Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik
seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas.
Kesetimbangan Fasa adalah suatu keadaan dimana suatu zat memiliki komposisi
yang pasti pada kedua fasanya pada suhu dan tekanan tertentu. Pemahaman
perilaku fasa mulai berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem
satu komponen, persamaan Clausius dan Clausisus Clapeyron menghubungkan
perubahan tekanan kesetimbangan dengan perubahan suhu.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1

Pengertian fasa

1.2.2

Pengertian kesetimbangan fasa system satu komponen?

1.2.3

Bagaimana Diagram kesetimbangan fasa system satu komponen?

1.2.4
1.2.5

Apa saja contoh-contoh kesetimbangan fasa system satu komponen?

1.3 Tujuan penulisan


1.3.1

Pengertian kesetimbangan

1.3.2

Pengertian kesetimbangan fasa system satu komponen

1.3.3

Untuk mengetahui diagram kesetimbangan fasa system satu komponen

1.3.4

Untuk mengetahui contoh-contoh kesetimbangan fasa system satu


komponen

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fasa
Definisi fase
Kata fase berasal dari bahasa yunani yang bermakna permunculan. Fase
adalah suatu daerah di mana semua sifat fisik dari bahan dasarnya seragam
(homogen). Contoh sifat fisik meliputi densitas, indeks bias, dan komposisi kimia.
Secara singkat, fase adalah suatu daerah dengan bahan kimia yang seragam,
secara fisik berbeda, dan (sering) dapat dipisahkan secara mekanis. dapat
dipisahkan secara mekanis berarti fase tersebut dapat dipisahkan dengan cara
filtrasi, sedimentasi, destilasi, dekantasi, ekstraksi (pemisahan heterogen)
Dalam hal ini tidak termasuk pemisahan dengan cara penguapan, destilasi,
adsorbsi, atau ekstraksi karena pemisahan dengan cara tersebut digunakan pada
sistem homogen
Untuk contoh sederhana adalah, di dalam sistem yang terdapat es batu dan
air di sebuah gelas, es batu merupakan fase padat, air merupakan fase cair, dan
uap air di sekitar gelas gelas adalah fase gas.
Perbedaan fase dapat digambarkan sebagai negara yang berbeda materi
seperti gas, cair, padat, plasma atau Bose-Einstein kondensat. Perbedaan fase juga
mungkin ada dalam suatu keadaan tertentu dari materi. Seperti ditunjukkan dalam
diagram untuk besi paduan, ada beberapa tahapan baik untuk negara padat dan
cair. Fase juga dapat dibedakan berdasarkan kelarutan seperti di kutub (hidrofilik)
atau non-polar (hidrofobik). Campuran air (cairan polar) dan minyak (cairan nonpolar) secara spontan akan terpisah menjadi dua tahap. Air memiliki kelarutan
yang sangat rendah (tidak larut) dalam minyak, dan minyak memiliki kelarutan
rendah dalam air. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut

dalam sebuah pelarut sebelum terlarut berhenti untuk membubarkan dan tetap
dalam tahap yang terpisah. Sebuah campuran dapat terpisah menjadi lebih dari
dua fase cair dan fase konsep pemisahan meluas ke padat, padat yaitu dapat
terbentuk larutan padat atau mengkristal ke dalam fase kristal berbeda. Logam
pasangan yang saling larut dapat terbentuk paduan, sedangkan logam pasangan
yang tidak bisa saling larut.
Banyaknya fase
Banyaknya fase dalam sistem diberi notasi P. Gas, atau campuran gas,
adalah fase tunggal; kristal adalah fase tunggal; dan dua cairan yang dapat campur
secara total membentuk fase tunggal. Es adalah fase tunggal, walaupun es dapat
dipotong-[potong menjadi bagian-bagian kecil. Campuran es dan air adalah sistem
dua fase (P = 2) walaupun sulit untuk menemukan batas antara fase-fasenya.
Campuran dua logam adalah sistem dua fase (P = 2) jika logam-logam itu
tak dapat campur, tetapi merupakan sistem satu fase (P = 1) jika logam-logamnya
dapat campur. Contoh ini menunjukan bahwa memutuskan apakah suatu sistem
terdiri dari satu atau dua fase, tidak selalu mudah. Larutan padatan A dalam
padatan B campuran yang homogen dari dua komponen bersifat seragam pada
skala molekuler. Dalam suatu larutan, atom-atom A dikelilingi oleh atom-atom
dari A dan B, dan sembarang sampel yabng dipotong dari padatan itu,
bagaimanapun kecilnya, adalah contoh yang tepat dari komposisi keseluruhannya.
Dispersi adalah seragam pada skala makroskopik, tetapi tidak pada skala
mikroskopik, karena dispersi terdiri atas butiran-butiran atau tetesan-tetesan
komponen didalam matriks komponen lain. Sampel kecil seluruhnya dapat berasal
dari butiran kecil A murni, sehingga sampel itu bukan contoh tepat dari
keseluruhannya. Dispersi seperti ini penting karena dalam banyak material tingkat
tinggi (baja), siklus perlakuan panas digunakan untuk memperoleh pengendapan
dispersi halus partikel- partikel dari suatu fase (seperti fase kabrid), di dalam suatu
matriks yang terbentuk dari fase larutan padat jenuh. Kemampuan mengendalikan
struktur

mikro

yang

dihasilkan

dari

kesetimbangan

fase

memungkinkan penyesuaian sifat mekanik pada pemakaian khusus.


3

inilah

yang

Banyaknya komponen
Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah minimum spesies
bebas yang diperlukan untuk menemukan komposisi semua fase yang ada dalam
sistem. Definisi ini mudah diberlakukan jika spesies yang ada dalam sistem tidak
bereaksi, sehingga kita hanya menghitung banyaknya. Misalnya air murni
adalah sistem satu komponen (C = 1) dan campuran etanol dan air adalah sistem
dua komponen (C = 2).
Jika spesies bereaksi dan berada pada kesetimbangan kita harus
memperhitungkan arti kalimat semua fase dalam definisi tersebut. Jadi, untuk
amonium klorida yang dalam kesetimbangan dengan uapnya,
NH4Cl(s) NH3(g) + HCl (g)
Kedua fase mempunyai komposisi formal NH4Cl dan sistem mempunyai
satu komponen. Jika HCl berlebih ditambahkan, sistem mempunyai dua
komponen karena sekarang jumlah relatif HCl dan NH3 berubah-rubah.
Sebaliknya, kalsium karbonat berada dalam kesetimbangan dengan uapnya
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Adalah sistem dua komponen karena CaCO3 tidak menggambarkan
komposisi uapnya. (Karena tiga spesies dihubungkan oleh stokiometri reaksi
maka konsentrasi kalsium oksida bukanlah variabel bebas). Dalam hal ini C = 2,
apakah kita mulai dari kalsium karbonat murni,atau jumlah yang sama dari
kalsium oksida dan karbon dioksida, atau jumlah yang berubah dari ketigatiganya.

2.2 Sistem Satu Komponen


2.2.1

Pengertian sistem satu komponen

Untuk sistem satu komponen seperti air murni, aturan fasanya adalah : f = 3
-p. Karena fasa tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan maksimum adalah
4

2 artinya sistem 1 komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif untuk


menyatakan keadaan sistem yaitu P (tekanan) dan T (suhu).
Dengan demikian untuk sistem satu komponen maksimum ada dua variabel
intensif untuk menyatakan keadaan sistem. Kita dapat menggambarkan setiap
keadaan dengan satu titik pada diagram fasa yaitu diagram dua dimensi P
terhadap T.

2.2.2

Kesetimbangan CairCair
Jika sejumlah kecil toluena ditambahkan ke dalam beaker glass yang

telah terisi benzena lalu kita perhatikan, tanpa memandang jumlah toluena yang
ditambahkan, campuran yang diperoleh akan berupa satu fase. Dua cairan tersebut
disebut saling melarutkan (completely miscible). Kebalikan dari sifat ini jika air
dicampurkan ke nitrobenzena akan terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah,air
akan mengandung sejumlah kecil nitrobenzena yang dapat larut,demikian juga
nitrobenzena mengandung hanya sedikit air yang dapat larut.
Cairan semacam ini disebut tidak saling melarutkan (immiscible). Jika
sejumlah phenol ditambahkan ke dalam air mula mula akan terbentuk cairan satu
fase, pada penambahan phenol selanjutnya maka air akan jenuh dengan phenol
dan bila terus ditambahkan phenol ke dalamnya akan terbentuk dua lapisan cairan,
satu lapisan kaya dengan air lapisan yang lain kaya dengan phenol. Cairan
semacam ini disebut saling melarutkan sebagian (partially miscible). Sistem
semacam inilah yang akan kita bahas di sini.
Perhatikan sistem yang berada dalam kesetimbangan yang terdiri dari dua
lapisan cairan atau dua fase cairan. Misalnya salah satu lapisan cairan terdiri dari
cairan A murni,lapisan yang lain adalah larutan jenuh A dalam B. Kesetimbangan
ini secara termodinamika dapat dinyatakan bahwa potensial kimia A dalam
larutan,

, sama dengan potensial kimia A dalam cairan murninya,


atau :
5

( 3.20)
Apakah persamaan (3.20) dapat memenuhi untuk larutan ideal. Di dalam
larutan ideal yaitu persamaan (5.3),
(3.21)
Jelas dari persamaan (3.21) bahwa RT ln xA tidak pernah nol, jika tidak
demikian maka campuran A dan B akan memiliki x A = 1, yang artinya, campuran
tidak mengandung B. Dalam gambar 6.1,
larutan ideal (garis penuh). Nilai

diplotkan terhadap xA untuk

negativ untuk semua komposisi larutan

ideal. Artinya zat A murni saelalu dapat ditransfer ke dalam larutan ideal dengan
berkurangnya energi Gibbs. Konsekuensinya, zat yang dapat membentuk larutan
ideal tentu saling melarutkan satu sama lain secara sempurna.

Untuk kelarutan parsial nilai


tertentu, sehingga

akan nol pada beberapa komposisi

akan membentuk semacam kurva seperti yang tertera

pada gambar 6.1. Pada titik xA ,nilai

adalah nol,dan sistemnya adalah

larutan dengan fraksi mol A = xA dan lapisan lainnya terdiri dari cairan A
murni.Nilai xA adalah kelarutan A dalam B yang dinyatakan dalam fraksi
mol.Jika fraksi mol A dalam B melebihi nilai ini ,maka seperti ditunjukkan oleh
gbr.6.1 tampak bahwa

akan positif sehingga

Pada keadaan ini A

secara spontan akan meninggalkan larutan untuk masuk ke cairan murninya (A),
sehingga mengurangi xA hingga tercapai nilai kasetimbangan xA.
6

Cairan yang hanya saling melarutkan sebagian akan membentuk larutan


yang jauh dari ideal sebagaimana tampak pada kurva 6.1. Untuk mempelajari hal
ini kita akan membatasi deskripsi masalahnya pada interpretasi hasil hasil
eksperimen dalam lingkup aturan fase.
Perhatikan jika pada suhu T1, sejumlah kecil zat A ditambahkan secara
berturut turut ke dalam cairan B. Mula mula A akan larut sempurna, keadaan ini
dapat dilihat sebagaimana digambarkan pada diagram T-X yaitu gambar 6.2a,
yang dinyatakan pada tekanan konstan. Titik a,b,c menunjukkan komposisi setelah
penembahan A pada B. Karena semuanya larut maka titik titik tersebut terletak
pada daerah satu fase. Setelah penambahan sejumlah tertentu akan dicapai suatu
batas kelarutan yaitu pada titik l1. Bila penambahan dilanjutkan akan dihasilkan
dua lapisan cairan karena A tidak dapat larut lagi. Jadi daerah disebelah kanan l 1
adalah daerah dua fase. Hal yang sama dapat dilakukan sebaliknya yaitu B
ditambahkan ke A dan akan diperoleh kurva sebagaimana tampak pada gambar
6.2a.

Diagram T-X untuk sistem phenol-air tampak pada gambar 6.2b, apabila
suhu dinaikkan maka kelarutan masing masing zat akan berubah . Kurva kelarutan
akan bertemu di titik yaitu pada suhu konsolut atas(upper consolute temperature)
yang juga disebut suhu larutan kritis (critical solution temperature), t c, di atas tc air
dan phenol akan larut sempurna. Sembarang titik a di bawah lengkungan
menyatakan keadaan sistem yang terdiri dari dua lapisan cairan, yaitu L 1 dengan
komposisi l1 dan L2 dengan komposisi l2 . Massa relativ dari dua lapisan tersebut
dinyatakan oleh aturan Lever, yaitu merupakan perbandingan segmen dari garis
dasi (l1l2).Yaitu :
7

Beberapa sistem diketahui kelarutannya akan berkurang dengan naiknya


suhu. Pada sistem ini dapat diamati adanya suhu konsolut bawah (lower consolute
temperature),sebagaimana tampak pada gambar 6.3(a) yaitu sistem trietilamin-air
yang suhu konsolut bawahnya 18,5- 0C. Karena kurva yang begitu datar sehingga
sulit menentukan komposisi larutan pada suhu konsolutnya, hanya tampak kira
kira 30% berat trietilamina. Jika larutan pada keadaan a dipanaskan keadaannya
akan tetap homogen sampai pada suhu sedikit di atas 18,5 0C; kemudian pada titik
a cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Pada suhu yang lebih tinggi lagi
misalnya a larutan akan mempunyai komposisi l1 dan l2, menurut aturan lever l1
akan lebih besar daripada l2. Pada tipe ini kelarutan bertahan pada suhu yang
rendah,sehingga pada suhu yang lebih tinggi senyawa akan terdissosiasi.

Beberapa zat memiliki baik suhu konsolut atas maupun bawah. Diagram
untuk sistem nikotin-air tampak pada gambar 6.3(b). Suhu konsolut bawah sekitar
610C, suhu konsolut atasnya 210 0C. Semua titik di dalam lengkungan terdapat
dua fase, di luarnya adalah satu fase.
Aturan fase untuk sistem pada tekanan konstan adalah F= C-P+1, dengan
F adalah jumlah variabel selain tekanan yang diperlukan untuk mendeskripsikan
sistem. Untuk sistem dua komponen, F = 3-P. Jika ada dua fase maka hanya perlu
satu variabel untuk mendeskripsikan sistem. Di daerah dua fase jika suhunya
ditentukan maka perpotongan garis dasi dengan kurva akan menghasilkan
komposisi larutan yang bersesuaian. Jika hanya satu fase, F = 2 maka suhu dan
komposisi telah tertentu.
8

Distilasi Cairan yang Larut Sebagian dan Tidak Larut


Pada bahasan di atas diasumsikan tekanan cukup tinggi sehingga uap tidak
terbentuk di daerah kisaran suhu yang dibahas. Situasi serupa pada suhu yang
lebih rendah digambarkan pada gambar 6.4a yang juga menampakkan kurva uapcair masih dengan asumsi pada tekanan yang cukup tinggi, sampai di sini
interpretasi masih bisa dibuat secara terpisah. Biasanya kelarutan parsialpada suhu
rendah, walau tidak selalu demikian, menunjukkan azeotrop didih minimum,
seperti tampak pada gambar 6.4a. Kelarutan parsial menunjukkan bahwa saat
dicampurkan, kedua komponen memiliki kecenderungan menguap yang lebih
besar dibanding dalam larutan ideal. Kecenderungan yang besar ini dapat
mencapai maximum dalam kurva komposisi tekanan uap, dan sesuai dengan itu
juga mencapai minimum dalam kurva komposisi-titik didih.
Jika tekanan pada sistem seperti gambar 6.4a diturunkan, titik didih akan
turun juga secara bertahap. Pada tekanan yang cukup rendah, kurva titik didih
akan berpotongan dengan kurva kelarutan cair-cair seperti tampak pada gambar
6.4b yang merupakan skema sistem air-n butanol pada tekanan 1 atmosphere.
Pada gambar 6.4a, jika suhu dari cairan homogen a dinaikkan, akan terbentuk uap
dengan komposisi b pada ta. Selanjutnya jika uap tersebut didinginkan dan dibawa
ke titik c, akan terbentuk kondensat yang terdiri dari dua lapisan cairan. Jadi
distilat pertama hasil distilasi dari cairan homogen a akan terpisah membentuk dua
cairan dengan komposisi d dan e.

Jika temperatur dari kedua cairan pada c tersebut dinaikkan, komposisi


dari kedua cairan tersebut sedikit bergeser. Sistem menjadi univarian, F = 3-P = 1
di daerah ini. Pada suhu t ,larutan konjugat tersebut memiliki komposisi f dan g
dan juga muncul uap pada komposisi h. Terdapat 3 fase, sepanjang ketiga fase
tersebut dipertahankan maka komposisi dan suhunya akan tetap. Contoh, aliran
panas ke dalam sistem tidak mengubah suhu, tetapi hanya menghasilkan uap lebih
banyak pada kedua cairan. Uap h, yang terbentuk lebih kaya air dibanding
komposisi sebelumnya, c, jadi lapisan kaya air akan lebih suka menguap. Setelah
lapisan kaya air lenyap, suhu naik dan komposisi uap berubah sepanjang kurva hb.
Terakhir, cairan dengan komposisi a lenyap pada tA.
Jika dua fase sistem pada daerah komposisi antara f dan h dipanaskan,
kemudian pada t akan terbentuk cairan dengan komposisi f dan g dan uap pada
titik h. Sistem pada t adalah invarian. Karena uapnya kaya butanol dibanding
komposisi sebelumnya,lapisan kaya butanol tersebut lebih mudah menguap
meninggalkan cairan f dan uap h. Titik h memiliki sifat azeotropik, sisitem dengan
komposisi ini tidak mengalami perubahan komposisi selama distillasi. Jadi tidak
dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponennya dengan cara distillasi.

Distillasi zat yang tidak larut lebih mudah didiskusikan dari titik pandang
yang berbeda. Perhatikan dua cairan yang tidak larut berada dalam kesetimbangan
dengan uapnya pada suhu tertentu (gambar 6.5). Penghalang hanya memisahkan
cairannya, karena tidak saling larut maka pengambilan penghalang tidak
mempengaruhi apapun. Tekanan uap total adalah jumlah dari tekanan uap cairan

murni:
jika

nA

Fraksi mol yA dan yB dalam uap adalah :


dan

nB

adalah

jumlah

mol

10

A dan

dalam

uap,

maka

massa A dan B adalah wA = nAMA dan wB = nBMB


sehingga

(3.22)
yang menghubungkan massa relatif dari kedua zat yang ada di fase uap terhadap
massa molar dan tekanan uapnya. Jika uap ini diembunkan, pers.(6.3) menyatakan
massa relatif dari A dan B dalam kondensatnya.
Persamaan (6.3) dapat digunakan untuk distillasi uap dari suatu cairan.
Beberapa cairan yang terdekomposisi jika didistillasi secara biasa dapat didistillasi
uap jika zat itu memiliki volatilitas yang cukup di sekitar titik didih air. Di
laboratorium, uap dilewatkan pada cairan yang akan didistillasi uap. Karena
tekanan uap lebih besar daripada komponen yang sama, akibatnya titik didih ada
di bawah titik didih kedua cairan. Selanjutnya titik didih adalah merupakan suhu
invarian sepanjang kedua cairan dan uap ada bersama-sama.Jika tekanan uap dari
zat diketahui meliputi suhu di sekitar 100 0C, pengukuran pada suhu terjadinya
distillasi dan rasio massa pada hasil distillasi, dengan persamaan (6.3).
2.3 Grafik Kesetimbangan fasa
1. Diagram Fasa Air
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P T adalah diagram yang
menyatakan hubungan antara suhu (T) dan tekanan P dengan fase zat (padat, cair,
dan gas). Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di mana suatu
bentuk fase dapat stabil. Diagram fase H2O dapat dilihat pada gambar di bawah

11

ini.

Berikut penjelasan diagram P T dengan pelarut H2O:


1. Garis didih
Garis B C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan
transisi fase cair gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di
mana air akan mendidih. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih tergantung
pada tekanan gas di permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air
mendidih pada suhu 100oC. Jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai
tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan mendidih pada kisaran
0,0098oC.
2. Garis beku
Garis B D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku merupakan
transisi fase cair padat. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan
di mana air dapat membeku (es mencair). Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air
membeku pada suhu 0oC, dan jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai
tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan membeku pada kisaran
12

0,0098oC. titik beku dan titik didih pada tekanan 4,58 mmHg mempunyai nilai
yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut. Perhatikan bahwa tekanan
permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil pengaruhnya
terhadap titik beku. Garis B D nyaris vertical terhadap sumbu suhu.
3. Garis sublimasi
Garis A B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis sublimasi
merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada garis sublimasi
menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat menyublim.
4. Titik tripel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik
tripel. Titik tripel air adalah 0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik
tripelnya, ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam
kesetimbangan.

2. diagram fasa CO2


.

13

Gambar 2. Diagram fasa karbon dioksida Titik tripel X (56,4 C; 5,11 atm), titik
sublimasi Y (78,5 C; 1 atm), dan titik kritis Z (31,1 C; 73,0 atm).

Aplikasi Diagram Fase Karbon Dioksida Dry Ice


Es kering sebenarnya adalah karbon dioksida yang terkondensasi menjadi
bentuk padat. Pada pembuatan es kering di pabriknya, CO 2 yang normalnya pada
suhu ruangan dan pada tekanan 1 atmosfir berbentuk gas, didinginkan dan diberi
tekanan yang besar agar dapat menjadi benda padat (menjadi dry ice).Untuk
memadatkan CO2 dari bentuk gas, memerlukan suhu yang luar biasa dingin. Pada
tekanan normal 1 atmosfir, suhu rendah untuk memadatkan CO 2 adalah -78,5C (109,3F). Karbondioksida (CO2) pada suhu sekitar 79C tekanan di atas 5,1 atm
akan langsung membentuk padatan tanpa melalui fase cair. Pembentukan zat
padat dari fase gas atau padat menjadi gas tanpa melalui fase cair disebut
sublimasi.
Padatan CO2 yang terbentuk disebut es kering (dry ice). Freezer pada
lemari es kita di rumah tidak cukup dingin untuk memadatkan CO 2. Pada tekanan
normal 1 atmosfir, CO2 tidak mengalami fase cair. Jadi jikalau es kering
(CO2 padat) tersebut dihangatkan pada suhu kamar atau normal maka ia akan
langsung berubah dari bentuk padat ke bentuk gas. Oleh sebab itulah CO 2 padat
ini disebut es kering, karena jikalau pada es biasa es mencair pada suhu kamar,
maka es kering langsung menguap menjadi gas tanpa harus mencair sehingga
tempat di sekitarnya menjadi tetap kering (Wanibesak, 2012).
Dry ice biasanya digunakan untuk sebagai pendingin dan pemberi efek
asap di atas panggung-panggung, biasanya acara konser asap di dasar panggung
menggunakan es kering. Asap tersebut tidak naik ke atas karena memiliki massa
jenis yang lebih besar dari udaraPenggunaan lain dari es kering adalah untuk
pembersihan sembur (Wanibesak, 2012)
2.4. Keberadaan Fasa Fasa dalam Sistem Satu Komponen
14

Perubahan fasa dari padat ke cair dan selanjutnya menjadi gas (pada
tekanan tetap) dapat dipahami dengan melihat kurva energi bebas Gibbs terhadap
suhu atau potensial kimia terhadap suhu.

Gambar 3.2. Kebergantungan energi Gibbs pada fasa fasa padat, cair dan
gas terhadap suhu pada tekanan tetap
Lereng garis energi Gibbs ketiga fasa pada gambar 3.2. mengikuti persamaan

Nilai entropi (S) adalah positif. Tanda negatif muncul karena arah lereng yang
turun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Sg > Sl > Ss.
2.5 .Turunan Rumusnya
2.5.1 Persamaan Clapeyron
Bila dua fasa dalam sistem satu komponen berada dalam kesetimbangan, kedua
fasa tersebut mempunyai energi Gibbs molar yang sama. Pada sistem yang
memiliki fasa dan ,
G = G ..

(3.4)

Jika tekanan dan suhu diubah dengan tetap menjaga kesetimbangan, maka
dG = dG

15

(3.5)

Dengan menggunakan hubungan Maxwell, didapat

Karena

maka

Persamaan 3.10 disebut sebagai Persamaan Clapeyron, yang dapat digunakan


untuk menentukan entalpi penguapan, sublimasi, peleburan, maupun transisi
antara dua padat. Entalpi sublimasi, peleburan dan penguapan pada suhu tertntu
dihubungkan dengan persamaan

2.5.2 Persamaan Clausius Clapeyron


Untuk peristiwa penguapan dan sublimasi, Clausius menunjukkan bahwa
persamaan Clapeyron dapat disederhanakan dengan mengandaikan uapnya
mengikuti hukum gas ideal dan mengabaikan volume cairan (Vl) yang jauh lebih
kecil dari volume uap (Vg).

Bila
maka persamaan 3.10 menjadi
16

Persamaan

3.18

disebut

Persamaan

Clausius

Clapeyron.

Dengan

menggunakan persamaan di atas, kalor penguapan atau sublimasi dapat dihitung


dengan dua tekanan pada dua suhu yang berbeda.
Bila entalpi penguapan suatu cairan tidak diketahui, harga pendekatannya dapat
diperkirakan dengan menggunakan Aturan Trouton, yaitu

17

TAMBAHAN MATERI
Kondensasi Dan Didih : Nukleasi
Penguapan dan didih cairan , dan kondensasi dari gas ( uap ) adalah bagian
biasa seperti kehidupan kita sehari-hari bahwa kita hampir tidak memberi mereka
pikiran . Setiap kali kita merebus air untuk membuat pot teh dan melihat awan uap
di atas teko , kita mengamati ini yang paling umum dari semua perubahan fase .
Bagaimana kita bisa memahami perubahan ini dalam hal tekanan uap ?

Gambar 7.5.6 plot uap tekanan sebagai fungsi temperatur dapat mewakili
air atau cairan lainnya . Ketika kita mengatakan ini adalah plot uap bertekanan ,
kita berarti bahwa setiap titik pada kurva merupakan kombinasi suhu dan tekanan
uap di mana cairan ( hijau ) dan uap ( biru ) dapat hidup berdampingan . Jadi pada
titik didih normal , didefinisikan sebagai suhu di mana tekanan uap adalah 1 atm ,
keadaan dari sistem sesuai dengan titik berlabel 3 .
Misalkan kita pilih sembarang titik 1 pada suhu dan tekanan di mana
hanya negara gas stabil . Kami kemudian menurunkan suhu sehingga untuk
memindahkan titik negara terhadap titik 2 di wilayah cair. Ketika titik negara jatuh
pada garis tekanan uap , dua fase dapat hidup berdampingan dan kami akan
mengharapkan beberapa cairan mengembun . Setelah titik negara bergerak ke kiri
dari garis tekanan uap , substansi akan sepenuhnya dalam fase cair . Ini

18

seharusnya apa yang terjadi ketika " steam " (sebenarnya air kecil tetes ) bentuk di
atas panci air mendidih .
Proses sebaliknya harus bekerja dengan cara yang sama : dimulai dengan
suhu di kawasan cair , tidak ada yang terjadi sampai kita mencapai garis tekanan
uap , di mana titik cair mulai berubah menjadi uap . Pada suhu yang lebih tinggi ,
hanya uap tetap . Ini adalah teori , tapi tidak lengkap . Faktanya adalah bahwa uap
akan umumnya tidak mengembun menjadi cair pada titik didih ( juga disebut titik
kondensasi atau titik embun ) , dan cairan umumnya tidak akan mendidih pada
titik didihnya .
Diagram Fasa
Suhu dan tekanan di mana fase diberikan suatu zat stabil ( yaitu, dari mana
molekul memiliki kecenderungan melarikan diri terendah ) adalah sifat penting
dari zat apapun . Karena baik suhu dan tekanan adalah faktor , adalah kebiasaan
untuk merencanakan daerah stabilitas berbagai tahapan dalam P - koordinat T ,
seperti pada diagram fase generik ini untuk zat hipotetis .

19

Karena tekanan dan temperatur dapat bervariasi rentang yang sangat luas ,
itu adalah praktek umum untuk menggambar diagram fase dengan non - linear
atau koordinat terdistorsi . Hal ini memungkinkan kita untuk mengungkapkan
banyak informasi dengan cara yang kompak dan untuk memvisualisasikan
perubahan yang tidak dapat diwakili di sebidang linear - skala . Adalah penting
bahwa Anda dapat menafsirkan diagram fase , atau alternatif , membangun satu
kasar ketika diberi data yang sesuai . Ambil catatan khusus dari hal-hal berikut :
1. Tiga daerah berwarna pada diagram adalah rentang tekanan dan suhu di
mana fase tersebut adalah satu-satunya yang stabil .
2. Tiga baris yang terikat daerah ini mendefinisikan semua nilai ( P , T ) di
mana dua fase dapat hidup berdampingan ( yaitu, berada dalam
keseimbangan ) . Perhatikan bahwa salah satu garis-garis ini adalah kurva
tekanan uap cairan seperti dijelaskan di atas . The " sublimasi kurva "
hanya kurva tekanan uap padat . Kemiringan garis tergantung pada
perbedaan kepadatan dua fase .
3. Dalam rangka untuk menggambarkan fitur penting dari diagram fase
selama rentang yang sangat luas dari tekanan dan temperatur mereka
mencakup,sumbu biasanya tidak digambar dengan skala , dan biasanya
sangat terdistorsi . Ini adalah alasan bahwa " mencair kurva " terlihat
seperti garis lurus di sebagian besar diagram tersebut.
4. Di mana tiga kurva bernama berpotongan, semua tiga fase dapat hidup
berdampingan. Kondisi ini hanya dapat terjadi pada nilai unik ( P, T )
dikenal sebagai triple point . Karena semua tiga fase berada dalam
kesetimbangan pada triple point, tekanan uap mereka akan sama pada suhu
ini .
5. Garis yang memisahkan wilayah Cairan dan uap yang berakhir pada titik
kritis . Pada suhu dan tekanan yang lebih besar dari suhu kritis dan
tekanan, tidak ada fase cair terpisah ada. Kita menyebut negara ini hanya
sebagai cairan, meskipun cairan superkritis istilah juga umum digunakan .

Cara terbaik untuk memastikan Anda memahami diagram fase adalah untuk
membayangkan bahwa Anda memulai pada suhu dan tekanan tertentu , dan
20

kemudian mengubah hanya salah satu dari parameter ini , menjaga yang lain
konstan . Anda akan melintasi jalur horizontal atau vertikal pada diagram fase ,
dan akan ada perubahan dalam keadaan setiap kali jalan Anda melintasi garis .
Dari kepentingan khusus adalah jalur horizontal ( ditunjukkan dengan garis biru
pada diagram di atas ) sesuai dengan tekanan 1 atmosfer ; baris ini mendefinisikan
normal leleh dan titik didih suhu suatu zat .
Diagram fasa karbondioksida

Pandangan diagram fase karbon dioksida mempekerjakan skala tekanan


logaritmik dan dengan demikian mencakup berbagai jauh lebih luas dari tekanan ,
mengungkapkan batas atas dari fase cairan ( liquid dan superkritis ) . karbon
dioksida (CO2 di atas suhu kritis ) memiliki sifat pelarut cairan dan sifat
menembus gas ; salah satu penggunaan utama adalah untuk menghilangkan kafein
dari kopi .

Diagram Fasa Iodin


21

Yodium Elemental , I2 , membentuk kristal abu-abu gelap yang memiliki


penampilan hampir logam . Hal ini sering digunakan di kelas kimia sebagai
contoh padat yang mudah menyublim; jika Anda telah melihat demonstrasi seperti
itu atau bereksperimen dengan itu di laboratorium , diagram fase mungkin
menarik .

Hal yang paling menonjol dari perilaku fase yodium adalah perbedaan
kecil ( kurang dari satu derajat ) antara suhu yang triple point 1 dan titik leleh 2.
Bertentangan dengan kesan banyak orang , tidak ada yang benar-benar khusus
tentang kecenderungan yodium untuk luhur , ( . " barus " ) yang dibagi oleh
banyak kristal molekul termasuk es dan naftalena tekanan uap yodium pada suhu
kamar benar-benar sangat kecil - hanya sekitar 0,3 torr ( 40 Pa ) .suatu fakta
bahwa yodium padat memiliki bau yang kuat dan dikelilingi oleh uap ungu dalam
wadah tertutup terutama konsekuensi dari kemampuannya yang kuat untuk
menyerap cahaya hijau ( daun merah biru dan yang membuat ungu ) dan
sensitivitas tinggi dari hidung kita untuk uapnya .

Diagram Fasa Sulfur


22

Sulfur

menunjukkan

perilaku

fase

yang

sangat

rumit

yang

membingungkan ahli kimia selama lebih dari satu abad ; apa yang Anda lihat di
sini adalah diagram fase sangat disederhanakan ditunjukkan pada sebagian besar
buku pelajaran . Kesulitan timbul dari kecenderungan molekul S8 untuk memecah
ke dalam rantai ( terutama di cairan di atas 159 C ) atau untuk mengatur ulang
menjadi cincin dari berbagai ukuran ( S6 untuk S20 ) . Bahkan uap dapat berisi
campuran spesies S2 melalui S10 .

Diagram fase belerang berisi fitur baru : ada dua fase padat , belah ketupat
dan monoklinik . Nama-nama mengacu pada struktur kristal di mana molekul S8
mengatur diri mereka sendiri . Hal ini menimbulkan tiga poin tiga, yang
ditunjukkan oleh angka pada diagram .
Ketika sulfur belah ketupat ( fase suhu rendah yang stabil ) dipanaskan
secara perlahan , berubah menjadi bentuk monoklinik pada 114 C , yang
kemudian meleleh pada 119 . Tetapi jika bentuk monoklin dipanaskan dengan
cepat molekul tidak punya waktu untuk mengatur ulang sendiri , sehingga susunan
belah ketupat tetap sebagai fase metastabil sampai meleleh pada 119-120 .
Pembentukan lebih dari satu fase padat tidak jarang - pada kenyataannya , jika
salah satu mengeksplorasi ke dalam tekanan yang sangat tinggi ( lihat di bawah ) ,
tampaknya menjadi aturan .
23

Diagram Fasa Helium

Helium adalah unik karena fenomena kuantum , yang biasanya hanya


berlaku untuk benda-benda kecil seperti atom dan elektron , meluas ke dan
mendominasi

sifat

makroskopik

nya.

Sekilas

diagram

fase

He4He4

mengungkapkan beberapa keanehan kuantum ini . Poin utama untuk


pemberitahuan adalah:
1. Helium dapat dibekukan hanya pada tekanan tinggi ;
2. Gas padat dan tidak dapat hidup berdampingan ( berada dalam ekuilibrium
) dalam kondisi apapun ;
3. Ada dua fase cair, helium I ( cairan biasa ) dan helium II ( cairan
memerintahkan sangat tidak biasa ) ;
4. The ( lambda ) garis mewakili ( P , T ) nilai di mana dua fase dapat hidup
berdampingan ;
5. Helium - II berperilaku sebagai superfluida - dasarnya cairan kuantum .

24

Air pada tekanan tinggi

Air , seperti kebanyakan zat lain , menunjukkan banyak bentuk padat pada
tekanan yang lebih tinggi ( Gambar 7.5.22 ) . Sejauh ini , lima belas fase es yang
berbeda telah diidentifikasi ; ini ditunjuk oleh angka Romawi es - I melalui es
XV . Ice -I bisa eksis dalam dua modifikasi ; kisi kristal es - Ic adalah kubik ,
sedangkan es lh adalah heksagonal . Yang terakhir sesuai dengan es biasa yang
kita semua tahu . Sungguh menarik untuk dicatat bahwa beberapa fase tekanan
tinggi es bisa eksis pada suhu lebih dari 100 C .

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
25

1. Fasa adalah bagian yang serbasama dari suatu sistem yang dapat dipisahkan
secara mekanik, serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat sifat fisika.
2. Penentuan jumlah komponen adalah dengan menentukan jumlah total spesi kimia
dalam sistem dikurangi dengan jumlah reaksi reaksi kesetimbangan yang
berbeda yang dapat terjadi antara zat zat yang ada dalam sistem tersebut.
3. Derajat kebebasan didefinisikan sebagai jumlah minimum variabel intensif yang
harus dipilih agar keberadaan variabbel intensif dapat ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Castelan, Gilbert, W. 1983. Physical Chemistry Third Edition. Amerika:
University of Maryland

26

M. Fogiel, 1992, The Essentials of Physical Chemistry II, Nex Jersey : Research
andEducation Association

Surdia NM, 1980, Kimia Fisika I (terjemahan Robert A. Alberty dan F Daniels),
cetakan ke 5, John Willey and Sons.

Bahan-Paparan-KF2-2012

Kesetimbangan Fasa _ Thekicker96's Blog.htm


http://chemwiki.ucdavis.edu/Textbook_Maps/General_Chemistry_Textbook_Map
s/Map
%3A_Chem1_(Lower)/07%3A_Solids_and_Liquids/7.05%3A_Changes_of_State

LAMPIRAN
Contoh soal

27

1. Tiga mol aseton dan 2 mol kloroform dicampur pada suhu 35 oC. Tekanan
uap jenuh aseton dan kloroform pada suhu tersebut adalah 360 dan 250
torr.
a. Bila larutan tersebut dianggap ideal, hitung tekanan uap larutan tersebut
b. Bila larutan tersebut mempunyai tekanan uap sebesar 280 torr,
bagaimanakah komposisi cairan awal campuran tersebut
Jawab:
Diket : n aseton = 3 mol
N kloroform = 2 mol
T campuran = 35oC
P aseton = 360 torr
P kloroform = 250 torr
Dit : a. P total .?
b.X aseton dan X kloroform.?

2. Hitunglah jumlah komponen dari Sebuah gunung es mengapung di danau.


Bila kita menganggap danau, gunung es, dan atmosfir (hanya terdiri dari
uap air) sebagai satu sistem.

28

Jawab:
Karena gunung es, larutan air dan uap air semua terdiri dari satu macam
zat kimia, maka hanya ada satu komponen yaitu H2O.
3. Diagram fasa cair-cair 25 g A dan 60 g B dicampur pada 25 oC, dan pada
temperatur ini sistem membentuk dua fasa. Bila berat B pada fasa I 15%
dan pada fasa II 80%, hitung massa tiap fasa dalam kesetimbangan.
Jawab:
Diket : mA = 25 gr
mB = 60 gr
mB fasa 1 = 115 %
mA fasa II = 80 %
Dit : massa tiap fasa .?
Penyelesaian :

4. sistem anilin(A)-air(B) pada 98,4oC. Tekanan uap anilin pada suhu ini
sekitar 42 mmHg, sementara air sekitar 718 mmHg. Tekanan uap total
adalah 718+42= 760 mmHg, sehingga campuran ini mendidih pada 98,4 oC

29

pada 1 atm.Massa anilin yang terdistillasi tiap 100 gram air yang terbentuk
adalah ?
jawab :
Diket : wB = 100 gr,
PA = 42 mmHg ,
PB = 718 mmHg ,
MrA = 94 gr /mol,
MrB = 18 gr /mol
Dit : WA.?
Penyelesaian :

5.

perhitungan komponen pada sistem: (1)sukrosa dalam air; (2) natrium


klorida dalam air; (3) asam fosfat encer.
Tunjukan banyaknya S dari berbagai jenis spesies (ion-ion) yang ada dalam

setiap sistem fase tunggal. Tunjukan banyaknya hubungan R antara spesiesspesies (reaksi-reaksi pada kesetimbangan, kenetralan muatan). Kemudian
Jawab :
banyaknya komponen adalah banyaknya spesies dikurangi dengan
banyaknya hubungan: C = S R.
(1) spesies yang ada adalah molekul air dan molekul sukrosa sehingga S =
2. di antara molekul-molekul itu tidak ada hubungan, sehingga R = 0. oleh karena
itu, C = 2.
(2) spesies yang ada adalah molekul H2O, ion Na+ dan ion Cl-, sehingga S =
3. karena larutan itu bermuatan listrik netral, maka jumlah ion Na+ sama dengan
ioni Cl-. Oleh karena itu, ada suatu hubungan, dan R = 1. Konseuensinya, C = 3 -1
= 2.
(3) spesies yang ada dalam asam fosfat encer adalah H2O, H3PO4, H2PO4-,
HPO4-2, PO4-3, H+, maka S = 6. namun, ionisasi asam itu ada pada kesetimbangan:
30

H3PO4 (aq)

H2PO4- (aq) + H+ (aq)

H2PO4- (aq)

HPO4-2 (aq) + H+ (aq)

HPO4-2 (aq)

PO4-3 + H+ (aq)

Dan ada tiga hubungan di antara spesies-spesies tersebut, di samping itu,


juga ada kenetralan muatan keseluruhan, sehingga jumlah total kation harus sama
dengan jumlah total anion, apapun jenisnya. Dengan demikian, banyaknya
hubungan total adalah R = 4, sehingga jumlah total komponen C = 6- 4 = 2.

31

Anda mungkin juga menyukai