Oleh :
MESTIA MULIANTI
12080127488
PEKANBARU
2022
PROPOSAL
Oleh :
MESTIA MULIANTI
12080127488
Diajukan Sebagai Salah Syarat Memperoleh Nilai Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dan Teknik Penulisan Ilmiah
PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kesehatan
dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesai kan proposal penelitian
dengan judul “Proposal ini dibuat sebagai syarat untuk melaksanakan penelitian.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Hidayati, S.Pt., M.P sebagai
dosen pembimbing I dan ibu Delvia Risa Malini,S.Pt,M.Si sebagai dosen
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai
selesainya proposal penelitian ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak
membantu penulis didalam menyelesaikan proposal penelitian ini, yang tidak dapat
penilis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih dan semoga mendapatkan
balasan dari Allah SWT untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan
nanti.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan penulisan proposal ini. Semoga proposal penelitian ini bermanfaat bagi
kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Susu merupakan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena
mempunyai kandungan nutrisi yang lengkap seperti laktosa, lemak, protein, berbagai
vitamin, dan mineral (Widodo, 2003). Susu sapi sebagai bahan dasar pembuatan
yoghurt memiliki komposisi nutrisi (untuk setiap 100 ml), antara lain: Vitamin A 158
I.U, Vitamin D 2,0 I.U, Vitamin B6 0,036 mcg, Kalori 69 Kkal, Protein 3,3 gram,
Lemak 3,7 gram, Laktosa 4,8 gram, Kalsium 125 mg, Kasein 2,8 gram, Besi 0,10 mg,
Mineral 0,72 gram. Kandungan vitamin B6, asam folat dan vitamin B12 pada susu
sapi lebih tinggi dibanding susu kambing (Maheswari, 2008). Susu mudah rusak oleh
mikroorganisme, karena merupakan media pertumbuhan yang sangat baik bagi bakteri
dan dapat menjadi sarana pontensial bagi penyebaran bakteri patogen. Untuk
mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan, antara lain
dengan fermentasi susu menjadi ES Krim. Produk hasil olahan ini merupakan hasil
pemeraman susu yang mempunyai cita rasa yang dihasilkan melalui fermentasi
Temperatur optimum pada suhu 42ºC dan tetap tumbuh dan hidup pada suhu 45ºC
atau lebih. Spesies bakteri asam laktat tidak menyukai lingkungan dengan kadar
digunakan secara luas sebagai stater beberapa keju termasuk mozzarella dan yoghurt,
bakteri asam laktat termasuk bakteri termofilik yaitu bakteri yang tumbuh optimal
pada suhu diatas 45ºC (Anonimus, 2006). Teknologi yang digunakan ialah fermentasi
1
dari gula susu (laktosa) menjadi asam laktat sehingga keasaman susu naik disertai
ekstrak pisang.
Ternak khususnya tentang pengaruh penambahan ekstrak pisang pada es krim susu
fermentasi.
2
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Es krim
Es krim merupakan produk hasil dari olahan susu yang mengandung lemak teremulsi
dan udara, dimana sel-sel udara berperan untuk memberikan tekstur lembut pada es krim. Es
krim adalah jenis makanan semi padat yang terbuat dari pembekuan tepung es krim atau
campuran susu, lemak hewani maupun nabati, gula dengan atau tanpa bahan makanan lain
dan bahan makanan yang diijinkan (SNI, 1995). Kandungan lemak dalam es krim minimal
5% dari total bobot es krim (SNI, 1995). Metode pembuatan es krim dapat dibedakan
sederhana yang dilakukan pengadukan dan pendinginan secara tidak bersamaan, dapat
inkonvensional adalah metode pembaruan yang dilakukan menggunakan ice cream maker
pembuatan dengan mesin menghasilkan produk es krim yang lebih baik dari pada metode
komponen solid non lemak dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu standar, premium,
dan super premium. Kategori es krim standar minimal memiliki 10% kadar lemak dan 11%
kadar padatan bukan lemak, es krim premium memiliki 15% kadar lemak dan 10% kadar
solid non lemak, sedangkan es krim super premium memiliki 17% 5 kadar lemak dan 9,25%
2.2 Susu
Susu segar merupakan cairan dari kelenjar susu (mammary gland) yang diperoleh
dengan cara pemerahan sapi selama masa laktasi tanpa adanya penambahan atau
3
pengurangan komponen apapun pada cairan tersebut (Hadiwiyoto, 1994). Menurut Winarno
(1993), susu adalah cairan berwarna putih yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing)
pada binatang mamalia betina, untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu
yang dikonsumsi manusia sebagian besar berasal dari sapi. Susu tersebut diproduksi dari
Susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral
dan protein dalam bentuk suspensi koloidal. Air susu mengandung unsurunsur gizi yang
sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan. Komposisi unsurunsur gizi tersebut sangat
beragam tergantung pada beberapa faktor, seperti faktor keturunan, jenis hewan, makanan
yang meliputi jumlah dan komposisi pakan yang diberikan, iklim, waktu, lokasi, prosedur
pemerahan, serta umur sapi. Komposisi utama susu adalah air, lemak, protein (kasein dan
albumin), laktosa (gula susu) dan abu (Muharastri, 2008). Susu yang dikonsumsi oleh
manusia sebagian besar berasal dari sapi perah, karena jenis ternak ini adalah penghasil susu
yang potensial. Ternak lain seperti kerbau, kambing, domba dan kuda juga menghasilkan
Susu yang berasal dari sapi perah lazim disebut susu, sedangkan susu dari ternak
yang lain diberi sebutan sesuai dengan nama hewan penghasilnya. 5 Sebagai contoh, susu
dari kerbau disebut susu kerbau dan susu dari kambing disebut susu kambing (Mohamad,
2002). Susu sapi mengandung semua bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi
yang dilahirkan. Susu juga sebagai bahan minuman manusia yang sempurna, karena di
dalamnya mengandung zat gizi dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak
ada sisa yang terbuang (Girisonta, 1995). Keburukan dari susu adalah:
a) kerusakan yang terjadi akibat pengaruh bakteri, dimana bakteri-bakteri yang terkadang
terdapat dalam susu yaitu bakteribakteri asam susu yang mengubah gula susu menjadi asam
4
b) dapat mengandung bibit penyakit yang berasal dari binatang penghasil susu sendiri
(TBC, sakit mulut dan kuku), orang yang memeras susu dan alat yang tidak bersih atau yang
c) dapat dicampur dengan bahan lain seperti air, santan, air beras atau diambil kepala
susunya. Hal-hal yang harus diperhatikan dengan susu sapi yang baru dibeli adalah susu itu
harus bersih, segera dimasak sesudah diterima, sesudah dimasak segera dibiarkan menjadi
dingin dan jangan mencampur susu lama dengan susu baru (Amalia, 2012).
Hasil ternak sangat mungkin diolah sebagai produk makanan fungsional, salah
satunya adalah susu fermentasi. Berkembangnya bukti ilmiah bahwa susu fermentasi
mengandung nutrisi yang baik serta memiliki khasiat bagi kesehatan manusia (Zakaria dkk.,
2010). Keistimewaan lain dari susu fermentasi yakni terletak pada umur simpan yang lebih
panjang dibanding susu segar, karena bakteri asam laktat (BAL) yang terkandung dalam susu
laktat dan senyawa lain yang dapat memberi aroma, rasa, dan tekstur yang khas (Gianti dan
Evanuraini, 2011).
Menurut Siswanti (2002) susu fermentasi adalah produk yang dihasilkan dari : susu
penuh (full milk), sebagian (kadar lemak 2%), atau tanpa lemak (full skim), dengan bantuan
mikrobia spesifik. Dijelaskan pula oleh Chairunnisa dkk. (2006) bahwa susu fermentasi
ataupun fermented milk merupakan produk susu yang dihasilkan dari proses fermentasi,
dengan bahan baku susu yang telah diolah, dengan atau tanpa penambahan atau modifikasi
komposisi susu tersebut, dan dengan adanya penurunan pH atau tanpa adanya koagulasi.
5
Andrianto (2008a) berpendapat pada era moderen ini susu fermentasi lebih dikenal
sebagai salah satu minuman probiotik andalan karena mengandung beberapa jenis bakteri
menguntungkan bagi manusia sebab proses fermentasi akan menaikkan jumlah bakteri asam
Pisang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat. Secara umum,kandungan
gizi yang terdapat dalam setiap buah pisang matang adalah kalori 99 kalori, protein 1,2
28 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 44 RE, VitaminB 0,08 mg, Vitamin C 3 mg dan air 72 gram.
Kandungan buah pisang sangat banyak, terdiri dari mineral,vitamin, karbohidrat, serat,
protein, lemak, dan lain-lain, sehingga apabila orang hanya mengonsumsi buah pisang saja,
Kesukaan ditentukan oleh panelis dan bersifat relatif tergantung selera panelis itu
sendiri dan sangat berkaitan erat dengan sifat sensorik dari masing-masing panelis, dalam
penentuan bahan makanan secara visual, faktor warna tampilan sangat menentukan mutu
bahan makanan tersebut dibandingkan faktor lainnya. Selain warna yang perlu diperhatikan
juga adalah rasa karena dapat mempengaruhi tingkat kesukaan konsumen (Winarno, 1992).
Kartika et al. (1992) menyatakan bahwa es krim yang digemari adalah yang memiliki tekstur
6
BAB III
MATERI DAN METODE
Metode penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap pembuatan ekstrak buah pisang,
penentuan formula adonan es krim dan pembuatan es krim susu fermentasi yang diberi
ekstrak pisang.
7
8