TINJAUAN PUSTAKA
perut agak membulat dengan sisik duri yang agak tumpul dan tidak menonjol.
Panjang badannya dapat mencapai 23 cm, namun umumnya 17-18 cm. Warna
badan biru kehijauan di bagian atas, sedangkan bagian bawah putih keperakan.
Pada bagian atas penutup insang sampai pangkal ekor terdapat sebaris totol-totol
berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Family : Clupeidae
Genus : Sardinella
5
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Kandungan Gizi dan Manfaat Ikan Sarden
acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). EPA dapat memperbaiki sistem sirkulasi
sebesar 13,31% dan DHA sebesar 11,99%. Selain mengandung omega-3, ikan
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Ikan Sarden Segar dan Kemasan Kaleng (dengan
Saus Tomat)
Ikan Sarden
Komposisi
Kemasan Kaleng Satuan
Kimia Segar
(dengan saus tomat)
Energi 134 175 kkal
Protein 19,8 18,5 g/100 g
Lemak 6,1 10,8 g/100 g
Karbohidrat 0 0,9 g/ 100 g
Natrium 136 315 mg/100g
Kalium 387 371 mg/100g
Kalsium 50 455 mg/100g
Magnesium 32 38 mg/100g
Fosfor 257 417 mg/100g
Besi 1,55 2,69 mg/100g
Klorida 200 480 mg/100g
Mangan 0,03 0,18 mg/100g
Sumber : (Roe, et al., 2013).
dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya
untuk dikonsumsi. Bahan pangan dikemas secara hermetis dalam suatu wadah,
6
Universitas Sumatera Utara
baik kaleng, gelas, atau aluminium sehingga tidak dapat ditembus oleh udara, air,
yaitu dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya. Makanan yang ada di
dalam wadah yang tertutup secara hermetis dapat dijaga terhadap kontaminasi
oleh mikroba, serangga atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan
kebusukan atau penyimpangan penampakan dan cita rasanya. Kaleng juga dapat
menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak diinginkan
(Akbari, 2015).
atas beberapa tahap, antara lain persiapan wadah dan bahan, pengisian bahan baku
2.3 Mineral
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi
asam basa, membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membran sel dan
7
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan oleh tubuh manusia dalam jumlah besar (biasanya lebih dari 100 mg/
mikromineral atau unsur mikro adalah mineral yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia dalam jumlah sangat sedikit (biasanya kurang dari 100 mg/ hari), seperti
kromium, tembaga, iodin, besi, mangan, selenium, dan zink (Gröber, 2009).
2.3.1 Magnesium
jaringan lemak seperti otot dan hati, serta cairan ekstraseluler (Winarno, 1995).
Magnesium memegang peranan penting dalam lebih dari tiga ratus jenis sistem
enzim di dalam tubuh yang bertindak di dalam semua sel jaringan lunak sebagai
dengan metabolisme energi, karbohidrat, lipida, protein dan asam nukleat serta
dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA (Almatsier, 2013).
gejala denyut jantung tidak teratur, insomnia, lemah otot, kejang kaki, serta
telapak kaki dan tangan gemetar. Kebutuhan magnesium untuk orang dewasa pria
350 mg per hari dan untuk dewasa wanita 300 mg per hari (Winarno, 1995).
2.3.2 Kalium
jaringan tubuh. Sekitar 98% kalium total dalam tubuh terdapat secara intraseluler
(Gröber, 2009). Kalium berperan dalam membantu menjaga tekanan osmotik dan
keseimbangan asam basa. Selain itu, kalium juga membantu mengaktivasi reaksi
8
Universitas Sumatera Utara
enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam piruvat dalam proses
sebagai indeks untuk lean body mass (bagian badan tanpa lemak) (Winarno,
1995).
2.3.3 Kalsium
daripada mineral lain. Diperkirakan 2% dari berat badan orang dewasa atau
tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak
(Winarno, 1995).
Peranan kalsium dalam tubuh pada umumnya dapat dibagi dua, yaitu
membantu membentuk tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam
tubuh. Kalsium yang berada dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan
9
Universitas Sumatera Utara
dan osteoporosis pada orang dewasa (Yuniastuti, 2008). Kebutuhan kalsium pada
2.4 Destruksi
terbagi menjadi dua yaitu destruksi kering dan destruksi basah. Kedua destruksi
ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang
destruksi kering dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini
sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis. Untuk menentukan
suhu pengabuan, terlebih dahulu ditinjau jenis logam yang akan dianalisis. Bila
oksida-oksida logam cukup stabil pada suhu pengabuan, maka oksida dilarutkan
ke dalam pelarut asam encer baik tunggal maupun campuran, setelah itu dianalisis
menurut metode yang digunakan. Tetapi jika oksida-oksida logam yang terbentuk
bersifat kurang stabil, maka perlakuan ini tidak memberikan hasil yang baik
(Kristianingrum, 2012).
10
Universitas Sumatera Utara
oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain
asam nitrat, asam sulfat, asam perklorat, dan asam klorida. Semua pelarut tersebut
menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau
senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang
analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat
dalam larutan sampel menjadi atom-atom logam berbentuk gas yang didasarkan
pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral, dan sinar yang diserap
biasanya sinar tampak atau sinar ultraviolet (Gandjar dan Rohman, 2012).
tergantung dari unsurnya. Cahaya yang diserap akan memiliki cukup energi untuk
mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi energi, maka diperoleh
lebih banyak energi sehingga atom yang berada pada keadaan dasar dinaikkan
tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Pada umumnya, fraksi atom tereksitasi yang
kadar total unsur mineral dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk
molekul mineral dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis sekelumit
11
Universitas Sumatera Utara
mineral karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1
Rohman, 2012).
readout (Gandjar dan Rohman, 2012; Khopkar, 1985). Sumber radiasi yang biasa
digunakan adalah lampu katoda berongga (hollow cathode lamp) yang terdiri atas
anoda dan katoda dalam suatu tabung silinder borosilikat atau kuarsa yang berisi
merupakan alat penunjuk atau pencatat hasil (Gandjar dan Rohman, 2012).
12
Universitas Sumatera Utara
dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan
serapan atom dapat berasal dari matriks sampel yang mempengaruhi banyaknya
sampel yang mencapai nyala, gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah
atau banyaknya atom yang terjadi di dalam nyala, gangguan absorbansi oleh
analisis dengan kadar analit sebenarnya yang dinyatakan sebagai persen perolehan
dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan
a. Metode simulasi
dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam suatu
13
Universitas Sumatera Utara
bahan pembawa sediaan farmasi (plasebo), kemudian dianalisis dan hasilnya
antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk
sampel yang homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan
relatif (RSD) untuk analit dengan kadar part per million (ppm) adalah tidak lebih
dari 16% dan untuk kadar part per billion (ppb) adalah tidak lebih dari 32%
(Harmita, 2004).
Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi
14
Universitas Sumatera Utara