DISUSUN
OLEH
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Komposisi dan Sifat fisik
kimia susu.
Makalah Komposisi dan Sifat fisik kimia susu disusun guna memenuhi tugas
pada mata kuliah Dasar Teknologi Hasil Ternak di Fakultasan Peternakan Universitas
Halu Oleo. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang Komposisi dan Sifat fisik Kimia susu.
Fitrianingsih, S.Pt., M.Si.. selaku Dosen mata kuliah Dasar Teknologi Hasil
Ternak. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 2
1.3. Tujuan Penulisan 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini produk susu menjadi minuman yang sangat penting di kalangan masyrakat
karena mempunyai gizi yang banyak. Susu adalah cairan bergizi berwarna putih yang
dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia, salah satunya manusia. Susu adalah sumber gizi
utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat. Menurut Hadiwiyoto
(1983), susu didefinisikan sebagai cairan berwarna putih dengan diperoleh dari
pemerahan susu kambing atau hewan menyusui lainnya yang dapat digunakan sebagai
bahan pangan yang sehat. Di pandang dari segi gizi, susu merupakan makanan yang
hampir sempurna.
Komponen susu lebih lengkap dari pada bahan pangan asal hewan lain karena
susu yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan air. Teknologi pengolahan
susu terus berkembang dari waktu ke waktu. Karena memiliki kandungan nutrisi atau
manfaat yang tidak sedikit, diantaranya mencegah osteoporosis, menjaga tulang tetap
kuat, untuk pertumbuhan tulang yang membuat anak menjadi bertambah tinggi,
menetralisir racun, mencegah terjadinya kanker kolon atau kanker usus, mencegah
diabetes tipe 2, dan mempercantik kulit, membuatnya lebih bersinar, serta membantu
masyarakat, menuntut industri untuk menyediakan produk olahan susu rendah lemak
(low fat milk products). Bahkan penggunaan susu tanpa lemak (skim) sebagai ingridien
semakin luas, termasuk penggunaan konsentrat/ isolat protein susu dan fraksi-fraksinya
untuk pengembangan produk pangan baru. Pada saat ini masyarakat masih
mengkonsumsi dalam bentuk susu sapi segar yang langsung diminum. Seiring dengan
susu antara lain seperti susu homogen, susu skim, susu krim, mentega, susu kental, susu
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
Lemak atau lipid terdapat dalam susu dalam bentuk jutaan bola kecil bergaris
tengah antara 1-20 mikron dengan garis tengah rata-rata 3 mikron. Biasanya terdapat
kira-kira 1000 x 106 butiran lemak dalam setiap ml susu. Butiran-butiran ini mempuyai
daerah permukaan yang luas dan hal tersebut menyebabkan susu mudah dan cepat
pertama tegangan permukaan yang disebabkan oleh ukuran yang kecil dan yang kedua
karena adanya susu lapisan tipis (membran) yang membungkus butiran tersebut, yang
terdiri dari protein dan pospolipid. Pembungkusan tipis ini mencegah butiran lemak
untuk bergabung dan membentuk butiran yang lebih besar. Kalau didiamkan, butiran-
butiran lemak ini biasanya akan muncul kepermukaan susu untuk membentuk lapisan
atau krim. Bila susu atau krim diaduk secara mekanis, lapisan tipis sekeliling masing-
masing butiran akan pecah, sehingga butiran-butiran itu sekarang dapat bergabung
membentuk masa lemak yang terpisah dari bagian susu yang lain. Selain protein,
vitamin A, zat warna karoten, enzim-enzim tertentu seperti fosfatase, fosfolipid seperti
lesitin dan sterol, kolesterol, juga berada pada lapisan tipis lemak susu. Kira-kira 98-
99% dari lemak susu berbentuk trigliserida dimana 3 molekul asam lemak di
lemak yang dihubungkan pada gliserol dan jumlahnya didalam susu, dapat mencapai
lemak susu dimana 60-75% bersifat jenuh, 25-30% tidak jenuh, dan sekitar 4%
merupakan asam polyunsaturated. Asam lemak yang terdapat paling banyak adalah
miristat (C14), palmitat (C16), dan stearat (C18), asam lemak jenuh yang utama oleat (C18-
1 ikatan rangkap), linoleat (C18- 2 ikatan rangkap) dan linolenat (C18- polyunsaturaed).
Asam butirat (C4) dan koproat (C6) juga terdapat dalam jumlah kecil sebagai trigliserida.
Kerusakan yang dapat terjadi pada lemak susu merupakan sebab dari berbagai
asam asam lemak seperti butirat dan kaproat, yang mempunyai bau yang khas
d. Amis atau bau seperti ikan yang disebabkan karena oksidasi dan reaksi
hidrolisa.
Komponen mikro dari lemak susu antara lain adalah fosfolipid, sterol, tokoferol
(Vitamin E), karoten dan vitamin A dan D. Susu mengandung kira-kira 0,3 %
fosfolipid, terutama lesitin, sphingomielin dan sepalin. Pada waktu susu dipisahkan
menjadi skim milk dan krim kira-kira 70% dari fosfolipid terdapat di dalam krim.
Fosfolipid dapat dengan cepat teroksidasi di dalam udara dan akibatnya ikut
menyebabkan penyimpangan cita rasa susu. Sterol utama yang terdapat di dalam susu
2. Protein Susu
Protein susu terbagi menjadi 2 kelompok utama yaitu kasein yang dapat
diendapkan oleh asam dan enzim renin dan protein whey yang dapat mengalami
denaturasi oleh panas pada suhu kira-kira 65oC. Kasein adalah protein utama susu
yang jumlahnya mencapai kira-kira 80% dari total protein. Kasein terdapat dalam
bentuk kasein kalsium: senyawa kompleks dari kalsium fosfat dan terdapat dalam
partikel kasein dalam susu dapat dipisahkan dengan sentrifuge dengan kecepatan
tinggi atau dengan penambahan asam. Pengasaman susu oleh kegiatan bakteri juga
dengan melarutnya garam-garam kalsium dan fosfor yang semula terikat pada
sehingga bebas dari semua garam anorganik. Sesudah pengendapan, kasein dapat
dilarutkan kembali dengan menambah alkali sampai pH 8,5. Kasein itu sendiri terdiri
alpha, beta, dan gamma. Kasein alpha adalah komponen utama yang jumlahnya
mencapai 40-60% dari total protein susu, sedangkan jumlah kasein beta mencapai
Sesudah lemak dan kasein dihilangkan dari susu, air sisanya dikenal sebagai
whey. Kira-kira 0,5-0,7% dari bahan protein yang dapat larut tertinggal dalam whey
10% dari protein susu seluruhnya dan jumlahnya merupakan kedua terbesar sesudah
kasein. Laktalbumin ini mudah sekali di koagulasikan oleh panas meskipun prosedur-
prosedur pasteurisasi yang biasa tidak banyak merusak sifat protein whey.
Susu digunakan sebagai sumber kasein komersial. Biasanya ke dalam skim
milk atau susu dengan kandungan lemak yang sangat rendah, ditambahkan asam untuk
mengendapkan kasein. Sesudah dipisahkan dari whey, “tahu” dari casein dicuci dengan
garam kalsium untuk memperbaiki sifat adukan dari krim yang terbuat dari lemak
memperbaiki keseluruhan struktur asam krim dan yoghurt. Casein dapat dirubah
menjadi lem jika dibuat bersifat basa dengan menambahan kapur, sodium karbonat,
boraks atau triethanolamine, atau diubah menjadi suatu lapisan dalam pembuatan kertas
atau suatu bahan pokok untuk pembuatan sejenis plastik yang digunakan untuk
membuat kancing, gesper (buckle), hiasan dan akhirnya dapat juga digunakan dalam
3. Laktosa
Laktosa adalah karbohidrat utama yang terdapat didalam susu. Kadar laktosa
didalam air susu adalah 4.6 % dan ditemukan dalam keadaan larut. Laktosa adalah
disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa. Laktosa ini terdapat dalam susu
dalam fase larutan yang sesungguhnya dan dengan demikian mudah diasemilasikan
sebagai makanan dalam proses hidrolisa menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim
kelompok-kelompok suku yang tidak tahan terhadap laktosa dan ini telah diketahui
sebagai akibat dari kurangnya enzim laktosa dalam mukosa usus. Pemberian laktosa
atau susu dalam keadaan seperti ini menyebabkan mencret atau gangguan-gangguan
perut yang lain. Lebih dari 70% orang-orang dewasa di Afrika, Asia, dan Indian
Amerika menunjukan adanya kekurangan enzim laktase. Kondisi ini tidak terdapat pada
waktu lahir, tetapi berkembang sesudah waktu sapih. Juga telah diketahui bahwa
kekurangan laktosa yang menyebabkan tidak paham terhadap laktosa, merupakan akibat
yang biasa dari gangguan gastrointestinal yang mungkin berasal dari bakteri. Sayangnya
kondisi yang terakhir ini mungkin juga terdapat pada anak-anak muda dari negara yang
lagi berkembang karena higiene yang kurang memadahi dalam penanganan bahan
pangan.
Laktosa tidak semanis gula tebu dan mempunyai daya larut hanya sekitar 20%
pada suhu kamar. Laktosa ini akan mengendapkan dari larutan sebagai kristal yang
keras seperti pasir, oleh karena itu harus dijaga jangan sampai kristal-kristal ini
terbentuk pada pembuatan es krim dan susu kental. Laktosa mudah sekali diragikan oleh
bakteri asam laktat menjadi asam laktat yang merupakan ciri khas suus yang diasamkan.
Susu digunakan sebagai sumber laktosa komersial yang diolah dari whey yang
didapat sebagai hasil samping pada pembuatan keju. Laktosa dipakai sebagai salah satu
unsur makanan anak-anak pada masyarakat Barat dan produk obat-obatan. Laktosa
dipakai sebagai bahan pengisi dalam pembuatan tablet-tablet dan kapsul obat dan untuk
menghasilkan warna coklat dalam produk-produk bakery. Laktosa juga digunakan oleh
pihak militer dalam pembuatan tirai-tirai asap, tanda-tanda dan lilin-lilin sasaran.
4. Mineral
Bila air pada susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa yang kering dibakar
pada panas rendah akan diperoleh sisa abu putih yang berisi bahan bahan mineral.
Unsur –unsur mineral yang utama pada susu terlihat pada tabel berikut:
Mineral lain terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit contohnya adalah besi,
tembaga, alimunium, boron, seng, mangan, silikon. Kandungan mineral dari susu
5. Air
Air merupakan komponen kimiawi terbesar susu (sekitar 84-89%) yang berfungsi
untuk mendispersikan bahan padat dalam susu dan hal ini berpengaruh terhadap
konsistensi bahan. Air juga berfungsi untuk medium pelarut konstituen susu yang lain
6. Komponen Lain
Asam sitrat terdapat dalam susu dan memberikan sifat bufer yang kuat.
Dipandang dari sudut gizi, susu merupakan sumber yang cukup baik dari vitamin yang
larut dalam air, vitamin B dan C, dan vitamin yang larut dalam lemak: vitamin A, D dan
E. Sebagian besar vitamin C dapat dirusak oleh proses pasteurisasi. Kandungan
yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia. Enzim yang terkandung dalam susu antara
lain fosfatase, lipase, katalase, peroksidase, protease, diastase, amilase dan laktase. Dua
jenis enzim yang paling penting adalah enzim yang berfungsi sebagai indikator
perlakuan panas, yakni fosfatase dan peroksidase, dan enzim-enzim yang menyebabkan
Sifat susu yang perlu diketahui adalah bahwa susu merupakan media yang baik
sekali bagi pertumbuhan mikrobia sehingga apabila penanganannya tidak baik akan
dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya (“zoonosis”). Disamping itu susu sangat
mudah sekali menjadi rusak terutama karena susu merupakan bahan biologik. Air susu
selama didalam ambing atau kelenjar air susu dinyatakan steril, akan tetapi begitu
berhubungan dengan udara air susu tersebut patut dicurigai sebagai sumber penyakit
bagi ternak dan manusia. Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik
didih, titik beku, panas jenis dan kekentalannya. Sedangkan sifat kimia susu yang
Sifat fisik merupakan sifat-sifat atau karakteristik yang dapat dilihat secara
visual sehingga dapat dilihat kualitas fisik-nya. Sifat fisik susu berarti sifat-sifat atau
karakteristik susu yang dapat dilihat secara visual. Sifat fisik susu inilah yang bisa
menentukan kualitas pada produksi susu itu sendiri dan kelayakan susu tersebut untuk
di konsumsi. Saleh (2004) menyatakan bahwa, sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa,
berat jenis, titik didih, titik beku, panas jenis dan kekentalannya.
Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari
bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna.
susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel
koloidal dari casein dan calsium phosphat. Warna kuning adalah karena lemak dan
caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan
warna kebiruan.
Susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh laktosa, sedangkan rasa asin berasal
dari klorida, sitrat dan garam-garam mineral lainnya. Bau susu yang khas yang tidak
Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu =
1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031. Hasil dari Codex susu, BJ air susu normalnya
adalah 1.028. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi air susu
sebagai bahan makanan. Daftar ini telah disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia,
jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan lebih awal akan
Viskositas air susu lebih tinggi daripada air. Viskositas air susu biasanya
berkisar 1,5 – 2,0 cP. Suhu 20°C untuk viskositas whey 1,2 cP, viskositas susu skim 1,5
cP dan susu segar 2,0 cP. Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas.
Temperatur ikut juga menentukan viskositas air susu. Sifat ini sangat menguntungkan
Indonesia telah berubah menjadi –0.5200 C. Titik beku air adalah 00 C. Apabila terdapat
pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan
pengujian dengan uji penentuan titik beku. Campuran air susu dengan air akan
memperlihatkan titik beku yang lebih besar dari air dan lebih kecil dari air susu. Titik
didih air adalah 100°C dan air susu 100.16°C. Titik didih juga akan mengalami
diserap dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%. Susu dinyatakan sangat
baik sebagai bahan makanan. Tidak ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-
Keasaman dan pH Susu : susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat
bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan
menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah
menjadi biru. Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5 – 6.7. Jika
dititrasi dengan alkali dan kataliasator penolptalin, total asam dalam susu diketahui
hanya 0.10 – 0.26 % saja. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam
laktat. Meskipun demikian keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa
yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa pospat komplek, asam sitrat, asam-asam
amino dan karbondioksida yang larut dalam susu. Bila nilai pH air susu lebih tinggi
dari 6,7 biasanya diartikan terkena mastitis dan bila pH dibawah 6,5 menunjukkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Susu merupakan minuman bergizi tinggi yang berasal dari ternak menyusui
seperti kambing perah, sapi perah, bahkan kerbau perah. Susu terbagi atas 2 macam
yaitu susu murni dan susu segar. Susu murni adalah susu yang berasal dari ambing sapi
atau kambing yang diperoleh secara baik dan benar, yang kandungan alaminya tidak di
tambah maupun dikurangi. Demikian pula susu murni, sama seperti susu segar namun
Secara kimiawi susu tersusun atas dua komponen utama, yaitu air sejumlah
sekitar 87% dan bahan padat yang berjumlah sekitar 13%. Dalam zat padat susu
terdapat berbagai senyawa kimia,baik senyawa gizi makronutrien seperti lemak, protein,
dan karbohidrat, maupun juga senyawa gizi mikronutrien yaitu vitamin dan mineral,
juga senyawa lainnya. Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih,
dan daya cerna. Sedangkan sifat kimia susu meliputi pH dan keasamannya.
B. Saran
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas dari Dosen Dasar Teknologi
Hasil Ternak sehingga membutuhkan saran dari pembaca. Dalam makalah ini penulis
menyarankan untuk para konsumen lebih selektif dalam memilih susu. Karena susu
DAFTAR PUSTAKA