Percobaan VII
Kelompok 6
Claresy Maulidya 2007114006
Mohd. Farhan Nugraha 2007135760
Viola Yolanda Fausanah 2007126620
Yonaldie Ismail 2007134764
Sarah Mutia 1807113518
Asisten :
Dosen Pengampu :
Pekanbaru
2021
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2020-2021
i
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2020-2021
ABSTRAK
Minyak ikan adalah lemak atau minyak yang diekstrak dari ikan. Salah satu ikan
yang dapat diambil adalah ikan patin. Ikan patin ini salah satu ikan air tawar yang
paling banyak dibudidayakan. Minyak ikan patin dapat mencegah gangguan irama
jantung dan menurunkan tekanan darah tinggi. Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk memahami proses ekstraksi minyak ikan dari limbah ikan, memahami cara
menghitung rendemen, memahami cara menentukan kadar asam lemak bebas,
densitas, serta laju pembentukan ALB dalam minyak limbah ikan. Metode
ekstraksi yang kita gunakan pada percobaan ini adalah dry rendering. Dry
rendering adalah proses rendering tanpa penambahan air selama proses
berlangsung. Hasil rendemen diperoleh sebesar 76,70% dengan kadar asam lemak
bebas 0,0809%; densitas 0,992 gr/mL; viskositas 1,161 mPa.s; dan laju
pembentukan sebesar 3,263 gr/jam.
Kata kunci: asam lemak bebas, dry rendering, minyak, rendemen
ABSTRACT
Fish oil is fat or oil extracted from fish. One of the fish that can be extracted for
oil by the extraction method is catfish. This catfish is one of the most widely
cultivated freshwater fish. The purpose of this experiment is to understand the
process of extracting fish oil from fish waste, understand how to calculate the
yield, understand how to determine free fatty acid levels, density, and the rate of
formation of ALB in fish waste oil. The extraction method that we use in this
experiment is dry rendering. Dry rendering is a rendering process without the
addition of water during the process. The yield obtained was 76,70% with a free
fatty acid content of 0.0809%; a density of 0.992 g/mL; viskositas 0,8523 Pa.s;
and a formation rate of 3,263 g/hour.
Keywords: dry rendering, free fatty acids, oil, rendemen
ii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2020-2021
DAFTAR ISI
iii
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2020-2021
iv
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2020-2021
DAFTAR GAMBAR
v
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2020-2021
DAFTAR TABEL
vi
1
Praktikum Kimia Organik/Kelompok 6/S.Ganjil/2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid,
yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C ₂H₅OC₂H₅),
kloroform (CHCl₃), benzena, dan hidrokarbon lainnya. Penggunaan minyak di
Indonesia selalu meningkat setiap tahun karena sudah menjadi kebutuhan sehari-
hari. Minyak memiliki banyak manfaat seperti memberikan tekstur yang lembut
dan lunak dalam pembuatan es krim dan mencegah timbulnya penyumbatan
pembuluh darah yaitu pada asam lemak esensial. Minyak dan lemak dapat
bersumber dari tumbuh-tumbuhan maupun dari hewan. Minyak yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan disebut minyak nabati, sedangkan minyak yang bersumber dari
hewan disebut minyak hewani.
Ikan patin adalah salah satu jenis ikan yang sering dikonsumsi oleh
sebagian besar rakyat Indonesia. Meningkatnya konsumsi ikan patin akan
berbanding lurus dengan meningkatnya limbah ikan patin. Limbah ikan patin
masih mengandung minyak yang dapat diambil dan dimanfaatkan. Kadar minyak
yang cukup banyak dari limbah ikan patin akan sangat menguntungkan jika diolah
(Herlina, 2002).
Ikan patin (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu komoditas
perikanan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik pada tahap pembenihan
maupun pembesaran. Ikan ini memiliki kandungan protein yang cukup tinggi,
kadar kolesterol yang relatif rendah serta memiliki kandungan kalori sehingga
ikan ini baik untuk dikonsumsi. Karena termasuk salah satu zat yang rendah
kolesterol, banyak para ahli gizi yang menyarankan minyak ikan dikonsumsi
sebagai suplemen tambahan untuk kesehatan tubuh, karena dapat memperkecil
resiko serangan jantung koroner. Asam lemak utama dalam minyak ikan patin
terdiri dari asam palmitat 34,19% dan oleat 35,97% dengan komposisi
polyunsaturated fatty acid (PUFA) yaitu 12,35% berupa asam lemak linoleat,
oleat, eicosapentaenoic (EPA), dan docosahexaenoic (DHA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Patin
Patin adalah ikan sungai, muara-muara sungai, dan danau. Larva
patin dapat hidup pada perairan sampai salinitas 5 ppt. Patin dikenal
sebagai hewan nokturnal, yakni hewan yang aktif pada malam hari dan
sebagai hewan dasar tampak dari bentuk mulutnya yang agak ke bawah.
Ikan ini juga bersembunyi di liang-liang di tepi sungai (Ghufran, 2010).
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan
panjang berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.
Ikan patin dikenal sebagai komoditi yang berprospek cerah, karena
memiliki harga jual yang tinggi. Hal inilah yang menyebabkan ikan patin
mendapat perhatian dan diminati oleh para pengusaha untuk
membudidayakannya. Ikan ini cukup responsive terhadap pemberian
makanan tambahan. Asam lemak utama dalam minyak ikan patin terdiri
dari asam palmitat 34,19% dan oleat 35,97% dengan komposisi
polyunsaturated fatty acid (PUFA) yaitu 12,35% berupa asam lemak
linoleat, oleat, eicosapentaenoic (EPA), dan docosahexaenoic (DHA).
Pada pembudidayaan, dalam usia enam bulan ikan patin bisa mencapai
panjang 35-40 cm. Sebagai keluarga pangasidae, ikan ini tidak
membutuhkan perairan yang mengalir untuk “membongsorkan“
tubuhnya. Pada perairan yang tidak mengalir dengan kandungan oksigen
rendah pun sudah memenuhi syarat untuk membesarkan ikan ini. Kepala
ikan patin relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah
bawah (merupakan ciri khas golongan catfish). Pada sudut mulutnya
terdapat dua pasang kumis pendek yang berfungsi sebagai peraba (Irianto,
2002).
Ikan patin berdasarkan kebiasaan makannya termasuk ikan
pemakan segala (omnivora) dan secara alama makannya terdiri dari
serangga, biji-bijian, ikan rucah, udang-udangan dan moluska. Makanan
Klasifikasi Ketera
ngan
Kingdom Animali
a
Phylum Chordat
Class a
Ordo Actinopt
Family erygii
Genus Silurifor
mes
Pangasid
ae
Pangasi
us
(Sumber : Nasuha, 2012)
Na Struktur Sumber
ma
Asa
m
Pal CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7CO2H Lemak
mit hewani
olea dan
t nabati
Ole CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7CO2H Lemak
at hewani
dan
nabati
Lin CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2 Minyak
2.5.2 Rendering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemakdari
bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan kadar air
yang tinggi. Pada semua cara rendering, penggunaan panas adalah suatu
hal yang spesifik, yang bertujuan untuk mengumpulkan protein pada
dinding sel bahan dan untuk memecahkan dinding sel tersebut sehingga
mudah ditembus oleh minyak atau lemak yang terkandung di dalamnya
(Ketaren,1986).
Rendering merupakan suatu cara yang sering digunakan untk
mengekstraksi minyak hewan dengan cara pemanasan. Pemanasan dapat
dilakukan dengan air panas. Lemak akan mengapung di permukaan
sehingga dapat dipisahkan. Pemanasan tanpa air biasanya dipakai untuk
mengekstraksi minyak babi dan lemak susu. Secara komersial rendering
dilakukan dengan menggunakan ketel vakum. Protein akan rusak oleh
panas dan air akan menguap sehingga lemak dapat dipisahkan. Rendering
terbagi dua yaitu wet rendering dan dry rendering (Winarno,1991)
2.6 Rendemen
Rendemen adalah perbandingan antara output dengan input
dinyatakan dalam persen. Jumlah minyak yang menguap bersama-sama
air ditentukan oleh tiga faktor yaitu. besarnya tekanan uap yang dipakai,
berat molekul dari masing- masing komponen dalam minyak dan
kecepatan minyak yang keluar dari bahan (Maulana, 2007).
Semakin cepat aliran uap dalam ketel suling, maka jumlah minyak
yang dihasilkan per kg kondesat uap semakin rendah, sebaliknya semakin
lambat gerakan uap dalam ketel maka waktu penyulingan lebih lama dan
rendemen minyak per jam rendah. Dalam tahap persiapan bahan perlu
dirajang terlebih dahulu agar kelenjar minyak terbuka selebar mungkin
bertujuan agar rendemen minyak lebih tinggi, minyak semakin cepat
keluar dan waktu penyulingan lebih singkat (Maulana, 2007).
Berikut rumus menghitumg rendemen minyak:
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Gambar 3.6 Diagram Alir Pengujian Kadar ALB Minyak Ikan Patin
Gambar 3.9 Diagram Alir Pengujian Laju Pembentukan ALB Minyak Ikan Patin
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijalankan ada beberapa saran
yang dapat diajukan sebagai berikut:
1. Dikarenakan praktikum berlangsung secara online dan praktikan tidak
dapat menyentuh alat secara langsung, diharapkan pada praktikan agar
lebih memperdalam mekanisme ekstraksi dengan menonton video.
2. Perlu dilakukan penelitian untuk menghitung viskositas standar pada
minyak, dikarenakan banyak sumber yang berbeda dengan hasil dari
viskositas percobaan.
Aditia, R. P., Darmanto, Y., & Romadhon. (2014). Comparison of the Crude Fish
Oil Quality Extracted from Various Type of Fish. Jurnal Pengolahan Dan
Bioteknologi Hasil Perikanan, 3(3), 55–60.
Amril, A. R. (2016). Sintesis Bio-Pelumas dari Minyak Limbah Ikan Patin dengan
Pengaruh Kecepatan Pengadukan dan Suhu Reaksi (Doctoral dissertation,
Riau University).
Ayu, D. F., Diharmi, A., & Ali, A. (2019). Karakteristik minyak ikan dari lemak
abdomen hasil samping pengasapan ikan patin (Pangasius
hypophthalmus). Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 22(1),
187-197.
Dari, S. B., Limbah, M., Patin, I., Pengaruh, D., Pengadukan, K., & Suhu, D. A.
N. (2012). REAKSI Laboratorium Teknologi Bahan Alam dan Mineral
Jurusan Teknik Kimia , Fakultas Teknik , Universitas Riau Kampus.
Estiasih, T. (2009). Minyak Ikan, Teknologi dan Penerapannya untuk Pangan dan
Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Guenther, E., 1990, Minyak Atsiri Jilid IV (Terjemahan), UI Press: Jakarta.
Gunawan, G., Aloysius, M. T. M., & Rahayu, A. (2003). Analisis pangan:
penentuan angka peroksida dan asam lemak bebas pada minyak kedelai
dengan variasi menggoreng. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 6(3), 13-16.
Hart, Harold (1990). Kimia Organik: Suatu Kuliah Singkat. Jakarta: Erlangga.
Ibrahim, R., & Riyadi, P. (2014). Pengaruh Perbedaan Suhu Pengukusan (Steam
Jacket) Terhadap Kualitas Minyak Dari Limbah Usus Ikan Nila
(Oreochromis Niloticus). Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil
Perikanan, 3(1), 21–29.
Indera, Arbhy. 2011. Isolasi Minyak Ikan dari Limbah Ikan Patin. Laporan
Praktikum Kimia Organik. Universitas Riau.
Irdoni HS & Nirwana HZ. 2012. Modul Praktikum Kimia Organik. Universitas
Riau.
t minyak x ρminyak
Viskositas minyak = n a quadest
t akuades x ρ akuades
gr
3 s x 0,992
ml
= 1 mPa . s
gr
2,57 s x 0,997
ml
= 1,161 mPa.s
Catatan :
Lembar kendali wajib dibawa setiap melakukan responsi, revisi, dan asistensi.
Lembar kendali dibuat sebanyak jumlah kelompok.