Anda di halaman 1dari 9

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN

AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL

Made Indra Dwitama


(1108105026)

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengtahuan Alam


Universitas Udayana, Bukit Jimbaran

ABSTRAK

Diagram Terner merupakan suatu diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam satu bidang
datar yang dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa. Dalam percobaan ini
telah dilakukan eksperimen tentang diagram terner sistem zat cair tiga komponen dari campuran air –
kloroform – asam asetat glasial dan campuran air – CCl 4 – etanol dengan berbagai variasi volume dalam
suatu fasa cair yang dapat saling melarut. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat kurva
kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam suatu campuran cairan tertentu. Prinsip kerja dari eksperimen
ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua komponen cair yang saling melarut sempurna.
Eksperimen ini meliputi penentuan presentase fraksi mol suatu cairan dengan metode titrasi. Metode
titrasi ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua cairan yang saling melarut
sempurna dititrasi dengan zat yang tidak larut dengan campuran tersebut. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa terdapat kecenderungan makin banyak volume titran yang diperlukan seiring meningkatnya
perbandingan suatu komponen zat. Campuran akan mengalami kekeruhan jika salah satu cairan terpisah
dan menyebabkan terbentuknya dua lapisan. Asam asetat glasial dan air, asam asetat glasial dan
kloroform, air dan etanol, serta CCl 4 dan etanol dapat tercampur seluruhnya, tetapi air dengan kloroform
dan air dengan CCl4 hanya tercampur sebagian saja. Hal tersebut dikarenakan air bersifat polar, asam
asetat glasial dan etanol bersifat semipolar serta kloroform dan CCl 4 bersifat nonpolar.

Kata kunci: Diagram terner, fraksi mol, kepolaran, campuran tiga komponen, titrasi

PENDAHULUAN

Sistem adalah suatu zat yang dapat cairan terlampaui dan karenanya akan
diisolasikan dari zat-zat lain dalam suatu terjadi bentuk dua fasa yang masing–
wadah inert, yang menjadi pusat perhatian masingnya merupakan larutan jenuh.
dalam mengamati pengaruh perubahan
temperature,tekanan serta konsentrasi zat Kumpulan partikel yang secara
tersebut. Sedangkan komponen adalah apa terus-menerus mengalami deformasi (arus)
yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut di bawah tegangan geser disebut dengan zat
dan pelarut dalam senyawa biner. cair. Dalam perubahan bentuk dari molekul
Banyaknya komponen dalam suatu sistem C cairan bervariasi, dengan kekuatan
adalah jumlah minimum spesies bebas yang diterapkan kepada mereka, yaitu mengalir.[1]
diperlukan untuk menentukan komposisi Fasa merupakan keadaan materi yang
semua fase yang ada dalam sistem. Definisi seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya
ini mudah diberlakukan jika spesies yang dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam
ada dalam sistem tidak bereaksi sehingga keadaan fisiknya. Derajat kebebasan sistem
kita dapat menghitung jumlahnya. adalah bilangan terkecil dari variabel
intensif yang harus dispesifikasikan untuk
Campuran adalah zat yang terbentuk menetapkan nilai dari semua variabel
dari beberapa jenis zat dan memiliki sifat- intensif yang tersisa.
sifat zat pembentuknya tetap. Campuran
suatu larutan menjadi satu fasa bila Kepolaran dalam ikatan kimia
kelarutan cairan pertama dalam cairan adalah suatu keadaan dimana distribusi
kedua belum terlampaui. Campuran akan penyebaran elektron tidak merata atau
menjadi dua fasa bila kelarutan salah satu elektron lebih cenderung terikat pada salah

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
satu atom. Komponen terdapat di dalam bebas, katakanlah X2 dan X3. Jadi komposisi
sistem, seperti zat terlarut dan pelarut dalam suatu sistem tiga komponen dapat dialurkan
senyawa biner. Jumlah komponen adalah dalam koordinat cartesius dengan X2 pada
bilangan terkecil yang menunjukkan spesi salah satu sumbunya, dan X3 pada sumbu
kimia independen yang harus dispesifikasi yang lain dengan dibatasi garis X2+X3=1.
agar komponen dalam setiap fasa bisa Karena X tidak simetris terhadap ketiga
terdeskripsikan.[2] komponen, komposisi dialurkan pada suatu
segitiga sama sisi dengan setiap sudutnya
Partikel-partikel zat terlarut baik
menggambarkan suatu komponen
berupa molekul maupun berupa ion selalu
murni.Bagi suatu segitiga sama sisi, jumlah
berada dalam keadaan terdehidrasi (terikat
jarak dari seberang titik didalam segitiga
oleh moleku-molekul pelarut air). Makin
ketiga sisinya sama dengan tinggi segitiga
banyak partikel zat terlarut makin banyak
tersebut. Jarak antara setiap sudut ke tengah
pula molekul air yang diperlukan untuk
– tengah sisi dibagi yang berhadapan dibagi
menghindari partikel zat terlarut itu. Setiap
100 bagian sesuai dengan komposisi dalam
pelarut memiliki batas maksimum dalam
persen. Untuk memperoleh titik tertentu
melarutkan zat. Untuk larutan yang terdiri
dilakukan dengan mengukur jarak terdekat
dari dari dua jenis larutan elektrolit maka
ketiga sisi segitiga.[4]
dapat membentuk endapan (dalam keadaan
jenuh). Konsentrasi dapat dinyatakan dalam
istilah % berat atau fraksi mol. sistem tiga
Satu fasa membutuhkan dua derajat
komponen pada temperatur dan tekanan
kebebasan untuk menggambarkan sistem
tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan
secara sempurna, dan untuk dua fasa dalam
paling banyak. Jumlah fasa dalam sistem zat
kesetimbangan, satu derajat kebebasan. Jadi,
cair tiga komponen bergantung pada daya
dapat digambarkan diagram fasa dalam satu
saling larut antar zat cair tersebut dan
bidang. Cara terbaik untuk menggambarkan
temperatur. Dalam eksperimen ini, metode
sistem tiga komponen adalah dengan
titrasi digunakan untuk memisahkan
mendapatkan suatu kertas grafik segitiga.[3]
campuran yang terdiri dari dua cairan yang
Suatu sistem tiga komponen saling melarut sempurna.
mempunyai dua pengubah komposisi yang

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
EKSPERIMENTAL

Bahan Tahap 1.
Bahan-bahan yang digunakan dalam Semua pengukuran dilakukan
eksperimen ini adalah air (aquades), asam dengan buret. Untuk setiap labu, ditimbang
asetat glasial, kloroform, Karbon dengan kondisi kosong terlebih dahulu.
tetraklorida (CCl4), dan etanol. Kemudian ditambahkan cairan A (Air) dan
ditimbang lagi, kemudian ditambahkan
Peralatan
dengan cairan C (asam asetat glasial) dan
Peralatan yang digunakan dalam ditimbang lagi. Dengan demikian, massa
eksperimen ini adalah labu bertutup 100 ml, cairan A dan C diketahui untuk setiap labu.
labu Erlenmeyer 250 ml, buret 50 ml, neraca
Tahap 2.
Westphal, thermometer (10-100oC).
Setiap campuran dalam labu 1
Prosedur Pengerjaan
sampai dengan 5 dititrasi dengan zat B
Ke dalam labu Erlenmeyer yang (Kloroform) sampai tepat timbul kekeruhan
bersih, kering dan bertutup, dibuat 5 macam dan volume jumlah zat B yang digunakan
campuran cairan A dan C yang saling larut. dicatat. Titrasi dilakukan dengan perlahan-
Dengan komposisi sebagai berikut : lahan. Setiap labu ditimbang sekali lagi
untuk menentukan massa cairan B dalam
Labu Asam asetat
Aquades setiap labu.
ke -... glasial
Tahap 3.
1 1 ml 9 ml
2 3 ml 7 ml Tahap 1 dan 2 diulangi dengan
menggunakan cairan B (CCl4) dan C
3 5 ml 5 ml
(etanol) dengan penambahan cairan A (air)
4 7 ml 3 ml sebagai titran.
5 9 ml 1 ml
Tempat Pengerjaan

Keseluruhan eksperimen yang dilakukan ini


dilakukan dalam Laboratorium Kimia Fisik
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Udayana.

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi keruh. Sedangkan semakin banyak
volume asam asetat glasial yang
Diagram Terner merupakan suatu
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer maka
diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi
semakin banyak volume titran (kloroform)
dalam satu bidang datar yang dapat
yang diperlukan untuk mentitrasi campuran
menggambarkan sistem tiga komponen zat
air dengan asam asetat glasial menjadi
dalam berbagai fasa. Pada eksperimen ini
keruh.
dilakukan percobaan mengenai diagram
terner sistem zat cair tiga komponen dengan Kesetimbangan selain dipengaruhi
metode titrasi. oleh suhu dan tekanan juga dipengaruhi
komposisi sistem. Dalam hal ini, air dan
Tujuan dari percobaan ini adalah
asam asetat glaisal memiliki daya saling
untuk menggambarkan kurva kelarutan
larut yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
suatu cairan yang terdapat dalam campuran
sifat kepolaran antara masing-masing
dua cairan tertentu. Prinsip fundamental
komponen zat tersebut. Yaitu air bersifat
eksperimen ini adalah pemisahan suatu
polar dan asam asetat glasial bersifat semi
campuran yang terdiri dari dua komponen
polar. Sesuai prinsip like disolve like
cair yang saling larut dengan sempurna.
komponen dengan sifat kepolaran serupa
Pemisahan dapat dilakukan dengan
akan melarutkan sesamanya. Penambahan
menggunakan pelarut yang tidak larut
kloroform yang memiliki sifat kepolaran
dengan sempurna terhadap campuran, tetapi
non-polar, mengakibatkan perubahan
dapat melarutkan salah satu komponen
komposisi sistem tersebut.
(solute) dalam campuran tersebut. Teknik
pemisahan ini juga berkaitan dengan Hasil tersebut diperoleh karena
kepolaran dari komponen-komponen zat itu, antara air (H2O) dengan asam asetat glasial
seperti halnya prinsip like-dissolve-like. CH3COOH dapat saling berikatan. Molekul
Suhu awal dan suhu ruangan laboratorium air pada bagian –OH membentuk ikatan
kimia fisika universitas udayana sebesar hidrogen yang kuat dengan molekul asam
30oC. asetat dari gugus –COOH. Ketika titrasi
dengan kloroform dilakukan, terjadi
Analisis Data Pengamatan
pemisahan diantara campuran air dengan
Dalam eksperimen ini dilakukan asam asetat, hal ini dikarenakan asam asetat
dalam dua percobaan. Percobaan pertama dengan klorofrom (CHCl3) dapat saling
cairan yang digunakan adalah air (aquadest) berikatan. CHCl3 dapat berikatan di sekitar
– kloroform – asam asetat glasial. Pada gugus metil dari CH3COOH yang bersifat
percobaan ini air dan asam asetat dititrasi non-polar pada gugus CH3-nya. Tetapi,
dengan zat yang tidak larut dengan asam asetat yang berikatan dengan
campuran tersebut yaitu kloroform. Adapun kloroform hanya sedikit. Hal ini disebabkan
hasil pengamatan dari percobaan 1 dapat karena ikatan hidrogen antara air dengan
dilihat pada tabel 1. Melalui tabel 1 terlihat asam asetat sangat kuat dan sulit untuk
bahwa dilakukan variasi perbandingan dilepaskan. Dimana akan menyebabkan
volume antara air dengan asam asetat sebagian besar kloroform berikatan sendiri
glasial. Ditemukan suatu kecendrungan dan akan terpisah dari campuran air dengan
bahwa semakin banyak volume air yang asam asetat serta membentuk 2 larutan
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer maka terner terkonjugasi yang ditandai dengan
semakin sedikit volume titran (kloroform) terbentuknya larutan yang keruh.
yang diperlukan untuk mentitrasi campuran
air dengan asam asetat glasial hingga

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
Tabel 1. Hasil pengamatan percobaan 1
Perbandingan volume Massa Massa Massa Erlenmeyer Vol.Titran
Massa Erlenmyer
zat Erlenmeyer Erlenmeyer + Zat A (air) + Zat zat B
setelah titrasi
A:C kosong + Zat A (air) C (asam asetat (kloroform)
(g)
(g) (g) glasial) (ml)
(g)
1:9 86,96 88,34 97,53 16,80 120,93
3:7 108,04 111,27 118,77 4,60 125,03
5:5 101,38 106.44 111,36 0,90 112,64
7:3 128,73 135,77 138,37 0,30 138,68
9:1 126,46 135,79 136,55 0,15 136,67

Pada percobaan kedua cairan yang digunakan adalah air – CCl4 –etanol. Adapun hasil
pengamatan dari percobaan 2 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil pengamatan percobaan 2


Perbandingan volume Massa Massa Massa Erlenmeyer
Vol.Titran Massa Erlenmeyer
zat Erlenmeyer Erlenmeyer + Zat B (CCl4) +
(zat A) setelah titrasi
B:C kosong + Zat B Zat C (etanol)
(air) (ml) (g)
(g) (CCl4) (g) (g)
1:9 85,26 89,00 90,58 2,8 98,67
3:7 121,45 133,33 138,67 1,9 140,28
5:5 101,67 109,31 110,30 0,6 112,95
7:3 126,25 137,31 139,40 0,8 141,80
9:1 128, 23 141,13 141,93 0,3 142,49

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
Berdasarkan tabel 2 dilakukan variasi yang ditandai dengan terbentuknya larutan
perbandingan volume antara CCl4 dengan yang keruh. Karena kemampuannya yang
air seperti halnya pada percobaan 1. Ditemui dapat melarut dengan air dan juga CCl4,
suatu kecendrungan bahwa semakin banyak maka etanol dikenal sebagai pelarut yang
volume CCl4 dan semakin sedikit volume bersifat semipolar.
etanol yang dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer maka semakin sedikit volume Pengolahan Data
titran (air) yang diperlukan untuk mentitrasi
Dari hasil percobaan dapat ditentukan
campuran CCl4 dengan etanol menjadi presentase fraksi mol ketiga komponen
keruh. Hal ini disebabkan karena adanya cairan dapat dicari dengan persamaan
perbedaan kepolaran yakni CCl4 bersifat berikut:
mA m m
nonpolar sedangkan etanol bersifat n  ;n  B ;n  C
semipolar. Dari percobaan, cairan B dan C
A
Mr B
Mr C
Mr
A B C
mampu melarut dengan baik. Hasil tersebut XA nA
100 % ;
diperoleh karena antara CCl4 dengan etanol nA  nB  n

dapat saling berikatan. Dimana, CCl4 dapat nB C
100 % ;
berikatan di sekitar gugus etil dari X B  nA   n
nB
C
CH3CH2OH yang bersifat non-polar pada nC
Xc  100 %
gugus CH3CH2- nya. Ketika titrasi dengan nA  nB 
aquades dilakukan, terjadi pemisahan nC
diantara campuran CCl4 dengan etanol, hal
ini dikarenakan etanol membentuk ikatan Keterangan :
hidrogen yang lebih kuat dengan molekul
X = fraksi mol zat (%)
air pada bagian –OH dari gugus –OH etanol. n = mol zat (%)
Oleh karena itu, etanol yang awalnya m = massa zat (gram)
berikatan dengan CCl4 akan terpisahkan dan Mr = massa molekul zat
berikatan dengan air. Hal ini disebabkan (gram/mol).
karena sifat CCl4 yang tidak melarut dengan Data nilai presentase fraksi mol
air sehingga CCl4 yang mulanya berikatan ketiga komponen pada percobaan 1 dan 2
dengan etanol akan terlepas dan terpisah dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.
membentuk 2 larutan terner terkonjugasi

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
Tabel 3. Hasil perhitungan konsentrasi dalam % mol ketiga komponen percobaan 1

Erlenmeyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
A:C
Massa A (g) 1,38 3,23 5,06 7,04 9,33
Massa C (g) 9,18 7,50 4,92 2,60 0,76
Massa B (g) 23,4 6,26 1,28 0,31 0,12
nA (mol) 0,077 0,179 0,281 0,391 0,518
nB (mol) 0,278 0,074 0,0152 0,0037 0,0014
nC (mol) 0,153 0,125 0,082 0,043 0,0127
nA + nB + nC 0,5080 0,3780 0,3782 0,4377 0,5321
(mol)
XA ( % ) 15,16 47,35 74,30 89,33 97,53
XB ( % ) 54,72 19,58 4,02 0,85 0,26
XC ( % ) 30,12 33,07 21,68 9,82 2,39

Tabel 4. Hasil perhitungan konsentrasi dalam % mol ketiga komponen percobaan 2

Erlenmeyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
B:C
Massa B (g) 3,78 11,88 7,64 11,06 12,90
Massa C (g) 1,54 5,34 0,99 2,09 0,80
Massa A (g) 8,09 1,61 2,65 2,40 0,56
nB (mol) 0,082 0,258 0,159 0,240 0,280
nC (mol) 0,010 0,034 0,006 0,013 0,005
nA (mol) 0,449 0,089 0,147 0,133 0,031
nA + nB + nC 0,541 0,381 0,312 0,386 0,316
(mol)
XB ( % ) 15,16 67,71 50,93 62,15 88,60
XC ( % ) 1,88 8,96 1,95 3,37 1,58
XA ( % ) 82,96 23,33 47,12 34,48 9,82

Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4, tinggi dikarenakan sifar air yang sangat
perbedaan persentase pada setiap cairan polar.
disebabkan oleh volume dari masing-masing
komponen berbeda, sehingga terjadi Setiap penambahan air pada
perubahan daya saling larut antara campuran tersebut menyebabkan perubahan
komponen-komponen larutan tersebut. Pada daya larut antar larutan, hal ini kemudian
percobaan 1 dan 2 air memiliki presentase digambarkan dalam diagram terner. Pada

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
penggambaran diagram terner percobaan 1 diperoleh sebuah garis lengkung yang
dan 2 diperoleh masing – masing lima titik disebut kurva binodal. Kurva binodal yang
diagram terner, di mana masing–masing telah dibuat tersebut diperoleh dengan cara
titik menggambarkan komposisi–komposisi menghubungkan titik-titik dari 1 sampai 5
zat pada tiap campuran. Dari setiap dengan menarik sebuah garis kesetimbangan
perlakuan berarti diperoleh lima diagram dari susunan masing-masing larutan pada
terner yang berarti ada lima titik dalam percobaan 1 maupun percobaan 2. Gambar
kelima diagram terner tersebut.. Dengan diagram terner untuk percobaan 1 dan 2
menggabungkan kelima titik tersebut, dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.
Gambar 1. Diagram terner dengan kurva binodial pada percobaan 1.

Gambar 2. Diagram terner dengan kurva binodial pada percobaan 2.

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL
Melalui gambar 1 dapat diartikan etanol bersifat semipolar serta kloroform
bahwa asam asetat lebih suka bercampur dan CCl4 bersifat nonpolar.
dengan air dibandingkan kloroform. Hal ini 3. Titik akhir titrasi air (H2O) dan asam
diakibatkan oleh bertambahnya kelarutan asetat glasial (CH3COOH) dengan
asam asetat dalam air lebih cepat kloroform (CHCl3) dan titik akhir titrasi
CCl4 dan etanol dengan air (H2O) di
dibandingkan kelarutan asam asetat dalam
tandai dengan timbulnya kekeruhan.
kloroform. Selain itu asam asetat lebih suka 4. Semakin banyak volume air dan
ke air karena massa jenis asam asetat lebih semakin sedikit volume asam asetat
dekat dengan ρ air yaitu 1,05 g/mL dan 1 glasial pada percobaan 1 maka semakin
g/mL. Hasil ini telah sesuai dengan teori sedikit volume titran (kloroform) yang
bahwa asam asetat lebih suka pada air diperlukan untuk mentitrasi campuran
dibandingkan kloroform. tersebut. Serta semakin banyak volume
CCl4 dan semakin sedikit volume etanol
Sedangkan pada gambar 2, diketahui pada percobaan 2 maka semakin sedikit
volume titran (air) yang diperlukan
bahwa etanol lebih suka bercampur dengan
untuk mentitrasi campuran tersebut.
air dibandingkan karbon tetraklorida. Hal ini 5. Penambahan kloroform pada larutan air
terjadi karena bertambahnya kelarutan dan asam asetat glasial serta
etanol dalam air lebih cepat dibandingkan penambahan air pada larutan CCl4 dan
kelarutan etanol dalam kloroform. Hasil ini etanol pada komposisi yang berbeda
telah sesuai dengan teori bahwa etanol lebih menyebabkan perubahan daya saling
suka pada air dibandingkan kloroform. larut antara kedua zat tersebut.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil percobaan yang


[1]
Nawazir. 2012. Pengertian Zat Cair.
diperoleh, dapat disimpulkan: http://ilmualambercak.blogspot.com/
2013/03/diagram-terner-sistem-zat-
1. Campuran air – kloroform – asam asetat cair-tiga.html. diakses pada 16 april
glasial dan campuran air – CCl4 –etanol 2013
[2]
merupakan sistem 3 komponen yang Adam. 2011. Diagram Terner Sistem
dapat campur sebagian dan dapat Zat Cair Tiga Komponen
digambarkan dalam diagram terner. http://www.scribd.com/doc/8837443
2. Asam asetat glasial dan air, asam asetat 1/Kimfis-Adam-Levine. diakses
glasial dan kloroform, air dan etanol, pada 16 april 2013
[3]
serta CCl4 dan etanol dapat tercampur Dogra. 2009. Kimia Fisik Dan Soal
seluruhnya, tetapi air dengan kloroform – Soal. Bandung: Erlangga
[4]
dan air dengan CCl4 tidak dapat Dedi, et al. 2011. Laporan
tercampur seluruhnya,hanya tercampur Praktikum Kimia Fisika Terapan II.
sebagian saja. Hal ini dikarenakan air Bandung: Jurusan Teknik Kimia
bersifat polar, asam asetat glasial dan Politeknik Negeri Bandung

DIAGRAM TERNER SISTEM ZAT CAIR TIGA KOMPONEN CAMPURAN


AIR – KLOROFORM – ASAM ASETAT GLASIAL DAN AIR – CCl4 – ETANOL

Anda mungkin juga menyukai