Oleh:
IMELDA NUR APRIANI
NIM. 2206113176
Asisten:
ALDI OKTA BELA
RIZMADAN SYAH
dimana pembagian ini didasarkan pada jumlah kebutuhan tubuh manusia. Salah
satu nutrisi makro yang dibutuhkan oleh manusia adalah karbohidrat. Karbohidrat
merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk tubuh.
Gula termasuk jenis karbohidrat paling sederhana yang mudah dicerna oleh tubuh
dan lebih cepat diubah menjadi gula darah. Gula memiliki senyawa zat
Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada suatu makanan atau
minuman. Selain menjadi bahan tambahan pangan sebagai penambah rasa dan
Permen dapat dinikmati oleh semua kalangan, baik dari anak kecil sampai orang
dewasa. Bahan baku utama dari pembuatan produk permen adalah gula. Permen
yang ada di pasaran Indonesia memiliki banyak variasi rasa, karena setiap
produsen permen memiliki kreasi pada penambahan bahan, baik itu dari buah
ataupun susu. Gula tanpa penambahan bahan perisa juga tetap dapat diolah
menjadi permen, yang disebut dengan permen karamel. Permen karamel dapat
dibuat sendiri dengan mudah dari gula yang dimasak sampai cair mengental dan
Saat gula dipanaskan sampai suhu yang sangat tinggi, gula itu akan berubah
menjadi cairan bening. Jika dipanaskan terus menerus, maka lama kelamaan gula
melampaui titik leburnya. Jika gula dipanaskan sampai suhu yang sangat tinggi,
gula itu akan berubah menjadi cairan bening. Jika dipanaskan terus menerus,
Reaksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu dan waktu.
Reaksi karamelisasi dimulai saat pemasanan secara lansung pada suhu 170°
sampai 200° C terhadap karbohidrat pada gula. Rasa manis yang dihasilkan
Permen karamel yang memiliki rasa pahit dapat dibuat dengan penambahan susu.
Perlakuan ini dapat mempengaruhi perubahan rasa, warna, aroma, dan tekstur dari
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
2.1 Gula
Gula merupakan bagian dari sembilan bahan pokok (sembako) yang sangat
makanan maupun minuman. Selain itu gula juga dapat menjadi pengawet bahan
termasuk karbohidrat sederhana yang dapat larut dalam pelarut air dan mudah
diserap oleh tubuh. Ikatan disakarida senyawa sukrosa dapat ditemui pada gula
tebu. Tebu melewati proses penyulingan dan kristalisai yang menghasilkan gula
pasir. Gambar gula pasir dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini.
Ridhani et al. (2021) menyatakan bahwa sukrosa adalah gula yang paling
sering digunakan dalam sehari-hari yaitu gula pasir. Selain itu, sukrosa juga sering
bahwa gula pasir atau sukrosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk dari
monomernya yang berupa unit glukosa dan fruktosa, dengan rumus molekul
C12H22O11. Gula menjadi istilah umum yang sering digunakan untuk setiap
karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan
biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa yang diperoleh dari bit atau tebu.
Gula pasir berasal dari cairan sari tebu. Setelah dikristalkan, sari tebu akan
mengalami kristalisasi dan berubah menjadi butiran gula berwarna putih bersih
2.2 Susu
Susu adalah cairan biologis yang dihasilkan mamalia, untuk memenuhi semua
kebutuhan gizi anaknya yang baru lahir. Susu mengandung karbohidrat (laktosa),
protein, lemak, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh (Susanti dan Hidayat,
2016). Arianty dan Masyura (2019) juga menyatakan susu adalah cairan yang
hanya diproduksi oleh kelenjar susu pada mamalia dan manusia. Dilihat dari segi
ilmu gizi, susu merupakan bahan pangan yang sempurna karena mengandung
hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia sehingga baik untuk
dikonsumsi dan merupakan makanan alamiah. Sebagai salah satu produk hasil
ternak, susu juga merupakan salah satu minuman bergizi dimana sebagian besar
digunakan sebagai produk pangan. Gambar susu dapat dilihat pada gambar 2 di
bawah ini.
sebab itu, susu kambing bisa jadi pilihan baik bagi yang memiliki sensitivitas
terhadap laktosa. Sejumlah peneliti juga mendapati struktur susu kambing lebih
mendekati struktur ASI. Hal tersebut karena kandungan laktosa (gula susu) lebih
rendah dibandingkan susu sapi hingga aman bagi pencernaan (Qullana, 2022).
Kandungan protein pada susu secara tidak langsung dapat memperbaiki metabolik
tubuh melalui pengaturan nafsu makan dan/atau mekanisme lain yang dapat
2.3 Mentega
lemak hewani. Mentega dibuat dari krim susu yang diaduk dan dikocok sehingga
sisa air yang terdapat dalam krim susu (Hanum et al., 2021). Pada dasarnya,
mentega terbuat dari krim yang diproses sehingga terpisah lemak dan cairannya.
Mentega memiliki aroma wangi yang khas dan dibagi menjadi mentega tawar dan
asin (Wongso, 2015). Gambar mentega dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
diberi garam. Bentuknya tidak berbeda dari mentega biasa yang asin, tetapi
rasanya yang berbeda (Hardiman, 2016). Manfaat dari mentega sangat beragam,
produk susu lainnya. Beberapa manfaat mentega yaitu sebagai sumber energi
pada anak, dan kaya akan vitamin A sehingga baik untuk mata (Purnasari et al.,
2021).
Whipping cream adalah produk krim susu dengan kadar lemak susu tidak
kurang dari 36% dan harus dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan
(Roswiem, 2016). Whipping cream dapat dibuat menggunakan bahan dasar krim
bubuk. Cara penggunaannya hanya ditambahkan dengan air dingin atau susu cair
dingin, lalu dikocok sampai membentuk foam (busa). Whipping cream ini biasa
digunakan untuk menghias minuman atau kue (Chan, 2009). Gambar whipping
Whipped cream merupakan krim kocok yang terbuat dari 30% lemak susu
dengan sifat yang kaku setelah dikocok dan berwarna putih cerah. Whipped cream
dapat kita jumpai dalam bentuk bubuk maupun cair, dimana whipped cream
bubuk memiliki rasa yang manis dan whipped cream cair memiliki rasa gurih
(A’yun dan Liddini, 2017). Whipping cream merupakan produk yang dihasilkan
dari agitasi krim tahap pertama dalam agitasi mentega yang dihentikan sebelum
susu adalah salah satu jenis permen yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Permen karamel susu adalah salah satu produk olahan susu yang ditambahkan
2020). Syarif dan Harianto (2011) menjelaskan bahwa karamel sendiri biasanya
digunakan dalam puding dan berbagai macam hidangan penutup. Sebagai isian
permen atau cokelat, atau sebagai toppingice cream. Selain itu, beberapa produk
digunakan sebagai pewarna makanan. Permen karamel dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
susu yang dibuat dengan cara memanaskan campuran susu dan gula pada suhu
yang cukup tinggi dengan perbandingan tertentu. Penggunaan suhu yang tinggi
selama proses pembuatan permen susu dimaksudkan agar dapat terjadi proses
karamelisasi (Amir et al., 2017). Permen karamel susu adalah sejenis permen
yang dibuat dengan menggunakan bahan dasar susu yang pada prinsipnya,
yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dari gula menjadi bentuk amorf
yang berwarna coklat gelap. Larutan gula dan susu dipanaskan sampai seluruh air
menguap sehingga cairan yang tertinggal adalah cairan gula yang lebur (Suharto,
2018).
Reaksi karamelisasi adalah reaksi yang melibatkan gula sederhana yang juga
glukosa, fruktosa, sukrosa) dipanaskan pada suhu di atas titik lelehnya, misalnya
merupakan salah satu reaksi pencoklatan non enzimatik yang melibatkan reaksi
degradasi gula tanpa adanya asam amino atau protein yang menghasilkan produk
akhir berupa polimer tanpa nitrogen berwarna coklat. Proses karamelisasi dapat
terjadi dalam kondisi asam maupun basa dan berhubungan dengan perubahan
flavor (Rosida dan Priyanto, 2024). Reaksi karamelisasi dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 6. Reaksi karamelisasi (Nander, 2015)
Reaksi yang terjadi bila gula mulai hancur atau terpecah-pecah tidak
diketahui pasti, tetapi paling sedikit melalui tahap mula-mula setiap molekul
sukrosa dipecah menjadi sebuah molekul glukosa dan sebuah fruktosa (fruktosa
yang kekurangan satu molekul air). Suhu tinggi mampu mengeluarkan sebuah
molekul air dari setiap molekul gula sehingga terjadilah glukosa, suatu molekul
yang analog dengan fruktosa (Saragih, 2016). Suhu yang tinggi mampu
mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula sehingga terjadilah
glukosan, suatu molekul yang analog dengan fruktosan. Proses pemecahan dan
2016).
dengan gugus amino dari protein (Fahmiati et al., 2019). Reaksi maillard
enzimatis. Reaksi ini merupakan reaksi pencokelatan yang paling penting karena
dapat memengaruhi mutu makanan olahan. Reaksi ini terjadi selama proses
karbohidrat, khususnya gula pereduksi (gula adosa dan ketosa) dengan gugus
amina primer (asam amino, protein atau senyawa lain yang mengandung
gugus amin). Reaksi diawali dengan interaksi gula pereduksi dengan gugus
konsentrasi amino, pH, dan tipe gula (Kusnandar, 2019). Tahapan dalam
reaksi maillard diawali dengan kondensasi yang melibatkan reaksi antara gula
ketosa atau aldosa dengan gugus amina dan hasil dari reaksi ini adalah basa
Fakultas Pertanian, Universitas Riau, Pekanbaru pada hari Sabtu tanggal 2 Maret
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah gula pasir, whipping cream,
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cetakan aluminium, baking
paper, kompor, teflon, timbangan analitik, pisau, kuas, dan sendok atau spatula.
aluminium, lalu dipasang baking paper pada cetakan dan dioleskan minyak.
Selanjutnya dipanaskan 200 gr gula pasir di atas teflon dengan api kecil. Diaduk
hingga gula meleleh dan berwarna coklat terang. Dimatikan api kompor setelah
warna berubah dan aroma karamel mulai keluar. Angkat teflon dan tuang karamel
kedalam cetakan. Ditunggu 1-2 jam di suhu ruang sampai mengeras, potong-
keinginan pada suatu produk. Uji organoleptik biasa disebut juga uji indera atau
sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Indera
merupakan cara pengujian dengan indera manusia sebagai alat utama untuk
Uji organoleptik salah satu pengujian secara efektif, dimana pengujian ini
berdasarkan sifat-sifat dari produk, seperti warna, aroma, tekstur, rasa, tingkat
cita rasa dari hasil formulasi. Uji organoleptik dapat memberikan indikasi
kebusukan, kemunduran mutu, dan kerusakan lainnya dari suatu produk (Dyastuti
et al., 2013).
4.1.1 warna
mata. Warna pada produk dapat dilihat secara lansung tingkat keberagaman
warnanya, mulai dari pekat hingga pudar. Berdasarkan praktikum yang telah
pembuatan permen karamel diketahui rerata tertinggi 4,06 yaitu pada perlakuan
penerimaan terendah dengan nilai 2,90 adalah perlakuan ketiga yang terdapat
karamel yang lebih disukai oleh panelis adalah permen karamel perlakuan
pertama yaitu dengan penambahan gula pasir 200 gram dibanding dengan
dipengaruhi oleh perbedaan warna yang diakibatkan proses lama pemasakan yang
berbeda di setiap perlakuan. Menurut Dewi et al. (2021) ketika proses pemasakan
dengan suhu yang terlalu tinggi, maka akan terjadi karamelisasi berlebihan
sehingga gula yang dihasilkan dapat menjadi gosong. Oleh karena itu dibutuhkan
suhu dan lama waktu pemasakan yang tepat. Perbedaan warna tersebut
pembuatan permen karamel diketahui rerata tertinggi 4,35 yaitu pada perlakuan
penerimaan terendah dengan nilai 2,45 terdapat pada perlakuan ketiga yang
perlakuan yang lebih disukai oleh panelis berdasarkan flavor yang ada pada
permen karamel adalah perlakuan pertama yaitu gula pasir 200 gram dibanding
dipengaruhi oleh perbedaan warna yang diakibatkan proses lama pemasakan yang
berbeda di setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan penelitian Maharani et al.
(2013) yang telah melakukan uji hedonik terhadap rasa gula merah hasil
pemasakan dengan variasi suhu dan menghasilkan rasa gula merah paling baik
dengan suhu yang sehingga reaksi karamelisasi terjadi dengan tepat dan tidak
berlebihan, sehingga gula merah yang dihasilkan memiliki rasa yang khas karamel
4.1.3 aroma
pembuatan permen karamel diketahui rerata tertinggi 3,16 yaitu pada perlakuan
penerimaan terendah dengan nilai 2,83 masih di perlakuan ketiga yang dilakukan
yang lebih disukai oleh panelis berdasarkan parameter aroma yang ada pada
permen karamel adalah perlakuan pertama yaitu gula pasir 200 gram dibanding
berbeda di perlakuan lainnya. Panelis lebih menyukai aroma karamel asli dari
pemasakan gula. Menurut Sistanto et al. (2014) Aroma yang dihasilkan dari
umumnya aroma yang diterima oleh hidung dan otak lebih banyak merupakan
berbagai ramuan atau campuran empat macam aroma utama yaitu harum, asam,
tengik dan hangus. Melalui aroma yang diterima oleh otak, dapat diketahui bahwa
4.1.4 tekstur
menyentuh permen karamel dengan jari dan merasakan tekstur permen karamel
saat dikunyah di mulut. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hasil uji
pembuatan permen karamel diketahui rerata tertinggi 3,96 yaitu pada perlakuan
penambahan susu full cream. Maka diketahui bahwa permen karamel yang lebih
disukai oleh panelis adalah permen karamel perlakuan pertama yaitu dengan
penambahan gula pasir 200 gram dibanding dengan perlakuan kedua dan ketiga.
dipengaruhi oleh perbedaan perlakuan pada gula yang ditambahkan susu dan
kekerasan ataupun kelengketan yang berbeda. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh
kadar air dan tekstur gula yang dihasilkan. Pengadukan perlu dilakukan untuk
mempercepat penguapan air dan untuk membentuk kristal gula yang kompak serta
tinggi laju evaporasi, sehingga kadar air semakin rendah dan tekstur (kekerasan)
semakin baik. Selain itu, pada penelitian Dewi et al. (2021) berdasarkan hasil uji
organoleptik terhadap tekstur gula, tekstur gula merah memiliki hasil penelitian
relatif baik dengan semakin tingginya suhu pemasakan. Tekstur gula merah ini
juga dipengaruhi oleh kandungan sukrosa dalam gula. Semakin tinggi kadar
sukrosa dalam gula, semakin keras (baik) tekstur gula yang dihasilkan.
V KESIMPULAN
menyebabkan perubahan warna, aroma, tekstur, dan rasa dari permen karamel.
Perubahan tersebut akan menjadi daya ukur dari tingkat kesukaan panelis saat uji
organoleptik.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, F., E. Noviani, dan N. S. Widari. 2017. Pembuatan permen susu kambing
etawa dengan menggunakan buah kurma sebagai pengganti gula. Jurnal
Teknik Waktu. 15(1): 43-50.
Arianty, N., dan M. Masyura. 2019. Strategi pemasaran susu kedelai dalam upaya
meningkatkan pendapatan keluarga. Prosiding Seminar Nasional
Kewirausahaan. 1(1) : 257-264.
Arsa, M. 2016. Proses pencoklatan (browning process) pada bahan pangan. Jurnal
Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 2(1): 90-125.
Estiasih, T., Harijono, E. Waziiroh, dan K. Fibrianto. 2016. Kimia dan Fisik
Pangan. Bumi Aksara. Jakarta.
Fahmiati, S., Triwulandari, E., Umam, E. F., Ghozali, M., Sampora, Y., Devi, Y.
A., & Sondari, D. (2019). Pembuatan Kitosan Termodifikasi Melalui
Reaksi Maillard. Indonesian Journal of Industrial Research, 41(2), 105-
109.
Gusnadi, D., R. Taufiq, dan E. Baharta. 2021. Uji oranoleptik dan daya terima
pada produk mousse berbasis tapai singkong sebegai komoditi umkm di
Kabupaten Bandung. Jurnal Inovasi Penelitian. 1(12) : 2883-2888.
Hanum, Z., Yurliasni, dan Dzarnisa. 2021. Teknologi Pengolahan Susu. Syiah
Kuala University Press. Aceh.
Harna, H., C. M. Kusharto, dan K. Roosita. 2017. Intervensi susu tinggi protein
terhadap tingkat konsumsi zat gizi makro dan status gizi pada kelompok
usia dewasa. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas
Hasanuddin. 13(4) : 354-361.
Iswendi, I., E. Yusmaita, dan A. D. Pangestuti. 2019. Uji organoleptik sari jagung
di laboratorium kimia FMIPA UNP. Suluah Bendang: Jurnal Ilmiah
Pengabdian Kepada Masyarakat. 19(3) : 108-116.
Rosida, D. F., dan A. D. Priyanto. 2024. Keong sebagai Sumber Nutrisi Protein
Hewani dan Pangan Fungsional. Unisma Press. Malang.
Susanti, R., dan E. Hidayat. 2016. Profil protein susu dan produk
olahannya. Indonesian Journal of Mathematics and Natural Sciences.
39(2) : 98-106.
Syarif, E. K., dan B. Harianto. 2011. Beternak dan Bisnis Sapi Perah. AgroMedia
Pustaka. Jakarta.
Gula pasir
Dimatikan api kompor setelah warna berubah dan aroma karamel mulai
keluar.
Permen karamel
Lampiran 2. Data Uji Organoleptik
Gambar 3.1 Penyiapan bahan dan alat Gambar 3.2 Pemotongan baking paper