Kelompok 4
Leni Triani 1407112363
Maggie Darlene Lautama 1407113363
Nandra Saputra 1407114799
Rawdatul Fadila 1407119346
Wiriyan Jordy 1407114165
Percobaan V
Destilasi Uap Langsung “Isolasi Minyak Atsiri Kencur”
Asisten Praktikum:
Inget Yester Yunanda
Dosen Pengampu:
Dra. Silvia Reni Yenti, Msi
Catatan Tambahan :
Do
sen Pengampu
Pekanbaru, Maret
2015
ABSTRAK
Tanaman Kencur merupakan tumbuhan asli India dengan daerah penyebaran
meliputi kawasan Asia Tenggara dan Cina. Tujuan percobaan ini yaitu untuk mengisolasi
minyak atsiri dari berbagai bahan baku, menentukan beberapa sifat fisika dan kimia
minyak atsiri yang diperoleh dan menghitung rendemen minyak atsiri yang dihasilkan.
Percobaan ini diawali dengan proses destilasi uap-air dengan cara mengontakkan kencur
dengan uap di dalam alat destilasi dan uap yang dihasilkan akan terkondensasi di
kondensor dan kemudian terkumpul di dalam clavenger. Selanjutnya dilakukan
pemisahan antara minyak dan air berdasarkan berat jenis. Dari percobaan yang
dilakukan didapat kencur yang berwarna putih dan berbau khas minyak kencur sebagai
hasil destilasi uap yaitu sebanyak 3,3 ml dari 648,42 gram sampel kencur. Rendemen yang
diperoleh yaitu 0,39 %. Sedangkan secara teoritis, rendemen kencur berkisar 2,4-3,9%.
Jadi rendemen yang dihasilkan dari percobaan lebih kecil dari teoritis, hal ini disebabkan
karena waktu pemanasan yang singkat sehingga hasilnya kurang maksimal.
ABSTRACT
Galingale is a plant native to India with regional dissemination include Southeast
Asia and China. The purpose of this experiment is to isolate the essential oils of a variety
of raw materials, specifying some of the physical and chemical properties of essential oils
are obtained and calculate the yield of essential oil is produced. The experiment begins
with a steam-water distillation process by way of touching galingale with steam in the
steam distillation apparatus and produced will be condensed in the condenser and then
collected in clavenger. Next do the separation of oil and water based on specific gravity.
From experiments conducted obtained galingale which is white and smells typical oil
steam distilled as a result galingale which is as much as 3.3 ml of 648,42 grams of sample
galingale. Yield obtained namely 0.39%. While theoretically, galingale yield ranged from
2.4-3.9%. So yield resulting from an experiment is smaller than the theoretical, this is
because the time a short warm-up so that the result is insufficient.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat
yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini
mengandung minyak atsiri danalkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya
adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris)
kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum)
maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan
rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam
di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), namun mudah dibedakan
dari daunnya.
Nama kencur dipinjam dari bahasa Sanskerta, kachora, yang berarti temu
putih (Curcuma zedoaria). Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah
dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak air. Jumlah
helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan susunan berhadapan,
tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim
penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak
terlalu basah dan setengah ternaungi (Agusta , 2000)
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi
kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan
pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Jenis-jenis ekstraksi akan dijelaskan
sebagai berikut :
2.2.1 Isolasi
Jenis-jenis isolasi terdiri dari maserasi, sokletasi, perkolasi serta refluks. Jenis-jenis
isolasi sebagai berikut :
1. Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan (Bahti , 1998).
2. Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi
gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan (Bahti , 1998)
3. Prinsip Sokletasi
Sokletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang – ulang
dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan
dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Jika senyawa organik yang
terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik
isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan
teknik lain di mana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan
panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih
efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi. Proses pengambilan minyak
dari ampas kelapa dapat dilakukan dengan menggunakan metode
ekstraksi sokletasi (Bahti , 1998)
Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu
senyawa dari material atau bahan padat dengan pelarut panas. Alat yang
digunakan adalah seperangkat alat sokletasi yang terdiri atas labu didih,
tabung soklet, dan kondensor. Sample dalam sokletasi perlu dikeringkan
terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan air yang terdapat dalam
sample dan dihaluskan untuk mempermudah pelarutan senyawa (Rusli ,
2013).
4. Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam
labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun
kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas
bulat, demikian seterusnyaberlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna,
penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan (Sahidin , 2008)
2. Destilasi Uap-Air
Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang
kontruksinya hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini
disebut juga pengukusan. Air dididihkan pada bagian bawah alat . Minyak
atsiri akan ikur bersama aliran uap yang kemudian dialirkan ke
kondensor. Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling
pengukus. Temperatur steam harus dikontrol agar hanya cukup untuk
memaksa bahan melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan.
Uap yang dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100 oC, sehingga
waktu distilasi bisa lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya
minyak atsiri. Cara ini menghasilkan minyak atsiri dengan mutu yang
tinggi. Keuntungan daripada destilasi uap- air yaitu baik untuk simplisia
basah atau kering yang rusak pada pendidih (kering menuju dimaserasi
dulu), peralatan mudah didapat dengan hasil yang baik dan kualitas
minyak lebih bail, karena tidak terjadi hidrolisa (Bahti , 1998).
3. Destilasi Air
Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling
berhubungan langsung dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling
kemungkinan mengambang atau mengapung di atas air atau terendam
seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan kuantitas bahan yang akan
diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung. Metode ini
disebut juga metode perebusan. Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan
menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk
dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling
perebus. Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar,
bunga-bunga jeruk. Destilasi air dapat dijalankan pada tekanan di bawah
1 atmosfir sehingga air bisa mendidih pada suhu yang lebih rendah dari
100oC. Biasanya dilakukan bila bahan atau minyak atsiri rentan terhadap
suhu (Bahti , 1998).
Gambar 2.4. Alat Destilasi Air (Bahti , 1998)
Keterangan :
1. Pemasukan
2. Pemasukan uap langsung
3. Simplisia dan air
4. Isolasi penahan panas
5. Pengheluaran air
6. Pemasukan air
7. Kran pengeluaran minyak atsiri
8. Pengosongan
9. Pengeluaran kondensat
10. Pengaman
Pada dasarnya tidak ada perbedaan mencolok pada ketiga alat
penyulingan tersebut. Namun, pemilihan tergantung pada metode yang
digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi selama penyulingan (Bahti
, 1998).
Faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput
tanaman yang disebut hidrodifusi
2. Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri
3. Peruraian terjadi oleh panas
2.3.Minyak Atsiri
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric
Oil), Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah
kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu
ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas.
Minyak Atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak
gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan Minyak
Atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma
yang dapat ditemukandalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah
esensial dipakai karena minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya.
Dalam keadaan murni tanpa pencemar, minyak atsiri tidak
berwarna.Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri dapat
teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih
tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri
harus terlindungi dari pengaruh cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas
yang berwarna gelap .Bejana tersebut juga diisi sepenuh mungkin sehingga
tidak memungkinkan hubungan langsung dengan udara, ditutup rapat
serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman
tertentu, seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang.
Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu kamar (25 0C) tanpa
mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak
larut dalam air (Gunther, 1990).
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pewangi, penyedap
(flavoring), antiseptic internal, bahan analgesic, sedative serta stimulan.
Terus berkembangnya penggunaan minyak atsiri di dunia maka minyak
atsiri di Indonesia merupakan penyumbang devisa negara yang cukup
signifikan setelah Cina (Sastrohamidjoyo, 2004).
Minyak atsiri dapat terbentuk secara langsung oleh protoplasma
akibat adanya peruraian lapisan resin dari dinding sel. Minyak atsiri
terkandung dalam berbagai organ tanaman, seperti didalam rambut
kelenjar (pada famili Labiatae), di dalam sel-sel parenkim (pada famili
Piperaceae), di dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili
Pinaceae dan Rutaceae).
Minyak atsiri secara umum di bagi menjadi dua kelompok. Pertama,
minyak atsiri yang komponen penyusunnya sukar untuk dipisahkan,
seperti minyak nilam dan minyak akar wangi. Minyak atsiri kelompok ini
lazimnya langsung digunakan tanpa diisolasi komponen-komponen
penyusunnya sebagai pewangi berbagai produk. Kedua, minyak atsiri yang
komponen-komponen senyawa penyusunnya dapat dengan mudah
dipisahkan menjadi senyawa murni, seperti minyak sereh wangi, minyak
daun cengkeh, minyak permen dan minyak terpentin. Senyawa murni hasil
pemisahan biasanya digunakan sebagai bahan dasar untuk diproses
menjadi produk yang lebih berguna (Ketaren,1985).
2. Proses ekstraksi
a. Proses ekstraksi
Perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu ekstraksi
terlalu tinggi.
b. Proses distilasi
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
adanya air, uap air, dan suhu tinggi.
c. Proses pengepresan
Perubahan sifat kimia pada proses ini terutama disebabkan karena
minyak atsiri berkontak dengan udara.
2.3.3. Minyak Atsiri Kencur
Rimpang digunakan untuk bumbu masak, obat batuk dan nyeri
dada. Minyak atsiri dipakai untuk aromaticum, corrigen odoris ataupun
sebagai odoransia. Rimpangnya bersifat analgeticum, yakni bisa
meredakan rasa sakit pada gigi, sakit kepala ataupun rematik. Juga
merangsang keluarnya angin perut (carminativum), penghangat badan
serta stimulansia. Rimpang yang dimaserasi dengan alkohol digunakan
untuk mengurut kaki keseleo, otot kaki yang layu ataupun untuk
mengencangkan urat-urat / otot-otot. Berdasarkan analisis laboratorium,
minyak atsiri dalam rimpang kencur mengandung kurang lebih 23 macam
senyawa. (Yuwono, 1992).
Di Cina, kencur digunakan untuk obat berbagai penyakit, seperti
memar, nyeri dada, dan sembelit. Kabarnya, kencur juga bisa untuk
mengobati tetanus, radang lambung, muntah-muntah, panas dalam serta
keracunan. Secara empirik kencur digunakan sebagai penambah nafsu
makan, infeksi bakteri, obat batuk, disentri, tonikum, ekspektoran, masuk
angin, sakit perut. Minyak atsiri didalam rimpang kencur mengandung etil
sinnamat dan metil p-metoksi sinamat yang banyak digunakan didalam
industri kosmetika dan dimanfaatkan sebagai obat asma dan anti jamur.
Satu hal yang tidak asing dimasyarakat kita, kencur dijadikan sebagai
minuman segar, Beras Kencur. Beras kencur telah lama dipergunakan
masyarakat Indonesia sebagai jamu penambah daya tahan tubuh dan
menghilangkan masuk angin serta kelelahan (Yuwono, 1992).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini menggunakan proses destilasi uap-air langsung.
Pada awalnya, sampel dipotong kecil-kecil dan dibiarkan selama satu hari
pada suhu kamar. Pemotongan hingga kecil-kecil bertujuan untuk
memperbesar luas bidang sentuh sampel sehingga memungkinkan jumlah
minyak yang dihasilkan lebih banyak. Sedangkan sampel dibiarkan selama
1 hari pada suhu kamar bertujuan untuk menguapkan sebagian air yang
terdapat dalam bahan sehingga proses destilasi lebih mudah dan lebih
singkat.
Ketel uap diisi dengan air hingga batas yang telah ditentukan, lalu
letakkan sampel yang telah dipotong diatas tray. Ketel uap berfungsi
sebagai wadah pemanas air, sedangkan tray sendiri memiliki bentuk yang
berpori dimaksudkan untuk lewatnya uap air yang akan membawa
minyak atsiri dari sampel yang digunakan. Kemudian proses destilasi
dimulai dengan menghidupkan air yang telah terpasang pada kondensor
dan juga mencolokkan stop kontak untuk menghidupkan alat pemanas
pada ketel uap yang telah dirangkai dengan clavenger dan kondensor.
Ketika proses destilasi berlangsung, air yang dipanaskan akan
menjadi uap air yang akan membawa partikel minyak atsiri dari kencur
untuk dialirkan kedalam kondensor. Didalam kondensor terjadi proses
perubahan fasa gas menjadi fasa cair. Uap akan kembali menjadi cair
karena pengembunan yang terjadi pada kondensor dan akan jatuh
ke clavenger. Pada clavenger inilah tempat menampung destilat yang
terdiri dari minyak dan air. Namun minyak dan air ini tidak dapat
bercampur karena perbedaan massa jenis. Minyak berada diatas
dikarenakan massa jenis dari minyak itu sendiri berdasarkan teori adalah
0,708 gr/ml lebih ringan jika dibandingkan dengan air memiliki massa
jenis 1 gr/ml. Hal inilah yang membuat minyak berada diatas dan air
berada dibawah pada clavenger.
Minyak atsiri dengan menggunakan sampel kencur dari percobaan
ini berwarna putih dan terdapat serat-serat minyak. Minyak ini
mempunyai bau yang khas seperti bahan baku utama yang digunakan
yaitu kencur. Minyak yang diperoleh dari percobaan ini adalah 2,55 gram
dengan volume minyak 3,3 ml, sedangkan rendemen yang diperoleh dari
hasil percobaan ini adalah 0,39%, sementara rendemen teoritis minyak
atsiri kencur adalah 2,4-3,9%. Rendemen percobaan lebih sedikit
dibandingkan rendemen teoritis, hal ini dikarenakan waktu proses destilasi
yang kurang lama sehingga hasilnya kurang maksimal. Laju debit air pada
proses destilasi yang diukur setiap 30 menit sekali hingga destilasi selesai
memiliki rata-rata 59,77 ml/s. Laju debit air berpengaruh terhadap suhu
air didalam kondensor. Semakin laju debit air, maka semakin rendah suhu
air yang ada didalam kondensor, sehingga uap yang mengandung
komponen minyak yang dicairkan akan semakin banyak.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Minyak atsiri dari bahan baku kencur dapat diperoleh dengan metode destilasi uap-
air.
2. Minyak atsiri kencur yang diperoleh dari percobaan memiliki bau yang khas seperti
bahan baku utama nya, berwarna putih, dan mudah menguap.
3. Rendemen minyak atsiri kencur yang dioperoleh dari percobaan adalah 0,39% dengan
berat minyak 2,55 gram dan volume minyak 3,3 ml.
5.2 Saran
1. Pemasangan alat destilasi dilakukan dengan hati-hati dan benar, ujung bagian alat
yang akan disambung diberi vaseline agar proses pelepasan rangkaian alat lebih mudah
dilakukan.
2. Jangan melepas alat destilasi ketika dalam keadaan panas karena bisa mengakibatkan
kerusakan alat laboratorium.
3. Pemisahan minyak dan air pada clavenger harus dilakukan dengan hati-hati. Jangan
sampai minyak ikut jatuh bersamaan dengan air yang dibuang karena akan
mengurangi volume minyak yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A., 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit ITB.
Bandung.
Bahti . 1998 . Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran.
Bandung.
Gunther, E., 1987. Minyak Atsiri. Jilid I. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Gunther, E., 1990. Minyak Atsiri. Jilid III A. Penerbit Universitas
Indonesia,
Jakarta.
Hemani , Mawarti . 2006 . Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses
Pemurnian . Balai Besar Litbang
Rusli . 2013 . Pemisahan Kimia Untuk Universitas. Bandung. Erlangga
Sahidin . 2008 . Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Unhalu. Kendari
Satrohamidjojo, H . 2004 . Kimia Minyak Atsiri. UGM Press, Yogyakarta
Sudjadi, Drs., .1986 . Metode Pemisahan, UGM Press, Yogyakarta
Wonorahardjo, Surjani. 2013. Metode-Metode Pemisahan Kimia sebuah
pengantar . Jakarta: Indeks
Kataren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Cetakan
Pertama. UI Press , Jakarta
Van Winkel, M. 1967. Distillation . McGraw-Hill . New york
Voight, R. 1995. Buku pelajaran teknologi farmasi, diterjemahkan oleh Soendani
N.S., UGM Press ,Yogyakarta
Yuwono, L.A. Jayanto, H. 1992. Skripsi : Pemisahan Minyak Atsiri dari
Kulit Jeruk. . Surabaya.