PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat sifat fisik
seragam, yang terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas.
Kesetimbangan Fasa adalah suatu keadaan dimana suatu zat memiliki komposisi
yang pasti pada kedua fasanya pada suhu dan tekanan tertentu. Pemahaman
perilaku fasa mulai berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem
satu komponen, persamaan Clausius dan Clausisus Clapeyron menghubungkan
perubahan tekanan kesetimbangan dengan perubahan suhu.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1
Pengertian fasa
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
Pengertian kesetimbangan
1.3.2
1.3.3
1.3.4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Fasa
Definisi fase
Kata fase berasal dari bahasa yunani yang bermakna permunculan. Fase
adalah suatu daerah di mana semua sifat fisik dari bahan dasarnya seragam
(homogen). Contoh sifat fisik meliputi densitas, indeks bias, dan komposisi kimia.
Secara singkat, fase adalah suatu daerah dengan bahan kimia yang seragam,
secara fisik berbeda, dan (sering) dapat dipisahkan secara mekanis. dapat
dipisahkan secara mekanis berarti fase tersebut dapat dipisahkan dengan cara
filtrasi, sedimentasi, destilasi, dekantasi, ekstraksi (pemisahan heterogen)
Dalam hal ini tidak termasuk pemisahan dengan cara penguapan, destilasi,
adsorbsi, atau ekstraksi karena pemisahan dengan cara tersebut digunakan pada
sistem homogen
Untuk contoh sederhana adalah, di dalam sistem yang terdapat es batu dan
air di sebuah gelas, es batu merupakan fase padat, air merupakan fase cair, dan
uap air di sekitar gelas gelas adalah fase gas.
Perbedaan fase dapat digambarkan sebagai negara yang berbeda materi
seperti gas, cair, padat, plasma atau Bose-Einstein kondensat. Perbedaan fase juga
mungkin ada dalam suatu keadaan tertentu dari materi. Seperti ditunjukkan dalam
diagram untuk besi paduan, ada beberapa tahapan baik untuk negara padat dan
cair. Fase juga dapat dibedakan berdasarkan kelarutan seperti di kutub (hidrofilik)
atau non-polar (hidrofobik). Campuran air (cairan polar) dan minyak (cairan nonpolar) secara spontan akan terpisah menjadi dua tahap. Air memiliki kelarutan
yang sangat rendah (tidak larut) dalam minyak, dan minyak memiliki kelarutan
rendah dalam air. Kelarutan adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut
dalam sebuah pelarut sebelum terlarut berhenti untuk membubarkan dan tetap
dalam tahap yang terpisah. Sebuah campuran dapat terpisah menjadi lebih dari
dua fase cair dan fase konsep pemisahan meluas ke padat, padat yaitu dapat
terbentuk larutan padat atau mengkristal ke dalam fase kristal berbeda. Logam
pasangan yang saling larut dapat terbentuk paduan, sedangkan logam pasangan
yang tidak bisa saling larut.
Banyaknya fase
Banyaknya fase dalam sistem diberi notasi P. Gas, atau campuran gas,
adalah fase tunggal; kristal adalah fase tunggal; dan dua cairan yang dapat campur
secara total membentuk fase tunggal. Es adalah fase tunggal, walaupun es dapat
dipotong-[potong menjadi bagian-bagian kecil. Campuran es dan air adalah sistem
dua fase (P = 2) walaupun sulit untuk menemukan batas antara fase-fasenya.
Campuran dua logam adalah sistem dua fase (P = 2) jika logam-logam itu
tak dapat campur, tetapi merupakan sistem satu fase (P = 1) jika logam-logamnya
dapat campur. Contoh ini menunjukan bahwa memutuskan apakah suatu sistem
terdiri dari satu atau dua fase, tidak selalu mudah. Larutan padatan A dalam
padatan B campuran yang homogen dari dua komponen bersifat seragam pada
skala molekuler. Dalam suatu larutan, atom-atom A dikelilingi oleh atom-atom
dari A dan B, dan sembarang sampel yabng dipotong dari padatan itu,
bagaimanapun kecilnya, adalah contoh yang tepat dari komposisi keseluruhannya.
Dispersi adalah seragam pada skala makroskopik, tetapi tidak pada skala
mikroskopik, karena dispersi terdiri atas butiran-butiran atau tetesan-tetesan
komponen didalam matriks komponen lain. Sampel kecil seluruhnya dapat berasal
dari butiran kecil A murni, sehingga sampel itu bukan contoh tepat dari
keseluruhannya. Dispersi seperti ini penting karena dalam banyak material tingkat
tinggi (baja), siklus perlakuan panas digunakan untuk memperoleh pengendapan
dispersi halus partikel- partikel dari suatu fase (seperti fase kabrid), di dalam suatu
matriks yang terbentuk dari fase larutan padat jenuh. Kemampuan mengendalikan
struktur
mikro
yang
dihasilkan
dari
kesetimbangan
fase
inilah
yang
Banyaknya komponen
Banyaknya komponen dalam sistem C adalah jumlah minimum spesies
bebas yang diperlukan untuk menemukan komposisi semua fase yang ada dalam
sistem. Definisi ini mudah diberlakukan jika spesies yang ada dalam sistem tidak
bereaksi, sehingga kita hanya menghitung banyaknya. Misalnya air murni
adalah sistem satu komponen (C = 1) dan campuran etanol dan air adalah sistem
dua komponen (C = 2).
Jika spesies bereaksi dan berada pada kesetimbangan kita harus
memperhitungkan arti kalimat semua fase dalam definisi tersebut. Jadi, untuk
amonium klorida yang dalam kesetimbangan dengan uapnya,
NH4Cl(s) NH3(g) + HCl (g)
Kedua fase mempunyai komposisi formal NH4Cl dan sistem mempunyai
satu komponen. Jika HCl berlebih ditambahkan, sistem mempunyai dua
komponen karena sekarang jumlah relatif HCl dan NH3 berubah-rubah.
Sebaliknya, kalsium karbonat berada dalam kesetimbangan dengan uapnya
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Adalah sistem dua komponen karena CaCO3 tidak menggambarkan
komposisi uapnya. (Karena tiga spesies dihubungkan oleh stokiometri reaksi
maka konsentrasi kalsium oksida bukanlah variabel bebas). Dalam hal ini C = 2,
apakah kita mulai dari kalsium karbonat murni,atau jumlah yang sama dari
kalsium oksida dan karbon dioksida, atau jumlah yang berubah dari ketigatiganya.
Untuk sistem satu komponen seperti air murni, aturan fasanya adalah : f = 3
-p. Karena fasa tidak mungkin = 0, maka derajad kebebasan maksimum adalah
4
2.2.2
Kesetimbangan CairCair
Jika sejumlah kecil toluena ditambahkan ke dalam beaker glass yang
telah terisi benzena lalu kita perhatikan, tanpa memandang jumlah toluena yang
ditambahkan, campuran yang diperoleh akan berupa satu fase. Dua cairan tersebut
disebut saling melarutkan (completely miscible). Kebalikan dari sifat ini jika air
dicampurkan ke nitrobenzena akan terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah,air
akan mengandung sejumlah kecil nitrobenzena yang dapat larut,demikian juga
nitrobenzena mengandung hanya sedikit air yang dapat larut.
Cairan semacam ini disebut tidak saling melarutkan (immiscible). Jika
sejumlah phenol ditambahkan ke dalam air mula mula akan terbentuk cairan satu
fase, pada penambahan phenol selanjutnya maka air akan jenuh dengan phenol
dan bila terus ditambahkan phenol ke dalamnya akan terbentuk dua lapisan cairan,
satu lapisan kaya dengan air lapisan yang lain kaya dengan phenol. Cairan
semacam ini disebut saling melarutkan sebagian (partially miscible). Sistem
semacam inilah yang akan kita bahas di sini.
Perhatikan sistem yang berada dalam kesetimbangan yang terdiri dari dua
lapisan cairan atau dua fase cairan. Misalnya salah satu lapisan cairan terdiri dari
cairan A murni,lapisan yang lain adalah larutan jenuh A dalam B. Kesetimbangan
ini secara termodinamika dapat dinyatakan bahwa potensial kimia A dalam
larutan,
( 3.20)
Apakah persamaan (3.20) dapat memenuhi untuk larutan ideal. Di dalam
larutan ideal yaitu persamaan (5.3),
(3.21)
Jelas dari persamaan (3.21) bahwa RT ln xA tidak pernah nol, jika tidak
demikian maka campuran A dan B akan memiliki x A = 1, yang artinya, campuran
tidak mengandung B. Dalam gambar 6.1,
larutan ideal (garis penuh). Nilai
ideal. Artinya zat A murni saelalu dapat ditransfer ke dalam larutan ideal dengan
berkurangnya energi Gibbs. Konsekuensinya, zat yang dapat membentuk larutan
ideal tentu saling melarutkan satu sama lain secara sempurna.
larutan dengan fraksi mol A = xA dan lapisan lainnya terdiri dari cairan A
murni.Nilai xA adalah kelarutan A dalam B yang dinyatakan dalam fraksi
mol.Jika fraksi mol A dalam B melebihi nilai ini ,maka seperti ditunjukkan oleh
gbr.6.1 tampak bahwa
secara spontan akan meninggalkan larutan untuk masuk ke cairan murninya (A),
sehingga mengurangi xA hingga tercapai nilai kasetimbangan xA.
6
Diagram T-X untuk sistem phenol-air tampak pada gambar 6.2b, apabila
suhu dinaikkan maka kelarutan masing masing zat akan berubah . Kurva kelarutan
akan bertemu di titik yaitu pada suhu konsolut atas(upper consolute temperature)
yang juga disebut suhu larutan kritis (critical solution temperature), t c, di atas tc air
dan phenol akan larut sempurna. Sembarang titik a di bawah lengkungan
menyatakan keadaan sistem yang terdiri dari dua lapisan cairan, yaitu L 1 dengan
komposisi l1 dan L2 dengan komposisi l2 . Massa relativ dari dua lapisan tersebut
dinyatakan oleh aturan Lever, yaitu merupakan perbandingan segmen dari garis
dasi (l1l2).Yaitu :
7
Beberapa zat memiliki baik suhu konsolut atas maupun bawah. Diagram
untuk sistem nikotin-air tampak pada gambar 6.3(b). Suhu konsolut bawah sekitar
610C, suhu konsolut atasnya 210 0C. Semua titik di dalam lengkungan terdapat
dua fase, di luarnya adalah satu fase.
Aturan fase untuk sistem pada tekanan konstan adalah F= C-P+1, dengan
F adalah jumlah variabel selain tekanan yang diperlukan untuk mendeskripsikan
sistem. Untuk sistem dua komponen, F = 3-P. Jika ada dua fase maka hanya perlu
satu variabel untuk mendeskripsikan sistem. Di daerah dua fase jika suhunya
ditentukan maka perpotongan garis dasi dengan kurva akan menghasilkan
komposisi larutan yang bersesuaian. Jika hanya satu fase, F = 2 maka suhu dan
komposisi telah tertentu.
8
Distillasi zat yang tidak larut lebih mudah didiskusikan dari titik pandang
yang berbeda. Perhatikan dua cairan yang tidak larut berada dalam kesetimbangan
dengan uapnya pada suhu tertentu (gambar 6.5). Penghalang hanya memisahkan
cairannya, karena tidak saling larut maka pengambilan penghalang tidak
mempengaruhi apapun. Tekanan uap total adalah jumlah dari tekanan uap cairan
murni:
jika
nA
nB
adalah
jumlah
mol
10
A dan
dalam
uap,
maka
(3.22)
yang menghubungkan massa relatif dari kedua zat yang ada di fase uap terhadap
massa molar dan tekanan uapnya. Jika uap ini diembunkan, pers.(6.3) menyatakan
massa relatif dari A dan B dalam kondensatnya.
Persamaan (6.3) dapat digunakan untuk distillasi uap dari suatu cairan.
Beberapa cairan yang terdekomposisi jika didistillasi secara biasa dapat didistillasi
uap jika zat itu memiliki volatilitas yang cukup di sekitar titik didih air. Di
laboratorium, uap dilewatkan pada cairan yang akan didistillasi uap. Karena
tekanan uap lebih besar daripada komponen yang sama, akibatnya titik didih ada
di bawah titik didih kedua cairan. Selanjutnya titik didih adalah merupakan suhu
invarian sepanjang kedua cairan dan uap ada bersama-sama.Jika tekanan uap dari
zat diketahui meliputi suhu di sekitar 100 0C, pengukuran pada suhu terjadinya
distillasi dan rasio massa pada hasil distillasi, dengan persamaan (6.3).
2.3 Grafik Kesetimbangan fasa
1. Diagram Fasa Air
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P T adalah diagram yang
menyatakan hubungan antara suhu (T) dan tekanan P dengan fase zat (padat, cair,
dan gas). Diagram fase menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di mana suatu
bentuk fase dapat stabil. Diagram fase H2O dapat dilihat pada gambar di bawah
11
ini.
0,0098oC. titik beku dan titik didih pada tekanan 4,58 mmHg mempunyai nilai
yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut. Perhatikan bahwa tekanan
permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat kecil pengaruhnya
terhadap titik beku. Garis B D nyaris vertical terhadap sumbu suhu.
3. Garis sublimasi
Garis A B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis sublimasi
merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada garis sublimasi
menyatakan suhu dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat menyublim.
4. Titik tripel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik
tripel. Titik tripel air adalah 0,0098oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik
tripelnya, ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam
kesetimbangan.
13
Gambar 2. Diagram fasa karbon dioksida Titik tripel X (56,4 C; 5,11 atm), titik
sublimasi Y (78,5 C; 1 atm), dan titik kritis Z (31,1 C; 73,0 atm).
Perubahan fasa dari padat ke cair dan selanjutnya menjadi gas (pada
tekanan tetap) dapat dipahami dengan melihat kurva energi bebas Gibbs terhadap
suhu atau potensial kimia terhadap suhu.
Gambar 3.2. Kebergantungan energi Gibbs pada fasa fasa padat, cair dan
gas terhadap suhu pada tekanan tetap
Lereng garis energi Gibbs ketiga fasa pada gambar 3.2. mengikuti persamaan
Nilai entropi (S) adalah positif. Tanda negatif muncul karena arah lereng yang
turun. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Sg > Sl > Ss.
2.5 .Turunan Rumusnya
2.5.1 Persamaan Clapeyron
Bila dua fasa dalam sistem satu komponen berada dalam kesetimbangan, kedua
fasa tersebut mempunyai energi Gibbs molar yang sama. Pada sistem yang
memiliki fasa dan ,
G = G ..
(3.4)
Jika tekanan dan suhu diubah dengan tetap menjaga kesetimbangan, maka
dG = dG
15
(3.5)
Karena
maka
Bila
maka persamaan 3.10 menjadi
16
Persamaan
3.18
disebut
Persamaan
Clausius
Clapeyron.
Dengan
17
TAMBAHAN MATERI
Kondensasi Dan Didih : Nukleasi
Penguapan dan didih cairan , dan kondensasi dari gas ( uap ) adalah bagian
biasa seperti kehidupan kita sehari-hari bahwa kita hampir tidak memberi mereka
pikiran . Setiap kali kita merebus air untuk membuat pot teh dan melihat awan uap
di atas teko , kita mengamati ini yang paling umum dari semua perubahan fase .
Bagaimana kita bisa memahami perubahan ini dalam hal tekanan uap ?
Gambar 7.5.6 plot uap tekanan sebagai fungsi temperatur dapat mewakili
air atau cairan lainnya . Ketika kita mengatakan ini adalah plot uap bertekanan ,
kita berarti bahwa setiap titik pada kurva merupakan kombinasi suhu dan tekanan
uap di mana cairan ( hijau ) dan uap ( biru ) dapat hidup berdampingan . Jadi pada
titik didih normal , didefinisikan sebagai suhu di mana tekanan uap adalah 1 atm ,
keadaan dari sistem sesuai dengan titik berlabel 3 .
Misalkan kita pilih sembarang titik 1 pada suhu dan tekanan di mana
hanya negara gas stabil . Kami kemudian menurunkan suhu sehingga untuk
memindahkan titik negara terhadap titik 2 di wilayah cair. Ketika titik negara jatuh
pada garis tekanan uap , dua fase dapat hidup berdampingan dan kami akan
mengharapkan beberapa cairan mengembun . Setelah titik negara bergerak ke kiri
dari garis tekanan uap , substansi akan sepenuhnya dalam fase cair . Ini
18
seharusnya apa yang terjadi ketika " steam " (sebenarnya air kecil tetes ) bentuk di
atas panci air mendidih .
Proses sebaliknya harus bekerja dengan cara yang sama : dimulai dengan
suhu di kawasan cair , tidak ada yang terjadi sampai kita mencapai garis tekanan
uap , di mana titik cair mulai berubah menjadi uap . Pada suhu yang lebih tinggi ,
hanya uap tetap . Ini adalah teori , tapi tidak lengkap . Faktanya adalah bahwa uap
akan umumnya tidak mengembun menjadi cair pada titik didih ( juga disebut titik
kondensasi atau titik embun ) , dan cairan umumnya tidak akan mendidih pada
titik didihnya .
Diagram Fasa
Suhu dan tekanan di mana fase diberikan suatu zat stabil ( yaitu, dari mana
molekul memiliki kecenderungan melarikan diri terendah ) adalah sifat penting
dari zat apapun . Karena baik suhu dan tekanan adalah faktor , adalah kebiasaan
untuk merencanakan daerah stabilitas berbagai tahapan dalam P - koordinat T ,
seperti pada diagram fase generik ini untuk zat hipotetis .
19
Karena tekanan dan temperatur dapat bervariasi rentang yang sangat luas ,
itu adalah praktek umum untuk menggambar diagram fase dengan non - linear
atau koordinat terdistorsi . Hal ini memungkinkan kita untuk mengungkapkan
banyak informasi dengan cara yang kompak dan untuk memvisualisasikan
perubahan yang tidak dapat diwakili di sebidang linear - skala . Adalah penting
bahwa Anda dapat menafsirkan diagram fase , atau alternatif , membangun satu
kasar ketika diberi data yang sesuai . Ambil catatan khusus dari hal-hal berikut :
1. Tiga daerah berwarna pada diagram adalah rentang tekanan dan suhu di
mana fase tersebut adalah satu-satunya yang stabil .
2. Tiga baris yang terikat daerah ini mendefinisikan semua nilai ( P , T ) di
mana dua fase dapat hidup berdampingan ( yaitu, berada dalam
keseimbangan ) . Perhatikan bahwa salah satu garis-garis ini adalah kurva
tekanan uap cairan seperti dijelaskan di atas . The " sublimasi kurva "
hanya kurva tekanan uap padat . Kemiringan garis tergantung pada
perbedaan kepadatan dua fase .
3. Dalam rangka untuk menggambarkan fitur penting dari diagram fase
selama rentang yang sangat luas dari tekanan dan temperatur mereka
mencakup,sumbu biasanya tidak digambar dengan skala , dan biasanya
sangat terdistorsi . Ini adalah alasan bahwa " mencair kurva " terlihat
seperti garis lurus di sebagian besar diagram tersebut.
4. Di mana tiga kurva bernama berpotongan, semua tiga fase dapat hidup
berdampingan. Kondisi ini hanya dapat terjadi pada nilai unik ( P, T )
dikenal sebagai triple point . Karena semua tiga fase berada dalam
kesetimbangan pada triple point, tekanan uap mereka akan sama pada suhu
ini .
5. Garis yang memisahkan wilayah Cairan dan uap yang berakhir pada titik
kritis . Pada suhu dan tekanan yang lebih besar dari suhu kritis dan
tekanan, tidak ada fase cair terpisah ada. Kita menyebut negara ini hanya
sebagai cairan, meskipun cairan superkritis istilah juga umum digunakan .
Cara terbaik untuk memastikan Anda memahami diagram fase adalah untuk
membayangkan bahwa Anda memulai pada suhu dan tekanan tertentu , dan
20
kemudian mengubah hanya salah satu dari parameter ini , menjaga yang lain
konstan . Anda akan melintasi jalur horizontal atau vertikal pada diagram fase ,
dan akan ada perubahan dalam keadaan setiap kali jalan Anda melintasi garis .
Dari kepentingan khusus adalah jalur horizontal ( ditunjukkan dengan garis biru
pada diagram di atas ) sesuai dengan tekanan 1 atmosfer ; baris ini mendefinisikan
normal leleh dan titik didih suhu suatu zat .
Diagram fasa karbondioksida
Hal yang paling menonjol dari perilaku fase yodium adalah perbedaan
kecil ( kurang dari satu derajat ) antara suhu yang triple point 1 dan titik leleh 2.
Bertentangan dengan kesan banyak orang , tidak ada yang benar-benar khusus
tentang kecenderungan yodium untuk luhur , ( . " barus " ) yang dibagi oleh
banyak kristal molekul termasuk es dan naftalena tekanan uap yodium pada suhu
kamar benar-benar sangat kecil - hanya sekitar 0,3 torr ( 40 Pa ) .suatu fakta
bahwa yodium padat memiliki bau yang kuat dan dikelilingi oleh uap ungu dalam
wadah tertutup terutama konsekuensi dari kemampuannya yang kuat untuk
menyerap cahaya hijau ( daun merah biru dan yang membuat ungu ) dan
sensitivitas tinggi dari hidung kita untuk uapnya .
Sulfur
menunjukkan
perilaku
fase
yang
sangat
rumit
yang
membingungkan ahli kimia selama lebih dari satu abad ; apa yang Anda lihat di
sini adalah diagram fase sangat disederhanakan ditunjukkan pada sebagian besar
buku pelajaran . Kesulitan timbul dari kecenderungan molekul S8 untuk memecah
ke dalam rantai ( terutama di cairan di atas 159 C ) atau untuk mengatur ulang
menjadi cincin dari berbagai ukuran ( S6 untuk S20 ) . Bahkan uap dapat berisi
campuran spesies S2 melalui S10 .
Diagram fase belerang berisi fitur baru : ada dua fase padat , belah ketupat
dan monoklinik . Nama-nama mengacu pada struktur kristal di mana molekul S8
mengatur diri mereka sendiri . Hal ini menimbulkan tiga poin tiga, yang
ditunjukkan oleh angka pada diagram .
Ketika sulfur belah ketupat ( fase suhu rendah yang stabil ) dipanaskan
secara perlahan , berubah menjadi bentuk monoklinik pada 114 C , yang
kemudian meleleh pada 119 . Tetapi jika bentuk monoklin dipanaskan dengan
cepat molekul tidak punya waktu untuk mengatur ulang sendiri , sehingga susunan
belah ketupat tetap sebagai fase metastabil sampai meleleh pada 119-120 .
Pembentukan lebih dari satu fase padat tidak jarang - pada kenyataannya , jika
salah satu mengeksplorasi ke dalam tekanan yang sangat tinggi ( lihat di bawah ) ,
tampaknya menjadi aturan .
23
sifat
makroskopik
nya.
Sekilas
diagram
fase
He4He4
24
Air , seperti kebanyakan zat lain , menunjukkan banyak bentuk padat pada
tekanan yang lebih tinggi ( Gambar 7.5.22 ) . Sejauh ini , lima belas fase es yang
berbeda telah diidentifikasi ; ini ditunjuk oleh angka Romawi es - I melalui es
XV . Ice -I bisa eksis dalam dua modifikasi ; kisi kristal es - Ic adalah kubik ,
sedangkan es lh adalah heksagonal . Yang terakhir sesuai dengan es biasa yang
kita semua tahu . Sungguh menarik untuk dicatat bahwa beberapa fase tekanan
tinggi es bisa eksis pada suhu lebih dari 100 C .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun dari pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:
25
1. Fasa adalah bagian yang serbasama dari suatu sistem yang dapat dipisahkan
secara mekanik, serbasama dalam hal komposisi kimia dan sifat sifat fisika.
2. Penentuan jumlah komponen adalah dengan menentukan jumlah total spesi kimia
dalam sistem dikurangi dengan jumlah reaksi reaksi kesetimbangan yang
berbeda yang dapat terjadi antara zat zat yang ada dalam sistem tersebut.
3. Derajat kebebasan didefinisikan sebagai jumlah minimum variabel intensif yang
harus dipilih agar keberadaan variabbel intensif dapat ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Castelan, Gilbert, W. 1983. Physical Chemistry Third Edition. Amerika:
University of Maryland
26
M. Fogiel, 1992, The Essentials of Physical Chemistry II, Nex Jersey : Research
andEducation Association
Surdia NM, 1980, Kimia Fisika I (terjemahan Robert A. Alberty dan F Daniels),
cetakan ke 5, John Willey and Sons.
Bahan-Paparan-KF2-2012
LAMPIRAN
Contoh soal
27
1. Tiga mol aseton dan 2 mol kloroform dicampur pada suhu 35 oC. Tekanan
uap jenuh aseton dan kloroform pada suhu tersebut adalah 360 dan 250
torr.
a. Bila larutan tersebut dianggap ideal, hitung tekanan uap larutan tersebut
b. Bila larutan tersebut mempunyai tekanan uap sebesar 280 torr,
bagaimanakah komposisi cairan awal campuran tersebut
Jawab:
Diket : n aseton = 3 mol
N kloroform = 2 mol
T campuran = 35oC
P aseton = 360 torr
P kloroform = 250 torr
Dit : a. P total .?
b.X aseton dan X kloroform.?
28
Jawab:
Karena gunung es, larutan air dan uap air semua terdiri dari satu macam
zat kimia, maka hanya ada satu komponen yaitu H2O.
3. Diagram fasa cair-cair 25 g A dan 60 g B dicampur pada 25 oC, dan pada
temperatur ini sistem membentuk dua fasa. Bila berat B pada fasa I 15%
dan pada fasa II 80%, hitung massa tiap fasa dalam kesetimbangan.
Jawab:
Diket : mA = 25 gr
mB = 60 gr
mB fasa 1 = 115 %
mA fasa II = 80 %
Dit : massa tiap fasa .?
Penyelesaian :
4. sistem anilin(A)-air(B) pada 98,4oC. Tekanan uap anilin pada suhu ini
sekitar 42 mmHg, sementara air sekitar 718 mmHg. Tekanan uap total
adalah 718+42= 760 mmHg, sehingga campuran ini mendidih pada 98,4 oC
29
pada 1 atm.Massa anilin yang terdistillasi tiap 100 gram air yang terbentuk
adalah ?
jawab :
Diket : wB = 100 gr,
PA = 42 mmHg ,
PB = 718 mmHg ,
MrA = 94 gr /mol,
MrB = 18 gr /mol
Dit : WA.?
Penyelesaian :
5.
setiap sistem fase tunggal. Tunjukan banyaknya hubungan R antara spesiesspesies (reaksi-reaksi pada kesetimbangan, kenetralan muatan). Kemudian
Jawab :
banyaknya komponen adalah banyaknya spesies dikurangi dengan
banyaknya hubungan: C = S R.
(1) spesies yang ada adalah molekul air dan molekul sukrosa sehingga S =
2. di antara molekul-molekul itu tidak ada hubungan, sehingga R = 0. oleh karena
itu, C = 2.
(2) spesies yang ada adalah molekul H2O, ion Na+ dan ion Cl-, sehingga S =
3. karena larutan itu bermuatan listrik netral, maka jumlah ion Na+ sama dengan
ioni Cl-. Oleh karena itu, ada suatu hubungan, dan R = 1. Konseuensinya, C = 3 -1
= 2.
(3) spesies yang ada dalam asam fosfat encer adalah H2O, H3PO4, H2PO4-,
HPO4-2, PO4-3, H+, maka S = 6. namun, ionisasi asam itu ada pada kesetimbangan:
30
H3PO4 (aq)
H2PO4- (aq)
HPO4-2 (aq)
PO4-3 + H+ (aq)
31