Anda di halaman 1dari 28

Laporan Praktikum Kimia Organik

Percobaan 6

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


“Secara Destilasi Uap Air Langsung”

Kelompok VI

Fujian Ratu 1807113112


Irfan Alfandi 1807113204
Lusia Alvid 1807111748
Melyana Thoresia Manalu 1807113181
Yara Pra Adha 1807113189

Asisten :
Putri Gusti Yolanda
Dosen Pengampu :
Drs. Irdoni, HS. MS
Dra. Nirwana., MT

Program Studi Sarjana Teknik Kimia


Fakultas Teknik Universitas Riau
Pekanbaru
2019
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIKUM


KIMIA ORGANIK

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


“Secara Destilasi Uap Air Langsung”

Dosen pengampu praktikum kimia organik dengan hal ini menyatakan bahwa:

KELOMPOK VI

Fujian Ratu 1807113112


Irfan Alfandi 1807113204
Lusia Alvid 1807111748
Melyana Thoresia Manalu 1807113181
Yara Pra Adha 1807113189

1. Telah melakukan perbaikan-perbaikan yang disarankan oleh Dosen


Pengampu/Asisten Praktikum
2. Telah menyelesaikan laporan lengkap praktikum Ekstraksi Minyak Atsiri
Daun Kayu Putih Secara Destilasi Uap Air Langsung dari praktikum kimia
organik yang disetujui oleh Dosen Pengampu/Asisten Praktikum

Catatan Tambahan :

Pekanbaru, 03 Oktober 2019


Dosen Pengampu Dosen Pengampu

Dra. Nirwana., MT Drs. Irdoni, HS.MS


NIP 19600825 198609 2 002 NIP 19570415 198609 1 001

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

ABSTRAK

Minyak kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri khas Indonesia.
Minyak ini diketahui memiliki banyak khasiat, baik untuk pengobatan luar
maupun pengobatan dalam sehingga banyak dibutuhkan oleh berbagai kalangan
masyarakat. Tujuan dari percobaan ini adalah mempelajari proses destilasi uap-air
langsung dan menghitung yield minyak atsiri. Pada percobaan ini digunakan daun
kayu putih seberat 385 gr. Daun kayu putih dimasukkan dalam labu didih yang
berisi air dan 2 buah batu didih untuk selanjutnya dilakukan proses distilasi
selama 3,5 jam dan destilat yang diperoleh sebanyak 1,8 ml yang berwarna putih
dan beraroma khas minyak kayu putih. Pada percobaan ini didapatkan yield
sebesar 0,47%.

Kata kunci : kayu putih, distilasi uap-air, yield.

ABSTRACT
Eucalyptus oil is one of the typical Indonesian essential oil. This oil is known to
have many benefits, both for external treatment and medication, so needed by
many people. The purpose of this experiment is to study the process of direct
steam water distillation and calculate the yield of essential oils. In this experiment
we used 385 gr of eucalyptus leaves. The eucalyptus leaves are put in a boiling
flask containing water and 2 pieces of boiling stone for the next 3,5 hours of
distillation and 1,8 ml of distillate obtained by a white and turqoise white flavored
eucalyptus oil. In this experiment obtained a yield of 0,47 %.

Keyword: Eucalyptus, steam water distillatio, yield.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i


ABSTRAK ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum............................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3
2.1 Daun Kayu Putih ................................................................................ 3
2.2 Metode Pembuatan Minyak Atsiri ..................................................... 5
2.3 Minyak Kayu Putih ............................................................................ 9
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM .................................................... 12
3.1 Alat-Alat yang Digunakan ................................................................. 12
3.2 Bahan-Bahan yang Digunakan .......................................................... 12
3.3 Prosedur Praktikum ............................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 13
4.1 Hasil Praktikum ................................................................................. 13
4.2 Pembahasan........................................................................................ 13
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 17
5.2 Saran .................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 18
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran A. Laporan Sementara ..................................................................... 19
Lampiran B. Perhitungan ................................................................................. 20
Lampiran C. Dokumentasi Saat Praktikum ...................................................... 21

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Kayu Putih……………………………….…… 1


Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Percobaan Ekstraksi…………………………..14

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tanaman Kayu Putih……………………………………........... 3


Gambar 4.1 Perbandingan Variabel Jurnal dengan Praktikum...................... 15

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang.
Minyak atsiri merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatile),
mempunyai rasa getir, dan bau mirip tanaman asalnya. Peranan minyak atsiri
dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa abad yang lalu.
Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 – 200
spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae,
Myrtaceae, dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat diperoleh pada setiap bagian
tanaman yaitu dari buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu
minyak atsiri itu adalah kayu putih (Ketaren, 1986).
Potensi tanaman kayu putih di Indonesia cukup besar mulai dari daerah
Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawasi Tenggara dan Papua. Menurut data
produksi minyak kayu putih di Indonesia tahun 2006 di daerah Buru sebesar
182,36 ton, Ambon sebesar 97,46 ton, Seram 84,9 ton, Irian 60,9, Jawa 42,45 ton,
dan Kalimantan 20,39 ton. Melihat potensi tanaman kayu putih di Indonesia,
maka pengolahan tanaman kayu putih memiliki prospek yang baik untuk
dikembangkan. Produk utama yang dihasilkan dari tanaman kayu putih adalah
minyak kayu putih yang diperoleh dari hasil penyulingan daun kayu putih. Pabrik
di pulau Jawa memiliki kapasitas pengolahan sebesar 53.760 ton per tahun untuk
daun kayu putih dan total produksi minyak kayu putih yang dihasilkan di Pulau
Jawa sebesar 300 ton (Mulyadi, 2005).
Menurut Helfiansah (2012), Kayu putih (Melaleuca leucadendron L)
merupakan jenis tumbuhan yang memiliki rasa tawar, netral dan bersifat
penenang. Daun kayu putih memiliki rasa pedas dan hangat. Secara kimia kayu
putih mengandung lignin, melaleucin, serta minyak atsiri. Minyak atsiri dari kayu
putih mengandung empat senyawa utama yang terdiri dari 1,8 cineol (15-60%),
sesquiterpene alcohols globulol (0,2-8%), viridiflorol (0,2-30%), dan sphatulenol
(0,4-30%). Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri yang banyak

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

digunakan untuk bahan berbagai produk kesehatan atau farmasi sehingga minyak
kayu putih menjadi produk yang banyak dicari.
Menurut Tuhu (2008), hampir semua bagian tanaman kayu putih (kulit
batang, daun, ranting, dan buah kayu putih) dapat dimanfaatkan sebagai obat.
Secara empirik, daun kayu putih berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan
nyeri (analgetika). Khasiat lain dari daun kayu putih antara lain untuk radang
usus, diare, reumatik, asma, radang kulit ekzema, insomnia dan sakit kepala.
Pengobatan dapat dilakukan dengan meremas daun kayu putih lalu diletakkan
bada bagian tubuh yang sakit atau dapat juga meminum rebusan daun kayu putih
ini.
Melihat banyaknya kegunaan minyak kayu putih, karena itu dilakukan
praktikum pembuatan minyak atsiri dari daun kayu putih dalam skala
laboratorium untuk mengamati proses destilasi uap air langsung dalam pembuatan
minyak atsiri. Digunakannya daun kayu putih sebagai sampel karena melihat dari
banyaknya manfaat daun kayu putih tersebut untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari proses destilasi uap air langsung
2. Menghitung yield minyak atsiri

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Daun Kayu Putih


Kayu putih (Melaleuca leucandendra sinonim dengan M. leucadendron)
mempunyai banyak nama lain, seperti M. cajuputi Roxb., M. cumingiana et
lancifolia Turcz. Daun kayu putih dimanfaatkan sebagai sumber minyak kayu
putih (cajuput oil). Nama ini diambil dari warna batang yang memang putih.
Minyak diekstrak (biasanya disuling dengan uap) terutama dari daun dan
rantingnya (Agoes, 2010).
Tumbuhan kayu putih (Melaleuca leucadendra L.) merupakan tumbuhan
perdu yang mempunyai batang pohon kecil dengan banyak anak cabang yang
menggantung ke bawah. Daunnya berbentuk lancip dengan tulang daun yang
sejajar. Bunga kayu putih berwarna merah, sedangkan kulit batang kayunya
berlapis-lapis dengan permukaan terkelupas. Keistimewaan tanaman ini adalah
mampu bertahan hidup di tempat yang kering, di tanah yang berair, atau di daerah
yang banyak memperoleh guncangan angin atau sentuhan air laut. Tanaman ini
tumbuh liar di daerah berhawa panas. (Lutony, 2000).

Gambar 2.1 Tanaman Kayu Putih (Rudianto, 2007)

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

Tumbuhan kayu putih mempunyai daun yang mengandung minyak atsiri


sebesar 0,5-1,5%. Dalam sistem tatanama tumbuhan, tanaman minyak kayu putih
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermathophyte
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Melaleuca
Spesies : Melaleuca leucandendra
Tanaman kayu putih termasuk jenis tumbuhan kormus karena tubuh
tanaman secara nyata memperlihatkan diferensiasi dalam tiga bagian pokok, yaitu
akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Daun kayu putih terdiri atas dua
bagian, yaitu tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) (Lutony, 2000).
a. Tangkai daun (petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaian daun, yang
berfungsi untuk menempatkan helaian daun pada posisi yang tepat, sehingga
dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Tangkai daun
berbentuk bulat kecil, sedangkan panjang tangkainya bervariasi.
b. Helaian daun (lamina)
Helaian daun kayu putih bercirikan berwarna hijau muda untuk daun muda
dan hijau tua untuk daun tua karena mengandung zat warna hijau atau
klorofil. Selain itu daun kayu putih memiliki tulang daun dalam jumlah yang
bervariasi antara 3 – 5 buah, tepi daun rata dan permukaan daun dilapisi oleh
bulu-bulu halus. Ukuran lebar daun kayu putih berkisar antara 0,66 cm – 4,30 cm
dan panjangnya antara 5,40 – 10,15 cm. Daun-daun tumbuh pada cabang- cabang
tanaman secara selang-seling, pada satu tangkai daun terdapat lebih dari satu helai
daun (sehingga disebut sebagai jenis daun majemuk). Daun kayu putih
mengandung cairan yang disebut cineol (sineol) (dimana apabila daun diremas,
cairan ini akan keluar dan mengeluarkan aroma yang khas). Selain itu daun kayu

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

putih juga mengandung komponen lain, seperti: terpineol, benzaldehyde,


dipentene, limonene dan pinene.
Kulit kayu putih mengandung lignin dan resinol bernama melaleucin. Daun
mengandung minyak atsiri, terdiri atas metileugenol, 1,8- sineol, dl-limonen,
terpinol, α-pinene, benzaldehide, butilaldehide, pentanal, propionik acid, dan
betulin. Sineol merupakan antiseptik kuat. Penelitian awal menunjukkan bahwa
buah mempunyai efek antivirus (Dalimartha, 2008). Kulit pohon kayu putih
memiliki rasa tawar, netral, dan bersifat penenang. Daunnya berasa pedas, kelat,
dan bersifat hangat. Kayu putih mengandung lignin, melaleucin, serta minyak
atsiri yang terdiri sineol 50-65%, alpha-terpineol, valeraldehida, dan
benzaldehida (Hariana, 2009).
Hampir semua bagian tanaman ini (kulit, batang, daun, ranting, dan buah
kayu putih) dapat diamnafaatkan sebagai obat. Secara empiris, daun kayu putih
berkhasiat untuk menghilangkan bengkak dan menghilangkan nyeri (analgesik),
radang susu, diare, rematik, asma, radang kulit,inomnia, dan sakit kepala. Daun
dimanfaatkan untuk keperluan sendiri yang dengan sangat sederhana yaitu
dengan disuling. Minyak atsiri dapat digunakan terhadap radang cabang
tenggorokan (dihirup). Seduhan dari daun-daun dapat diminum, seperti teh
sebagai penghilang kepenatan (Sulistyowat, 2011).
Daun kayu putih yang direbus dapat digunakan sebagai obat sakit perut,
rematik, nyeri pada tulang dan saraf (neuralgia), radang, usus, diare, batuk,
demam, sakit kepala dan sakit gigi atau dimanfaatkan sebagai obat luar untuk
radang kulit akzema dan sakit kulit karena alergi. Kulit kayu putih dapat dicampur
dengan ramuan lain dalam penggunaannya. Misalnya untuk obat luka bernanah,
kulit kayu putih dapat dicampur dengan sedikit jahe dan asem jawa lalu ditumbuk
halus yang kemudian ditempelkan pada bagian yang luka. Tanaman ini juga
diketahui berkhasiat sebagai antioksidan (Hariana, 2006).

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

2.2 Daun Kayu Putih


Menurut Dita (2011), metode pembuatan minyak atsiri yaitu:
2.2.1 Penyulingan (Distilasi)
Penyulingan (Distilasi) adalah proses pemisahan komponen yang berupa
cairan atau padatan dari 2 macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan titik
uapnya, dan proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam
air. Dalam perkembangan pengolahan minyak atsiri telah dikenal 3 macam sistim
penyulingan:
1. Penyulingan dengan Air (Distilasi Air)
Metode penyulingan dengan air merupakan metode paling sederhana jika
dibandingkan dua metode penyulingan yang lain. Pada metode ini, bahan yang
akan disuling dimasukkan dalam ketel suling yang telah diisi air. Dengan begitu,
bahan bercampur langsung dengan air. Pada metode ini, perbandingan jumlah air
perebus dan bahan baku dibuat berimbang, sesuai dengan kapasitas ketel. Bahan
yang telah mengalami proses pendahuluan seperti perajangan dan pelayuan
dimasukkan dan dipadatkan. Selanjutnya, ketel ditutup rapat agar tidak terdapat
celah yang mengakibatkan uap keluar. Uap yang dihasilkan dari perebusan air dan
bahan dialirkan melalui pipa pendingin sehingga terjadi pengembunan
(kondensasi). Selanjutnya air dan minyak ditampung dalam tangki pemisah.
Pemisahan air dan minyak dilakukan berdasarkan perbedaan berat jenis.
2. Penyulingan dengan Air dan Uap (Distilasi Uap Air Langsung)
Metode ini disebut juga dengan sistem kukus. Pada metode pengukusan ini,
bahan yang digunakan tidak kontak langsung dengan air namun diberi sekat antara
air dan simplisia. Prinsipnya didasarkan kepada sifat minyak atsiri yang dapat
menguap jika dialiri dengan uap air panas. Uap yang dialirkan akan membawa
minyak atsiri yang ada di daun kayu putih dan ketika uap tersebut bersentuhan
dengan media yang dingin maka akan terjadi perubahan menjadi embun sehingga
akan diperoleh air dan minyak dalam keadaan terpisah. Pemisahan air dan minyak
atsiri dilakukan berdasarkan berat jenis.
Keuntungan dari metode ini yaitu penetrasi uap terjadi secara merata ke
dalam jaringan bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 1000C. Lama

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

penyulingan relatif lebih singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih
baik jika dibandingkan dengan minyak hasil dari system penyulingan dengan air.
3. Penyulingan dengan Uap (Distilasi Uap)
Pada sistem ini, air sebagai sumber uap panas terdapat dalam “boiler” yang
letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai tekanan
lebih tinggi dari tekanan udara luar. Proses penyulingan dengan uap ini baik jika
digunakan untuk menyuling bahan baku minyak atsiri berupa kayu, kulit batang,
maupun biji-bijan yang relative keras.
2.2.2 Ekstraksi dengan Pelarut Mudah Menguap
Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan
dengan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut organik akan berpenetrasi
ke dalam jaringan dan akan melarutkan minyak serta bahan “non volatile” yang
berupa resin, lilin dan beberapa macam zat warna. Proses ekstraksi biasanya
dilakukan dalam suatu wadah (ketel) disebut “extractor”. Berbagai pelarut yang
biasa digunakan adalah petroleum ether, carbon tetra chlorida, chloroform, dan
pelarut lainnya yang bertitik didih rendah.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi
minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan uap dan air, seperti untuk
mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati,
mawar, ”hyacinth”, ”tuberose”, ”narcissus”, ”gardenis”, ”lavender”, ”lily”,
”minose”, ”labdanum”, ”violet lower” dan ”geranium”. Pembuatan minyak
atsiri dengan pelarut menguap dilakukan dengan menggunakan ekstraktor.
Ekstraktor yang digunakan untuk mengekstrak minyak atsiri dari bunga terdiri
dari tabung ekstraktor berputar dan tabung evaporator (penguap).
2.2.3 Ekstraksi dengan Lemak Dingin (Enfleurasi)
Proses ekstraksi ini digunakan khusus untuk mengekstraksi minyak bunga-
bungaan, dalam rangka mendapatkan mutu dan rendemen minyak yang tinggi.
Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun
bunga terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri
dan minyak yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat.
Kegiatan bunga dalam memproduksi minyak akan terhenti dan mati jika kena
panas, kontak atau terendam dalam pelarut organik, sedangkan minyak atsiri yang

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

terbentuk sebelumnya sebagian besar telah menguap. Untuk itu ekstraksi dengan
pelarut mudah menguap menghasilkan rendemen minyak yang rendah.
Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan bermutu baik,
proses fisiologi dalam bunga selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga
agar tetap berlangsung dalam waktu selama mungkin sehingga bunga tetap dapat
memproduksi minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
lemak hewani atau nabati. Sama halnya dengan ekstraksi menggunakan pelarut
menguap, ekstraksi minyak atsiri dengan metode lemak dingin memerlukan
evaporator untuk memisahkan minyak atsiri dari lilin dan alkohol pelarutnya.
Selain itu, dibutuhkan lempeng kaca dan rak tertutup pada proses absorbsi minyak
atsiri dari bunga. Sedang bahan penunjang yang digunakan yaitu lemak dan
alkohol. Lemak berfungsi sebagai adsorben atau penyerap minyak atsiri dari
bunga. Sementara alkohol digunakan untuk memisahkan minyak atsiri dari lemak.
2.2.4 Ekstraksi dengan Lemak Panas (Maserasi)
Metode pembuatan minyak dengan lemak panas tidak berbeda jauh dengan
metode lemak dingin. Bahan dan peralatan yang digunakan pun tidak jauh
berbeda. Perbedaannya hanya terletak pada bagian awal proses, yaitu
menggunakan lemak panas. Sedang alat yang digunakan yaitu evaporator vakum.
Selain itu, dibutuhkan wadah berupa bak atau baskom untuk merendam bunga
dalam lemak panas. Bahan yang diperlukan dalam metode maserasi yaitu lemak
dan alcohol. Lemak digunakan sebagai adsorben, sedangkan alkohol digunakan
untuk melarutkan lemak.
2.2.5 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Minyak Atsiri
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi minyak kayu putih,
yaitu: pengisian daun, varietas pohon kayu putih, penyimpanan daun, teknik
penyulingan dan umur daun. Faktor-faktor inilah yang diduga berpengaruh
terhadap rendemen dan mutu minyak kayu putih yang dihasilkan di pabrik minyak
kayu putih di Indonesia sehingga menyebabkan penurunan nilai produksi minyak
kayu putih. Kualitas minyak kayu putih sendiri ditentukan oleh besarnya kadar
sineol. Semakin besar kadar sineolnya maka kualitas minyak kayu putih yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Sedangkan besarnya kadar sineol yang didapatkan

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yang salah satunya yaitu teknik
penyulingannya (Armita, P., 2011).
Menurut Sunanto (2003), lama penyulingan minyak kayu putih yang
optimum adalah 3 -4 jam. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap steam
distillation yaitu:
1. Suhu penyulingan, usahakan suhu operasional serendah mungkin,
meskipun kecepatan produksi ditentukan oleh suhu.
2. Jumlah air yang kontak langsung dengan bahan yg disuling. Gunakan air
sesedikit mungkin yang dapat berhubungan atau kontak langsung dengan
bahan tanaman.
3. Ukuran bahan, dengan merajang bahan tanaman sebelum penyulingan,
diusahakan agar pengisian bahan kedalam ketel suling sehomogen
mungkin.
2.3 Minyak Kayu Putih
Minyak kayu putih atau dalam bahasa inggris dikenal cajuput oil, oleum-
melaleuca-cajeput, atau oleum cajuput adalah minyak yang dihasilkan dari
penyulingan daun dan ranting kayu putih. Adapun unsur pokok bahan aktif yang
terkandung di dalam minyak kayu putih adalah 1,8 cineol dan alpha-terpineol
yang mengandung obat serta baik digunakan untuk antiseptic dan obat penolak
serangga. Minyak atsiri dari kayu putih mengandung empat senyawa utama yang
terdiri dari 1,8 cineol (15-60%), sesquiterpene alcohols globulol (0,2-8%),
viridiflorol (0,2- 30%), spathulenol (0,4-30%). Sementara senyawa yang lain
adalah limonene (1,3-5%), betha caryophyllene (1-4%), humulene (0,2-2%),
viridiflorene (0,5-7%), alpha terpineol (1-7%), alpha, betha selinene ( masing-
masing 0,3-2%), dan caryophyllene oxide (1-8%) (Kartikawati, dkk., 2014).
Sifat- sifat kimia minyak kayu putih sangat dipengaruhi oleh komponen
sineol yang sangat dominan sebagai penyusun utama minyak. kandungan
komponen sineol dijadikan penentuan mutu minyak kayu putih. Sineol merupakan
senyawa kimia golongan ester turunan terpen alkohol. Semakin besar kandungan
bahan sineol makan akan semakin baik mutu minyak kayu putih. Kegunaannya
antara lain sebagai meredakan kembung (karminativum), obat gosok, melebarkan
pembuluh darah perifer (efek seperti orang kerokan), obat berbagai penyakit kulit

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

ringan (gatal, digigit serangga), serta baunya untuk menetralkan rasa mual,
pusing, dan mabuk (Gunawan, 2010).
Spesifikasi minyak kayu putih menurut SNI 06-3954-2006 dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1 Spesifikasi Minyak Kayu Putih
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Keadaan warna - Jernih sampai kuning
2. Bau - Khas kayu putih
3. Bobot jenis 200 C/ 200c 0.900 – 0,930
4. Indeks bias Nd20 1,450 – 1,470
5. Kelarutan dalam etanol 70 % 1 : 1 sampai 1 :10
6. Putaran optik - (-) 40 – 100
7. Kandungan sineol % 50 – 65

2.3.1 Manfaat Minyak Atsiri dari Daun Kayu Putih


Minyak kayu putih dimanfaatkan dalam industri obat, makanan, maupun
kosmetik. Senyawa sineol yang terdapat pada minyak kayu putih berguna sebagai
bahan obat. Selain itu, dalam industri senyawa tersebut dapat digunakan sebagai
penyedap makanan. Senyawa kimia dari anggota terpene yang terkandung dalam
minyak kayu putih merupakan senyawa esensial yang paling banyak digunakan
dalam wewangian. Senyawa ini juga digunakan dalam pembuatan vitamin A
(retinol), makanan, dan produksi kosmetik (aromatic). Dalam minyak kayu putih
juga terkandung senyawa formadida. Formadida adalah amida yang berasal dari
asam format yang berupa cairan bening, larut dalam air, dan memiliki bau seperti
ammonia. Senyawa ini dimanfaatkan sebagai bahan baku kimia untuk membuat
herbisida atau pestisida (Widianto dan Siarudin, 2014).
Dalam kehidupan sehari-hari, minyak kayu putih dimanfaatkan untuk
mengatasi dan membantu meringankan sakit perut, perut kembung, rasa mual,
gatal-gatal akibat digigit serangga, dan yang paling penting tubuh kita akan terasa
hangat pada saat diolesi minyak ini. Minyak kayu putih juga dapat dimanfaatkan
untuk membersihkan elektronik seperti tape, VCD, kotak computer/laptop dan
layar monitor, serta menghilangkan lem bekas stiker, bahkan dapat dipakai untuk
pembersih karat (Agoes, 2010).

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

Menurut Sulistyowati (2011) beberapa manfaat yang didapatkan dari


minyak atsiri kayu putih yaitu sebagai berikut:
1. Mengobati penyakit kulit
Minyak kayu putih termasuk pewangi alami terbaik yang bisa membantu
penyembuhan penyakit kulit, seperti luka pada vagina atau infeksi kulit. Selain
itu minyak kayu putih bisa mengobati luka yang bernanah.
2. Merilekskan Tubuh
Sebagai obat analgesik alami, minyak yang memepunyai aroma khas ini dapat
mengurangi nyeri sendi, merilekskan pikiran, serta tubuh.
3. Menghaluskan kulit
Minyak kau putih bisa membuat kulit lebih halus, selain itu dapat
menghilangkan flek atau tanda kulit. Untuk bahu dan punggung, pijat dengan
minyak kayu putih yang mengandung vitamin E karna bisa memudahkan saat
memijat.
4. Anti-Bakteri
Minyak kayu putih dapat menenangkan kulit serta mencegah datangnya virus,
bakteri, dan jamur. Disamping itu, minyak tersebut bisa mengobati infeksi kulit
serius seperti kandidiais (biasa hidup di rongga mulut dan vagina).

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat - alat yang digunakan


1. Satu unit alat destilasi uap air langsung
2. Timbangan analitik
3. Unit Clavenger
4. Kondensor
5. Termometer
6. Botol kaca
7. Gelas ukur
8. Piknometer
9. Statif & klem

3.2 Bahan - bahan yang digunakan :


1. Sampel simplisia (Daun minyak kayu putih )
2. Aquadest

3.3 Prosedur kerja


1. Daun kayu putih dikeringkan pada suhu kamar
2. Daun kayu putih dipotong- potong sampai ukuran lebih kurang 1 cm
3. Sampel yang telah kering ditimbang sebanyak 385 gram
4. Labu didih diis hingga batas yang telah ditentukan
5. Unit alat dirangkai dengan benar, kemudian disambungkan ke unit
clavenger dan kondensor. Periksa agar tidak terjadi kebocoran.
6. Pemanas listrik dan pompa vakum di hidupkan, lalu air pendingin di
alirkan
7. Waktu proses destilasi uap-air air dilakukan sesuai intruksi asisten
8. Campuran minyak dan air hasil destilasi dipisahkan dengan cara
membuka kran pada unit pemisah, kemudian bagian minyak atsiri di
ambil, lalu ditimbang dan di catat
9. Densitas yang diperoleh dihitung

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


a. Berat sampel : 385 gram
b. Waktu mulai percobaan : 08.47 WIB
c. Waktu saat tetesan pertama : 09.23 WIB
d. Aroma minyak : Aroma khas minyak kayu putih
e. Volume minyak : 1,8 ml
f. Yield : 0,47 %

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan ekstraksi minyak atsiri daun kayu putih
dengan menggunakan destilasi uap-air. Bahan yang digunakan tidak kontak
langsung dengan air namun diberi sekat antara air dan simplisia. Percobaan ini
dilakukan dengan menggunakan variable tetap berupa jenis pelarut, berat sampel,
ukuran sampel, dan waktu ekstraksi. Sampel simplisia yang digunakan pada
percobaan ini adalah daun minyak kayu putih dengan massa 385 gram. Pelarut
yang digunakan adalah aquadest karena mudah menguap dan lebih efektif
melakukan penetrasi kedalam sel daun minyak kayu putih untuk mengikat
kandungan minyak didalam sel daun.
Selama proses pemanasan, air menguap dan mengenai simplisia. Uap air
tersebut akan membawa minyak yang ada pada daun kayu putih. Penguapan ini
sudah tampak setelah setengah jam pemanasan. Uap air masuk ke kondensor dan
diubah fasanya menjadi cair, sehingga setelah satu jam pemanasan, akan terlihat
campuran minyak dan air serta zat warna pada simplisia turun mewarnai
aquadest. Setelah itu, kompor pemanas dimatikan, namun labu didih dan labu
detilasi yang berisi daun kayu putih masih tetap terhubung dalam kondisi panas
dan ditutup dengan alumunium foil. Hal ini menyebabkan uap terperangkap
didalam labu didih dan labu destilasi selama empat setengah jam sehingga daun
kayu putih terlihat layu dan menghitam serta aquadest berwarna coklat kehitaman.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

Setelah itu, proses berlanjut dan setelah empat puluh menit kemudian
tetesan air bercampur minyak pun muncul. Namun pada pemanasan kedua ini,
minyak lebih sedikit didapat dibandingkan dengan pemanasan pertama. Proses
pemanasan kedua ini berlangsung selama dua jam, sehingga waktu total
pemanasan yaitu tiga jam limabelas menit. Minyak atsiri yang didapatkan dari 385
gram daun kayu putih adalah sebanyak 1,8 ml, sehingga yield yang dihasilkan
sebesar 0,47 %. Berikut adalah perbandingan data minyak atsiri daun kayu putih
pada sebuah jurnal terhadap data percobaan :

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Percobaan Ekstraksi minyak kayu putih secara
Destilasi Uap-air
No Sumber Data Data Percobaan
1. Jurnal “Isolasi, Identifikasi dan - Massa Simplisia : 2 kg
Pemurnian senyawa 1,8 Sineol - Volume Minyak : 55 ml
Minyak Kayu Putih (Malaleuca - Waktu : 5 jam
leucadendron)” - Yield : 2,75 %
- Massa Simplisia : 385 gram
2. Praktikum
- Volume Minyak : 1,8 ml
- Waktu : 3 jam
- Yield : 0,47 %

Berdasarkan data perbandingan pada tabel 4.1 diatas, perbedaan variabel


massa simplisia dan waktu mempengaruhi perbedaan hasil minyak yang
dihasilkan dan yield. Waktu yang digunakan pada jurnal lebih lama dibandingkan
pada praktikum yang telah dilakukan. Hal ini berarti semakin lama waktu
ekstraksi, maka semakin banyak pula minyak yang dihasilkan (Watson, 2005).
Selanjutnya, massa pada jurnal juga lebih banyak dari massa yang dilakukan saat
praktikum dan hasil minyak pada jurnal lebih banyak dibanding dengan praktikum
yang telah dilakukan. Hal ini berarti massa simplisia mempengaruhi percobaan,
semakin banyak simplisia maka akan semakin banyak pula minyak yang akan
dihasilkan

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

Massa (kg)
3
Waktu(jam)
Yield(%)
2

0
Jurnal Praktikum

Gambar 4.1 Grafik perbandingan variabel dari jurnal dan hasil praktikum

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada jurnal dilakukan destilasi uap-
air selama 5 jam dengan massa daun kayu putih 2 kg akan diperoleh yield sebesar
2,75 %. Sedangkan pada hasil praktikum, waktu dalam melakukan destilasi uap-
air adalah 3 jam dengan massa daun kayu putih sebesar 0,385 kg akan
menghasilkan 0,47 % yield. Minyak yang dihasilkan pada jurnal lebih banyak dari
praktikum yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui bahwa massa simplisia
dan waktu proses ekstraksi secara destilasi uap-air langsung berpengaruh terhadap
hasil dari percobaan.
Dalam percobaan ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
ekstraksi minyak kayu putih yaitu suhu, waktu, dan ukuran simplisia. Semakin
tinggi suhu dari air maka penguapan akan semakin cepat dan banyak. Jika
semakin banyak uap yang dihasilkan, maka uap tersebut akan menyentuh
simplisia secara merata, sehingga minyak yang dihasilkan menjadi lebih banyak.
Begitu juga dengan waktu, semakin lama waktu yang digunakan untuk proses
ekstraksi distilasi uap-air, maka uap yang dihasilkan lebih banyak untuk
mengekstrak minyak yang ada pada daun kayu putih, sehingga minyak yang
dihasilkan lebih banyak pula. Ukuran simplisia juga berpengaruh terhadap proses

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

ekstraksi. Semakin besar ukuran simplisia, maka semakin besar pula luas
permukaannya sehingga uap akan lebih mudah mengekstrak minyak dari
simplisia. Namun, jika simplisia berukuran kecil, maka luas permukaannya juga
kecil yang menyebabkan uap akan sulit menyentuh simplisia tersebut untuk
diekstrak sehingga minyak yang dihasilkan menjadi sedikit (Watson, 2005).

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Ekstraksi minyak kayu putih dilakukan dengan metode diestilasi uap air
langsung, yakni bahan yang akan diekstrak tidak kontak langsung dengan
air. Prinsipnya air mendidih dan uap air akan membawa partikel minyak
yang ada pada sampel kemudian dialirkan ke kondensor sehingga
didapatkan ekstrak minyak kayu putih.
2. Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh minyak atsiri sebanyak
1,8 gram dengan massa awal simplisia 385 gram sehungga diperoleh yield
sebesar 0,47 %.

5.2 Saran
1. Praktikan sebaiknya memastikan alat yang digunakan dalam keadaan siap
digunakan 1 hari sebelum percobaan, agar saat melakukan praktikum tidak
terjadi kerusakan alat yang mengakibatkan praktikum tertunda ditengah
percobaan.
2. Praktikan sebaiknya selalu memperhatikan tetesan air dan minyak di
clavanger, agar minyak yang berada pada bagian atas clavanger tidak
terbuang melalui saluran sisi lain clavanger saat jumlah air dan minyak
dalam clavanger bertambah.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,A.(2010).Tanaman Obat Indonesia.Jakarta:Salemba Medika.


Armita, P. (2011) Pengaruh varietas dan kerapatah daun kayu putih dalam ketel
terhadap rendemen dan mutu minyak kayu putih, Departemen hasil hutan
Bogor. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Dita. (2011). Ekstraksi Minyak Atsiri. Jakarta.Agromedia Pustaka
Gunawan.(2010).Ilmu Obat Alam (Farmakognasi) Jilid 1.Jakarta:Penebar
Swadaya
Hariana, (2006). Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya
Wisma Hijau
Helfiansah, Rizqi. (2012). Isolasi, Identifikasi dan Pemurnian Senyawa 1.8 Sineol
Minyak Kayu Putih (Malaleuca leucadendron). Yogyakarta: UGM.
Kartikawati N. M., Rimbawanto A., Susanto M., Baskorowati L. (2014).
Budidaya dan Prospek Pengembangan Kayu Putih.( Eds.(1st ed.). Jakarta:
IPB Press.
Kataren, S.(1985). Pengantar Teknologi Minyak Atsiri, Jakarta: Balai Pustaka
Lutony,T.L.(2000).Produksi dan Perdagangan Minyak Atsiri.Jakarta:Penebar
Swadaya.hlm109-113
Mulyadi, T. (2005). Studi Pengolahan Kayu Putih Melaleuca Leucadendron Linn
berbasis ekosistem di BDH karangmojo, Gunung Kidul, Yogyakarta, tesis
Program Pascasarjana S2 Fakultas Kehutanan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.
Rudianto. (2007). Potensi Minyak Kayu Putih Di Indonesia. http://www.stko.com
Sulistyowat, Y. (2011). Pemanfaatan daun Minyak Kayu Putih. Malang:
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Tuhu, Pratita Febri Setyo. (2008). Efek Analgetika Ekstak Etanol Daun Kayu
Putih (Melaleuca Leucadendron L) pada Mencit Jantan. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Watson, David G. 2005. Analisis Farmasi edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Widianto dan Siarudin.(2014).Sifat Fisikokimia Minyak Kayu Putih Jenis
Asteromyrtus brasii. Jurnal Penelitian Hasil Hutan.

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

LAMPIRAN A
LAPORAN SEMENTARA

Judul Praktikum : Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih Secara Destilasi
Uap Air Langsung
Hari/Tanggal : Rabu/ 25 September 2019
Kelompok : VI (Enam)
Anggota kelompok : Irfan Alfandi
Fujian Ratu
Melyana Thoresia Manalu
Lusia Alvid
Yara Pra Adha

Data Pengamatan Yang Diperoleh:


1 Berat sampel 385 gram
2 Waktu mulai percobaan 08.47
3 Waktu saat tetesan pertama 09.23
4 Aroma minyak Kayu putih
5 Volume minyak 1,8 ml
6 Yield 0,47 %

Yield = 1.8 x 100% = 0.47%


385

Pekanbaru, 25 September 2019

Asisten Praktikan

Putri Gusti Yolanda Fujian Ratu

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

LAMPIRAN B
LEMBAR PERHITUNGAN

1. Perhitungan Massa Minyak


Massa Minyak = massa jenis minyak x volume minyak
= 0,9 gr/ml x 1,8 ml
= 1,62 gr

2. Perhitungan Yield
Yield = volume minyak x 100%
Berat sampel
= 1.8 ml x 100%
385 gram
= 0,47%

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

LAMPIRAN C
DOKUMENTASI

Gambar C.1 Daun Kayu Putih Gambar C.2 Rangkaian alat Distilasi Uap
Air Langsung

Gambar C.3 Hasil distilasi minyak Gambar C.4 Minyak Kayu Putih Murni
kayu putih

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung
Praktikum Kimia Organik/Kelompok VI/S.Ganjil/2019

Ekstraksi Minyak Atsiri Daun Kayu Putih


Secara Destilasi Uap-Air Langsung

Anda mungkin juga menyukai