Satpros 2
Satpros 2
rasa manis pada makanan dan minuman. Gula sendiri terbuat dari sukrosa, yang
ditemukan dalam buah-buahan dan tumbuhan, dan diproduksi dalam skala besar
melalui proses pengolahan tebu atau bit gula. Karamelisasi adalah proses
warna cokelat keemasan atau kehitaman dengan rasa yang khas dan aroma yang
memanaskan gula dalam panci atau oven, atau dengan menggunakan oven
makanan dan minuman, termasuk kue, roti, saus, es krim, minuman kopi, dan teh.
Karamelisasi dapat memberikan rasa yang kaya dan manis pada makanan dan
Reaksi karamelisasi terjadi ketika gula dipanaskan hingga suhu yang tinggi,
sehingga gula meleleh dan terurai menjadi senyawa yang baru dengan warna, rasa,
dan aroma yang khas. Reaksi karamelisasi melibatkan serangkaian reaksi kimia
karamelisasi terjadi dalam tiga tahap yang berbeda, yaitu tahap dehidrasi, tahap
tahap dehidrasi, gula dipanaskan dan meleleh, dan air dalam gula terlepas. Pada tahap
pembentukan senyawa
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
intermediat, senyawa-senyawa yang kompleks terbentuk dan memberikan aroma
karamelisasi, yang terjadi ketika gula dipanaskan pada suhu yang tinggi hingga
menjadi cairan dan kemudian didinginkan dalam wadah yang berbeda. Proses ini
menghasilkan permen dengan rasa manis, aroma harum, dan tekstur kenyal atau
keras. Permen karamel adalah salah satu jenis permen yang terbuat dari gula yang
dipanaskan hingga meleleh dan kemudian dicampur dengan mentega atau krim untuk
memberikan rasa yang lezat dan konsistensi yang kenyal. Awalnya, permen karamel
dibuat di Amerika Serikat pada abad ke-17 dan menjadi sangat populer di Inggris
pada abad ke- 19.Permen karamel awalnya dibuat dengan menggunakan sirup jagung
atau gula, tetapi seiring waktu, resepnya berkembang dan bahan-bahan lain seperti
susu, madu, dan bahan-bahan rasa lainnya ditambahkan. Permen karamel adalah
permen yang terbuat dari gula yang dipanaskan hingga mengalami reaksi
karamelisasi, sehingga menghasilkan rasa manis yang khas dan tekstur yang kenyal
atau keras. ). Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan praktikum dengan
1.2 Tujuan
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
permen terhadap bahan tambah berbeda dengan uji organoleptik.
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana karena dapat larut dalam air dan
langsung diserap tubuh untuk diubah menjadi Gula juga menjadi sumber energi dan
kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis untuk
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang akan digunakan
oleh sel. Gula sebagai sukrosa diperoleh dari nira tebu, bit gula, atau aren
(Isnarianti et al., 2013). Standar kualitas gula pasir antara lain ditentukan oleh nilai
polarisasi, kadar abu, kadar air dan kadar gula reduksi. Semakin tinggi polarisasinya,
semakin tinggi kadar sukrosanya dan semakin baik kualitas gula, sebab akan tahan
dalam penyimpanan yang juga 14 ditentukan oleh kadar airnya. Kadar gula reduksi
akan mempengaruhi nilai polarisasi. Apabila kadar gula reduksi tinggi maka nilai
polarisasi tidak akan menunjukkan jumlah sakarosa yang terdapat dalam gula dan
menunjukkan kualitas gula rendah sehingga lebih mudah rusak (Mulyakin, 2020).
Sukrosa (gula pasir) adalah sekelompok zat yang mengandung sepuluh unit
dan hidrolisis sukrosa terpecah menjadi glukosa dan fruktosa. Sukrosa tidak memiliki
sifat yang dapat mereduksi ion–ion Cu+ atau Ag+ .Gula pasir yaitu apabila dicairkan,
maka gula dapat kembali membentuk kristal (Sari et al., 2014). Gula pasir adalah
berwarna
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
putih dan rasa yang manis. Gula pasir diperoleh dari tanaman tebu yang yang
mengandung cairan kurang lebih 14–12% sukrosa. Gula pasir berfungsi sebagai
pembentuk tekstur dan pembentuk flavour melalui reaksi pencoklatan. Gula yang
dari air yang ada tidak tersedia untuk pertumbuhan mikroorganisme atau aktivitas air
dari bahan pangan berkurang. Daya larut yang tinggi dari gula mengurangi
kemampuan keseimbangan relatif dan mengikat air yang menyebabkan gula dapat
2.2 Susu
Susu adalah bahan pangan yang mengandung zat-zat nutrisi yang utama untuk
kehidupan manusia, antara lain protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan
faktor faktor pertumbuhan. Selain itu susu merupakan medium untuk beberapa
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
(Resnawati, 2020). Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi.
Susu segar memiliki kadar protein sekitar 3,5% dengan kadar lemak sekitar 3,0-
3,8%. Protein yang tekandung dalam susu mewakili salah satu protein yang mutunya
sepadan dengan daging Nilai gizi tinggi yang terkandung di dalamnya yang
menyebabkan susu menjadi media yang sangat disukai oleh mikroba sebagai tempat
tumbuh dan berkembang, sehingga daya simpan susu tidak lama dan dapat dengan
mudah rusak dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak layak dikonsumsi bila
tidak ditangani dan diolah dengan benar (Sulistyowati et al., 2019). Gambar susu
Susu juga mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat
makanan yang terkandung didalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Air susu
kaya akan protein, lemak dan karbohidrat (terutama laktosa). Komponen karbohidrat
yang utama pada susu adalah laktosa, yang difermentasi oleh mikroorganisme,
metabolit utama berupa asam laktat yang mengakibatkan susu menjadi asam (Arifin
et al., 2021).
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
2.3 Whipping Cream
Whipping cream salah satu sumber lemak yang digunakan untuk pembuatan
es krim Sumber lemak dan whipping cream berasal dan lemak hewani maupun nabati
yang jumlah kandungannya tidak kurang dan 12% Whipping cream merupakan
produk yang dihaskan dan agitasi krim yaitu tahap pertama dalam agitasi mentega
proses agtasi yang dihentikan sebelum emuisi terpecah dan butiran lemak terpisah
Fungsi lemak dalam pembuatan es krim adalah sebagai pemberi tekstur halus.
penghas cita rasa dan memben elek sinergis pada tambahan flavor yang digunakan
jika kandungan lemak dari es krim kurang dan 12% maka Tekstur es lebih kasar dan
rasa lebih dingin Lemak yang sering digunakan dalam pembuatan es krim berasat dari
lemak hewan yang harganya relatif mahal Whipping cream memilk) warna yang
cerah sehingga diduga dapat meningkatkan nilai kecerahan dan es krim labu kuning
Semakin banyak whipping cream maka buits yang terbentuk semakin banyak dan
warna semakin cerah (Praptiningsih et al., 2013). Gambar Whipping Cream dapat
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Whipping cream dan es krim dianggap sebagai emulsi susu yang paling
30-40%) dan digunakan dalam makanan penutup, kue kering, kue, dan es krim
(Sajedi et al., 2014). Selain itu Selain itu rasa yang menyenangkan dan dapat
diterima, kualitas yang baik di Whipping cream dibedakan oleh stabilitasnya yang
sesuai, kekerasan, dan overrun tinggi (OR), yang dapat ditingkatkan dengan
memberikan pembungkus yang efisien gelembung udara oleh gumpalan lemak susu
candies),dibuat dari gula, sirup jagung, mentega dan krim atau susu evaporasi.
Bahan- bahantersebut dipanaskan sampai suhu 118 – 121°C dimana campuran akan
membentuk bola yang agak keras jika ditempatkan dalam air dingin. Kadar air
karamel sekitar 8 –22 %. Permen karamel atau toffee adalah produk confectionery
yang dibuat dari bahan dasar gula, sirup glukosa, susu, lemak, dan garam. Bahan –
bahan dicampurkan dan dihomogenisasi sampai membentuk emulsi lemak dalam air
padatan yang tinggi. Flavor dan warna asli permen karamel selain disebabkan oleh
proses karamelisasi gula (sukrosa) juga karena reaksi Maillard yang terjadi antara
gula pereduksi dari sirup glukosa dengan protein susu (Nurhasnah, 2020). Gambar
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Gambar 4. Permen caramel (Nurhasnah, 2020)
bentuk gula menjadi bentuk amrof (berwarna kecoklatan). Larutan gula dipanaskan
hingga air menguap dan yang tersisa hanyalah gula yang lebur. Proses pemanasan
dianggap selesai apabila adonan telah menggumpal dan tidak lengket pada wajan. Uji
kedalan air dingin, dan jika adonan mengeras maka proses pemanasan dianggap
Reaksi karamelisai terjadi karena adanya interaksi gula - gula pada suhu yang
tinggi (800 C) yaitu di atas titik cairnya, Reaksi karamelisasi merupakan reaksi
pencoklatan secara non enzimatik (Putra, 2016). Reaksi ini terjadi pada pemanasan
gula dalam asam, basa, dan pemanasan tanpa adanya air (Sutrisno, 2014). Berbeda
dengan reaksi Maillard yang terjadi karena adanya air, tetapi keduanya sama-sama
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Komponen cita rasa juga terbentuk sebagai akibat proses karamelisasi gula
dan interaksi gula dan protein, selain terjadi juga dekomposisi pati dan pembentukan
gula-gula tanpa adanya asam amino atau protein pada suhu tinggi (Nilasari et al.,
2017). Gambar reaksi karamelisasi dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.
karbohidrat, khususnya gula pereduksi (gula adosa dan ketosa) dengan gugus amina
primer (asam amino, protein atau senyawa lain yang mengandung gugus amin).
Reaksi diawali dengan interaksi gula pereduksi dengan gugus amina membentuk
konsentrasi gula, konsentrasi amino, pH, dan tipe gula. Pada akhir reaksi akan
(Kusnandar, 2019). Tahapan dalam reaksi Maillard diawali dengan kondensasi yang
melibatkan reaksi antara gula ketosa atau aldosa dengan gugus amina dan hasil dari
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Basa schiff mengalami pembentukan lingkar dalam senyawa organik yang
Pada tahap ini terjadi dehidrasi yang membentuk furfural ataupun redukton.
Dalam tahap ARP terjadi juga tahap fisi dengan cara aldolisasi yang kemudian terjadi
degradasi Strecker. Tahap terakhir reaksi Maillard adalah konversi senyawa karbonil,
aroma yang kurang baik. Reaksi kecoklatan ini berbeda dengan reaksi kecoklatan
enzimatis seperti yang terjadi pada buah apel yang dipotong, dimana pencoklatan
tersebut yang bertanggung jawab adalah enzim fenoloksidase. Reaksi Maillard dapat
diinginkan ataupun tidak baik dalam perubahan nilai gizi maupun mutu produk.
Produk pangan yang memanfaatkan reaksi Maillard dapat ditambahkan glukosa atau
pun gula inversi untuk memberikan warna cokelat yang diinginkan (Ridhani et al.,
2021). Gambar reaksi maillard dapat dilihat pada Gambar 6 dibawah ini.
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
III METODOLOGI
pelaksanaan praktikum ini pada Senin, 20 Maret 2023 pukul 10.00 s/d selesai.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu gula pasir, whipping cream,
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu cetakan aluminium, baking
Cara proses pada praktikum ini adalah Oleskan minyak pada cetakan
aluminium, pasang baking paper pada cetakan dan oleskan minyak, panaskan 200gr
gula pasir diatas Teflon dengan api kecil, setelah gula meleleh dan berwarna coklat
terang, masukkan 80ml whipping cream dan diaduk, tambahkan 1 sdt ekstrak vanilla
dan ¼ sdt garam, masukkan 40 gr mentega tawar, matikan api dan angkat caramel
tuang kedalam cetakan, tunggu 1-2 jam di suhu ruang sampai mengeras, potong-
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
akan menjadi kesan yang nantinya akan menjadi penilaian terhadap produk yang diuji
sesuai dengan sensor atau rangsangan yang diterima oleh indera. Kemampuan indera
membandingkan, dan kemampuan menilai suka atau tidak suka (Saleh, 2014).
keinginan pada suatu produk. Uji organoleptik biasa disebut juga uji indera atau uji
sensori merupakan cara pengujian dengan menggunakan indera manusia sebagai alat
utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Indera yang dipakai
menjadi kesan yang nantinya akan menjadi penilaian terhadap produk yang diuji
sesuai dengan sensor atau rangsangan yang diterima oleh indera (Gusnadi et al.,
2021).
4.1.1 warna
Warna merupakan sensori pertama yang dapat dilihat langsung oleh panelis.
Penentuan mutu suatu produk umumnya bergantung pada warna yang dimilikinya,
warna yang tidak menyimpang dari warna seharusnya akan memberi kesan penilaian
tersendiri oleh panelis (Negara et.al., 2016). Warna menjadi salah satu parameter
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
pada
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
suatu produk yang seringkali menentukan penerimaan konsumen terhadap produk
karamel dengan gula pasir 200 gr 4,16; gula pasir 200 gr + susu full cream 3,71; gula
pasir 200 gr + Whipping cream 3,42. Perlakuan 1 yaitu gula pasir 200 gr
mendapatkan nilai tertinggi yaitu 4,16 dan perlakuan 3 mendapatkan nilai terendah
gula. Selama proses pemanasan, terjadi pemecahan sukrosa menjadi gugus glukosa
gelap. Namun warna yang dihasilkan perlakuan 1 tidak terlalu gelap karena peran dari
asam sitrat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Astelia (2018) bahwa karamelisasi yang
terjadi selama pemanasan akan mempengaruhi warna akhir permen dan asam sitrat
4.1.2 aroma
Aroma merupakan salah satu parameter yang memengaruhi persepsi rasa enak
dari suatu makanan. Uji terhadap aroma dalam industri pangan dianggap penting
karena dengan cepat dapat memberikan penilaian minat konsumen terhadap hasil
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
produksi. Aroma adalah bau yang ditimbulkan oleh rangsangan kimia yang tercium
oleh saraf-saraf olfaktori yang berbeda dalam rongga hidung ketika makanan masuk
ke dalam mulut (Dewi et al., 2021). Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan
karamel dengan gula pasir 200 gr 3,52; gula pasir 200 gr+ susu full cream 3,52; gula
pasir 100 gr + Whipping cream 3,81. Perlakuan 3 yaitu gula 100 gr + Whipping
Cream mendapatkan nilai tertinggi yaitu 3,81 dan perlakuan 1 dan 2 mendapatkan
nilai terendah yaitu 3,52. Hal ini desebab kan karna munculnya aroma dari Whipping
Cream dan aroma gula yang teroksidasi secara bersamaan. Hal ini sesuai dengan
4.1.3 rasa
Rasa merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan suatu produk dapat
diterima atau tidak oleh konsumen. Rasa merupakan sesuatu yang diterima oleh lidah.
Dalam pengindraan cecapan manusia dibagi empat cecapan utama yaitu manis, pahit,
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
asam dan asin serta ada tambahan respon bila dilakukan modifikasi (Lamusu, 2018).
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil uji organoleptik rasa
dengan gula pasir 200 gr 3,58; gula pasir 200 gr + susu full cream 3,90; gula pasir
100 gr + Whipping cream 3,55. Nilai tertinggi didapatkan oleh perlakuan 2 yaitu gula
200 gr + susu full cream 3,90 dan nilai terendah didapatkan oleh perlakuan 3 yaitu
gula 100 gr + Whipping cream 3,55. Perbedaan rasa disebabkan oleh penambahan
susu full cream pada perlakuan 2 hal ini menyebabkan kadar sukrosa yang tinggi
yaitu subsitusi antara gula pasir dan susu full cream dan ini menyebabkan kalori yang
ada pada permen tersebut tinggi. Hal ini didukung oleh Faradillah et al. (2017)
Semakin tinggi penambahan sukrosa maka jumlah kalori yang dihasilkan pun akan
semakin tinggi pula. Sukrosa sering dijadikan sebagai tolak ukur atau patokan untuk
karamel menyebabkan kalori yang dihasilkan permen karamel menjadi sangat tinggi.
4.1.4 tekstur
Kadang-kadang tekstur juga dianggap sama penting dengan bau, rasa dan aroma
karena
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
mempengaruhi citra makanan. Tekstur paling penting pada makanan lunak dan
renyah. Ciri yang paling sering diacuh adalah kekerasan, kekohesifan, dan kandungan
air (Lamusu, 2018). Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil
karamel dengan gula pasir 3,52; gula pasir + susu full cream 3,93; gula pasir +
Whipping cream 3,00. Nilai tertinggi didapatkan oleh perlakuan 2 yaitu gula +susu
full cream 3,93 dan nilai terendah didapatkan oleh perlakuan 3 yaitu gula + Whipping
cream 3,00. Perbedaan tekstur disebabkan oleh penambahan BTP pada setiap
perlakuan, pada perlakuan 2 ditambahkan susu full cream pada proses pembuatannya
menghasilkan tekstur yang lembut dan kenyal hal ini berarti kadar air pada permen
caramel tersebut tinggi. Hal ini sejalan menurut Nisa et al. (2015) Nilai tekstur
permen dan juga kadar air bahan tinggi dapat menyebabkan tekstur lembek pada
permen karamel susu tetapi apabila kadar air bahan rendah dapat menyebabkan
tekstur keras.
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
V KESIMPULAN
tertinggi yaitu perlakuan 1 dengan gula pasir 200 gr dengan nilai 4,16 dan perlakuan
3 mendapatkan nilai terendah yaitu 3,42. Untuk parameter aroma nilai tertinggi yaitu
perlakuan 3 dengan gula 100 gr + Whipping Cream dengan nilai 3,81 dan perlakuan 1
dan 2 mendapatkan nilai terendah yaitu 3,52. Untuk parameter rasa nilai tertinggi
yaitu perlakuan 2 dengan gula 200 gr + susu full cream 3,90 dan nilai terendah
didapatkan perlakuan 3 dengan gula 100 gr + Whipping cream 3,55. Untuk parameter
tekstur nilai tertinggi yaitu perlakuan 2 dengan gula +susu full cream 3,93 dan nilai
terendah yaitu perlakuan 3 dengan gula + Whipping cream 3,00. Dapat disimpulkan
bahwa kadar air dan BTP berpengaruh pada parameter yang akan dihasilkan semakin
tinggi kadar air pada permen karamel maka akan meningkatkan mutu dan kesukaan
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M., dan H, Abay. 2020. Karakterisasi kimia dan organoleptik selai dengan
kombinasi buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) dan buah sirsak (Annona
muricata). Jurnal Pertanian Berkelanjutan. 8(3): 142-153.
Darwin, P. 2013. Menikmati Gula Tanpa Rasa Takut. Yogyakarta. Sinar Ilmu.
Dewi, T. K. B., A, Amir. Mustamin., E, Elma. 2021. Mutu hedonik formula isotonik
penambahan gula pasir dan gum arab (Isotonic Formula Hedonic
Qualityadditional Sugar and Arabic Gum). Media Gizi Pangan. 28(1): 54-60.
Gusnadi, D., R, Taufiq., E, Baharta. 2021. Uji oranoleptik dan daya terima pada
produk mousse berbasis tapai singkong sebegai komoditi umkm di kabupaten
bandung. Jurnal Inovasi Pertanian. 1(12): 2833-2888.
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Lamusu, D. 2018. Uji organoleptik jalangkote ubi jalar ungu ( Ipomoea batatas L)
sebagai upaya diversifikasi pangan. Jurnal Pengolahan Pangan. 3(1):9-15.
Mulyakin, U. 2017. Kajian Penambahan Gula Pasir Terhadap Sifat Kimia Dan
Organoleptik Sirup Kersen. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Mataram.
Mataram.
Nilasari, O., W, Susanto., Maligan, J. M. 2017. Pengaruh suhu dan lama pemasakan
terhadap karakteristik lempok labu kuning (waluh). Jurnal Pangan Dan
Argoindustri. 5(3): 15–26.
Nisa, M.A., Susilo, B., Hendrawan. 2015. Pengaruh pengendalian suhu berbasis
logika fuzzy dan kecepatan pengadukan pada evaporator vakum double jacket
terhadap karakteristik fisik permen susu. J. Bioproses Komoditas Tropis. 3(2):
9-16
Nurhasnah, I. 2020. Kualitas Kimia Karamel Susu Sapi Yang Diberi Ekstrak
Andaliman (Zaanthoxylum acanthopodium DC) Pada Konsentrasi Yang
Berbeda. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau. Pekanbaru.
Praptiningsih, Y., dan A, Rahma. 2013. Karakteristik es krim susu kacang tunggak
(Vigna unguiculata l.) dengan variasi jumlah karagenan dan whipping
cream. Jurnal Agroteknologi, 7(2): 150-156.
Putra, I. N. K. 2016. Upaya memperbaiki warna gula semut dengan pemberian Na-
metabisulfit. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5(1): 1-5.
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
fisikokimia roti manis: review. Pasundan Food Technology Journal (PFTJ).
8(3):61-68.
Saleh, E. 2014. Dasar Pengolahan Susu dan Hasil Ikutan Ternak. USU Digital,
Library Program Studi Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara
Sari., E. Meiliana., S. Fitriani., D. F. Ayu. 2022. Penggunaan Sari Buah Kelubi dan
Gelatin Dalam Pembuatan Permen Jelly. Jurnal Teknologi dan Industri
Pertanian Indonesia. 14(2): 63-71.
Sulistyowati, E., S, Mujiharjo., Irnad., A, Susanti., S, Phatonah. 2019. Sifat fisik dan
organoleptik permen karamel susu dengan penambahan buah durian (Durio
zibethinus Murr) dan penambahan sari jeruk gerga (Citrus sp). Jurnal
Agroindustri. 9(2): 56-65.
Wang, Y. Yuan, D. Li, Y. Li, M. Wang. Y, Li. Y. Zhang. 2019. Thermodynamic and
whipping properties of milk fat in whipped cream: a study based on DSC and
TD-NMR. Int. Dairy J. 9(7) 149–157.
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
LAMPIRAN
Gula Pasir
Dipanaskan 200g gula pasir diatas teflon dengan api kecil hingga meleleh
dan berwarna cokelat terang
Permen Karamel
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Lampiran 2. Data Uji organoleptik
Uji Organoleptik
N NAMA
O WARNA AROMA RASA TEKSTUR
1 AIDIL JAYA PUTRA 4 4 3 4
2 FATHAN GHAZY BILLY 3 3 2 4
3 RIZMADAN SYAH 4 3 4 4
4 ROYANDO CIBRO 4 4 4 5
5 AKMAL HAWARI 4 4 4 4
6 ALDI OKTA BELA 4 4 4 4
7 ELFANDER SINAGA 3 4 4 5
8 EBEN EZER SIANTURI 4 4 4 4
9 MELATI SAVIRA HABSARI 3 3 3 1
10 TRIVIRA WULANSUCI 2 3 3 2
11 SHIVA ADINDA FIRDAUS 4 4 4 4
12 ARIANDINI SIMALANGO 4 3 4 4
13 ARIFAH HASANAH. S 3 3 5 4
14 FRIZKY KURNIAWAN 4 4 4 4
15 MUHAMMAD ANWAR. Z 3 5 2 5
16 M. IDRIS 5 3 3 4
17 SALSABILA KHAIRUMI 4 4 3 3
18 LIA NURDIANTI 4 3 5 2
19 FACHRI SATRIA 5 4 5 5
20 RAIHANUL QALBI 4 4 4 4
21 M. KHAIRUL HANIF 4 4 5 5
22 NAZLIANA AQILA 2 3 3 2
23 CICI MELDA YANTI 4 4 4 4
24 GILBERT ERNEST. S 3 2 5 5
25 AMRIZAL 2 1 5 5
26 ROBBY ILHAM ALFAYET 3 3 4 5
27 WULAN PUTI MAULINA. I 5 5 5 5
28 DANIEL DERMAWAN 4 2 3 3
29 MAIDA MALIHAH 4 3 4 3
30 VICO ANDREAN 5 5 5 5
31 YUDHA ALVARIZI 4 4 4 4
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI
Lampiran 3. Dokumentasi
HIDAYATUR RASYIDIN
MUTIARA RIYANTO PUTRI