NIM : 4212431016
2. Contoh :
- Pupuk hayati; Pupuk mikrobiologis atau biofertilizer atau pupuk hayati adalah
pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang ketika diterapkan pada
benih, permukaan tanaman, atau tanah, akan mendiami rizosfer atau bagian
dalam dari tanaman dan mendorong pertumbuhan dengan meningkatkan
pasokan nutrisi utama dari tanaman.
Pupuk hayati diaplikasikan ke tanaman pertanian sehingga produksi bahan pangan
meningkat.
3. Fungi biokontrol adalah fungi, atau yang lebih umum dikenal sebagai jamur benang,
yang dapat menghambat secara biologis pertumbuhan patogen tanaman, parasit atau
insekta. Pengembangan fungi ini bertujuan untuk meminimalkan pemakaian pestisida
kimiawi sintetik yang sering berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Fungi
yang dapat digunakan sebagai fungi biokontrol harus memiliki beberapa kriteria antara
lain: 1. Fungi tersebut tidak bersifat patogen terhadap hewan atau tanaman, kompatibel
atau cocok dengan lingkungan pertumbuhan tanaman. 2. Jika akan digunakan di lahan
pertanian yang telah diseprot dengan pestisida sintetik, maka fungi biokontrol tersebut
harus resistan terhadap residu pestisida yang tersisa. 3. Fungi biokontrol tidak terbatas
pada fungi untuk perlindungan tanaman, tetapi juga termasuk fungi yang dapat
mengurangi populasi nyamuk dan melindungi hewan dan manusia dari berbagai
penyakit yang disebarkan oleh nyamuk/insekta lainnya.
Pada saat ini, proyek yang sedang dikembangkan adalah memproduksi molekul khusus
dalam jumlah yang banyak, seperti biofuel dengan menciptakan rantai DNA secara sintetis
dan memasukkannya ke dalam organisme induk untuk memulai proses dari awal hingga
akhir. Proyek lebih besar, yaitu mendesain gen berbeda dari gen asal, salah satunya adalah
membuat kromosom yeast (ragi/sejenis jamur)
4. Karena kurangnya teknologi dan pendidikan yang kurang memadai serta
ketidakmampuan mengelola SDA
7. Bahan baku (hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan limbah industri) – fermentasi
(pemberian mikroorganisme) – produk yang menguntungkan.
8. Alat-alat teknologi untuk bisa menghasilkan bahan baku yang berkualitas tinggi dan
alat-alat untuk melakukan proses berindustri
9. Cara-cara fermentasi di Indonesia sangat beragam, mulai dari yang sederhana hingga
penggunaan peralatan modern, dari yang dibuat secara alami hingga yang terkendali,
dari yang aerob hingga anaerob dan sebagainya. Salah satu hal yang harus diperhatikan
dalam fermentasi adalah bagaimana mengatur agar fermentasi dapat berlangsung
dengan baik. Sejalan dengan perkembangan alternatif pengawetan pangan maka
pengembangan produk pangan fermentasi saat ini lebih karena tekstur, aroma dan
rasanya yang unik. Dampak positif dari produk fermentasi terhadap kesehatan
konsumen juga menjadi alasan pengembangan produk fermentasi sekarang ini. Dampak
positif dari produk fermentasi terhadap kesehatan konsumen juga menjadi alasan
pengembangan produk fermentasi sekarang ini. Pemecahan komponen yang kompleks
menjadi komponen-komponen yang lebih sederhana menyebabkan produk fermentasi
lebih mudah dicerna daripada produk pangan asalnya.
Pada beberapa produk fermentasi, dilaporkan pula adanya peningkatan kandungan
beberapa vitamin, antioksidan, dan senyawa lain yang bermanfaat bagi kesehatan. Di
dalam buku ini akan dibahas tentang prinsip dasar teknologi fermentasi pangan
tradisional, mikroba yag terlibat dalam fermentasi pangan tradisional, dan cara
pembuatan berbagai produk
fermentasi pangan tradisional (yogurt, kefir, bekasam, tempoyak, tape, tempe, kecap,
tauco, kombucha, pikel, kimchi, oncom, dadih, sauerkraut, pakasam, wadi, mandai,
lemea, dangke, brem).