7
SILVIKULTUR JENIS
Mahoni (Swietenia macrophylla King)
Oleh: Sri Wilarso Budi R
Cabang atau ranting coklat keabuan, kuncup Buah yang sudah diambil kemudian dibelah
besar, tertutup oleh sisik tebal berwarna coklat dan bijinya dikeluarkan dari buahnya,
muda dengan ujung terlipat, seringkali dibersihkan dan sayapnya di potong kira-kira
mengandung resin (Samingan, 1980). Tajuk 1 cm di atas embrionya.
berbentuk kubah dan daun berwarna hijau gelap
dan rapat. Biji Mahoni tergolong jenis yang semi
recalsitran, sehingga penyimpanannya tidak
Mahoni muda berbatang lurus, tumbuh cepat bisa terlalu lama. Sebelum disimpan dijemur
dan memulai percabangan (2-3 buah) setelah terlebih dahulu sampai mencapai kadar air 65
mencapai tinggi 2 meter. Akar tunggang pada %. Wadah simpannya dapat berupa kaleng,
saat masih muda tumbuh dengan cepat, dengan kantong plastic atau kantong plastic dalam
sedikit akar permukaan yang panjang. Akar kaleng kemudian di letakkan pada ruang ber
tunggangnya mampu menembus tubuh tanah AC. Dengan teknik ini biji Mahoni masih
sampai kedalaman 5 m, yang dilengkapi akar dapat berkecambah setelah 1 bulan disimpan.
penghisap yang sangat banyak (Wibianto,
1994). Pohon berbuah setiap tahun setelah berumur
8 tahun, terutama pada bulan Juni -Agustus
4. Perbenihan
5. Persemaian/Pembuatan Bibit
8
SILVIKULTUR JENIS
Mahoni (Swietenia macrophylla King)
Oleh: Sri Wilarso Budi R
sampai ratusan hektar dalam satu periode diayak terlebih dahulu untuk mendapatkan
tanam, sehingga penanaman benih langsung di butiran yang seragam . Selanjutnya media-
lapangan akan menyulitkan pemeliharaan media ini disterilkan dengan pembakaran
benih-being yang baru berkecambah. Dengan kering, atau secara kimiawi dengan fungsida
memproduksi bibit di persemaian terlebih untuk menghindari terjadinya serangan
dahulu, perhatian dan perawatan maksimum penyakit (dumping off) pada benih yang baru
dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah berkecambah.
dan mudah.
Media sapih yang digunakan untuk produksi
Sebelum Pembuatan bibit di mulai, maka bibit tanaman kehutanan sangat bervariasi
terlebih dahulu dibuat rencana pembuatan dari satu persemaian ke persemaian yang lain
persemaian. Perencanaan persemaian ini tergantung pada bahan yang tersedia di
meliputi penetapan jenis yang akan diproduksi sekitar persemaian dan jenis bibit yang
serta jumlahnya. Setelah itu diketahui jumlah diproduksi. Tetapi secara umum media yang
dan jenisnya, maka dapat dilanjutkan dengan digunakan adalah tanah, pasir dan kompos
survey lapangan untuk mendapatkan lokasi dengan berbagai kombinasi. Media lain yang
yang paling tepat untuk produksi bibit tersebut. sering digunakan adalah gambut, namun
Secara umum ketinggian tempat harus sesuai tergantung kepada lokasi persemaian dari
dengan kebutuhan jenis yang diproduksi. sumber gambut. Persemaian-persemaian di
Kesalahan pemilihan lokasi, khususnya jika Jawa tidak menggunakan gambut sebagai
tinggi tempat dari muka laut tidak sesuai dapat media sapih karena jarak dan biaya
menyebabkan bibit tumbuh tidak normal (terlalu pengadaanya yang tinggi.
lambat, daun keriting). Lokasi persemaian dicari
lokasi yang dekat dengan sumber air, tenaga Kriteria media tumbuh yang baik adalah : (a)
kerja, memiliki akses yang baik, dan akses yang dapat menghasilkan kualitas semai yang baik
relatif datar. Jika tidak memungkinkan untuk (b) mudah diperoleh dan harganya murah (c)
memperoleh lokasi yang datar, maka pada cukup ringan untuk dibawa ke lokasi
lahan tersebut dapat dibuat terasering sehingga persemaian dan penanaman (d) mudah untuk
diperoleh persemaian yang bertingkat-tingkat. disterilkan (e) dapat disimpan dalam waktu
Konsekwensi dari persemaian seperti ini adalah yang relatif lama tanpa perubahan yang
produktivitas tenaga kerja berkurang akibat berarti dalam sifat fisik dan kimianya dan (f)
tenaga yang digunakan untuk naik dan turun di mempunyai kapasitas penyimpanan air dan
lokasi persemaian. unsur hara yang cukup tinggi.
Pemeliharaan persemaian dimaksudkan untuk Penyakit ini menyerang sel-sel akar sehingga
memperoleh bibit yang berkualitas baik akar kehilangan fungsi utamanya yaitu
sehingga akan mempunyai daya tahan hidup di menyerap air dan hara. Serangan yang parah
lapangan lebih tinggi. Pemeliharaan bibit di dapat menyebebkan kematian. Pengendalian
Persemaian meliputi kegiatan-kegiatan : dapat dilakuakan dengan memfumigasi
penyiraman, pembersihan gulma, pemupukan, bedengan sebeleum penyemaian dilakukan.
dan pemberantasan hama penyakit. Bila ada bibit yang diserang, sebaiknya
diisolasi dan dicabut dan dimusnahkan.
Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi dan
sore hari dan dilakukan dengan hati-hati
menggunakan sprayer gembor. Pembersihan 6. Penanaman
gulma yang tumbuh dalam polybag dilakukan
sewktu-waktu dengan cara mencabut gulma Mahoni dapat ditanam pada areal bekas
perlahan-lahan, jangan sampai merusak akar tebangan dan semak belukar dengan sistim
Mahoninya. jalur atau cemplongan. Disamping itu dapat
Pemupukan pertama pada bibit menggunakan juga ditanam pada areal yang terbuka dengan
pupuk jenis NPK yang diberikan pada saat pengolahan tanah total yang dapat
mencampur media sapih dengan dosis 1 gram dikombinasi dengan pemberian tanaman
per polybag. Pemupukan selanjutnya dilakukan tumpang sari.
sebulan sekali dengan dosis yang sama.
Kegiatan penanaman meliputi :
Hama dan Penyakit sering menyerang
persemaian Mahoni. Jenis-jenis hama dan a. Persiapan Lapangan
penyakit yang ada adalah (Atmosuseno, 1999) :
Dalam persiapan lapangan yang pertama
a. Hypsiphyla robusta kali dilaksanakan adalah land
clearing/pembabatan semak belukar,
Hama ini berupa ulat yang menyerang pucuk kemudian di ikuti dengan pengolahan tanah.
daun muda. Pengendaliannya dengan Untuk sistim jalur dan cemplongan,
menggunakan insektisida Organofosfat dan pekerjaan utama yang perlu dilaksanakan
Karbamat. adalah pembuatan dan pemasangan ajir.
10
SILVIKULTUR JENIS
Mahoni (Swietenia macrophylla King)
Oleh: Sri Wilarso Budi R
Arah pembersihan lapangan dilaksanakan Penyulaman dilakukan pada tahun pertama
sesuai dengan ajir. Tahap selanjutnya adalah dan tahun kedua, sedangkan kegiatan
pembuatan lubang tanaman yang jaraknya penyiangan, pendangiran dan pemupukan
sisesuaikan dengan jarak tanam yg telah sebaiknya dilaksanakan dua kali dalam
direncanakan yaitu 3 m X 2 m atau 4 m X 2m. setahun yaitu pada awal dan akhir musim
penghujan serta dilaksanakan sampai
Lubang tanaman sebaiknya dibuat 7 – 15 hari tanaman cukup besar. Pemberantasan hama
sebelum pelaksanaan penanaman, dengan dan penyakit hanya dilaksanakan sewaktu-
ukuran lubang 30 cm X 40 cm X 30 cm. waktu yaitu jika ada serangan hama/penyakit
Setelah selesai dibuat lubang tanam, atau diperkirakan akan terjadi serangan
kemudian dimasukkan pupuk organik penyakit. Hama yang menyerang tanaman
(Gambar 4). Mahoni antara lain penggerek batang dan
penggerek pucuk (Hypsiphyla robusta) .
Serangan penggerek tersebut dapat diberantas
dengan insektisida yang bersifat sistemik
8. Perlindungan
Pengendalian tanaman dari bahaya
kebakaran dilakukan dengan cara membuat
sekat bakar dan pembuatan jalur-jalur isolasi
berupa jalur terbuka selebar 3 meter serta
menghindari penumpukan bahan organik
pada suatu tempat..
Bibit dalam kantong plastik yang telah diseleksi Dahlan, EN. 1989. Study Kemampuan
diangkut ke areal penanaman yang jumlahnya Tanaman dalam Menjerap dan
disesuaikan dengan kemampuan tanam perhari. Menyerap Timbal emisi dari
Bibit ditanam satu persatu pada setiap lubang Kendaraan Bermotor. Thesis Pasca
denga terlebih dahulu melepas/menyobek Sarjana IPB.
bagian bawah kantong plastik secara hati-hati
agar tanahnya tidak pecah. Bibit ditanam berdiri Wibianto, SH. 1994. Kajian Pengaruh Macam
tegak dan ditutup dengan tanah di sekelilingnya Tanah terhadap Pertumbuhan Mahoni
ditekan dengan tangan dari samping agar tanah Daun Lebar (Swietenia macrophylla
padat. Dalam penanaman harus diusahakan King). Skripsi Jurusan Manajemen
agar batang dan akar tidak rusak atau bengkok. Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
11
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R
Secara alami Sungkai terdapat di Pulau Kayu teras berwarna krem atau kuning muda.
Kalimantan, Sumatera, Kepulauan Riau dan Tekstur kayu kasar dan tidak merata. Arah
Jawa Barat. Sungkai yang terdapat di Jawa serat lurus, kadang-kadang bergelombang
Barat berasal dari Lampung, kemudian tumbuh dengan permukaan kayu agak kesat.
secara alami. Di Pulau Kalimantan, semakin ke
utara menuju khatulistiwa populasi sungkai yang
tumbuh secara alami semakin sulit ditemukan
(Anonim, 2000).
2. Persyaratan Tumbuh
Photo Oleh : Sri Wilarso Budi
Sungkai dapat tumbuh baik pada hutan-hutan
sekunder yang terbuka, di tepi sungai yang Gambar 1. Anakan Sungkai
lembab tapi tidak tergenang air dan di tepi jalan
yang terbuka. Sungkai dapat tumbuh baik pada
ketinggian 0 – 600 meter dari atas permukaan
laut dan menyukai jenis tanah Podzolik Merah
Kuning. Suhu bulanan berkisar antara 210C –
320C dengan curah hujan rata-rata tahunan
antara 2100 – 2700 mm.
3. Lukisan Pohon
Tinggi pohon mencapai 20–30 m panjang Photo oleh : Sri Wilarso Budi
batang bebas cabang mencapai 15 m, dengan
diameter 60 cm atau lebih, batang lurus dan Gambar 2. Pohon Sungkai
sedikit berlekuk dangkal, tidak berbanir, dan 4. Perbenihan
ranting penuh bulu halus. Kulit luar berwarna
12
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R
Pohon Sungkai mempunyai musim berbunga sangat terbatas; h) areal penanaman sangat
dan berbuah yang berbeda-beda menurut luas mencapai puluhan sampai ratusan hektar
penyebaran tempat tumbuhnya. Di Jawa dalam satu periode tanam, sehingga
berbunga pada bulan Juni dan Juli, di Sumatera penanaman benih langsung di lapangan akan
Selatan Tanaman sungkai berbuah sepanjang menyulitkan pemeliharaan benih-being yang
tahun, terutama pada bulan Maret – Juni, tiap baru berkecambah. Dengan memproduksi
kilogram biji berisi 262.000 butir dan di bibit di persemaian terlebih dahulu, perhatian
Kalimantan antara Januarai dan Februari. dan perawatan maksimum dapat dilakukan
Bunga Sungkai berbentuk malai di ujung atau dengan biaya yang lebih murah dan mudah.
ketiak daun atas, ukurannya besar dan
bercabang-cabang dengan panjang sekitar 20- Sebelum Pembuatan bibit di mulai, maka
60 cm. Pada umumnya Buah akan muncul terlebih dahulu dibuat rencana pembuatan
setelah dua bulan musim bunga. Buah Sungkai persemaian. Perencanaan persemaian ini
berupa buah batu beruang empat, kering, bulat, meliputi penetapan jenis yang akan diproduksi
kecil dan berbiji banyak. Namun biji Sungkai serta jumlahnya. Setelah itu diketahui jumlah
sulit dikecambahkan, dan berdasarkan data dan jenisnya, maka dapat dilanjutkan dengan
literature, prosentase kecambah bijinya hanya survey lapangan untuk mendapatkan lokasi
30 %, karena itu untuk Pembibitan digunakan yang paling tepat untuk produksi bibit
Vegetatif/stek. tersebut. Secara umum ketinggian tempat
harus sesuai dengan kebutuhan jenis yang
5. Persemaian/Pembuatan Bibit diproduksi. Kesalahan pemilihan lokasi,
khususnya jika tinggi tempat dari muka laut
Perencanaan Persemaian tidak sesuai dapat menyebabkan bibit tumbuh
tidak normal (terlalu lambat, daun keriting).
Persemaian tanaman kehutanan adalah suatu Lokasi persemaian dicari lokasi yang dekat
tempat yang digunakan untuk memproduksi bibit dengan sumber air, tenaga kerja, memiliki
suatu jenis tanaman kehutanan yang siap untuk akses yang baik, dan akses yang relatif datar.
periode kegiatan penanaman tertentu dengan Jika tidak memungkinkan untuk memperoleh
dengan jumlah dan kualitas yang memadai. lokasi yang datar, maka pada lahan tersebut
Persemaian diperlukan untuk tanaman dapat dibuat terasering sehingga diperoleh
kehutanan karena beberapa hal, diantaranya persemaian yang bertingkat-tingkat.
adalah a) karena benih terlalu kecil, seperti Konsekwensi dari persemaian seperti ini
Eucalyptus spp., Duabanga sp., sehingga tidak adalah produktivitas tenaga kerja berkurang
mungkin untuk ditanam secara langsung; b) akibat tenaga yang digunakan untuk naik dan
waktu perkecambahan benih tanaman turun di lokasi persemaian.
kehutanan lama, misalnya jati (Tectona
grandis)memerlukan waktu 21 hari sedangkan Lokasi yang telah ditetapkan kemudian
ulin (Eusideroxylon zwageri) memerlukan waktu ditandai dan dipetakan untuk penataan lebih
6-12 bulan untuk berkecambah; c) bibit tanaman lanjut. Layout persemaian dibuat sesuai
kehutanan memerlukan perlakuan khusus pada dengan kebutuhan, dimana penempatan
waktu kecil, misalnya naungan; d) persen bedeng tabur, bedeng sapih, ruang
kecambah yang rendah; e) rentan terhadap penampungan dan persiapan media, gudang,
hama dan penyakit, misalnya kecambah Pinus kantor dan lain-lain. Akan sangat berpengaruh
merkusii dan Duabanga sp. sangat rentan kepada produktivitas kerja. Bedeng tabur dan
terhadap serangan dumping off., sedangkan bedeng sapih dibuat dengan arah Utara
benih Eucalyptus spp. seringkali dipindahkan Selatan agar seluruh bibit mendapatkan
oleh semut merah; f) benih tanaman kehutanan pencahayaan yang merata.
pada umumnya mahal, sehingga
perkecambahan maksimum sangat diperlukan; Media Semai
g) ketersediaan benih tanaman kehutanan
13
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R
Media semai yang digunakan untuk produksi kering. Dengan teknik tersebut stek tidak
bibit tanaman kehutanan sangat bervariasi dari akan kering dalam waktu 7 – 10 hari.
satu persemaian ke persemaian yang lain
tergantung pada bahan yang tersedia di sekitar Penyemaian
persemaian dan jenis bibit yang diproduksi.
Tetapi secara umum media yang digunakan Untuk merangsang pertumbuhan akar, maka
adalah tanah, pasir dan kompos dengan stek dapat diberi hormon tumbuh (Root- one
berbagai kombinasi. Media lain yang sering F), kemudian ditanam/disemaikan dalam
digunakan adalah gambut, namun tergantung kantong plastik. Kantong-kantong plastik
kepada lokasi persemaian dari sumber gambut. sebaiknya dibuat bedengan dan dinaungi
Persemaian-persemaian di Jawa tidak dengan sungkup plastik selama 3 minggu.
menggunakan gambut sebagai media sapih
karena jarak dan biaya pengadaanya yang Setelah 3 minggu, sungkup plastik dibuka
tinggi. kemudian diberi naungan sarlon selama 6
minggu.
Kriteria media tumbuh yang baik adalah : (a)
dapat menghasilkan kualitas semai yang baik Pemeliharaan
(b) mudah diperoleh dan harganya murah (c)
cukup ringan untuk dibawa ke lokasi Cara pemeliharaan bibit adalah penyiraman
persemaian dan penanaman (d) mudah untuk dua kali sehari dan jika terserang
disterilkan (e) dapat disimpan dalam waktu yang hama/penyakit dilakukan pemberantasan
relatif lama tanpa perubahan yang berarti dalam dengan insektisida/fungisida. Pemupukan
sifat fisik dan kimianya dan (f) mempunyai dilakukan dua kali seminggu dengan
kapasitas penyimpanan air dan unsur hara yang menggunakan pupuk NPK Cair. Dengan cara
cukup tinggi. ini biasanya bibit siap dipindahkan
kelapangan pada umur lebih kurang 4 bulan.
Wadah atau Kontainer
6. Penanaman
Wadah atau Kontainer yang umum digunakan
untuk Pembibitan adalah Polybag. Ukuran Sungkai dapat ditanam pada areal bekas
Palybag untuk Sungkai biasanya adalah 15 x 20 tebangan dan semak belukar dengan sistim
cm. jalur atau cemplongan. Disamping itu dapat
juga ditanam pada areal yang terbuka dengan
Pengambilan dan Pengepakan Bahan stek pengolahan tanah total yang dapat
dikombinasi dengan pemberian tanaman
Pembuatan bibit sungkai sebaiknya dengan tumpang sari.
cara vegetatif melalui stek. Pemilihan terubusan
yang akan dipakai sebagai bahan stek dilakukan Kegiatan penanaman meliputi :
dengan cara memilih terubusan yang sehat dan
sudah berkayu dengan diameter lebih kurang
2,5 cm dan panjang 25 cm – 30 cm. Stek yang
dipilih adalah dari cabang autotrof (cabang
c. Persiapan Lapangan
vertikal), hindari cabang yang plagiototrof
(cabang horizontal). Stek yang sudah dipotong
kemudian segera di bawa ke persemaian untuk Dalam persiapan lapangan yang pertama
diproses lebih lanjut. kali dilaksanakan adalah land
clearing/pembabatan semak belukar,
Apabila lokasi sumber stek dengan persemaian kemudian di ikuti dengan pengolahan tanah.
cukup jauh maka stek harus dipak dalam karung Untuk sistim jalur dan cemplongan,
basah kemudian dilapisi lagi dengan karung pekerjaan utama yang perlu dilaksanakan
adalah pembuatan dan pemasangan ajir.
14
SILVIKULTUR JENIS
Sungkai (Peronema canescen Jack)
Oleh: Sri Wilarso Bud R