ABSTRAK
Diagram Terner merupakan suatu diagram fasa berbentuk segitiga sama sisi dalam satu bidang
datar yang dapat menggambarkan sistem tiga komponen zat dalam berbagai fasa. Dalam percobaan ini
telah dilakukan eksperimen tentang diagram terner sistem zat cair tiga komponen dari campuran air –
kloroform – asam asetat glasial dan campuran air – CCl 4 – etanol dengan berbagai variasi volume dalam
suatu fasa cair yang dapat saling melarut. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuat kurva
kelarutan suatu cairan yang terdapat dalam suatu campuran cairan tertentu. Prinsip kerja dari eksperimen
ini adalah pemisahan suatu campuran yang terdiri dari dua komponen cair yang saling melarut sempurna.
Eksperimen ini meliputi penentuan presentase fraksi mol suatu cairan dengan metode titrasi. Metode
titrasi ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua cairan yang saling melarut
sempurna dititrasi dengan zat yang tidak larut dengan campuran tersebut. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa terdapat kecenderungan makin banyak volume titran yang diperlukan seiring meningkatnya
perbandingan suatu komponen zat. Campuran akan mengalami kekeruhan jika salah satu cairan terpisah
dan menyebabkan terbentuknya dua lapisan. Asam asetat glasial dan air, asam asetat glasial dan
kloroform, air dan etanol, serta CCl 4 dan etanol dapat tercampur seluruhnya, tetapi air dengan kloroform
dan air dengan CCl4 hanya tercampur sebagian saja. Hal tersebut dikarenakan air bersifat polar, asam
asetat glasial dan etanol bersifat semipolar serta kloroform dan CCl 4 bersifat nonpolar.
Kata kunci: Diagram terner, fraksi mol, kepolaran, campuran tiga komponen, titrasi
PENDAHULUAN
Sistem adalah suatu zat yang dapat cairan terlampaui dan karenanya akan
diisolasikan dari zat-zat lain dalam suatu terjadi bentuk dua fasa yang masing–
wadah inert, yang menjadi pusat perhatian masingnya merupakan larutan jenuh.
dalam mengamati pengaruh perubahan
temperature,tekanan serta konsentrasi zat Kumpulan partikel yang secara
tersebut. Sedangkan komponen adalah apa terus-menerus mengalami deformasi (arus)
yang ada dalam sistem, seperti zat terlarut di bawah tegangan geser disebut dengan zat
dan pelarut dalam senyawa biner. cair. Dalam perubahan bentuk dari molekul
Banyaknya komponen dalam suatu sistem C cairan bervariasi, dengan kekuatan
adalah jumlah minimum spesies bebas yang diterapkan kepada mereka, yaitu mengalir.[1]
diperlukan untuk menentukan komposisi Fasa merupakan keadaan materi yang
semua fase yang ada dalam sistem. Definisi seragam di seluruh bagiannya, tidak hanya
ini mudah diberlakukan jika spesies yang dalam komposisi kimianya tetapi juga dalam
ada dalam sistem tidak bereaksi sehingga keadaan fisiknya. Derajat kebebasan sistem
kita dapat menghitung jumlahnya. adalah bilangan terkecil dari variabel
intensif yang harus dispesifikasikan untuk
Campuran adalah zat yang terbentuk menetapkan nilai dari semua variabel
dari beberapa jenis zat dan memiliki sifat- intensif yang tersisa.
sifat zat pembentuknya tetap. Campuran
suatu larutan menjadi satu fasa bila Kepolaran dalam ikatan kimia
kelarutan cairan pertama dalam cairan adalah suatu keadaan dimana distribusi
kedua belum terlampaui. Campuran akan penyebaran elektron tidak merata atau
menjadi dua fasa bila kelarutan salah satu elektron lebih cenderung terikat pada salah
Bahan Tahap 1.
Bahan-bahan yang digunakan dalam Semua pengukuran dilakukan
eksperimen ini adalah air (aquades), asam dengan buret. Untuk setiap labu, ditimbang
asetat glasial, kloroform, Karbon dengan kondisi kosong terlebih dahulu.
tetraklorida (CCl4), dan etanol. Kemudian ditambahkan cairan A (Air) dan
ditimbang lagi, kemudian ditambahkan
Peralatan
dengan cairan C (asam asetat glasial) dan
Peralatan yang digunakan dalam ditimbang lagi. Dengan demikian, massa
eksperimen ini adalah labu bertutup 100 ml, cairan A dan C diketahui untuk setiap labu.
labu Erlenmeyer 250 ml, buret 50 ml, neraca
Tahap 2.
Westphal, thermometer (10-100oC).
Setiap campuran dalam labu 1
Prosedur Pengerjaan
sampai dengan 5 dititrasi dengan zat B
Ke dalam labu Erlenmeyer yang (Kloroform) sampai tepat timbul kekeruhan
bersih, kering dan bertutup, dibuat 5 macam dan volume jumlah zat B yang digunakan
campuran cairan A dan C yang saling larut. dicatat. Titrasi dilakukan dengan perlahan-
Dengan komposisi sebagai berikut : lahan. Setiap labu ditimbang sekali lagi
untuk menentukan massa cairan B dalam
Labu Asam asetat
Aquades setiap labu.
ke -... glasial
Tahap 3.
1 1 ml 9 ml
2 3 ml 7 ml Tahap 1 dan 2 diulangi dengan
menggunakan cairan B (CCl4) dan C
3 5 ml 5 ml
(etanol) dengan penambahan cairan A (air)
4 7 ml 3 ml sebagai titran.
5 9 ml 1 ml
Tempat Pengerjaan
Pada percobaan kedua cairan yang digunakan adalah air – CCl4 –etanol. Adapun hasil
pengamatan dari percobaan 2 dapat dilihat pada tabel 2.
Erlenmeyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
A:C
Massa A (g) 1,38 3,23 5,06 7,04 9,33
Massa C (g) 9,18 7,50 4,92 2,60 0,76
Massa B (g) 23,4 6,26 1,28 0,31 0,12
nA (mol) 0,077 0,179 0,281 0,391 0,518
nB (mol) 0,278 0,074 0,0152 0,0037 0,0014
nC (mol) 0,153 0,125 0,082 0,043 0,0127
nA + nB + nC 0,5080 0,3780 0,3782 0,4377 0,5321
(mol)
XA ( % ) 15,16 47,35 74,30 89,33 97,53
XB ( % ) 54,72 19,58 4,02 0,85 0,26
XC ( % ) 30,12 33,07 21,68 9,82 2,39
Erlenmeyer 1 2 3 4 5
Perbandingan 1:9 3:7 5:5 7:3 9:1
B:C
Massa B (g) 3,78 11,88 7,64 11,06 12,90
Massa C (g) 1,54 5,34 0,99 2,09 0,80
Massa A (g) 8,09 1,61 2,65 2,40 0,56
nB (mol) 0,082 0,258 0,159 0,240 0,280
nC (mol) 0,010 0,034 0,006 0,013 0,005
nA (mol) 0,449 0,089 0,147 0,133 0,031
nA + nB + nC 0,541 0,381 0,312 0,386 0,316
(mol)
XB ( % ) 15,16 67,71 50,93 62,15 88,60
XC ( % ) 1,88 8,96 1,95 3,37 1,58
XA ( % ) 82,96 23,33 47,12 34,48 9,82
Berdasarkan tabel 3 dan tabel 4, tinggi dikarenakan sifar air yang sangat
perbedaan persentase pada setiap cairan polar.
disebabkan oleh volume dari masing-masing
komponen berbeda, sehingga terjadi Setiap penambahan air pada
perubahan daya saling larut antara campuran tersebut menyebabkan perubahan
komponen-komponen larutan tersebut. Pada daya larut antar larutan, hal ini kemudian
percobaan 1 dan 2 air memiliki presentase digambarkan dalam diagram terner. Pada