Anda di halaman 1dari 24

BALAI PENGELOLAAN DAS DAN HUTAN LINDUNG ASAHAN BARUMUN

Juni 2021
LATAR BELAKANG
Lahan Kritis, Lahan tidak produktif Pro Job

Pro
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)
Growth

Bibit Pro Poor

Persemaian Persemaian
Non Permanen Pro
Permanen Environmen
t

Kebun Bibit
Rakyat (KBR)
APA ITU KBR?
Kebun bibit yang dikelola oleh kelompok masyarakat
yang beranggotakan baik laki-laki maupun perempuan,
melalui pembuatan bibit berbagai jenis tanaman hutan
dan/atau tanaman serbaguna (MPTS) yang
pembiayaannya bersumber dari dana pemerintah.
Maksud dan Tujuan KBR

 Penyediaan bibit dalam rangka mendukung rehabilitasi hutan


dan lahan serta penghijauan lingkungan

 Pemberdayaan masyarakat
KRITERIA CALON KELOMPOK
MASYARAKAT KBR
 Beranggotakan paling sedikit 15 (lima
belas) orang
yang terdiri atas laki-laki dan/atau
perempuan
 Mempunyai calon lokasi penanaman
Bibit yang belum
pernah menjadi lokasi penanaman Bibit
dalam jangka
waktu 6 (enam) tahun terakhir
 Belum pernah mendapat bantuan
kegiatan sejenis
atau fasilitasi dari pemerintah dalam
jangka waktu 6
(enam) tahun terakhir
APA SYARAT CALON LOKASI pembibitan
KBR?
Lokasi relatif datar dengan kemiringan berupa lereng 0%
(nol persen) sampai dengan 8% (delapan persen)
bebas banjir dan tanah longsor
mendapat cukup sinar matahari
tersedia sumber air
aksesibilitas baik atau mudah dijangkau
khusus untuk jenis mangrove, berada pada lokasi yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut
Rencana usulan kegiatan kelompok (rukk )
Rencana pembangunan KBR yang disusun oleh
Tim Perencana Kelompok, disetujui oleh Ketua
Kelompok, dinilai oleh Pendamping dan
disahkan oleh PPK.
RUKK memuat:
Nama dan alamat kelompok
Nama pengurus dan anggota
Lokasi persemaian dan penanaman
Jenis dan jumlah bibit
Bahan dan peralatan
Jenis kegiatan dan rencana biaya
Tata waktu
Kontrak swakelola
Perjanjian antara kelompok masyarakat dengan
PPK yang memuat hak dan kewajiban masing-
masing pihak dalam pelaksanaan KBR.
Kontrak Swakelola ditandatangani oleh PPK dan
Ketua Kelompok.
UNTUK APA BIBIT hasil KBR?
a. lahan kritis;
b. lahan terbuka;
c. lahan bekas kebakaran hutan dan
lahan; dan/atau
d. lahan tidak produktif.
penanaman bibit KBR

 Dapat berada di dalam kawasan hutan dan/atau di luar


kawasan hutan.
 Luasan 10 (sepuluh) hektar, pada ekosistem mangrove dan
25 (dua puluh lima) hektar, pada selain ekosistem
mangrove.
Tahapan Pekerjaan:
a. penyusunan RPB;
b. penanaman;
c. evaluasi; dan
d. pembayaran insentif.
Rpb (rancangan penanaman bibit)
• Dilakukan oleh Tim Persiapan dan dibimbing
oleh Pendamping
• Memuat informasi mengenai:
 lokasi penanaman;
 luas areal penanaman;
 jenis tanaman;
 daftar pemilik/pengelola lahan;
 peta lokasi penanaman skala 1:2.000 (satu
berbanding dua ribu) dan koordinatnya; dan
 lembar pengesahan. (pengesahan oleh ketua
Kelompok Pengelola KBR )
Rpb (rancangan penanaman bibit)
 Berdasarkan RPB, Pengelola KBR melakukan
penanaman Bibit

 Penanaman dapat dilakukan pada tahun berjalan


dan tahun berikutnya.

 Penanaman dimaksudkan untuk:


 perlindungan sistem penyangga kehidupan dan
konservasi
 pemenuhan bahan baku kebutuhan industri kayu,
energi, dan hasil hutan bukan kayu
 rehabilitasi mangrove.
Standar Biaya Pembuatan
KBR/Unit

Jawa

35.000
batang
Rp 100 jt

Luar Jawa

30.000
batang
PROSEDUR PENYALURAN DANA KBR
Penerbitan Surat Pejabat Penguji & Penerbit
Permintaan
Pembayaran (SPP)
Surat Perintah Membayar (SPM) 4 Penerbitan
SPM
pada BPDASHL

3
KPPN Penerbitan SP2D dan
Transfer dana ke
Kuasa Pengguna Anggaran rekening kelompok
(KPA) pada BPDASHL

2 Pencairan bertahap:
-Tahap I 40 %
-Tahap II 30%
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) -Tahap III 30 %
pada BPDASHL

1
Ketua Kelompok
Masyarakat KBR
PERTANGGUNGJAWABAN
PENGGUNAAN DANA

 Dibuktikan dengan kwitansi bermaterai


cukup dan ditandatangani oleh ketua
kelompok dilampiri dengan bukti
pembelian dan/atau pembayaran.
 Pajak penghasilan dilakukan terhadap
pengadaan barang non bibit antara lain
polybag, pupuk dan sarana produksi
lainnya, 1,5% dari total pembelian (PPh
pasal 22) bagi kelompok masyarakat
yang memiliki NPWP, 3% bagi yang tidak
memiliki NPWP.
Pajak
 Pajak penghasilan dilakukan terhadap pengadaan barang
non bibit antara lain polybag, pupuk dan sarana produksi
lainnya, 1,5% dari total pembelian (PPh pasal 22) bagi
kelompok masyarakat yang memiliki NPWP, 3% bagi yang
tidak memiliki NPWP
JADWAL PELAKSANAAN KBR
Bulan
No. Kegiatan T-
1  2  3  4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
                 
Pengajuan usulan (dari
1.              
klp masy.)
                 
Verifikasi Administrasi
2.              
dan Teknis
                 
Penetapan KBR oleh Ka.
3.              
BPDASHL
                     
Penyusunan RUKK –
4.            
Kontrak Swakelola
     
Pengadaan bahan,
5. pembuatan bedeng,              

naungan
             
Penyapihan,
6.              
pemeliharaan
               
Penyusunan rancangan
7.              
penanaman  

                 
8. Penanaman Bibit KBR              
SERAH TERIMA BIBIT KBR
 Kelompok masyarakat  PPK
 PPK  Kepala BPDASHL (selaku KPA)
 Kepala BPDASHL  Kelompok Masyarakat

* Bibit yang belum diserahterimakan dari BPDASHL kepada UPT. KPH harus
dicatat sebagai bahan persediaan.
PENDAMPINGAN KBR
 Pedamping KBR berasal Petugas Lapangan Kebun Bibit Rakyat/
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (PL-KBR/RHL).
 Pendamping ditetapkan oleh Kepala BPDASHL setelah berkoordinasi
dengan Kepala UPT. KPH
Tugas Pendamping

a. Melakukan bimbingan kepada kelompok KBR antara lain :


 penyusunan RUKK dan rancangan penanaman;
 informasi penyediaan benih, bahan dan peralatan;
 teknis pembuatan dan pemeliharaan bibit;
 teknis penanaman;
 pembuatan laporan dan dokumentasi;
b. Bersama tim pengawas kelompok melaksanakan
evaluasi penanaman bibit KBR.
c. Membuat laporan tugas pendampingan setiap bulan
kepada Kepala BPDASHL.
TERIMA
TERIMA KASIH

KASIH

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai