Ganjil/2023
Laporan
Asistensi
Catatan:
Lembar kendali wajib dibawa setiap melakukan responsi, revisi, dan asistensi.
Lembar kendali satu setiap kelompok.
ii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Ganjil/2023
Percobaan II
Ekstraksi Minyak Ikan Tongkol
Dosen pengampu praktikum kimia organik dengan ini menyatakan bahwa:
Kelompok II
Fathur Ilham Pramana 2207111425
Salsabila Putri Yeza 2207112608
Muhammad Faiza Abrar 2207112614
Putri Rahma Ramadhany 2207113397
Naishya Tiara Ikhsan 2207125109
a. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen
Pengampu/ Asisten Praktikum.
b. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Ekastraksi inyak Ikan
Tongkol dari praktikum kimia organik yang disetujui oleh Dosen Pengampu/
Asisten Praktikum.
Catatan Tambahan:
iii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Ganjil/2023
ABSTRAK
Ikan berdaging merah mengandung lemak atau minyak. Salah satu ikan yang
berdaging merah dan memiliki potensi sebagai sumber minyak ikan yaitu jeroan
ikan tongkol (minyak hati ikan). Minyak ikan mengandung asam lemak omega-3
yang terdiri dari asam eikosapenta-enoat (EPA) dan asam dekosaheksaenoat
(DHA). Kandungan lemak pada ikan tongkol tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
asupan gizi pada tubuh jika komponen tersebut sudah dipisahkan dari unsur lain.
Pemisahan lemak dari komponen lain dilakukan dengan metode ekstraksi.
Ekstraksi minyak ikan dilakukan dengan menggunakan metode dry rendering
karena kadar air yang tinggi pada sampel. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk
memahami proses ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan, memahami cara
menghitung yield, dan memahami cara menentukan kadar asam lemak bebas
dalam minyak limbah ikan. Parameter yang diamati yaitu jumLah yield, densitas
minyak, viskositas minyak dan laju pembentukan asam lemak bebas. Hasil
percobaan menunjukkan bahwa yield hasil ekstraksi minyak ikan dengan metode
dry rendering yaitu 28,6%, densitas minyak sebesar 1,084 gram/mL, viskositas
minyak 0,0144714 Ns/m2 dan laju pembentukan asam lemak bebas dalam minyak
sebesar 0,422 gram/jam.
Kata kunci: Dry Rendering, Ekstraksi, Ikan tongkol, Yield
ABSTRACT
Red meat fish contains fat or oil. One of the fish that has red meat and has
potential as a source of fish oil is mackerel tuna innards (fish liver oil). Fish oil
contains omega-3 fatty acids consisting of eicosapenta-enoic acid (EPA) and
decosahexaenoic acid (DHA). The fat content in tuna can be used as nutritional
intake for the body if these components have been separated from other elements.
Separation of fat from other components is carried out using the extraction
method. Fish oil extraction was carried out using the dry rendering method due to
the high water content of the sample. The aim of this experiment is to understand
the process of extracting fish oil from fish waste, understand how to calculate
yield, and understand how to determine the free fatty acid content in fish waste
oil. The parameters observed were the amount of yield, oil density, oil viscosity
and rate of free fatty acid formation. The experimental results showed that the
yield of fish oil extraction using the dry rendering method was 28.6%, the oil
density was 1,084 gram/mL, the oil viscosity was 0.0144714 Ns/m2 and the
formation speed of free fatty acids in oil is 0.422 gram/hour.
Key word: Dry Rendering, extraction, mackerel tuna, Yield
iv
Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Ganjil/2023
DAFTAR ISI
v
Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Ganjil/2023
DAFTAR GAMBAR
vi
Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Ganjil/2023
DAFTAR TABEL
vii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok II/S.Ganjil/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
2. Pengepresan Mekanik
Pengepresan mekanik merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak,
terutama untuk bahan yang berasal dari biji-bijian. Cara ini dilakukan untuk
memisahkan minyak dari bahan yang berkadar minyak tinggi (30–70%). Pada
pengepresan mekanik ini diperlukan perlakuan pendahuluan sebelum minyak atau
lemak dipisahkan dari bijinya. Perlakuan pendahuluan tersebut mencakup
pembuatan serpih, perajangan dan penggilingan serta tempering atau pemasakan.
Dua cara yang umum dalam pengepresan mekanik, yaitu pengepresan hidraulik
(hydraulic pressing) dan pengepresan berulir (expeller pressing) (Ketaren, 1986).
a. Hydraulic Pressing
Pada cara hydraulic pressing bahan dipres dengan tekanan sekitar 2000
pound/inch (140,6 kg/cm2 = 136 atm). Banyaknya minyak atau lemak yang dapat
diektraksi tergantung dari lamanya pengepresan, tekanan yang dipergunakan, serta
kandungan minyak dalam bahan asal. Sedangkan banyaknya minyak yang tersisa
pada bungkil bervariasi sekitar 4 – 6% tergantung dari lamanya bungkil ditekan di
bawah tekanan hidraulik (Ketaren, 1986).
b. Expeller Pressing
Cara expeller pressing memerlukan perlakuan pendahuluan yang terdiri
dari proses pemasakan. Proses pemasakan berlangsung pada temperatur 240F
(115,5C) dengan tekanan sekitar 15 – 20 ton/inch2. Kadar air minyak atau lemak
yang dihasilkan berkisar sekitar 2,5 – 3,5% sedangkan bungkil yang dihasilkan
masih mengandung minyak sekitar 4 – 5% (Ketaren, 1986).
a. Cara dingin
Maserasi
Maserasi adalah penyarian simplisia dengan cara perendaman
menggunakan pelarut disertai sesekali pengadukan pada temperatur kamar.
Maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus menerus disebut maserasi
kinetik sedangkan yang dilakukan penambahan ulang pelarut setelah dilakukan
penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya disebut remaserasi.
Perkolasi
Perkolasi adalah proses penyarian simplisia menggunakan alat perkolator
dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang
umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap
pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
penetesan penampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat.
b. Cara panas
Refluks
Refluks adalah proses penyarian simplisia pada temperatur titik didihnya
menggunakan alat dengan pendingin balik dalam waktu tertentu dimana pelarut
akan terkondensasi menuju pendingin dan kembali ke labu.
Sokletasi
Sokletasi adalah proses penyarian menggunakan pelarut yang selalu baru,
dilakukan dengan menggunakan alat khusus soklet dimana pelarut akan
terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel.
Ikatan yang terbentuk adalah antara gugus karboksil pada asama lemak
dan gugus hidroksil pada gliserin. Setiap pembentukan ikatan kovalen akan
membebaskan satu molekul air sehingga reaksinya disebut reaksi polimerisasi
kondensasi. Karena gliserin memiliki tiga gugus hidroksil maka gliserin dapat
mengikat maksimum tiga rantai asam lemak dan dapat melepaskan maksimal tiga
molekul air untuk membentuk trigliserida (Mamuaja, 2017).
d. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai
karbon asam lemak pada lemak atau minyak. Setelah proses hidrogenasi selesai,
minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring. Hasilnya adalah
minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
e. Oksidasi
Lemak-lemak di dalam tubuh akan dipecah menjadi asam lemak yang
selanjutnya akan didegramadasi melalui oksidasi. Oksidasi akan memecah asam
lemak menjadi molekul dengan atom C. Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi
kontak antara sejumLah oksigen dengan lemak atau minyak. terjadinya reaksi
oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
2.6 Densitas
Densitas atau massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya
perbandingan antara massa benda dengan volume benda tersebut, massa jenis
suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran benda diubah maka massa jenisnya
tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikan massa benda dan kenaikan volume benda
diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau massa benda. Untuk
menentukan massa benda dapat dilakukan dengan menimbang benda tersebut
dengan timbangan yang sesuai, seperti neraca ohaus atau yang lainnya (Halliday
1991).
Densitas atau massa jenis atau rapatan merupakan pengukuran massa
setiap satuan volume dengan standar pengukuran tertentu, seperti kg/m 3 atau
gram/cc. Densitas atau massa jenis merupakan pengukuran massa setian satuan
volume minyak. Densitas minyak normal adalah 0,92 gram/mL (Heri dkk, 2017).
2.7 Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang
menyatakan besar kecilnya gesekan dalam fluida. Semakin besar viskositas fluida,
maka semakin sulit suatu fluida untuk mengalir dan juga menunjukan semakin
sulit suatu benda bergerak dalam fluida tersebut. Viskositas dalam zat cair yang
berperan adalah gayakohesi antar partikel zat cair, sedangkan dalam zat gas,
viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird, 2004).
2.9 Yield
Menurut Adhani (2018), yield adalah perbandingan produk yang
diinginkan yang terbentuk (dalam mol) dengan jumLah total yang bisa dihasilkan
jika konversi reaktan pembatas sempurna (100%) dan tidak ada reaksi samping
yang terjadi. Singkatnya yield, yaitu perbandingan antara massa produk dengan
massa bahan awal. Hasil mol dari produk yang diinginkan terbentuk mol
terbentuk jika tidak ada reaksi samping dan pembatasan zat aktif yang terbentuk
secara sempurna. Yield dirumuskan dengan:
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
17
18
Keterangan:
1. Statif
2. Klem
3. Corong pisah
4. Stopcock
5. Erlemneyer
Gambar 3.1 Rangkaian Alat Corong Pisah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ekstraksi adalah suatu proses pengambilan atau pemisahan suatu dari
campurannya. Dry rendering merupakan proses rendering tanpa
penambhan air pada bahan yang akan diekstrak.
2. Diperoleh yield pada percobaan ekstraksi minyak ikan ini, yaitu dari
proses dry rendering sebesar 34,28%. Yang mana nilai yield ini didapat
dari perbandingan minyak ikan tongkol yang didapat dengan jeroan atau
limbah ikan tongkol yang digunakan.
3. Diperoleh densitas minyak ikan tongkol sebesar 1,084 gram/mL. Yang
mana didapat dengan menggunakan alat piknometer dan dilakukan
perhitungan.
4. Diperoleh viskositas minyak ikan tongkol sebesar 0,0144714 Ns/m2 yang
mana didapat dengan menggunakan alat viskometer dan dilakukan
perhitungan.
5. Diperoleh laju pembentukkan asam lemak bebas sebesar 0,422 gram/jam
yang mana didapat dari perbandingan berat minyak awal dikurang berat
minyak setelah didiamkan selama 24 jam dengan waktu minyak
didiamkan.
5.2 Saran
1. Limbah yang diambilkan pastikan hanya bagian perutnya saja dan sudah
dicuci bersih dan dikeringkan.
2. Perhatikan suhu saat memanaskan limbah ikan di oven.
3. Menghitung viskositas minyak ikan menggunakan viscometer harus teliti
agar hasil viskositas yang didapat semakin akurat.
26
27
DAFTAR PUSTAKA
Adhani, L., 2018. “Diktat Azas Teknik Kimia I”. Universitas Bhayangkara:
Jakarta.
Aulia Andhikawati, 2020, “Karakteristik Minyak Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
Selama Penyimpanan di Freezer”, Jurnal Perikanan dan Kelautan, vol 10
no 1 halaman 76-86.
Bird, T, 2004, “Kimia Fisik Untuk Universitas,” Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Budiman, Senadi, 2016. “Pembuatan Natrium Sulfat Anhidrat (Na2SO4)”.
Aristoteles 4 (1): 33 – 40.
Chynintya R. P., 2015. “Pengaruh Temperatur, Kecepatan Putar Ulir dan Waktu
Pemanasan Awal Terhadap Perolehan Minyak Kemiri dari Biji Kemiri
dengan Metode Penekanan Mekanis (screw press), (Effects of
Temperature, Screw Rotation Speed, and Preheating Time on Yield of
Candlenut Oil from Candlenut Seed with Mechanical Pressing Method
(Screw Press)”. Doctoral Dissertation : Universitas Diponegoro:
Semarang.
Dami, K. D., 2014. “Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Tongkol”. Jurnal Perikanan
dan Kelautan, vol. 2, no. 1, hal. 34-42
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000. “Parameter Standar Umum
Ekstrak Tumbuhan Obat”. Direktorat Jendral Pengawas Obat dan
Makanan: Jakarta.
Estiasih T., 2009, “Minyak Ikan: Teknologi dan Penerapannya untuk Pangan dan
Kesehatan”, Graha Ilmu: Jakarta.
Halliday dan Resnick., 1991. “Fisika Jilid I”. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Harold, 1983. “Teknik Ekstraksi dan Pemanfaatan Minyak Ikan Untuk
Kesehatan”. Jurnal Kimia, vol. 1, no. 2, hal. 63-78.
Heri, Sugeng, Prima, Dian., Uju., 2017. “Peningkatan Mutu Minyak Ikan Sardin
dengan Degumming Menggunakan Larutan NaCl”. Jurnal Pengolahan
Hasil Perikanan Indonesia, 20(1), 199-210.
Hidayat, T., Nugroho, T., & Chodrijah, U., 2019, “Biologi Ikan Tongkol Komo
(Euthynnus affinis) Di Laut Jawa”. Journal of Tropical Fisheries
Management, 2(1), 156-173.
Irianto, 2002. “Diversifikasi Pengolahan Produk Perikanan”. Departemen
Kelautan dan Perikanan: Jakarta.
Kamini, Suptijah P, Santoso J, Suseno SH., 2016. ”Ektraksi dry rendering dan
karakterisasi minyak ikan dari lemak jeroan hasil samping pengolahan
salai patin siam (Pangasius hypothalmus)”. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia. 19(3): 196-205.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2018, “Produktivitas Perikanan
Indonesia”, KKP: Jakarta.
Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2020, “Pusat Informasi Pelabuhan
Perikanan”. KKP: Jakarta.
Ketaren, S., 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI Press:
Jakarta.
Mamuaja, C. F., 2017. “Lipida”. Unsrat Press: Manado.
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PRAKTIKUM