Anda di halaman 1dari 77

Worksheet Electrochemistry

Disusun Oleh:

Diana Kholida

KB 2018

18030234015

S1 Kimia

Jurusan Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Surabaya

2020
Page 2

1. Describe the difference between an atom and an ion.


 Atom adalah satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom yang dikelilingi
oleh awan elektron yang bermuatan negatif.
 Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion dapat
memiliki muatan positif (kation) maupun muatan negatif (anion).

2. Write a chemical equation that shows the formation of the following ions
a. Bromide ions fom a bromine molecule

Br + e- → Br-

b. Cooper(III) ions from a copper atom

Cu → Cu2+ + 2e-

c. Phosphide ions from a phosphorus molecule

P + 3e- → P3-

3. Ketika atom logam membentuk ion, atom kehilangan elektron untuk membentuk
ion bermuatan positif

4. Ketika atom non-logam membentuk ion, atom memperoleh elektron untuk


membentuk ion bermuatan negatif

5. Write a chemical equation to show how the following substances behave when
placed in water.
a. Calcium Iodide

CaI2(s) + H2O(l) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)


Atom kalsium menggantikan salah satu atom hidrogen dalam molekul air.
Reaksi antara kalsium dan air adalah salah satu jenis reaksi penggantian
tunggal. Selain itu, ketika CaI2 dilarutkan dalam air (H2O) ia akan
berdisosiasi (larut) menjadi ion Ca2+ dan ion I-. Untuk menunjukkan bahwa
ion Ca2+ dan ion I- larut dalam air, kita dapat menulis fasa (aq) untuk masing-
masing ion. Persamaan untuk CaI2 dan H2O kadang-kadang tidak dianggap
sebagai reaksi kimia karena mudah mengubah dari ion Ca 2+ dan ion I-
kembali ke CaI2 (membiarkan H2O menguap). Pada saat yang sama, CaI2
adalah substansi yang sangat berbeda dari ion Ca2+ dan ion I-. Kalsium iodida
mudah larut dalam air dingin maupun air panas.

b. Perchloric acid

HClO4(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + ClO4-(aq)

Asam perklorat dalam air akan mengalami oksidasi bertingkat, oksidasi


pertama akan menghasilkan ion H3O+ dan ClO4-. Asam perklorat mempunyai
sifat fisik mudah larut dalam air.

c. Chlorous acid

HCl(g) + H2O(l) → H+(aq) + Cl-(aq)

Kerika HCl ditambahkan ke dalam H 2O, maka HCl akan terdisosiasi dan
membentuk ion H+ dan Cl-. Karena ion H+ (proton) dan Cl- (elektron)
dilarutkan dalam air, kita dapat menyebutnya H+(aq) dan Cl-(aq). Ketika
ditempatkan dalam air, ion H+ akan bergabung dengan H2O untuk
membentuk ion H3O+ (ion hidronium). HCl adalah senyawa yang mudah
larut dalam air.

d. Ammonia
NH3(g) + H2O(l) → NH4OH(aq)

Senyawa amonia dapat dijumpai dalam bentuk cair maupun gas. Amonia
larut dalam air. Perbandingannya 1 liter air berbanding dengan 1300 liter
volume gas amonia. Karena kelarutannya dalam air sangat tinggi sehingga
gas ini jarang dijumpai di atas permukaan air.

e. Chlorine

Cl2(g) + H2O(l) → H3O+(aq) + 2Cl-(aq)

Klorin mudah larut dalam air, sehingga ketika klorin direaksikan dengan air,
ia akan berdisosiasi membentuk ion H3O+ (ion hidronium) dan ion 2Cl-
(klorida).

f. Copper(II) sulfate
CuSO4(aq) + H2O(l) → CuSO4.5H2O(s)
CuSO4.5H2O(s) + H2O(l) → Cu2+(aq) + SO42-(aq)

Ketika CuSO4 atau CuSO4.5H2O dilarutkan dalam H2O (air), mereka akan
berdisosiasi (larut) ion Cu2+ dan ion SO42-. Untuk menunjukkan bahwa ion
Ca2+ dan ion I- larut dalam air, kita dapat menulis fasa (aq) untuk masing-
masing ion.

6. Predict the products of the following reactions, and write a net ionic equation.
Then write the oxidation and reduction half reactions.
a. Zn(s) + 2 AgNO3(aq) → 2 Ag(s) + Zn(NO3)2(aq)
Oksidasi Setengah Reaksi : Zn → Zn2+ + 2e-
Reduksi Setengah Reaksi : 2 Ag+ + 2e- → 2 Ag

b. Cl2(aq) + 2 KI(aq) → I2(aq) + 2 KCl(aq)


Oksidasi Setengah Reaksi : 2 I- → I2 + 2e-
Reduksi Setengah Reaksi : Cl2 + 2e- → 2 Cl-
c. NaCl(aq) + CuSO4(aq) → Na2SO4(aq) + CuCl2(aq)
Tidak terjadi reaksi oksidasi dan reduksi

Page 3

Operational and Theoretical Definitions

1. Write an empirical definition for each of the following terms.


a. Reduction
Reduksi adalah penambahan elekton dari sebuah molekul, atom, atau ion
sehingga terjadi penurunan bilangan oksidasi. Molekul, atom, atau ion yang
mengalami reduksi disebut oksidator.
b. Oxidation
Oksidasi adalah pelepasan elektron dari sebuah molekul, atom, atau ion
sehingga terjadi peningkatan bilangan oksidasi. Molekul, atom, atau ion
yang mengalami oksidasi disebut reduktor.
c. Metallurgy
Metalurgi adalah salah satu bidang ilmu dan teknik bahan yang mempelajari
tentang perilaku fisika dan kimia dari unsur-unsur logam, senyawa-senyawa
antar logam, dan paduan-paduan logam yang disebut aloi atau lakur.
d. Reducing Agent
Agen pereduksi adalah senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk
mereduksi senyawa lain dan dikenal sebagai reduktor.
e. Oxidizing Agent
Agen pengoksidasi adalah senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan
untuk mengoksidasi senyawa lain dan dikenal sebagai oksidator.

2. For each of the following equations


 Classify as oxidation or reducing according to the empirical (operational)
definition.
 Identify the oxidizing or reducing agent
a. 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
0 0 +3 -2
Oksidasi
Reduksi

Fe adalah agen pereduksi


O2 adalah agen pengoksidasi
b. 2PbO(s) + C(s) →2Pb(s) + CO2(g)
+2 -2 0 0 +4 2(-2)
Oksidasi
Reduksi

C adalah agen pereduksi


PbO adalah agen pengoksidasi
c. NiO(s) + H2(g) → Ni(s) + H2O(l)
+2 -2 0 0 2(+1) -2
Reduksi
Oksidasi
H2 adalah agen pereduksi
NiO adalah agen pengoksidasi
d. Sn(s) + Br2(l) → SnBr2(s)
0 0 +2 -2
Oksidasi
Reduksi

Sn adalah agen pereduksi


Br2 adalah agen pengoksidasi

3. What class of elements behaves as oxidizing agents for metals?


Non-logam, karena elemen non-logam memiliki tingkat keelektronegatifan yang
tinggi.

4. Write theoretical definitions for each of the following


a. Redoks Reaction
Reaksi oksidasi-reduksi (redoks) adalah jenis reaksi kimia yang melibatkan
transfer elektron antara dua spesies. Reaksi reduksi oksidasi adalah reaksi
kimia apa pun di mana bilangan oksidasi molekul, atom, atau ion berubah
dengan mendapatkan atau kehilangan elektron. Reaksi redoks umum dan
vital untuk beberapa fungsi dasar kehidupan, termasuk fotosintesis, respirasi,
pembakaran, dan korosi atau karat.
b. Reduction
Reduksi adalah penambahan elekton dari sebuah molekul, atom, atau ion
sehingga terjadi penurunan bilangan oksidasi. Molekul, atom, atau ion yang
mengalami reduksi disebut oksidator.
c. Oxidation
Oksidasi adalah pelepasan elektron dari sebuah molekul, atom, atau ion
sehingga terjadi peningkatan bilangan oksidasi. Molekul, atom, atau ion
yang mengalami oksidasi disebut reduktor.

5. For each of the following equations, write the oxidation and reductions half
reactions.
a. Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
Oksidasi Setengah Reaksi : Zn → Zn2+ + 2e-
Reduksi Setengah Reaksi : Cu2+ + 2e- → Cu
b. Mg(s) + 2H+(aq) → Mg2+(aq) + H2(g)
Oksidasi Setengah Reaksi : Mg → Mg2+ + 2e-
Reduksi Setengah Reaksi : 2H+ + 2e- → H2

Page 4

Identifying Redox Reactions using Oxidation Numbers

1. H2SO4 + Ca(OH)2 → CaSO4 + 2H2O


+1+6-2 +2 -2 +1 +2+6-2 +1 -2
Tidak terjadi reaksi reduksi maupun reaksi oksidasi karena persamaan reaksi di
atas merupakan reaksi asam basa.

2. 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)


0 0 +3 -2
Oksidasi
Reduksi

3. C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l)


8/3 +1 0 +4 -2 +1 -2
Oksidasi
Reduksi

4. CO2(g) + H2O(l) → H2CO3(aq)


+4 -2 +1 -2 +1+4 -2
Tidak terjadi reaksi reduksi maupun reaksi oksidasi

5. Cr2O72- + C2H5OH → 2Cr3+ + 3CH3COOH + H2O


+6 -2 -2 +3 0 +1 -2
Reduksi
Oksidasi

6. 2H2O2(l) → 2H2O(g) + O2(g)


+1 -1 +1 -2 0
Reduksi
Oksidasi

Page 5

Using Oxidation Numbers to Balance Redox Reactions

Step 1: Write the skeleton equation, if not already given.


Cr2O72- + I- → I2 + Cr3+

Step 2: Assign oxidation numbers and note any changes.

Cr2O72- + I- → I2 + Cr3+

+7 -1 0 +3

Oksidasi

Reduksi

Step 3: Separate the equation into two half reactions. Balance the atoms, excepting O
and H in each equation.

Oksidasi : 2I- → I2

Reduksi : Cr2O72- → Cr3+

Step 4: Balance electrons in each half reaction by looking at the change in oxidation
numbers.

• in oxidation, electrons will be the product


• in reduction, electrons will be the reactant.
Oksidasi : 2I- → I2 + 2e-

Reduksi : Cr2O72- + 6e- → 2Cr3+

Step 5

2I- → I2 + 2e- x7

Cr2O72- + 7e- → 3Cr3+ x2

2Cr2O72- + 14I- → 7I2 + 6Cr3+

Step 6

14H+ + 2Cr2O72- + 14I- → 7I2 + 6Cr3+ + 7H2O


1. Example 1 MnO4- → Mn2+

Step 1

8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O

Step 2

8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O

+7 -2 +2 +1 -2

Reduksi

Step 3

Reduksi : MnO4- → Mn2+

Step 4

Reduksi : 5e- + 8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O

Step 5

5e- + 8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O

Step 6

5e- + 8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O

Page 6

2. Example 2

Step 1

H2S(g) + H2O2(aq) → S(s) + 2H2O(l)

Step 2

H2S(g) + H2O2(aq) → S(s) + 2H2O(l)


+1 -2 +1 -1 0 +1 -2

Oksidasi

Reduksi

Step 3

Oksidasi : S2- → S

Reduksi : O-1 → O-2

Step 4

Oksidasi : S2- → S + 2e-

Reduksi : O-1 + e- → O-2

Step 5

S2- → S + 2e- x1

2O-1 + e- → 2O-2 x2

S2- + 2O-1 → S+ 2O-2

Step 6

S2- + 2O-1 → S+ 2O-2

3. Example 3

Step 1

3HNO2 → HNO3 + 2NO + H2O

Step 2
3HNO2 → HNO3 + 2NO + H2O

+1+3-1 +1+5-2 +2-2 +1-2

Oksidasi

Reduksi

Step 3

Oksidasi : N3+ → N5+

Reduksi : N3+ → N2+

Step 4

Oksidasi : N3+ → N5+ + 2e-

Reduksi : N3+ + e- → N2+

Step 5

N3+ → N5+ + 2e- x1

N3+ + e- → N2+ x2

3N3+ → N5+ + 2 N2+

Step 6

3N3+ → N5+ + 2 N2+

Assignment: Balancing Redox Reactions Using Oxidation Numbers.


1. MnO4-(aq) + C2O42-(aq) → Mn2+ (aq) + CO2(g) (acidic solution)
Jawab :
2 MnO4-(aq) + 16 H+ + 5 C2O42-(aq) → 2 Mn2+(aq) +10 CO2(g) + 8 H2O

2. CuO + NH3 → N2 + H2O + Cu (neutral solution)


Jawab :
3 CuO + 2 NH3 → N2 + 3 H2O + 3 Cu

3. CH3OH + MnO4– → Mn2+ + CH2O (acidic solution)


Jawab :
5 CH3OH + 2 MnO4– + 6 H+ → 2 Mn2+ + 5 CH2O + 8 H2O

4. H2 + Fe2O3 → FeO + H2O ( neutral solution )


Jawab :
H2 + Fe2O3 → 2 FeO + H2O

5. Fe2+ + Cr2O72– → Cr3+ + Fe3+ (acidic solution)


Jawab :
6 Fe2+ + Cr2O72– + 14 H+ → 2 Cr3+ + 6 Fe3+ + 7 H2O

6. H2O2 + Fe2+ → Fe3+ + H20 (acidic solution)


Jawab :
H2O2 + 2 Fe2+ + 2 H+ → 2 Fe3+ + 2 H20

7. Photosynthesis
Jawab :
6CO2 + 6 H2O → C6H12O6 + 6O2

Page 8

8. PbSO4 + PbSO4  Pb + PbO2 + 2SO42-

+2 (-2) red 0

+2 (+2) oks +4

PbSO4 + PbSO4  Pb + PbO2 + 2SO42

2PbSO4  Pb + PbO2 + 2SO42 penyetaraan H dan O


2H2O + 2PbSO4  Pb + PbO2 + 2SO42 + 4H+

9. Cl2 + H2O  HOCl + H+ + Cl-

0 (-1) red -1

0 (+1) oks +1

Cl2 + H2O  HOCl + H+ + Cl-

Cl2 + H2O  HOCl + H+ + Cl-

Page 9

Spontaneous Redox Reaction Assignment


1. A student is required to store an aqueous solution of iron (III) nitrate. She has a
choice of a copper, tin, iron, or silver container. Use the redox table to predict
which container would be the most suitable. Explain your reasoning.
Jawab :
Memilih wadah perak karena jika mengunakan wadah perak reaksi redoks reaksi
tidak spontan.

2. An analytical chemist reacts an unknown metal, X, with a copper (II) sulfate


solution. The copper forms a coating (plates) on the metal X. X does not react
with aqueous zinc nitrate.
a. What is the order in which these metallic ions tend to react? Place the most
reactive first.
Jawab :
Menurut bukti dan aturan spontanitas, ion logam dalam rangka
kecenderungan menurun untuk bereaksi tercantum di bawah ini
Cu2+ (aq) + 2e  Cu (s)
X2+ (aq) + 2e  X (s)
Zn2+ (aq ) + 2e  Zn (s)

b. What groups of metals are eliminated as a possible identity of the unknown


metal X?
Jawab :
Logam X harus antara tembaga dan seng dalam tabel setengah reaksi. Ini
menghilangkan semua logam Golongan 1, 2, dan 3 sebagai kemungkinan
identitas untuk Logam X. Kelompok 1, 2, dan 3 logam adalah zat pereduksi
yang lebih kuat daripada seng.

c. What other solutions might be chosen to help identify the metal?


Jawab :
Solusi berair dari ion logam antara ion tembaga dan seng dalam tabel
kekuatan relatif oksidator dan reduktor dapat digunakan untuk membantu
mempersempit kemungkinan apa yang mungkin menjadi Logam X. Beberapa
kemungkinan solusi yang dapat digunakan adalah larutan ion timbal (II), nikel
(II), kobalt (II), kadmium (II), kromium (III), dan besi (III).

3. Why is gold more commonly found as a pure solid and not as an ore?
a. Does this help explain why it is a good choice for jewelry?
Jawab :
Karena emas merupakan logam yang inert. Yang memiliki ikatan kovalen
yang menyebabkan sulit bereaksi.

4. Why is lithium metal so rare?


Jawab :
Karena logam litium sangat reaktif.

5. Write the reduction and oxidation half reactions for Sn2+ (aq), Fe2+ (aq), Cr2+
(aq), and H2O(l).
Jawab :
Fe2+ (aq) + 2e  Fe (s)

Sn2+ (aq) + 2e  Sn (s)

Cr2+ (aq) + 2e  Cr (s)

2H2O(l)  4H+(aq) + O2(g) + 4e-

2H2O(l) + 2e-  H2(g) + 2OH-(aq)

Page 10

1. Co2+(aq) + Zn(s) → Co(s) + Zn2+(aq)


Mg2+ (aq)+ Zn(s) → no evidence of reaction

Co2+(aq) + 2e  Co(s)
Zn2+(aq) + 2e  Zn(s) kenaikan potensial Reduksi
Mg2+ (aq) + 2e  Mg(s)

Co2+ Zn2+ Mg2+


Co x x X
Zn v x X
Mg v v X

2. Be (s) + Cd2+(aq) → Be2+(aq) + Cd(s) O /R


Cd (s) + 2H+(aq) → Cd2+(aq) + H2(g) O/R
Ca2+(aq) + Be(s) → no evidence of reaction R/O
Cu(s) + H+(aq) → no evidence of reaction R/O

Cu(s)  Cu2+(aq) + 2e (aq)


H2(g)  2H+(aq) + 2e (aq)
Cd(s)  Cd2+(aq) + 2e (aq) Potensial Reduksi
Ca(s)  Ca2+ (aq) + 2e (aq)
Be(s)  Be2+(aq) + 2e (aq)

Cu2+ H+ Cd2+ Ca2+ Be2+


Cu x x x x x
H2 v x x x x
Cd v v x x x
Ca v v v x x
Be v v v x x

3. Cu(s) + I2(aq)  Cu2+(aq) + 2I- (aq)


2I-(aq) + 2Ag+(aq)  I2(aq) + 2Ag(s)
2I-(aq) + Br2(aq)  I2(aq) + 2Br-(aq)
Cu(s) + 2Ag+(aq)  Cu2+(aq) + 2Ag(s)
Cu(s) + Br2(aq)  Cu2+(aq) + 2Br-(aq)
2Ag(s) + Br2(aq)  2Ag+(aq) + 2Br-(aq)

4. Cl2 (g) + 2Br - (aq)  2Cl- (aq) + Br2(aq)


2Ag(s) + Br2(aq)  2Ag+ (aq) + 2Br - (aq)
2Ag(s) + I2(aq)  Ag+ (aq) + 2I – (aq)

Cl- Br- Ag+ I2


Cl2 x v x x
Br2 v x v x
Ag v x v v
I- x x v x

5. Data table redoks

X- Y- Z- W-
X2 x v x v
Y2 v x v x
Z2 v x v v
W2 v x v x

Page 11

Worksheet : predicting redox reactions using the half-reaction table


1. Write the redox reaction and predict the spontaneity for the following :

a. Concentrated nitrous acid is poured on to a strip of zine


K : 2H+ (aq) + 2e- → H2 (g) E° = 0
A : Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e- E° = +0,76
Redoks: 2H+ (aq) + Zn(s) → H2 (g) + Zn (s) E°sel = +0,76
Reaksi berjalan spontan

b. Hydrochloric acid is poured onto a gold ring


K : 2H+ (aq) + 2e- → H2 (g) E° = 0
A : 2Cl- (aq) → Cl2 (s) + 2e- E° = - 1,36
Redoks: 2H+ (aq) + 2Cl- (aq) → H2 (g) + Cl2 (s) E°sel = - 1,36
Reaksi berjalan tidak spontan

c. Aluminium lawn furniture is exposed to the action of wind (O 2) and rain


(H2O)
K : 2H+ (aq) + 2e- → H2 (g) x 3 6H+ (aq) + 6e- → 3H2 (g) E° = 0
A : Al (s) → Al3+ (aq) + 3e- x 2 2Al (s) → 2Al3+ (aq) + 6e- E° = +
1,66
Redoks: 6H+ (aq) + 2Al (s) → 3H2 (g) + 2Al3+ (aq) E°sel = +
1,66
Reaksi berjalan spontan

d. Tin (II) bromide solution is added to acidic potassium permanganate solution


K : K+ (aq) + e- → K (s) x 2 2K+ (aq) + 2e- → 2K (s) E° = -2.93
A : Sn (s) → Sn2+ (aq) + 2e- x 1 Sn (s) → Sn2+ (aq) + 2e- E° = +0,14
Redoks: 2K+ (aq) + Sn (s) → 2K (s) + Sn2+ (aq0 E°sel = -1,79
Reaksi berjalan tidak spontan
e. An aqueous solution of potassium permanganate was reacted with an acidic
solution of sodium bromide
K : Mn2+ (aq) + 2e- → Mn (s) E° = +1,51
A : 2Br- (aq) → Br2 (l) +2e- E° = +1,06
Redoks: Mn2+ (aq) + 2Br- (aq) → Mn (s) + Br2 (l) E°sel = +0,41
Reaksi berjalan spontan

f. A strip of silver metal is placed in solution of nickel (II) chloride


K : Ni2+ (aq) + 2e- → Ni (s) E° = - 0,28
A : Ag (s) → Ag+ (aq) + 2e- E° = - 0,80
Redoks: Ni2+ (aq) + Ag (s) → Ni (s) + Ag+ (aq) E°sel =
-1,08
Reaksi berjalan tidak spontan

Page 12

g. Liquid mercury is mixed with an acidified paste of manganese (IV) acide


K : Mn2+ (aq) + 2e- → Mn (s) E° = +1,51
A : 2Hg (l) → Hg22+ (aq) + 2e- E° = - 0,85
Redoks: Mn2+ (aq) + 2Hg (l) → Mn (s) + Hg22+ (aq) E°sel = - 0,66
Reaksi berjalan tidak spontan

h. Hydrogen peroxide and silver nitrate solutions are mixed


K : Ag+ (aq) + 2e- → Ag (s) x2
A : 2H2O (l) → H2O (aq) + 2H+ (aq) + 2e- x1
K : 2Ag+ (aq) + 4e- → 2Ag (s) E° = +0,80
A : 2H2O (l) → H2O (aq) + 2H+ (aq) + 2e- E° = -1,77
Redoks: 2Ag+ (aq) + 2H2O (l) → 2Ag (s) + H2O (aq) + 2H+ (aq) E° sel =
-0,97
Reaksi berjalan tidak spontan
i. Potassium metal is placed in water
K : 2H2O (l) + 2e- → 2OH- (aq) + H2 (g) E° = -0,83
A : K+ (s) → K+ (aq) + 2e- E° = +2,93
Redoks: 2H2O (l) + K+ (s) → 2OH- (aq) + H2 (g) + K+ (aq) E°sel = + 2,1
Reaksi berjalan spontan

j. In a car battery, lead and lead (IV) oxide electrodes are exposed to a sulfuric
acid electrolyte
K : 2H+ (aq) + 2e- → H2 (g) E° = 0
A : Pb (s) + SO42- (aq) → PbSO4 (s) + 2e- E° = +0,31
Redoks: 2H+ (aq) + Pb (s) + SO42- → H2 (g) + PbSO4 (s) E°sel = +
0,31
Reaksi berjalan spontan

2. Use the following hypothetical reaction to answer the next question :


Q2 (g) + 2R- (aq) → R2 (l) + 2Q- (aq)
a. write the half reaction for the species that gains electrons. Is this oxidation or
reduction ?
K : Q2 (g)+ 2e- → 2Q- (aq)
b. write the half reaction for the species that loses electrons. Is this oxidation or
reduction ?
A : 2R- (aq) → R2 (l) + 2e-
c. Which species is the oxidizing agent : Q-
d. Which species is the reducing agent : R2
e. Identify the species that has the greatest stength of attraction of electrons : Q2
f. Identify the species that has the least stength of attraction of electrons : R-

Page 13

Redox Stoichiometry: Show your work for each question.


1. A 10.0 mL acidified sample of a 0.0774 mol/L solution of
FeSO4•(NH4)2SO4•6H2O (aq) is titrated with an average volume of 13.6 mL
of KMnO4 (aq). Calculate the concentration of the KMnO4 (aq) (11.4
mmol/L)
V1 = 10 mL ; V2 = 13,6 mL ; M1 = 0,0774 mol/L ; M2 = ?

V1 . M1 = V2 . M2

10 mL . 0,0774 mmol/mL = 13,6 mL . M2

0,774 mmol = 13,6 mL . M2

0,774 mmol
= M2
13,6 mL

0,0569 mmol/mL = M2

2. If the concentration of bromide ions in seawater is 0.40 mol/L, what


mass of chlorine gas would be required to oxidize all of the bromide
ions in 3.00 kL of seawater? (43 kg)
2Br- + Cl2(g) → Br2(g) + 2Cl-
Dalam 3000 liter air :
Mol Br- = 0,4 mol/L x 3000 L

= 1200 mol

1
Mol Cl2 = . 1200 mol
2
= 600 mol
Massa Cl2 = mol Cl2 . BM Cl2
= 600 mol . 71 gram/mol

= 42600 gram = 43 kg

Page 14
3. A 0.125 mol/L of potassium dichromate solution is used to titrate 10.0 mL of
chromium (II) sulfate in an acidic solution. What is the concentration of
chromium (II) ions? (1.31mol/L)
Titration of Chromium (II) Sulfate Solution

Trial 1 2 3 4

final buret reading (mL) 15.8 34.9 18.9 34.1

initial buret reading (mL) 3.4 17.5 1.5 11.0

volume of K2Cr2O7 (aq)

6e- + 14H+ + Cr2O72- → 2Cr3+ + 7H2O |x2

4H2O + Cr2+ → CrO42- + 8H+ + 4e- |x3

12e- + 28H+ + 2Cr2O72- → 4Cr3+ + 14H2O

12H2O + 3Cr2+ → 3CrO42- + 24H+ + 12e- _

4H+ + 2Cr2O72- + 3Cr2+ → 4Cr3+ + 2H2O + 3CrO42-

3 mol Cr2O72- = 2 mol Cr2+

3 . M Cr2O72- . V Cr2O72- = 2 . M Cr2+ . V Cr2+

Trial 1 : 3 . 0,125 mmol/mL . 12,4 mL = 2 . M Cr2+ . 10 mL

4,65 mmol = 20 mL . M Cr2+

4,65 mmol
= M Cr2+
20 mL

0,232 mmol/mL = M Cr2+

Trial 2 : 3 . 0,125 mmol/mL . 17,4 mL = 2 . M Cr2+ . 10 mL

6,525 mmol = 20 mL . M Cr2+


6,525 mmol
= M Cr2+
20 mL

0,326 mmol/mL = M Cr2+

Trial 3 : 3 . 0,125 mmol/mL . 17,4 mL = 2 . M Cr2+ . 10 mL

6,525 mmol = 20 mL . M Cr2+

6,525 mmol
= M Cr2+
20 mL

0,326 mmol/mL = M Cr2+

Trial 4 : 3 . 0,125 mmol/mL . 23,1 mL = 2 . M Cr2+ . 10 mL

8,6625 mmol = 20 mL . M Cr2+

8,6625 mmol
= M Cr2+
20 mL

0,433 mmol/mL = M Cr2+

Jadi konsentrasi dari ion Cr untuk titrasi tersebut adalah :

trial 1 + trial 2 + trial 3 + trial 4 = 0,232M + 0,326M + 0,326M + 0,433M

= 1,31M

4. Berapa volume dari 0,10 mol/L larutan AgNO3 yang akan direaksikan habis
dengan 25 gram logam Ni ? (Ar Ni = 59) What volume of 0.10 mol/L sivler
nitrate solution will react completely with 25.0g of nickel metal? (8.5L)

2AgNO3(aq) + Ni(s) → Ni(NO3)2(aq) + Ag(s)


¿
Mol Ni = massa∋ BM ∋¿ ¿ ¿

25 gram
=
59 gram/mol

= 0,423 mol

Mol AgNO3 = 2 . 0,423 mol


= 0,846 mol

Mol AgNO3 =M.V

0,846 mol = 0,1 mol/L . V

0,846 mol
=V
0,1 mol/ L

8,46 L = 8,5 L = V

Page 15

Fluoride treatments of children’s teeth have been found to significantly


reduce tooth decay. When this was first discovered, toothpastes were
produced containing tin (II) fluoride. 0.0832 mol/L of a potassium
dichromate solution is used to titrate 10.0 mL sample of acidified tin (II)
fluoride solution prepared for research on toothpaste. What is the
concentration of the tin (II) fluoride solution? (0.310 mol/L)

Titration of Tin (II) Fluoride Solution

Tria 1 2 3
final reading (mL) 15. 28. 40.
initial reading (mL) 3.4 15. 28.
Volume of K2Cr2O7 12,4 12,3 12,5

 M1 V1 = M2 V2
0,0832 x 12,4 = M2 x 10

M2 = 0,103168

 M1 V1 = M2 V2
0,0832 x 12,3 = M2 x 10

M2 = 0,102336

 M1 V1 = M2 V2
0,0832 x 12,5 = M2 x 10
M2 = 0,104

0,103168+0,102336+0,104
 M SnF2 = = 0,103168
3

Extra Practice: Redox Stoichiometry

1. An aluminum strip was placed into a solution of nickel (II) nitrate. Calculate
the mass of nickel that forms onto the strip if 40.0 mL of a 0.200 mol/L
nickel (II) nitrate solution is used.
Ni : 2N : 6O
59 : 28 : 96
40 ml x 0,2 M = 8 mmol
g Ni(NO3)2 = 8 x 183 = 1.464 mg
59
g Ni = x 1.464 mg
183
= 472 mg

2. In a redox titration 30.0 mL of a 0.0500 mol/L solution of potassium


dichromate was used to oxidize 10.0 mL of an acidified solution containing

Fe2+. What is the concentration of iron (II) ions in the solution?


M1 V1 = M2 V2

30 M x 0,05ml = M2 x 10 ml

M2 = 0,15 M

3. A 25.0 mL of acidified 0.500 mol/L calcium iodide solution was titrated to the
endpoint with 0.0500 mol/L solution of potassium permanganate solution.

a) What volume of permanganate ions are used?


M1 V1 = M2 V2
0,5 M x 25 ml = 0,05 M x V2
V2 = 250 ml

b) What colour would signal the endpoint of the titration?


Merah muda

4. A student poured 100 mL of a 0.125 mol/L solution of nitric acid into a


copper can for storage. A little while later, he noticed that the copper can
was corroding.

a) Calculate the mass of copper that was corroded by the nitric acid.

Anoda : Cu → Cu2+ + 2e

Katoda : H+ + 2e → H2

100 ml x 0,125 M = 12,5 mmol

Massa tembaga = 12,5 x 64 = 800 mg

c) What material would make a suitable storage container for nitric acid?
Botol kaca
Page 16
Chapter 12 Review

1. Chlorine is bubbled through an aqueous solution of sodium


bromide.
Species List: NaCl → Na+ + Cl-

Reduction = Na + + e → Na
Oxidation = 2Cl - → Cl 2 + 2e
Net redox reaction: Na+ + 2Cl- → Na + Cl2
Is the reaction spontaneous? Explain why or why not. Describe a diagnostic
test to identify one of the products.
E sel = 2(2,71) – 1,36 = 4,06 V
∆G = - n F E sel
= -2 x 96500 x 4,06
= - 783.580
Reaksi berjalan secara spontan karena nilai ∆G bernilai negatif dan E sel
bernilai positif.

2. Aluminum is exposed to moist air.


Species List: H2O dan Al

Reduction = 2H + + 2e → H 2
Oxidation = Al → Al 3+ + 3e
Net redox reaction: 6H+ + 2Al → 3H2 + 2Al
Is the reaction spontaneous? Explain why or why not. Describe a diagnostic
test to identify one of the products.
E sel = 0 + 3,32 = 3,32 V
∆G = - n F E sel
= -6 x 96500 x 3,32
= - 1.992.280
Reaksi berjalan secara spontan karena nilai ∆G bernilai negatif dan E sel
bernilai positif.

3. Water is poured onto a gold ring.


Species List: H2O dan Au

Reduction = 2H + + 2e → H 2
Oxidation = 4OH - → 2H 2 O + O 2 + 4e
Net redox reaction: 4H+ + 4OH- → 2H2 + 2H2O +
O2
Is the reaction spontaneous? Explain why or why not. Describe a diagnostic
test to identify one of the products.
E sel = 0 – 0,4 = -0,4 V
∆G = - n F E sel
= -6 x 96500 x (-0,4)
= + 154.400
Reaksi berjalan secara tidak spontan karena nilai ∆G bernilai positif dan E
sel bernilai negatif.

Page 17

Use the following information to answer the question #4.

Q2+(aq) + 2R (s)  Q (s) + 2R+(aq)

Q2+(aq) + E (s)  no reaction

2P+(aq) + E (s)  2P (s) + E2+(aq)

4.
a) Construct a redox table for the above four species.

reduksi P+(aq) + e-  P(s)


oksidasi E(s)  E2+(aq) + 2e-
reduksi Q2+(aq) + 2e-  Q(s)
oksidasi R(s)  R+(aq) + e-

b) Numerical Response :

The order of oxidizing agents, from strongest to weakest is:

P+(aq), E2+(aq), Q2+(aq), R+(aq)

Use the following hypothetical reaction to answer the next question:

Q2(g) + 2R- (aq)  R2(l) + 2Q-(aq)

5.
a) Write the half reaction for the species that gains electrons. Is this
oxidation or reduction? How do you know?
Menerima elektron merupakan proses reduksi, dalam reaksi diatas yang
mengalami reduksi yaitu Q2(g) . reaksi reduksinya yaitu:

Q2(g ) + 2e-  2Q-(aq)

b) Identify the oxidizing agent: Q2(g) Identify the reducing agent: R- (aq)
c) Identify the species that has the greatest strength of attraction of electrons:
Q2(g)
d) identify the species that has the least strength of attraction of electrons: R -
(aq)

6. Prove that the following is an acidic disproportionation reaction by


providing both half rections. Cl2  HOCl + Cl-

Red: Cl2(g) + 2e-  2Cl-(aq)

Oks: Cl2(g) + 2 H2O(l)  2HOCl (aq) + 2H+(aq) + 2e-


Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya
merupakan zat yang sama. Dalam reaksi tersebut Cl2 mengalami oksidasi dan
juga reduksi

7. Balance the following redox reaction that is reacting in an acidic solution.


CH3NO2 + Ti3+  CH3NH2 + Ti4+

Red: CH3NO2 + 6e-  CH3NH2

Oks : 6 Ti3+  6 Ti4+ + 6e-

6H+ + 6 Ti3+ + CH3NO2  CH3NH2 + 6 Ti4+ + 2 H2O(l)

Page 18

8. A redox titration was completed by titrating 10.0 mL of aqueous tin (II)


nitrate with acidified 0.0955 mol/L potassium dichromate solution. If, on
average, 12.4 mL of potassium dichromate solution were required for
complete reaction what is the molar concentration of the tin (II) nirate
solution? (0.355 mol/L)
2MnO4- (aq) + 16H+(aq) + 5 Sn2+(aq)  2Mn2+(aq) + 5 Sn4+(aq) + 8H2O(l)

(N1 x V1 ) K2Cr2O7 = (N2 x V2) Sn(NO3)2

0.0955 mol/L x 6 x12.4 mL = M2 x 2 x 10.0 mL

mol
0.0955 x 6 x 12.4 mL
M2 = L
20 mL

M2 = 0,355 mol/L

Page 19
1. How can you identify redox reactions?
Untuk mengidentifikasi reaksi redoks, pertama-tama kita perlu mengetahui
status oksidasi setiap elemen dalam reaksi. Menentukan bilangan oksidasi
adalah titik kunci dalam mengidentifikasi reaksi redoks. Digunakan aturan
berikut untuk menetapkan angka oksidasi.
 Unsur bebas adalah unsur yang tidak bergabung atau berikatan secara
kimia dengan unsur lain. Unsur bebas terbagi menjadi dua, yaitu unsur
bebas berbentuk atom, seperti C, Ca, Cu, Na, Fe, Al, Ne dan unsur
bebas berbentuk molekul, seperti H2, O2, Cl2, P4, S8. Kesemua unsur-
unsur tersebut akan memiliki bilangan oksidasi 0.
 Bilangan oksidasi ion monoatom Na+, Mg2+, dan Al3+ berturut-turut
adalah +1, +2, dan +3.
 Bilangan oksidasi ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- berturut-turut
adalah +1, -2, dan -3.
 Bilangan oksidasi unsur pada golongan logam IA, IIA, dan IIIA
sesuai dengan golongannya.
 Bilangan oksidasi unsur golongan transisi (golongan B) lebih dari
satu.
 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk ion =
jumlah muatannya.
 Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur yang membentuk senyawa
= 0.
 Bilangan oksidasi hidrogen (H) bila berikatan dengan logam = -1.
Bila H berikatan dengan non-logam = +1.

2. In redox reactions, oxidation and reduction are taking place simultaneously


 Oksidasi : menjelaskan pelepasan elektron dari sebuah molekul, atom,
atau ion
 Reduksi : menjelaskan penambahan elektron dari sebuah molekul, atom,
atau ion

3. Oxidation number
Bilangan oksidasi adalah jumlah muatan negatif dan positif dalam atom yang
secara tidak langsung menandakan jumlah elektron yang telah diterima atau
diserahkan.

4. Disproportionation Reactions
Reaski disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana suatu unsur dari suatu
reaksi mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus membentuk dua produk
yang berbeda.
Contoh
Cl2 + 2NaOH  NaCl + NaClO + H2O
0 -1 +1
5. Redoks reactions in living system
Reduksi Oksidasi
Reaksi Redoks tidak hanya terjadi di laboratorium atau tempat khusus yang
digunakan untuk praktikum. Reaksi redoks dapat terjadi dimana saja dan
kapan pun. Oleh karena itu berikut adalah beberapa reaksi redoks yang umum
terjadi disekitar kita :
a. Zat Pemutih
Zat pemutih adalah senyawa yang dapat digunakan untuk menghilangkan
warna benda, seperti pada tekstil, rambut dan kertas. Penghilangan warna
terjadi melalui reaksi oksidasi. Oksidator yang biasa digunakan adalah
natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen peroksida (H2O2). Warna benda
ditimbulkan oleh elektron yang diaktivasi oleh sinar tampak. Hilangnya
warna benda disebabkan oksidator mampu menghilangkan elektron
tersebut. Elektron yang dilepaskan kemudian diikat oleh oksidator.
b. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses reaksi oksidasi-reduksi biologi yang terjadi
secara alami. Fotosintesis merupakan proses yang kompleks dan
melibatkan tumbuhan hijau, alga hijau atau bakteri tertentu. Organisme ini
mampu menggunakan energi dalam cahaya matahari (cahaya ultraviolet)
melalui reaksi redoks menghasilkan oksigen dan gula.
c. Pembakaran
Pembakaran merupakan contoh reaksi redoks yang paling umum. Pada
pembakaran propana (C3H8-;) di udara (mengandung O2), atom karbon
teroksidasi membentuk CO2 dan atom oksigen tereduksi menjadi H2O.
d. Aki
Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt
timbal-asam yang biasa dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2
volt yang dihubungkan seri. Logam timbal dioksidasi menjadi ion Pb2+
dan melepaskan dua elektron di anoda. Pb dalam timbal (IV) oksida
mendapatkan dua elektron dan membentuk ion Pb2+ di katoda. Ion Pb2+
bercampur dengan ion SO42- dari asam sulfat membentuk timbal (II) sulfat
pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang terjadi ketika baterai timbal-
asam digunakan menghasilkan timbal sulfat pada kedua elektroda.

6. Balancing redox reaction using oxidation number


a. menyetarakan jumlah atom C yang mengalami reduksi dan   oksidasi
b. menyetarakan naiknya biloks  pada reaksi oksidasi dengan turunya
bloks pada reaksi reduksi
c. menyetarakan jumlah muatan  :
- dalam suasana asam  ditambah  H+      pada tempat yang kekurangan
muatan positive
- dalam suasana basa ditambah OH– pada tempat yang kekurangan
muatan  negatif
d. menyetarakan jumlah atom H dan O , dengan cara menambahkan H 2O
pada tempat yang kekurangan atom H
Page 20

7. Spontaneous and Non-Spontaneous Reactions


 Reaksi redoks spontan adalah reaksi yang dapat langsung terjadi dan
potensial sel yang dihasilkannya bertanda positif. Reaksi redoks
spontan terjadi jika E red – E oks > 0. Ciri-cirinya yaitu
dihasilkannya endapan, terjadi gelembung, perubahan warna, dan
perubahan suhu. Reaksi redoks spontan dapat digunakan sebagai
sumber arus, yaitu dalam sel volta, baterai dan aki.
 Reaksi redoks tak spontan adalah reaksi yang tidak dapat mereduksi
unsur-unsur disebelah kanannya dan potensial sel yang dihasilkannya
bertanda negatif. Reaksi redoks tak spontan dapat dilangsungkan
dengan menggunakan arus listrik, yaitu dalam reaksi elektrolisis atau
dapat dilihat dari red – E oks < 0.

8. Building Redox Table


9. How do you predict the products of a redox reaction?
Pada reaksi kimia, atom-atom hanya disusun ulang, tidak ada yang
diciptakan ataupun dimusnahkan. Kemudian, ada beberapa hal khusus yang
perlu diperhatikan. Elektron ditransfer dari satu substansi ke substansi
lainnya, sehingga perlu diperhatikan dari mana dan ke mana elektron
ditransfer serta besarnya muatan yang dibawa elektron-elektron tersebut. Jadi,
ada 3 faktor yang perlu diperhatikan dalam menyetarakan persamaan reaksi
redoks: Jumlah atom, Jumlah elektron yang ditransfer, dan Jumlah muatan
reaktan dan produk.

10. Redox Stochiometry and Redox Titrations


 Titrasi Stokiometri adalah perubahan bilangan oksidasi karena
adanya transfer elektron
 Titrasi Redoks melibatkan reaksi oksidasi dan reduksi antara titram
dan analit dan banyak dipergunakan untuk penentuan kadar logam atau
senyawa yang bersifat reduktor atau oksidator

Page 21

Sel Volta (Sel Galvani)

Setiap perangkat menggunakan sel elektrokimia untuk mengubah energi potensial ke


energi listrik.

Tuliskan setengah reaksi untuk:

Oksidasi dari logam seng

Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e-

Reduksi dari ion tembaga (II)

Cu2+ (aq)+ 2e- → Cu (s)

Tegangan adalah ukuran dari beda potensial antara dua titik dalam rangkaian listrik
dan memiliki satuan Volt atau energi/muatan. Tegangan memiliki simbol V. Jika
dalam Coulomb satuannya adalah Q.

Beri tanda pada gambar.

Anoda Katoda
Katoda adalah elektroda positif yang terbuat dari batang Cuprum atau tembaga yang
dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan logamnya adalah tembaga (Cu). Anoda adalah
elektroda negatif yang yang terbuat dari batang zink atau seng yang dicelupkan dalam
larutan ZnSO4 dan logamnya adalah seng (Zn). Jembatan garam digunakan untuk
mengatasi masalah dari kelebihan anion atau kation dalam larutan.

Page 22

Half Cells

Jika kita melihat hanya reaksi oksidasi pada anoda maka kita melihat salah satu –
setengah dari sel. Hal ini tidak diinginkan untuk memiliki setengah sel bereaksi
seluruhnya karena elektron yang ditransfer tidak bisa mengalir dari elektroda negatif
ke elektroda positif. Salah satu cara untuk mencegah hal ini adalah dengan
menggunakan elektrolit dalam yang kation adalah dari tembaga (Cu).
Tidak ada reaksi yang berlangsung antara elektroda logam dan ion tembaga (II)
dalam larutan.

Dalam rangka untuk menjaga reaksi terjadi, ion lain harus tersedia untuk menjaga
larutan tetap bereaksi. Beberapa pilihan yang dapat digunakan adalah dengan
menghubungkan masing-maisng setengah sel sehingga elektron dapat mengalir dari
zat pereduksi ke zat pengoksidasi atau membuat jembatan garam yang diperlukjan
untuk menjaga netralisasi listrik dan memungkinkan reaksi terus berlanjut.

Page 23

Salt Bridge

This is a hollow tube filled with an relatively inert (nonreactive) electrolyte such as
sodium nitrate, sodium sulfate or potassium chloride.

Page 24
Material seperti unglazed ceramic , memperbolehkan ion- ion untuk larut kedalam
ion negative (Cl-) bergerak ke katoda dan ion positif (k+) bergerak ke anoda.

Page 25

Elektron bergerak dari Zn


ke Co

Anoda
Katoda

1.

Anoda : Zn Zn2+ + 2e- (mengalami oksidasi)

Katoda : Co2+ + 2e Co+ (mengalami reduksi)

Zn + Co2+ Zn2+ + Co
Gerakan elektron :

Elektron berpindah secara langsung dari Zn ke ion Co2+.Zn melepaskan elektron dan
Co menerima eektron. Sehingga terjadi serah terima elektron. Elektron yang
dilepaskan pada reaksi oksidasi diruang anoda mengalir melalui kawat menuju ruang
katoda untuk melengsungkan reaksi reduksi. Karena ada serah terima , elektron akan
berjalan sehingga menimbulkan arus listrik.

Dihubungkan lah reksi ini dengan jembatan garam (garam KNO 3). Garam tersebut
membentuk ion K+ dan NO3- . Ketikan Zn membentuk ion positif (Zn2+), ia
memerlukan ion negatif sebagai pasangan nya. Ion NO 3- akan masuk ke larutan
Zn(NO3)2. Sedangkan ion ion K+ akan masuk kedalam larutan Co(NO3)2.Hal ini terjadi
karena saat pembentukan Co, Co meninggalakan pasangan nya yaitu NO3 yang
bermuatan negatif

Notasi sel

Zn Zn2+ Co2+ Co

Untuk arah aliran listrik dari katoda ke kakanan.

Co2+ meruapakan katoda yang mengalami reduksi, Co2+ berubah menjadi Co.

Zn merupakan anoda yang mengalami oksidasi, Zn yang logam berubah menjadi


Zn2+.

2.

Page 26
Elektron bergerak dari Ag
ke Cr2O72-

Anoda
Katoda

Katoda : Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O (mengalami reduksi)


Anoda : 6Ag → 6Ag+ + 6e + (mengalami
oksidasi)

Cr2O72- + 14H+ +6Ag → 2Cr3+ + 4H2O + 6Ag+

Gerakan elektron :

Elektron berpindah secara langsung dari Ag ke ion Cr2O72- .Ag melepaskan elektron
dan Cr2O72- menerima eektron. Sehingga terjadi serah terima elektron. Elektron yang
dilepaskan pada reaksi oksidasi diruang anoda mengalir melalui kawat menuju ruang
katoda untuk melengsungkan reaksi reduksi. Karena ada serah terima , elektron akan
berjalan sehingga menimbulkan arus listrik.

Dihubungkan lah reksi ini dengan jembatan garam (garam KNO 3). Garam tersebut
membentuk ion K+ dan NO3- . Ketikan Cr2O72- membentuk ion positif (Cr3+), ia
memerlukan ion negatif sebagai pasangan nya. Ion NO3- akan masuk ke
larutanK2Cr2O7. Sedangkan ion ion K+ akan masuk kedalam larutan AgNO3, .Hal ini
terjadi karena saat pembentukan Ag, Ag meninggalakan pasangan nya yaitu NO3 yang
bermuatan negatif

Notasi sel

Zn Zn2+ Co2+ Co

Untuk arah aliran listrik dari katoda ke kakanan.

Co2+ meruapakan katoda yang mengalami reduksi, Co2+ berubah menjadi Co.

Zn merupakan anoda yang mengalami oksidasi, Zn yang logam berubah menjadi


Zn2+.

3. Ag|Ag+ ||Fe2+ |Fe3+

Anoda : Ag → Ag+ + e

Katoda : Fe3+ → +e Fe2+

Reaksi Sel : Ag + Fe3+ → Ag+ + Fe2+

4. C(s)|Cr2 O72- (aq), H+ (aq)||Cu2+ (aq)|Cu(s)

katoda : Cu2+ + 2e- → Cu


Anoda : H2O + 2H+ → 1/2O2 + 2e- +
Reaksi Sel Cu2+ + H2O + 2H+ → Cu + 1/2O2

Page 27
For each of the following cells, use the given cell notation to identify the strongest
oxidizing and reducing agents. Write chemical equations to represent the cathode,
anode, and net cell reactions. Label electrodes, electrolytes, electron flow, and ion
movement.

1. Cd(s) | Cd(NO3)2(aq) || AgNO3(aq) | Ag(s)


Katoda : 2Ag+ (aq) +2e- ⇌ 2Ag(s)
Anoda : Cd(s) ⇌ Cd2+ (aq) + 2e-
Cd(s) + 2Ag+ (aq) ⇌ Cd2+ (aq) + 2Ag(s)

Katoda(+)
Anoda(-)
Ag
Cd

2. Pt(s) | H+,K2Cr2O7(aq) || PbSO4(aq) | Pb(s)


Anoda (Pt) : Pb(s) + SO42- (aq) ⇌ PbSO4(s) +2e-
Katoda : PbO2(s) + SO42-(aq) + 4H+(aq) + 2e- ⇌ PbSO4(s) + 2H2O
Pb(s) + PbO2(s) + 2SO42-(aq) + 4H+(aq) ⇌ 2PbSO4(s) + 2H2O

Katoda(+)
Anoda(-)
Pb
Pb dilapisi
platina
3. For the following cell, what is the

| Fe(s) + Fe2+ (aq) || Sn2+ (aq) + Sn(s)

cathode half reaction : Sn2+ (aq) + 2e- → Sn(s)

anode half reaction : Fe(s) → Fe2+ (aq) + 2e-

Fe(s) + Sn2+ (aq) → Fe2+ (aq) + Sn(s)

Purpose of the KNO3 solution

Sebagai jembatan garam untuk menyetimbangkan kelebihan muatan positif


dan negatif (pemberi suasana netral)

Page 28
On the diagram, label the movement of electrons through the cell.
Is the Sn(s) necessary for the cell to function, or could it be replaced by an inert
electrode? Explain.

elektrode inert adalah elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi redoks elektrolisis.
Sn(s) tidak bisa diganti dengan elektroda inert karena pada katoda jenis elektroda
tidak mempengaruhi produk yang dihasilkan di katoda (jika diganti elektroda inert
tidak akan bereaksi)

Is the Fe(s) necessary for the cell to function, or could it be replaced by an inert
electrode? Explain.

Pada Fe(s) dapat diganti dengan elektroda inert karena elektroda yang tidak inert
hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan di anoda adalah ion
elektroda yang larut (sebab logam yang tidak inert mudah teroksidasi) (elektroda
inert hanya dapat bereaksi di anoda)

Is the Sn(NO3)(aq) necessary for the cell to function, or could it be replaced by an


inert electrolyte? Explain

Elektrolit inert ini merupakan elektrolit yang ion nya tidak ambil bagian dalam reaksi
redoks dan juga tidak bereaksi terhadap setiap ion.

Sn(NO3)(aq) tidak dapat digantikan dengan elektrolit inert karena biasanya elektrolit
inert digunakan di jembatan garam karena mereka tidak bereaksi secara kimia dengan
larutan yang ada di dalam ruangan dan mereka tidak mengganggu reaksi jaringan sel.
Jika elektrolit digantikan dengan elektrolit inert maka tidak akan bereaksi dengan
anoda maupun katoda sehingga tidak terjadi reaksi.

Page 29

Unit 2 : Electrochemistry Worksheet


Chemistry 30 : Cell Potential Worksheet

1.
a. Label the cathode and the anode.
Cu(s) | Cu2+(aq) || Ag+(aq) | Ag (s)
Katoda : Ag
Anoda : Cu
b. Calculate the cell potential.
Katoda : Ag+ + e-  Ag x2
Anoda : Cu  Cu2+ + 2e- x1
Katoda : 2Ag+ + 2e-  2Ag Eo =
+0,80 V
Anoda : Cu  Cu2+ + 2e- Eo = -
0,34 V
Reaksi : 2Ag+ + Cu  2Ag + Cu2+ Eo sel =
+0,46 V

2. Consider the following voltaic cell.


a. Describe the purpose of the salt bridge and identify one substance that might
be used in it.
Jembatan garam adalah alat yang digunakan untuk
menghubungkan reaksi reduksi dan oksidasi setengah sel dari sel volta.
Jembatan garam berbentuk seperti huruf U terbalik yang diisi larutan
elektrolit dalam agar-agar yang kedua ujungnya disumbat dengan
kapas agar tidak terjadi aliran mekanis. Fungsi dari jembatan garam
adalah untuk menghantarkan arus listrik antara kedua elektrolit yang
berada dalam bejana. Selain itu, jembatan garam juga berguna untuk
menetralkan kelebihan atau kekurangan muatan dari ion-ion yang ada
dalam larutan didalam kedua bejana selama reaksi elektrokimia
berlangsung. Oleh karena itu, syarat dari suatu zat yang digunakan
untuk jembatan garam adalah zat tersebut tidak boleh bereaksi dengan
elektrolit yang digunakan dalam pengukuran potensial sel. Contoh
larutan elektrolit yang dapat digunakan sebagai jembatan garam antara
lain KCl, KNO3, NaCl, K2SO4, dll.
b. Identify compound P and metal Q.
P = MgSO4
Q = Zn
c. Deduce the half-equation for the reaction in the left-hand cell.
Left-hand = Mg
Katode : Mg2+ (aq) + 2e–  → Mg (s)
Anode : H2 (g) → 2H+ (aq)
d. Calculate the cell potential.
Katoda : Zn2+ + 2e-  Zn Eo = -
0,76 V
Anoda : Mg  Mg2+ + 2e- Eo = -
2,37 V
Reaksi : Zn2+ + Mg  Zn + Mg2+ Eo sel =
+1,61 V

3.
a. Label the cathode and the anode.
Ni (s) | Ni2+ (aq) || Pd2+ (aq) | Pd (s)
Katoda : Pd
Anoda : Ni
b. Using the reading on the voltmeter, calculate the reduction potential for the
Pd/Pd2+ half-cell.
Katode : Pd2+ (aq) + 2e–  → Pd (s)
Anode : H2 (g) → 2H+ (aq)
E° sel = E° katoda - E° anoda
0,88 V = Eo Pd - Eo H2
0,88 V = Eo Pd  - 0,00 V
Eo Pd = 0,88 V

c. Using an arrow, show the movement of electrons throught the cell.

Pada sel volta (Ni – Pd) terjadi aliran elektron dari elektroda Ni
ke elektroda Pd, perpindahan terjadi karena adanya perbedaan
potensial listrik antara elektroda Ni dan elektroda Pd. Potensial listrik
yang dihasilkan oleh suatu sel disebut potensial sel.

Page 30

Unit 2 : Electrochemistry Worksheet

4. Underground iron pipes in contact with moist soil are likely to corrode. This
corrosion can be prevented by applying the principles of electrochemistry.
Connecting an iron pipe to a magnesium block with a wire creates an
electrochemical cell. The magnesium block acts as the anode and the iron pipe
acts as the cathode. A diagram of this system is shown below.
a. Describe the movement of electrons in the voltaic cell produced when
magnesium is connected to the iron pipe.
Pada sel volta (Mg – Fe) terjadi aliran elektron dari elektroda Mg
yang berperan sebagai anoda ke elektroda Fe yang berperan sebagai
katoda, perpindahan terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik
antara elektroda Mg dan elektroda Fe. Elektron tersebut berpindah
melalui kawat yang terhubung antara blok magnesium dengan pipa
besi.
b. Explain how corrosion of the iron pipe is prevented using this protection
system.
Prinsip dari perlindungan katodik atau pengorbanan anoda
adalah dengan membiarkan logam lain yang lebih mudah bereaksi
dengan oksigen sehingga logam besi tidak bereaksi dengan oksigen.
Cara ini biasa dilakukan untuk menjaga pipa besi yang di tanam di
dalam tanah tidak mengalami perkaratan. Salah satu logam yang biasa
digunakan sebagai pelapis di permukaan pipa besi adalah logam
magnesium (Mg). Logam Mg nantinya akan dibiarkan teroksidasi atau
menjadi berkarat. Pelapisan dengan logam Mg harus dilakukan
penggantian secara berkala karena logam Mg lama kelamaan akan
habis karena teroksidasi.
c. Explain, in terms of reactivity, why magnesium is preferred over zinc to
protect underground iron pipes.
Penggunaan magnesium untuk melapisi pipa besi lebih diminati
daripada penggunaan seng berdasarkan kereaktivitasan disebabkan
sifat dari seng sangat bereaksi dengan air sehingga jangka waktu
penggunaansebagai pelapis relatif sebentar dan menyebabkan
penggantian lapisannya harus dilakukan sesering mungkin. Sedangkan
magnesium bereaksi sangat lambat dengan air sehingga korosi yang
akan diterimaoleh magnesium akan membutuhkan waktu yang lama.
Hal ini akan berpengaruh terhadap penggantian lapisan yang jarang
dan mengurangi pengeluaran dana untuk proses pelapisan pipa besi.
d. If the magnesium block is not attached to the iron pipe it will corrode.
If the iron corrodes identify the oxidation reaction that takes place
Anoda (oksidasi) : Mg  Mg2+ + 2e-
If the iron corrodes identify the reduction reaction that takes place
Katoda (reduksi) : Fe2+ + 2e-  Fe

5. Calculate the cell potential of the following voltaic cells given the net cell
reaction. Write the reaction taking place at the cathode and anode.
a. Sn4+ (aq) + Co (s)  Sn2+ (aq) + Co2+ (aq)
Co (s) | Co2+ (aq) || Sn4+ (aq) | Sn2+ (aq) | Sn (s)
Katoda : Sn
Anoda : Co
Katoda : Sn4+ + 2e-  Sn2+ Eo = +0,15 V
Anoda : Co  Co2+ + 2e- Eo = -
0,28 V
Reaksi : Sn4+ + Co  Sn2+ + Co2+ Eo sel =
+0,43 V
b. S (s) + 2H+ (aq) + Pb (s) + SO42- (aq)  H2S (aq) + PbSO4 (s)
S (s) | H2S (aq) | H+ (aq) || SO42- (aq) | PbSO4 (s) | Pb (s)
Pb (s) | PbSO4 (s) | SO42- (aq) || H+ (aq) | H2S (aq) | S (s)
Katoda : S
Anoda : Pb
Katoda : S + 2H+ + 2e-  H2S Eo =
+0,14 V
Anoda : PbSO4 + 2e-  Pb + SO42- Eo = -
0,36 V
Reaksi : S + 2H+ + PbSO4  H2S + Pb + SO42-
Eo sel = Eo katoda - Eo anoda
= +0,14 V - (-0,36 V)
= +0,50 V
c. 2AgBr (s) + Cd (s)  Cd2+ (aq) + 2Ag+ (aq) + 2Br (aq)
Cd (s) | Cd2+ (aq) || Ag+ (aq) | Br (aq) | AgBr (s)
Katoda : AgBr
Anoda : Cd
Katoda : AgBr + e-  Ag + Br- x2
Anoda : Cd2+ + 2e-  Cd x1
Katoda : 2AgBr + 2e-  2Ag + 2Br- Eo =
+0,07 V
Anoda : Cd2+ + 2e-  Cd Eo = -
0,40 V
Reaksi : 2AgBr + Cd2+  2Ag + 2Br- + Cd
Eo sel = Eo katoda - Eo anoda
= +0,07 V - (-0,40 V)
= +0,47 V
Page 31

Assigning Reference Values


In this Thought Lab, you will investigate what happens to calculated cell potentials
when the reference half-cell is changed.

Procedure
1. Choose the half reaction for Al3+ and Al as your reference point and assign a
value of 0 V for this half- reaction. To make the standard cell potential for
3+
the Al /Al halfreaction equal to zero, you would have to add 1.66 V to the
accepted standar reduction potential. To adjust all the reduction potentials
to the new reference, you add 1.66 V to each value.

Reduction half-- Accepted Adjusted E°(V)


reaction E°
(V)
F2(g) +2e− → 2F−(aq) +2.87 +4.53
Fe3+(aq)+e−→ Fe2+(aq) +0.77 +2.43
2H+(aq) + 2e−→ H2(g) 0.00 +1.66
Al3+(aq) +3e− → Al(s) −1.66 0.00
Li+(aq) + e−→ Li(s) −3.04 - 1.38

2. Use the given standard reduction potentials to


calculate the standard cell potentials for the
following redox reactions:
(a) 2Li(s) + 2H+(aq) → 2Li+(aq) + H2(g)
+ −
Li (aq) + e → Li(s) E0red = -3.04 V
+ −
2H (aq) + 2e → H2(g) E0red = 0.00 V
0 0 0
E sel = E red + E ox
E0sel = 0.00 V + 3.04 V
E0sel = 3.04 V

(b) 2Al(s) + 3F2(g) → 2Al3+(aq) + 6F–(aq)


3+ −
Al (aq) +3e → Al(s) E0red = -1.66 V
− −
F2(g) +2e →2F (aq) E0red = +2.87 V

E0sel = E0red + E0ox


E0sel = 2.87 V + 1.66 V
E0sel = 4.53 V

(c) 2FeCl3(aq) + H2(g) → 2FeCl2(aq) + 2HCl(aq)


Fe3+(aq)+e− → Fe2+(aq) E0red = +0.77 V
+ −
2H (aq) + 2e → H2(g) E0red = 0.00 V
0 0 0
E sel = E red + E ox
E0sel = 0.77V + 0.00 V
E0sel = 0.77 V

(d) Al(NO3)3(aq) + 3Li(s) → 3LiNO3(aq) + Al(s)


Al3+(aq) +3e− → Al(s) E0red = -1.66 V
Li+(aq) + e− → Li(s) E0red = -3.04 V

E0sel = E0red + E0ox


E0sel = 1.66 V + (-3.04) V
E0sel = - 1.38 V

3. Repeat your calculations using the new, adjusted


reduction potentials.

(a) 2Li(s) + 2H+(aq) → 2Li+(aq) + H2(g)


Li+(aq) + e− → Li(s) E0red = - 1.38
V
2H+(aq) + 2e− → H2(g) E0red = +1.66
V
E0sel = E0red + E0ox
E0sel = 1.66 V + 1.38 V
E0sel = 3.04 V

(b) 2Al(s) + 3F2(g) → 2Al3+(aq) + 6F–(aq)


Al3+(aq) +3e− → Al(s) E0red = 0.00 V
− −
F2(g) +2e →2F (aq) E0red = +4.53 V

E0sel = E0red + E0ox


E0sel = 4.53 V + 0.00 V
E0sel = 4.53 V

(c) 2FeCl3(aq) + H2(g) → 2FeCl2(aq) + 2HCl(aq)


Fe3+(aq)+e− → Fe2+(aq) E0red = +2.43 V
2H+(aq) + 2e− → H2(g) E0red = +1.66V
E0sel = E0red + E0ox
E0sel = 2.43V + (-1.66) V
E0sel = 0.77 V

(d) Al(NO3)3(aq) + 3Li(s) à 3LiNO3(aq) + Al(s)


3+ −
Al (aq) +3e → Al(s) E0red = 0.00 V
Li+(aq) + e− → Li(s) E0red = -1.38 V
E0sel = E0red + E0ox
0
E sel = 0.00 V + (-1.38) V
E0sel = - 1.38 V

4. Compare your calculations from Procedure Steps 2 and


3. What effect does changing the zero on the scale of
reduction potentials have on:
(a) reduction potentials?
Dari nilai potensial reduksinya berbeda antara step 2 dan 3 ada yang naik
dan juga ada yang turun
(b) cell potentials?
Dari nilai potensial selnya sama pada step 2 dan 3

Page 32
Dry Cells
Dry cells are voltaic cells where the electrolyte has been thickened into
a paste
An Alkaline Battery

Batang grafit kutub positif

MnO2 dalam KOH yang direkatkan Zn (anoda)


(katoda)

Kutub Negatif
MnO2(s) + H2O (l) +2 e- → 2 MnO(OH)(s) +2OH-(aq)

AnodeCathode
Reaction
Reaction

Zn (s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2 (s) + 2 e-


• Dry cells stop producing electrical energy when the ______mangan
dioksida telah tereduksi sempurna oleh seng atau mn telah terpakai
semua____are used up

• A battery is a set of voltaic cells connected in _antara katoda dan anoda


_
Example: a 9 volt battery is really six 1.5 volt dry cells connected in
series
(In a series connection, the negative electrode of one cell is connected to
the positive electrode of another cell)

A primary cell

A secondary cell

A lead-acid battery (car battery) is a secondary cell


Cathode Reaction

Terminal/kutub positif terminal/kutub negatif

Larutan elektrolit

Elektroda positif

Elektroda negatif

PbO2(s) + 4H+ (aq) + SO42-(aq) + 2 e- → PbSO4(s) + 2H2O(l)


Anode Reaction
Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e-

When your car is running, an electric current reverses the cathode and anode
reactions This replenishes the reactants so the battery does not go “dead”

Page 33

Anode Reaction
When your car is running, an electric current reverses the cathode and anode
reactions
This replenishes the reactants so the battery does not go “dead”

Fuel Cells

A battery that can be refueled


They are designed so the reactants flow into the cell, and the products flow
out
Fuel cells are more efficient than combustion engines or generators
and do not produce greenhouse gases or other polluting gases

Gas H2 yang memiliki tekanan tertentu memasuki fuel cell


di kutub anoda. Gas H2 ini akan bereaksi dengan katalis
dengan dorongan dari tekanan. Ketika H2 kontak dengan
membrane molekul akan terpisah menjadi 2 ion H+ dan
2e-. electron akan mengalir melalui anoda dan membuat
jalur sirkuit fuel cell dan melakukan kerja listrik kemudian
mengalir kembali ke kutub katoda pada fuel cell.
2H2 + 4OH → 4H2O + 4e Gas O2 didorong gaya tekan kemudian bereaksi dengan
katalis membentuk dua atom O. Setiap atom O ini memiliki
muatan negatif yang sangat besar. Muatan negative ini
akan menarik dua ion H+ keluar dari membrane dan ion-ion
akan bergabung membentuk H2O.

Overall Cell Reaction O + 2H2O + 4e → 4OH-


2

2H2 + 4OH- → 4H2O + 4e

O2 + 2H2O + 4e → 4OH-

2H2 + O2 → 2H2O

Cell potential
Eocell = 0,401 V – (-0,082) V
= 1,229 V
Page 34
The fuel cell provides a highly efficient conversion of the chemical energy
in hydrogen, natural gas, or hydrocarbons into electrical energy, and because
of their high energy density (energy per unit weight of the power source),
fuel cells are superior to batteries in portable equipment.

Corrosion: An Unwanted Voltaic cell


Korosi adalah suatu kerusakan yang dihasilkan dari reaksi kimia antara
sebuah logam atau logam paduan dan didalam suatu lingkungan.
Korosi adalah reaksi kimia yang dihasilkan dari dua reaksi setengah sel
yang melibatkan electron sehingga sel ini terdapat reaksi oksidasi pada
anoda dan reaksi reduksi pada katoda.

Metals can be oxidized by the oxygen in


our atmosphere. Rust is produced when
iron is oxidized to form Fe2O3 • x H2O
The surface of a piece of iron acts like a
voltaic cell

Anode :
Fe → Fe2+ + 2e

Cathode :
O2 + H2O + 2e → 2OH-

Simplified Reaction

The Fe(OH)2(s) further reacts to form

Fe2O3 • x H2O
Preventing Corrosion
• Paint or enamel coatings prevent air and water from reaching the
metal
• Galvanizing
• Covering iron with zinc
Zinc is more reactive than iron (SRA) so it will be oxidized instead
of iron

• Cathodic protection

Attaching a more reactive metal to an iron object (Al, Mg, Zn)


The more reactive metal is oxidized instead of the iron
(sometimes called a sacrificial anode)
Must be periodically replaced as they are used up.

Page 35

1. In an electrolytic cell, the cathode is (negative/positive). Chemicals that come


into contact with the (-) electrode will (gain/lose) electrons and be
(oxidized/reduced).
*negative

*gain

*reduced

2. Write the change that water goes through at the (-) electrode.

2H2O + 2e → H2 + 2OH-

3. Chemicals that come into contact with the (+) electrode will (gain/lose) electrons
and be
(oxidized/reduced). The (+) electrode in electrolysis is called the
(cathode/anode).
*lose

*oxidized

*anode
4. Write the change that water goes through at the (+) electrode.
2H2O → 4H+ +4OH- + 2H2 + O2

5. Add these two reactions together (make certain the electrons cancel) and write
the overall reaction for the electrolysis of water
6H2O → 4H+ + 4OH- + 2H2 + O2

6. Consider electrolysis using an aqueous solution of sodium sulfate.


Both the Na+ and H2O will be near the (-) electrode. Which chemical is more
likely to be reduced? *H2O
Both the SO42- and H2O will be near the (+) electrode. Which chemical will be
oxidized? *H2O

7. In the electrolysis of KI(aq)


Both the K+ and H2O will be near the (-) electrode. Which chemical is more
likely to be reduced? * H2O
Both the I- and H2O will be near the (+) electrode. Which chemical is more likely
to be Oxidized? * I-

Cathode : 2H2O + 2e → H2 + 2OH-

Anode : 2I- → I2 + 2e-

Overall : 2H2O + 2I- → H2 + I2 + 2OH-

Page 36
8. In the electrolysis of CuSO4(aq)
Both the Cu2+ and H2O will be near the (-) electrode. Which chemical will be
reduced?

* Cu2+

Both the SO42- and H2O will be near the (+) electrode. Which chemical will be
oxidized?
* H2O

Cathode : Cu2+ + 2e- → Cu

Anode : 2H2O → O2 + 4H+ + 4e

Overall : 2Cu2+ + 2H2O → O2 + 4H+ + 2Cu

9. Draw a diagram of an electrolytic cell containing a zinc iodide solution and inert
carbon electrodes.
 Label the power supply and electrodes, including signs, the electrolyte, and
the directions of electron and ion movements.
 Write half-reaction and net equations.
 Calculate the cell potential, using standard values

10. List the main similarities between a voltaic cell and an electrolytic cell.
Pada anoda selalu terjadi reaksi oksidasi. Dan pada katoda selalu terjadi reaksi
reduksi.

11. What is the key difference between voltaic and electrolytic cells?
 Perubahan energi. Sel volta merubah energi kimia menjadi energi listrik.
Sebaliknya, sel elektrolisis merubah energi listrik menjadi energi kimia.
 Terjadinya reaksi redoks. Pada sel volta reaksi redoks terjadi spontan ketika
batang logam dimasukkan ke dalam sel. Sebaliknya pada sel elektrolisis reaksi
redoks hanya terjadi ketika arus listrik dilewatkan ke sel ini.
 Sifat anoda dan katoda. Pada sel volta, anoda bersifat negatif dan katoda
bersifat positif. Pada sel elektrolisis, anoda bersifat positif dan katoda bersifat
negatif.
 Sumber elektron. Pada sel volta elektron berasal dari larutan atau senyawa
yang mengalami oksidasi. Sementara pada sel elektrolisis, elektron berasal
dari sumber listrik. Sehingga sel elektrolisis bergantung pada sumber listrik di
luar sel agar bisa terjadi reaksi kimia.

12. Explain why a power supply is necessary for an electrolytic cell


Karena power supply atau sumber daya merupakan perangkat atau sistem yang
memasok listrik atau sejumlah energi ke output beban atau kelompok beban.

13. A student brought in an old silver medal into the chemistry lab to plate it with
copper. He set up the following cell:

What is object 1?
Power Souric
What is object 2?
Anode
Should the medal be placed at the
cathode or the anode?

Cathode

Write the reaction taking place at the


cathode.
Cu2+ + 2e →
Page 37

14. Draw an electrolytic cell that could be used to plate an iron ring with gold.Be
sure to include all of the necessary parts. In addition, label the anode, solution
used and composition of the electrodes.
Jawab :
Penyepuhan adalah proses melapisi permukaan logam dengan logam lain
secara elektrolisis. Penyepuhan bertujuan untuk melindungi logam terhadap
korosi atau memperbaiki penampilan. Pada penyepuhan, logam penyepuhnya
sebagai anoda. Kedua elektroda dicelupkan pada larutan garam penyepuhnya.
Pada katoda akan terjadi pengendapan logam penyepuhnya sedangkan logam
anoda larut terus menerus.

Gambar Hasil Penyepuhan Besi Anoda Emas Katoda Tembaga (-) (+) Accu

Pada gambar tersebut tembaga dilapisi emas dengan menggunakan larutan


elektrolit emas klorida (AuCl3). Reaksi :

Emas (Anoda) : Au(s) → Au3+(aq) + 3e- (oksidasi)

Tembaga (Katoda) : Au3+(aq) + 3e- → Au(s) (reduksi)


Page 38

Down’s Cell
Sel Downs digunakan dalam industri untuk menghasilkan logam
natrium. Sel terdiri dari anoda karbon pusat yang dikelilingi oleh katoda
besi silinder. Layar besi digunakan untuk mencegah gas klor, terbentuk di
anoda, agar tidak bersentuhan dengan logam natrium yang terbentuk di
katoda.
Logam natrium naik dalam campuran cair dan dikumpulkan dalam
bejana penyimpanan kedap air. Arus tinggi yang melewati sel
menyediakan panas yang cukup untuk menjaga campuran cair. Sekarang
natrium klorida meleleh pada suhu sekitar 800 ° C, ini membutuhkan
sejumlah besar energi untuk dipasok. Tidak hanya masalah kelayakan
penting tetapi pada suhu ini natrium cair membentuk kabut tebal di dalam
bejana reaksi yang sulit untuk dipulihkan. Untuk menurunkan suhu leleh,
kalsium klorida ditambahkan ke natrium klorida dalam campuran bagian
1: 2 (NaCl: CaCl 2 ). Campuran ini memiliki suhu leleh yang jauh lebih
rendah, sekitar 600 ° C yang mencegah pembentukan kabut natrium

Reaksi yang terjadi:

Katoda : Na+ (l) + e– → Na(l) (x 2)


Anoda : 2Cl–(l) → Cl2(g) + 2e–

2Na+(l) + 2Cl–(l) → 2Na(l)  + Cl2(g)


Page 39

HALL – HEROULT PROCESS

Proses Hall Herult digunakan untuk menghasilkan Alumunium Murni.


Aluminium merupakan unsur yang tergolong melimpah di kulit bumi. Mineral
yang menjadi sumber komersial aluminium adalah bauksit. Bauksit mengandung
aluminium dalam bentuk aluminium oksida (Al2O3). Pengolahan aluminium
menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui dua tahap yaitu:

1. Tahap pemurnian bauksit sehingga diperoleh aluminium oksida murni


(alumina).
2. Tahap peleburan alumina

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam


bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO 2, Fe2O3, dan TiO2.
Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida
(NaOH),

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l)  2NaAl(OH)4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.


Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya
aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO 2 dan
pengenceran.

2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g)  2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)


Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu
dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni

(Al2O3) 2Al(OH)3(s)  Al2O3(s) + 3H2O(g)

Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi


melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Proses Hall-
Heroult Pada Pengolahan Aluminium. Postingan kali ini merupakan
lanjutan dari proses bayer. Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses
selanjutnya adalah elektrolisis leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini
Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan  2-8% kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi
untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni mencapai
2000 0C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 0C.
Anode dan katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut:

Al2O3 (l)  2Al3+ (l) + 3O2- (l)

Anode (+):      3O2- (l)3/2 O2 (g) + 6e−

Katode (-):      2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)

Reaksi sel:       2Al3+ (l) + 3O2- (l)  2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong


baja yang disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot
dilapisi dengan karbon, yang bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor
arus listrik) dari sistem. Secara umum pada proses ini, leburan alumina
dielektrolisis, dimana lelehan tersebut dicampur dengan lelehan elektrolit
kriolit dan CaF2 di dalam pot dimana pada pot tersebut terikat serangkaian
batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada
dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V
antara anoda dan katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik
dapat diperbesar sesuai keperluan, seperti dalam keperluan industri.

Alumina mengalami pemutusan ikatan akibat elektrolisis, lelehan


aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala akan
ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing –
masing pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per
tahun(Anonymous,2009). Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan
2 ton alumina, yang nantinya akan menghasilkan 1 ton alumunium.

Tahapan proses Hall-Heroult adalah sebagai berikut:


1. Di dalam pot reduksi (sel elektrolisis), kristal alumina dilarutkan dalam
pelarut lelehan kriolit (Na3AlF6)  cair dan CaF2 pada suhu 1.760-1.780 ° F
(960-970°C) untuk membentuk suatu larutan elektrolit yang akan
menghantarkan listrik dari batang karbon (Katoda) menuju Lapisan-Karbon
(Anoda).
2. Sebuah arus searah (5-10 volt dan 100.000-230.000 ampere) dilewatkan
melalui larutan. Reaksi yang dihasilkan akan memecah ikatan antara
aluminium dan atom oksigen dalam molekul alumina. Oksigen yang
dilepaskan tertarik ke batang karbon, di mana ia membentuk karbon dioksida.
Atom-atom aluminium dibebaskan dan mengendap di bagian bawah pot
sebagai logam cair.
3. Proses peleburan dilanjutkan, dengan penambahan alumina pada larutan
kriolit untuk menggantikan senyawa yang terdekomposisi. Arus listrik
konstan tetap dialirkan. Panas yang berasal dari aliran listrik menjaga agar isi
pot tetap berada pada keadaan cair.
4. Lelehan aluminium murni terkumpul dibawah pot.
5. Lelehan yang sudah terkumpul ini dipindahkan ke tungku penyimpanan dan
kemudian dituangkan ke dalam cetakan sebagai batangan atau lempengan. 
6. Ketika logam diisi ke dalam cetakan, bagian luar cetakan didinginkan dengan
air, yang menyebabkan aliminium menjadi padat.
7. Logam murni yang padat dapat dibentuk dengan penggergajian sesuai dengan
kebutuhan.

Setelah itu Aluminium dapat didistribusikan dan digunakan untuk berbagai


keperluan.
Page 40

ELEKTROPLATING

Electroplating merupakan salah satu cara yang biasa digunakan


dalam proses pelapisan suatu logam dengan logam lain yang lebih tahan
terhadap korosi. Selain itu, teknik ini juga dimanfaatkan untuk
memperindah suatu logam.

Pada gambar tersebut logam yang dilapisi yaitu lempeng besi


dengan logam pelapis tembaga. Yang mana sifat dari besi yang mudah
mengalami korosi ketika kontak dengan udara. Oleh karena itu perlu
adanya pelapisan dengan logam lain agar besi tidak mudah mengalami
korosi. Sifat besi yang pada dasarnya rentan terhadap korosi maka
sebelum dilakukan electroplating perlu adanya pembersihan permukaan
lempeng tersebut.

Proses pembersihan lempeng besi dilakukan dalam tiga tahap yaitu


pembersihan secara mekanik, pembersihan lemak dan minyak, serta
pembersihan karat. Proses pembersihan karat dilakukan dengan
menggunakan amplas, yang mana pada tahap ini pengamplasan bertujuan
untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus permukaan
lempeng. Penghalusan lempeng bertujuan agar hasil pelapisan bias rata
dan juga halus sehingga bias tampak lebih indah. Penghilangan karat pada
tahap ini hanya sebagian saja yang bias dihilangkan. Oleh karena itu pada
tahap selanjutnya akan dibersihkan lagi.

Penghilangan lemak dan minyak dilakukan dengan mencelupkan


lempeng yang telah halus kedalam larutan alkali.yang terdiri dari
campuran NaOH dan Na2CO3. NaOH pada tahap ini berfungsi untuk
menyabunkan lemak dan minyak yang menempel pada lempeng besi.
Ketika lipid telah tersabunkan maka secara otomatis akan terlepas dari
lempeng dan terlarut dalam larutan pencuci. Pada proses ini terlihat adanya
lapisan-lapisan tipis lemak dan minyak yang terapung di permukaan
larutan. Lemak dan minyak ini dihilangkan dengan tujuan agar tidak
mengurangi daya hantar listrik dan juga permukaan kontak antara logam
dasar dengan logam pelapis.

Larutan pencuci yang digunakan untuk menghilangkan karat yaitu


terdiri dari 20% H2SO4. Asam sulfat merupakan asam yang sangat kuat
sehingga mampu meutuskan ikatan antara logam dan oksidanya. Pada
tahap ini peristiwa yang bias diamati adalah terjadinya gelembung-
gelembung dalam larutan dan juga larutan menajdi warna keruh akibat
karat besi yang terlepas dari lempeng besi. Penghilangan karat ini
bertujuan agar lapisan yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah
mengelupas.

Setelah dilakukan tahap persiapan, maka kita telah mendapatkan


lempeng besi yang telah siap untuk dilapisi dengan tembaga. Pada tahap
pelapisan, lempeng besi yang ditempatkan pada posisi katoda dan tembaga
pada posisi anoda menyebabkan terbentuknya lapisan pada bagian katoda
(bahan kerja). Pada praktikum ini kita menggunakan larutan elektrolit
asam yang terdiri dari CuSO4 dan H2SO4.

Pada saat arus mengalir, maka akan terjadi reaksi kimia dalam
system, yang mana ion postif dalam larutan akan bergerak mendekati
kutub negative (katoda) dan ion negative akan bergerak mendekati kutub
positif (anoda). Rekasi reduksi terjadi dikatoda dan reaksi oksidasi terjadi
di anoda. Dalam hal ini, tembaga yang kita gunakan sebagai anoda akan
mengalami oksidasi sehingga melepaskan elektronnya. Sementara
lempeng besi akan mengalami reduksi sehingga akan menerima electron.

Anode (+):      Cu (s)3Cu2+ (l) + 2e−

Katode (-):     Cu2+ (l) + 2e- Cu (l)

Sehingga Cu akan melapisi besi yang ada pada katoda

Page 41

Refining Metals

Pemurnian tembaga secara elektrolik

Digunakan dua elektroda dalam suatu larutan elektrolit, anoda


berupa logam yang masih kotor dan katoda adalah logam murni dan
elektrolit yang digunakan adalah larutan mengandung kation logam yang
akan dimurnikan. Pada elektrolisis perlu diberi energy dari luar agar reaksi
dapat terjadi secara spontan.
Pada elektrolisis tembaga kotor digunakan sebagai anoda, pada
katoda adalah logam tembaga murni, dan elektrolit yang digunakan adalah
CuSO4 yangn memiliki kation Cu2+. Selama proses elektrolisis
berlangsung tembaga dianoda teroksidasi menjadi Cu2+ dan larut dalam
larutan CuSO4, selanjutnya di katoda akan tereduksi menjadi logam Cu.
Hasil akhir elektrolisis adalah tembaga pindah dari anoda ke katoda,
sedangkan pengotor lain dalam tembaga tak murni seperti Ag Au, dan Pt
akan mengendap sebagai lumpur. Berikut reaksi-reaksi yang terjadi:

Elektrolit : CuSO4 (aq) → Cu2+ (aq) + SO42+ (aq)

Anoda : Cu (s) → Cu2+ (aq) + 2e-

Katoda : Cu2+ (aq) + 2e- → Cu (s)

Page 42

Electrolysis worksheet

1. Calculate the mass of zinc plated onto the cathode of an electrolytic cell by a
current of 750 mA in 3.25 h. (2.97 g)
Diketahui : I = 750 mA = 0.750 A
t = 3,25 h = 11700 s
F = 96 500 C/mol
Mr Zn = 65.39 g/mol
Ditanya : massa Zn ?

Jawab :
Zn2+(aq) + 2e− → Zn(s)

e x I x t 1e x 0.750 A x 11700 s
 ne = = = 9.093 × 10−2 mol e-
F 96500 C /mol
1mol Zn
 n Zn (s) = 9.093 × 10−2 mol e- x = 4.547 × 10−2 mol e−
2e
 m Zn (s) = n x M = 4.547 × 10−2 mol e− x 65.39 g/mol = 2.97 g
2. How many minutes does it take to plate 0.925 g of silver onto the cathode of
an electrolytic cell using a current of 1.55 A? (8.90 min)
Diketahui : massa = 0.925 g
I = 1.55 A
F = 96 500 C/mol
Mr Ag = 107.87 g/mol
Ditanya :t?
Jawab : Ag+(aq) + 1 e- → Ag(s),

1 mol
 n Ag(s) = 0.925 g × = 8.575 × 10−3 mol
107.87 g

1 mol e
 ne Ag(s) = 8.575 × 10−3 mol x = 8.575 × 10−3 mol e-
1mol Ag(s)

 q = n Ag(s) x F = 8.575 × 10-3 mol e− × 96500 C/mol e− = 827.5 C

q 827.5C 1min
 t= = = 533.9 s × = 8.90 min
I 1.55 A 60 s

Page 43

3. Anoda nikel dalam sel elektrolik berkurang massanya sebesar 1.20 g dalam
35.5 menit. Setengah reaksi oksidasi mengubah atom nikel menjadi ion nikel
(II). Berapa arus rata-ratanya?
1 mol
nNi(s) = 1.20 g Ni(s) x
58.69 g
= 2.045 x 10-2 mol
2 mol e
Jumlah mol elektron = 2.045 x 10-2 mol Ni(s) x
1mol∋( s)
= 4.089 x 10-2 mol e
Kuantitas listrik = 4.089 x 10-2 mol e x 96500 C/mol e
= 3946 C
Jumlah listrik ( C )
Arus =
waktu
39 46 C
=
2130 s
= 1.85 A

4. Dua setengah reaksi berikut terjadi dalam sel elektrolik dengan anoda besi
dan katoda kromium.
Oksidasi : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e
Reduksi : Cr3+(aq) + 3e → Cr(s)
a) Selama proses tersebut massa anoda besi berkurang sebesar 1.75 g.
Temukan perubahan massa katoda kromium.
Oksidasi : Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e
Reduksi : Cr3+(aq) + 3e → Cr(s)
2Cr3+(aq) + 3Fe(s) → 2Cr(s) + 3Fe2+(aq)
m
nFe(s) =
Mr
1.75 g
= g
55.85
mol
= 0,03133 mol Fe(s)
2 mol Cr
0,03133 mol Fe(s) x = 0,02089 mol Cr(s)
3 mol Fe
mCr(s) = 0,02089 mol Cr(s) x 52 g/mol = 1.09 Cr(s)

b) Jelaskan mengapa tidak perlu mengetahui arus listrik atau waktunya


untuk melengkapi?
Karena dari keseluruhan persamaan yang setimbang dapat ditentukan
dari rasio mol yang diketahui dimana rasio mol tersebut dapat digunakan
untuk menghitung perubahan massa.

Page 44

Buildin Voltaic Cells


Problem
What is the measured cell potential of all the possible voltaic cells built

from the following half -cells? Zn|Zn2+ Cu|Cu2+ Pb|Pb2+

Ag|Ag+

Experimental Design
Six voltaic cells will be built using 0.10 mol/L solutions, metal strips and
porous cups. The cell potential will be measured and compared to the
predicted values.

Variabel manipulasi: Katoda dan Anoda


Variabel respon: Tegangan (V)
Variabel terikat : HCl 0,1 M

Procedure: See overhead

Evidence

Cathode Anode Predicted Cell Measured Cell


Potential (V) Potential (V)
1.
Zn|Zn2+ Cu|Cu2+ 0,426 0,431

2.
Zn|Zn2+ Pb|Pb2+ 0,889 0,894

3.
Zn|Zn2+ Ag|Ag+ -0,016 0,021

4.
Pb|Pb2+ Cu|Cu2+ -0,211 0,216
5.
Pb|Pb2+ Ag|Ag+ -0,653 0,658

6.
Cu|Cu2+ Ag|Ag+ -1,136 1,141

Zn|Zn2+|| Cu|Cu2+

Zn|Zn2+|| Pb|Pb2+
Zn|Zn2+|| Ag|Ag+

Pb|Pb2+|| Cu|Cu2+
Pb|Pb2+|| Ag|Ag+

Cu|Cu2+|| Ag|Ag+

Page 45

Conclusion

1. Apakah potensi sel diukur sesuai potensi sel diprediksi? Apakah ada
kecenderungan umum dalam perbedaan antara mereka?

Nilai potensial sel pada saat percobaan terkadang tidak sama persis dengan
teori, hal itu sering terjadi. Namun nilai antara hasil pengukuran beda
potensial dengan nilai menurut teori tidak terlalu jauh
perbedaannya/selisih. Perbedaaan nilai tersebut dapat terjadi karen
berbagai macam faktor.

2. Apakah sel yang dibangun sel standar?


Iya sel standar
Potensi sel standar adalah beda potensial / voltase listrik maksimum dari sel
yang beroperasi dalam kondisi standar. Eºcell mewakili perbedaan energi
per unit muatan antara katoda dan anoda. Adanya arus listrik berupa aliran
elektron pada sel volta disebabkan oleh adanya beda potensial antara kedua
elektrode yang disebut juga dengan potensial sel (Esel) ataupun gaya gerak
listrik (ggl) atau electromotive force (emf). Potensial sel yang diukur pada
keadaan standar (suhu 25°C dengan konsentrasi setiap produk dan reaktan
dalam larutan 1 M dan tekanan gas setiap produk dan reaktan 1 atm)
disebut potensial sel standar (E°sel).

3. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan antara pengukuran dan nilai prediksi?


Jawab :
Pada suatu percobaan pasti dihasilkan perbedaan antara pengukuran dengan
nilai prediksi hal ini berkaitan dengan ketidakpastian, kesalahan, akurat,
dan presisi dalam pengukuran fisika maupun kimia. Ketidakpastian
memiliki dasar probabilistik dan mencerminkan pengetahuan yang tidak
lengkap dari besaran tersebut. Ketidakpastian tersebut muncul ketika dalam
hasil pengukuran berulang muncul karena variabel yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran tidak mungkin untuk dijaga konstan.
Bahkan keadaan ini dapat dikendalikan degan tepat, hasilnya masih akan
terdapat kesalahan ( eror )terkait dengan hal tersebut.

4. Identifikasi sumber eror/ kesalahan yang ada pada eksperimen


Jawab :
Kesalahan pengukuran yaitu emliputi kesalahan karena alat ukur, kesalahan
pengukuan karena benda ukur, kesalahan pengukuran karena faktor si
pengukur.
 Kesalahan karena kondisi manusia
 Kesalahan pada metode yang digunakan
 Kesalahan yang disebabkan toleransi komponen
 Konstanta pembacaan
Page 47

Gelembung cepat diamati pada elektroda positif. Solusi di sekitar anoda menjadi

kuning (warna asli adalah biru-hijau). Bau yang kuat. Padatan gelap diendapkan

pada elektroda negatif. Warna solid tidak jelas sampai elektroda dilepas — coklat

kemerahan padat. Padat mudah terhapus di handuk kertas.

2H2O(l) + 2e– → H2(g) + 2OH–(aq)

2I–(aq) → I2(s) + 2e

Page 48

Bab 13 Lab : Elektrolisis dari CuSO4(aq)

Masalah

Apa saja produk dari reaksi dan massa logam yang dihasilkan selama operasi dari
sebuah tembaga (II) sulfat selama waktu 10,0 menit ?

Produk = CuSO4 (aq) → Cu2+(aq) + SO4 2-(aq)

Massa Logam yang dihasilkan = ada di jawaban paling akhir

Reaksi di katoda : Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s)

Reaksi di anoda : Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e

Tegangan minimum yang diperlukan untuk sel untuk beroperasi :

Katoda (reduksi) = Cu2+ (aq) + 2e → Cu(s) E0,34 + ‫ﹾ‬

Anoda (oksidasi) = Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e E0,34 – ‫ﹾ‬

E‫ﹾ‬sel = E‫ﹾ‬katoda – E‫ﹾ‬anoda

= (+0,34 V) – (-0,34 V)

= +0,68 V

Jadi tegangan minimum yang diperlukan sebesar 0,68 volt.


Hitung massa tembaga yang dapat berlapis menggunakan arus 1,67 ampere
selama 10 menit dari CuSO4

63,5 g /mol
Diket : e=
2

i = 1,67 A

t = 10 menit = 600 s

F = 96.500 coulumb

Ditanya : W ………?

Jawab

e x I xt
W=
F

g
31,75 x 1,67 A x 600 s
W= mol
96.500 C

31.813,5
W=
96.500

W = 0,329 gram

Jadi massa tembaga yang dapat melapisi sebesar 0,329 gram.

Page 49

Pada percobaan tersebut, anoda mengalami peristiwa oksidasi dimana cu yang


diwakili oleh logam tembaga mengalami pemurnian

Katoda: Cu2+ + 2e -> Cu

Anoda: Cu -> Cu2+ + 2e

Anda mungkin juga menyukai