Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BAHAN INDUK TANAH DAN PERKEMBANGANNYA


MATA KULIAH DASAR – DASAR ILMU TANAH

DI SUSUN OLEH:
PUJI YULIO

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS


MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN SOLOK
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang paling luas penyebarannya di alam.
Sekitar 3,8×1015 ton N2-molekuler terdapat di atmosfer, sedangkan pada litosfer
terdapat sekitar 4,74 kalinya. Diperkirakan, setiap tahun biosfer menerima tambahan
N netto sebesar 9 juta metrik ton, dari selisih total tambahan melelui fiksasi biologis
dengan total kehilangan akibat denitrifikasi.
Siklus nitrogen dari fiksasi N2-atmosfer secara fisik/kimiawi yang menyuplai
tanah bersama presipitasi, dan oleh mikroorganisme baik secara simbiotik maupun
nonsimbiotik yang menyuplai tanah baik melaliu inangnya maupun setelah mati.
Sel-sel mati ini bersama dengan sisa tanaman/hewan akan menjadi bahan organic
yang siap didekomposisikan dan melalui serangkaian proses mineralisasi (aminisasi,
amonifikasi, dan nitrifikasi) akan melepaskan N-mineral (NH4+ dan NO3–) yang
kemudian di immobilisasi oleh tanaman atau mikrobia.
Gas amoniak hasil proses aminisasi apabila tidak segera mengalami amonifikasi
akan segera tervolatilisasi ke udara, begitu pula dengan gas N2 hasil denitrifikasi
nitrat, keduanya merupakan sumber utama N2-atmosfer. Kehilangan nitrat dan
ammonium melalui mekanisme pelindingan (leaching) merupakan salah satu
penyebab penurunan kadar N di dalam tanah.
Unsur nitrogen di dalam tanaman dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik
yang bergabung denagn C, H, O dan kadangkala dengan S untuk membentuk asam
amino , asam nukleat, klorofil, alkanoid, dan basa purin. Unsur N tersebut
berkorelasi sangat erat dengan perkembangan jaringan meristem, sehingga sangat
menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
B. Tujuan
 Untuk mengetahui definisi Nitrogen
 Untuk mengetahui berbagai macam proses siklus nitrogen
 Untuk mengetahui metabolisme nitrogen
 Untuk mengetahui ketersediaan nitrogen dalam tanaman
 Untuk mengetahui gejala yang terjadi pada tanaman akibat kelebihan dan
kekurangan nitrogen
 Untuk mengetahui metabolisme asam amino yang berkaitan dengan nitrogen
 
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nitrogen
Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di
dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA.  Nitrogen adalah komponen utama
dalam semua asam amino, yang nantinya dimasukkan ke dalam protein,  protein
adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di
basis pembentuk asam nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa
hereditas.
Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di atmosfer
adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang biologis
sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit bereaksi
dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk hidup
diperlukan berbagai proses, yaitu: fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.
Nitrogen adalah komponen penting bagi tumbuhan terdapat dalam banyak
senyawa. Protein dan asam nukledit yang biasanya diserap dari tanah dalam bentuk
sangat teroksidasi dan harus direduksi oleh proses yang bergantung pada energi
sebelum bergabung menjadi protein dan senyawa lain dalam sel.
 
B. Proses-Proses Nitrogen
1. Penambatan Nitrogen 
Penambatan nitrogen adalah proses yang menyebabkan nitrogen bebas
digabungkan secara kimia dengan unsur lain. Dalam atmosfer dengan satuan
luas satu acre (0,46 ha) tanah diperkirakan ada 35.000 ton nitrogen bebas.
Walaupun esensial mutlak bagi kehidupan, tidak satu molekulpun dapat
digunakan begitu saja oleh tumbuhan, hewan atau manusia tanpa campur tangan
jazad mikro penambat nitrogen.
Sejumlah jazad mikro tanah dan air mampu menggunakan molekul nitrogen
dalam atmosfer sebagai sumber N. Jazad mikro ini dibagi menjadi dua
kelompok menurut cara penambatan N yang dilakukan yaitu :
Penambatan N secara non-simbiotik, yaitu jazad mikro yang mampu
mengubah  molekulNmenjadi nitrogen sel secara bebas tanpa tergantung pada
organisme hidup lainnya.
Jazad mikro penambat N itu secara enzimatis menggabungkan N atmosfer
dengan unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa N-organik dalam sel hidup.
Dalam bentuk organik ini kemudian N dilepaskan kedalam bentuk terlambat,
tersedia bagi tanaman baik secara langsung maupun melalui aktifitas jasad
mikro.
Penambatan  N non-simbiotik dapat juga terjadi di atmosfer akibat halilintar
dan nitrogen oksida yan terbentuk oleh pembakaran mesin dapat mengalami
fotokimia dan nitrogen yang terikat dengan cara ini jatuh ke tanah bersama air
hujan.
2. Penambatan Nitrogen Secara Simbiotik
Dalam sistem ini penambatan molekul nitrogen adalah hasil kerja sama
mutualisme antara tumbuhan (leun dan tumbuhan lain) dengan sejenis bakteri.
Masing-masin simbion secara sendiri-sendiri tidak dapat menambat nitrogen.
Simbiosis antara bakteri dengan tumbuhan, misalnya antara species Rhizobium
dengan legum adalah endosimbiosis, karena berlangsung didalam tumbuhan.
Bakteri hidup dalam sel dan jaringan tumbuhan.
Di dalam tanah, bakteri Rhizobium bersifat organotrof, aerob, bentuk
batang pleomorfi, gram negatif, tidak berspora dan berflagella (1-6). Bakteri ini
mudah tumbuh dalam media biakan khususnya yang mengandung ragi atau
kentang. Suhu optimum antara 25-300C dengan pH optimum 7,0.
Bakteri Rhizobium bila masuk ke dalam sistem perakaran legum
menyebabkan pembentukan bintil akar. Dalam bintil akar bakteri berubah
bentuk menjadi bakteroid (bentul L,V,Y,T,X). Bakteri dalam bentuk bakteroid
dapat menambat nitrogen dari udara dengan bantuan enzim nitrogenase yan
dibentuk bakteri. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar legum mengambil
langsun nitrogen dari udara. Dengan aktivitas sselam abersama sel tanaman dan
bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawa nitrogen organik seperti asam
amino dan polipeptida yang ditemukan dalam tumbuhan, bakteri dan tanah di
sekitarnya. Penyediaan hara nitrogen oleh Rhizobium dapat mencapai 60-75 %
dari jumlah yang dibutuhkan tumbuhan.
Agar mendapatkan keuntungan yang maksimum dari kegiatan Rhizobium,
kita tidak dapat semata-mata tergantung pada infeksi spontan oleh mikroflora
tanah. Banyak tampat yang mengandung Rhizobium yang tidak efektif. Jadi
inokulasi dengan galur bakteri Rhizobium terpilih yang sesuai dengan tanaman
inangnya dan mempunyai daya saing yang tingi terhadap mikroflora asli pada
tanah setempat akan memberikan respons yang sangat nyata.
3. Penambatan Nitrogen Non-Simbiotik
Penambatan nitrogen secara hayati yang non sinbiotik dilakukan oleh jasad
mikro yang hidup bebas. Menurut Tedja Imas dkk. (1989), beberapa jasad mikro
yang dapat menambat N2 secara non simbiotik adalah Azotobacter. Bakteri ini
bersifat mesofilik dan aerob obligat dengan laju respirasi yang sangat tinggi.
Efisiensi penambatan nitrogen rendah sehinga kurang berarti di alam Species
lain adalah Beijerinckia dan Derxia, bersifat aerobik dan tumbuh baik pada
keadaan asam (sampai pH 3). Bakteri ini umum dijumpai di tanah-tanah trofis.
4. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah
nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi
nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim
nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen.
5. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam
bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen
dari tanaman yang mereka makan.
Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui
rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit
dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam
nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik
dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium
langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan
nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.

6. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi amonium
(NH4+) oleh bakteri dan jamur. Sebagian besar keberadaan N 2 di dalam tanah
dalam bentuk molekul anorganik. Organisme yang sudah mati diuraikan melalui
proses hidrolisis yang menyebabkan protein terurai menjadi asam amino. Proses
ini disebut deaminasi. Proses selanjutnya, asam amino yang sudah terbentuk
dikonversi menjadi ammonia (NH3) dan proses ini disebut amonifikasi.
Amonifikasi dibantu oleh beberapa mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
7. . Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang
hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama nitrifikasi,
bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi amonium (NH4 +)
dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti
Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-).
Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan
racun bagi kehidupan tanaman.
Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
1.NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2– + H2O + H+
2.NO2– + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3–
3.NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
4.NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
8. Denitrifikasi
Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas
nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh
spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik.
Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama
respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari
bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 N O3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
9. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen
(N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen
unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses
yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O
10. Reduksi Nitrogen
Mekanisme proses reduksi nitrat yang diakui akhir-akhir ini dalam tanaman
tingkat tinggi maupun rendah adalah sebagai berikut:
NO3 + 8H+ + 8e– è NH3 + 2H2O + OH–
Beberapa bakteri menggunakan nitrat sebagai penerima elektron pada
kondisi anaerobik (respirasi nitrat) dan menghasilkan gas-gas nitrogen (N 2 dan
NOx), suatu proses yang menyebabkan hilangnya nitrogen dari dalam tanah
melalui denitrifikasi. Reduksi nitrat menjadi amonia dimediasi oleh dua enzim
yang berbeda: nitrat reduktase, yang mereduksi nitrat menjadi nitrit; dan nitrit
reduktase, yang mereduksi nitrit menjadi amonia.
Nitrat reduktase adalah suatu enzim kompleks dengan berat molekul
~200.000 pada tanaman tingkat tinggi, dan sampai 500.000 pada tanaman
tingkat rendah. Enzim ini mengandung beberapa kelompok prostetik, termasuk
FAD, sitokrom, dan molibdenum. Terlokalisasi dalam sitoplasma tanaman
tingkat tinggi dan memerlukan baik NADH maupun NADPH sebagai donor
elektron. Diduga bahwa selama proses reduksi elektron-elektron secara
langsung ditransfer dari molibdenum ke nitrat.
11. Nitrogen Tersedia Bagi Tanaman
Nitrogen yang dapat di manfaatkan oleh tanaman tinggkat tingggi
khususnya tanaman budidaya dapat di bedakan atas empat kelompok utama
yaitu:
1. Nitrogen nitrat (NO3-),
2. Nitrogen ammonia (NH4+),
3. Nitrogen molekuler (N2) dan
4. Nitrogen organic.
Namun tidak semua dari bentuk – bentuk nitrogen ini dapat tersedia bagi
tanaman. Umumnya tanaman pertanian memanfaatkan nitrat dan ammonium
kecuali pada beberapa tanaman legume yang mampu memanfaatkan N bebas
melalui proses fiksasi N dengan bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium. N
organic kadang – kadang dapat dimanfaatkan oleh tanaman tinggi akan tetapi
tidak mampu mencukupi kebutuhan N tanaman dan umumnya dimanfaatkan
lewat daun melalui pemupukan lewat daun.
Bagi tanaman pertanian terutama manfaat N dalam bentuk ion nitra, akan
tetapi dalam kondisi tertentu khususnya pada tanah – tanah masam dan kondisi
an aerobic tanaman akan memanfaatkan N dalam bentuk ion ammonium
(NH4+). Pada tanaman – tanaman yang tumbuh aktif dengan cepat nitrat yang
terabsopsi oleh akar tanaman akan terangkut dengan cepat ke daun mengikuti
alur transpirasi. Oleh karena itu metabolisme nitrat pada kebanyakan tanaman
budidaya umumnya terjadi didaun walaupun metabolisme nitrogen juga terjadi
pada akar tanaman.
C. Peranan Nitrogen Bagi Pertumbuhan Tanaman
Nitrogen adalah unsur yang sangat penting bagi petrumbuhan tanaman. Nitrogen
merupakan bagian dari protein, bagian penting konstituen dari protoplasma, enzim,
agen katalis biologis yang mempercepat proses kehidupan. Nitrogen juga hadir
sebagai bagian dari nukleoprotein, asam amino, amina, asam gula, polipeptida dan
senyawa organik dalam tumbuhan. Dalam rangka untuk menyiapkan makanan untuk
tanaman, tanaman diperlukan klorofil, energi sinar matahari untuk membentuk
karbohidrat dan lemak dari C air dan senyawa nitrogen.
Adapun peranan N yang lain bagi tanaman adalah :
 Berperan dalam pertumbuhan vegetatif tanaman.
 Memberikan warna pada tanaman,
 Panjang umur tanaman
 Penggunaan karbohidrat.
 Dll.

D. Gejala Kelebihan dan Kekurangan Nitrogen pada Tanaman

Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akan mengakibatkan


pertumbuhan tanaman tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainan atau
penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tanaman yang mati muda yang
sebelumnya tampak layu dan mengering.
Adapun gejala yang ditimbulkan akibat dari kekurangan dan kelebihan unsure N
bagi tnaman adalah sebagai berikut:
1. Efek kekurangan unsur N bagi Tanaman.
 Pertumbuhan kerdil,
 Warna daun menguning,
 Produksi menurun,
 Fase pertumbuhan terhenti,
 Kematian.
2. Efek dari kelebihan unsur N bagi tanaman.
 Kualitas buah menurun.
 Menyebabkan rasa pahit (spt pada buah timun).
 Produksi menurun,
 Daun lebat dan pertumbuhan vegetative yang cepat,
 Menyebabkan keracunan pada tanaman.

E. Metabolisme nitrogen pada biji yang berkecambah
 Di sel penyimpanan pada semua biji, protein cadangan disimpan pada struktur
ikatan membran yang dinamakan benda protein. Benda protein bukan
merupakan protein murni, tapi juga mengandung banyak fosfat, magnesium dan
kalsium cadangan biji.
 Fosfat diesterifikasi menjadi enam gugus hidroksil dari gula alkohol enam karbon
yang dinamakan myoinositol. Produk dari esterifikasi disebut fitat, dan ionisasi
H+ dari guguis fosfat memungkinkan Mg2+, Ca2+, Zn2+, dan mungkin K+
untuk membentuk garam yang dinamakan fitin atau kadangkala fitat. Fitin
biasanya menempel pada protein di benda protein.
 Imbibisi air oleh biji kering menyebabkan berlangsungnya berbagai reaksi kimia
sehingga terjadi perkecambahan dan perkembangan kecambah. Protein di dalam
benda protein dihidrolisis oleh proteinase (protease) dan peptidase menjadi asam
amino dan amida.
 Beberapa asam amino dan amida yang dilepaskan selama proses hidrolosis
protein di dalam biji akan digunakan untuk membentuk protein baru yang
khusus, asam nukleat dsb. Tapi sebagian besar diangkut melalui floem ke sel
yang sedang tumbuh di akar dan tajuk.
 Akar muda segera menyerap NO3- dan NH4+, dan asimilasi nitrogen untuk
tumbuhan yang sedang tumbuh lainnya mulai lagi.
F. Reaksi yang Umum Terjadi pada Metabolisme Asam Amino
 Transaminasi.
 Deaminasi.
 Pembentukan urea.

Transaminasi
 Katalis: enzim aminotransferase.
 Mentransfer gugus amino ke α-ketoglutarate hasilnya: asam keto + glutarate.
 Enzim aminotransferase.
 Koenzim: piridoksal fosfat.
 Yg ada pada seluruh jaringan:
. Alanin transaminase
Piruvat + asam α-amino jadinya: L-alanin + Asam α-keto. Glutamate transaminase
α-ketoglutarat + asam α-amino jadinya: L-glutamat + asam α-keto.
 Lysine, threonine, proline, dan hidroksiproline tidak mengalami transaminasi.
G. Deaminasi
 Pemindahan gugus amino dan ion H.
 Hasilnya ammonia (NH3).
 Rangka karbonnya mengalami:
 Dioksidasi pada siklus krebs.
 Digunakan untuk glukoneogenesis.
 Diubah menjadi asam lemak.
 Enzimnya glutamate dehidrogenase:
 Reversibel.
 Sebagai enzim pengendali.
 Inhibitor alosterik: ATP, GTP, NADH.
 Aktivator alosterik: ADP, GDP.
 Didapat di berbagai jaringan dalam sitoplasma dan mitokondria.
 Enzimnya glutamate dehidrogenase:
E. Siklus Urea
 Ammonia yang toxic (NH3) diubah menjadi ammonium ion (NH4+).
 NH4+ diubah di liver jadi urea.
 Urea terdiri dari 2 NH2:
 1 dari NH4+.
 1 dari aspartate.
 Urea diekskresikan ke urin.
Jika asam amino berlebihan:
 Untuk sintesis protein.
 Untuk sintesis produk khusus.

F. Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat Nitrogen (N2) sendiri.
Nitrogen merupakan elemen esensial dari protein, DNA, dam RNA.
Pertumbuhan tanaman juga sangat dipengaruhi oleh nitrogen ini. Pada tumbuhan
tertentu, terutaa polong-polongan, di akarnya sering terdapat akar yang
menggelembung, yang disebut nodul. Di dalam nosul ini terdapat bakteri Rhizobium
yang bersimbiosis.
Bakteri Rhizobium dapat mengikat nitrogen dan mengubah nitrogen menjadi
nitrat. Prosese tadi disebut fiksasi nitrogen. Akibat adanya simbiosis ini, tumbuhan
polong-polongan tercukupi kebutuhan nitratnya, dan sebaliknya menghasilkan gula
bagi bakteri.
Serelia atau tumbuhan rumput-rumputan berbiji merupakan tumbuhan yang
mensuplai 50% makanan pokok penduduk dunia. Namun, serelia tidak memiliki
bakteri yang dapat memfiksasi nitrogen di akarnya, sehingga kebutuhan nitrogennya
dapat diperoleh dari pupuk buatan. Kelebihan pupuk buatan dapat dapat terbilas air
dan mencemari air minum dan lain-lain.
Dengan adanya bioteknologi, para ilmuwan mencoba mengembangkan
tumbuhan yang akarnya dapat bersimbiosis dengan Rhizobium. Ide ini melibatkan
12 gen nif, yang dapat mengontrol fiksasi nitrogen.
Para ilmuwan mencoba menyisipkan gen nif kepada :
1. tumbuhan serelia yang sesuai,
2. bakteri yang berasosiasi dengan tumbuhan serelia,
3. plasmid Ti dari Agrobacterium dan kemudian menginfeksi tumbuhan yang sesuai
dengan bakteri yang telah direkayasa.
Para ilmuwan memanfaatkan rekayasa genetika untuk mengisolasi gen yang
diinginkan kemudian menyisipkannya ke sel organisme lain yang dikehendaki.
Dalam penyisipan ini dilibatkan bakteri Agrobacterium tumefaciens untuk
memasukkan gen ke sel-sel tumbuhan.
Sel Agrobacterium memiliki untaian DNA yang disebut plasmid Ti [T=tumor,
i=including]. Gen yang dikehendaki disisipkan dulu ke plasmid Ti. Tumbuhan yang
diinfeksi Agrobacterium mengalami tumor ganas yang disebabkan oleh Ti. Tumor
ini disebut crown gall yang sel-sel didalamnya masing-masing mengandung plasmid
Ti yang telah disisipkan gen. tumbuhan dapat dikulturkan dari potongan kecil
jaringan dari crown gall. Tumbuhan hasil kultur ini telah memiliki sifat yang
berbeda karena telah disisipkan gen, jadi sifat gen akan sesuai dengan gen yang
disisipkan.
 Nitrogen memasuki ekosistem melalui 2 jalur alami:
 Melalui hujan dan debu nitrogen.
 Melalui fiksasi nitrogen, yang dilakukan oleh mikroba prokariotik dengan
kemampuan mengubah N2 menjadi senyawa yang dapat digunakan untuk
mensintesis senyawa organik bernitrogen seperti asam amino.
 
 Sumber utama:
- Atmosfer (80%)
- Tanaman
- Bahan organik tanah
- Industri pupuk nitrogen kimiawi menyumbang pada daur nitrogen di alam.
- Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang
kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.
- Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
-Mikrobia atau bakteri-bakteri.
- Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
- Hasil dari fiksasi nitrogen adalah amonia, yang di dalam tanah akan berubah
menjadi amonium setelah mengalami penambahan ion H + (amonifikasi),
yang dapat digunakan oleh tanaman.

 Beberapa bakteri aerob dapat mengoksidasi amonium menjadi nitrat, melalui


proses yang disebut nitrifikasi.
 Nitrat juga dapat digunakan oleh tanaman.
 Beberapa bakteri dapat menggunakan oksigen dari nitrat dan melepaskan N 2 ke
udara (denitrifikasi).
 Fungsi Nitrogen bagi tanaman adalah:
 Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif
tanaman, seperti daun, batang dan akar.
 Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali
dalam proses fotosintesis.
 Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
 Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.
 Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
 
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Nitrogen merupakan salah satu unsure makro esensial yang dibutuhkan oleh
tanaman. Tanaman menggunakan nitrogen dalam proses pembentukan DNA, RNA,
maupun protein sebagai pembangun jaringan tubuh tumbuhan. Nitrogen dapat diserap
tanaman dalam bentuk nitrat dan ammonium. Amonium adalah salah satu bentuk
senyawa nitrogen yang tidak dapat diakumulasikan dalam jaringan tumbuhan dalam
jangka waktu yang lama Senyawa ini dapat menghambat produksi ATP. Gejala defisiensi
nitrogen adalah tanaman tumbuh kerdil dan daunnya menjadi kekuningan (klorosis).
 
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A, J.B Reece, L.G.Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima jilid II.
Jakarta:Erlangga.
Hanafiah, Kemas Ali. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press.
Miftahudin, et.al. 2008. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen Biologi FMIPA
IPB.

Anda mungkin juga menyukai