2.1 Penggaraman
Penggaraman adalah teknik pengawetan menggunakan garam dengan
konsentrasi tinggi yang biasa diaplikasikan pada ikan, daging, produk sayuran,
dan bahan pangan lainnya. Ada 2 macam teknik penggaraman yaitu penggaraman
basah dan penggaraman kering. Penggaraman umum dilakukan adalah jenis
penggaraman kering yaitu penggaraman yang menggunakan kristal garama yang
dicampurkan dengan ikan atau produk penggaraman lainnya (Syahruddin, 2013).
Tujuan penggaraman adalah untuk pengawetan dan perubahan sensoris
yang diinginkan seperti tekstur, warna, serta aroma dan rasa yang khas. Fungsi
penggaraman adalah menghambat mikroorganisme pencemar tertentu secara
selektif karena garam bersifat bakteriostatik. Mikroba pembusuk atau proteolitik
dan pembentuk spora adalah mikroba yang paling terpengaruh oleh kadar garam.
Garam juga berfungsi mengikat air dan menurunkan Aw yang menjadi faktor
pendukung pertumbuhan mikroba. Selain itu garam juga dapat menentukan dalam
pembentukan flavor dan aroma tertentu. teknik penggaraman digunakan garam
dengan konsentrasi tinggi yang bersifat bakteriostatik pada Cl- dari garam.
Senyawa bakteriostatik pada garam berperan dalam menghambat mikroorganisme
seperti bakteri pembusuk dan bakteri pembentuk spora bahkan Clostridium
botulinum. Garam juga dapat mengikat air dan menurunkan Aw yang menjadi
faktor pendukung pertumbuhan mikroba (Buckle et al, 2009).
Ikan
Penimbangan
Penimbangan
Ariani, Mewa. 2010. Analisis Konsumsi Pangan Tingkat Masyarakat. Gizi Indon.
33(1):20-28.
Buckle, K.A, R.A Edwards, G.H. Fleet, and M. Wootton. 2009. Ilmu Pangan
(Food Science ). Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Mulyono, H. (2009). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 72, 74.
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Prinsip penggaraman ini adalah meresapnya garam yang ditaburkan
keseluruh tubuh ikan secara lambat namun pasti, sehingga terjadi tekanan
osmosis yang seimbang antara caiaran yang terdapat didalam dan diluar
tubuh ikan. Larutan garam yang diluar tubuh ikan akan menyebabkan air
yang berada dalam tubuh ikan terus keluar sehingga makin lama sisa-sisa
cairan yang berada dalam tubuh ikan menjadi maikn kental dan kadar
proteinnya menggumpal serta ses-sel daging ikan menjadi mengkerut.
2. Pada penggaraman basah didapatkan hasil uji organoleptik yaitu warna
pucat, aroma sangat amis, tekstur keras, dan tiak berlendir. Untuk
penggaraman kering didapatkan hasil uji organoleptik yaitu warna agak
kuning, aroma sedikit amis, tekstur sedikit keras, dan berlendir.
3. Pada praktikum ini didapatkan data untuk penggaraman kering
mempunyai kadar air sebesar 13%, sedangkan untuk penggaraman basah
didapatkan hasil kadar air sebesar -5,4%. Perbedaan ini disebabkan karena
semakin besar kadar garam yang diberikan, maka semakin banyak air yang
akan ditarik oleh ion garam.
6.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini adalah sebaiknya praktikan sudah
mengetahui metode penggaraman basah dan kering, agar saat melakukan
perlakuan dapat terhindar dari kesalahan.