengawet.

50 Bahan Makanan Yang sebaiknya dihindari FOOD ADDITIVES WHICH MAY CAUSE PROBLEMS COLOURS Artificial colours Allura red AC Natural Annatto, bixin, 129Amaranth colour norbixin 160b 123Azorubine, carmoisine 122Brilliant Black BN 151 Brilliant Blue

FCF133 Brown HT, chocolate brown 155 Erythrosine 127 Green S, food green, acid brilliant green 142 Indigotine, indigo carmine 132 Ponceau, brilliant scarlet 4R 124 Quinoline yellow 104 Red 2G 128 * Sunset yellow FCF 110 Tartrazine 102 Yellow 2G 107 PRESERVATIVES Sorbic acids Calcium sorbate 203Potassium sorbate 202Sodium sorbate 201Sorbic acid 200 Sulphites(sulfites) Calcium hydrogen sulphite 227*Calcium sulphite 226*Potassium bisulphite 228Potassium metabisulphite 224 Potassium sulphite 225 Sodium bisulphite 222 Sodium metabisulphite 223 Sodium sulphite 221 Sulphur dioxide 220 Propionic acids Calcium propionate 282Potassium Benzoic acids Benzoic acid 210Calcium benzoate 213Potassium benzoate 212Sodium benzoate 211 Antioxidants Butylated hydoxyanisole (BHA) 320Butylated hydroxytoluene (BHT) 321Dodecyl gallate 312Octyl gallate 311 Propyl gallate 310 tertButylhydroquinone (TBHQ) 319

Nitrates & nitrites

Potassium nitrate 252Potassium nitrite 249Sodium

propionate nitrate 251Sodium 283Propionic nitrite 250 acid 280Sodium propionate 281 FLAVOUR ENHANCERS AND ADDED FLAVOURS Glutamates Calcium Added many dihydrogen flavours diLglutamate 623Disodium guanylate 627Disodium inosinate 631LGlutamic acid 620 Hydrolysed vegetable protein, vegetable protein, yeast extract Magnesium di-Lglutamate 625 Monoammonium L-glutamate 624 Monopotassium glutamate 622 Monosodium glutamate (MSG) 621 Sodium 5 ribonucleotide 635 disadur dari Clarke, L and others, Dietitians Association of Australia review paper: The dietary management of allergy and food intolerance in adults and children, Aust J Nutr & Diet (1996) 53:3; Royal Prince Alfred Hospital Allergy Unit, The Simplified Elimination Diet, available from dietitians; Dengate, S Fed Up, Random House, 1998; and Swain A and others, Friendly Food, Murdoch Books, 1991 http://obatsakit2011.blogspot.com/2012/05/efek-samping-bahan-tambahan-makanan-btm.html
Seringkali agar makanan yang tersaji dalam bentuk yang lebih menarik, rasanya enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet, sering dilakukan penambahan bahan tambahan atau Bahan Tambahan Makanan (BTM). BTM yang sering adalah zat aditif makanan. Bahan aditif juga bisa menjadi penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi bila bahan aditif buatan atau sintesis. Dianjurkan untuk menggunakan BTM yang resmi diapprove oleh pemerintah, agar aman. Bayangkan saja kalau ditambahi BTM yang dilarang oleh pemerintah, bukan saja menimbulkan penyakit, namun itu adalah perbuatan dosa. Iya kalau yang beli cuma satu orang, la kalau banyak bagaimana. Ya tentu dosanya berlipat kan. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah KANKER. Efek Samping BTM:

1. Jangka pendek. Mual, muntah, pusing, diare, radang tenggorokan, alergi, gatal, sesak nafas dan jantung berdebar. 2. Jangka panjang. Sesuai jenisnya. Asam benzoat dan natrium benzoat. Menyebakan alergi dan penyempitan syaraf. Na nitrit dan na sulfit. Dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan, pencernaan, metabolisme. Bahan pewarna. Menyebabkan tumor, alergi pada pernafasan dan hiperaktif. Pemanis sintetis. Picu sakit kepala, mengubah fungsi otak dan perilaku, tumor kandung kemih dan rasa pahit. Penyedap rasa. Merangsang sistem syaraf, hiperaktif, kanker pankreas, jantung berdebar, mudah lelah, mati rasa, saraf rusak, efek psikologi, kerusakan liver, tumor liver. Pemutih. Gangguan usus, luka pada hati, efek sistem imun, bisul perut, kerusakan ginjal.
Posted in: Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai