Anda di halaman 1dari 16

PELAKSANAAN PENANDAAN

BATAS
AREAL KERJA HUTAN DESA

Pelatihan GIS (Pemetaan) Untuk Mendukung Percepatan Perhutanan Sosial


di Provinsi Kalimantan Tengah

Palangkaraya, 27-28 September 2018

Oleh : Dyah Winarsih, S.Si, M,T, M.A


SUBDIT PENYIAPAN HUTAN DESA
DIREKTORAT PENYIAPAN KAWASAN PERHUTANAN
SOSIAL
Mengapa Perlu
Kewajiban Pemegang HPHD
Penandaan Batas ?
Warga paham wilayah kerja
dan potensinya
Acuan Perencanaan (RPHD dan
Rencana Tahunan

Meminimalisir potensi Konflik

Percepatan penetapan
batas Desa
Apa itu Penandaan Batas?
Kegiatan penandaan batas atau penataan
batas sederhana adalah kegiatan untuk
memberikan tanda-tanda batas areal kerja, pencatatan
risalah dan koordinat geografis titik batas, rintis batas
serta memetakannya sesuai kaidah-kaidah kartografi
yang dapat dipertanggungjawabkan
Bagaimana Pelaksanaan
Penandaan Batas ?
Kegiatan yang dilakukan di lapangan berupa
pemberian tanda-tanda pada batas alam (batu, pohon,
tebing sungai dan lain-lain) maupun tanda batas buatan
berupa patok-patok yang diberi cat dan nomor,
serta pembuatan rintis batas yang
menghubungkan satu titik batas dengan titik
batas berikutnya
TUJUAN PENANDAAN BATAS
1. Memberikan tanda-tanda batas sederhana di
lapangan, dilaksanakan oleh masy dan
pendamping.
2. Memetakan areal kerja, dilaksanakan oleh
masy dan pendamping;
3. Memperoleh pengakuan dari para pihak,
diperlukan saksi-saksi.

Saksi-saksi (sekurang-kurangnya 2 orang), yaitu personil yang berasal dari


Desa dan Kecamatan serta disarankan juga melibatkan saksi dari
tokoh/pemuka masyarakat dan petugas dari KPH
TAHAPAN PELAKSANAAN PENANDAAN BATAS

1. Membuat Peta Kerja


-> Sumber : Peta lampiran SK HPHD
2. Pengambilan koordinat, pemasangan tanda
batas dan rintis batas
3. Pembuatan peta hasil penandaan batas
4. Pembuatan Berita Acara Penandaan Batas
KETENTUAN PEMBUATAN PETA KERJA
• Jika areal kerja yang akan ditanda batas berbatasan dengan areal
kerja di sebelahnya dan sudah ada tanda batasnya, maka
penandaan batas harus mengacu pada tanda batas areal kerja
tersebut, atau dengan pemasangan tanda batas baru di sebelahnya.
• Jika penataan batas luar dan/atau batas fungsi kawasan hutan
sudah ada (sudah dilakukan oleh Panitia Tata Batas), maka
penandaan batas mengacu pada batas luar dan/atau batas fungsi
yang sudah ada.
• Peta kerja penandaan batas dibuat dengan menggunakan peta
dasar skala 1:25.000 s.d. 1:50.000 yaitu dengan menggunakan Peta
Rupa Bumi Indonesia (RBI).
• Penyusunan konsep areal kerja wajib melibatkan masyarakat secara
partisipatif dan semua pihak terkait di lapangan.
PERALATAN YANG DIPERLUKAN

1. Peta Kerja Penandaan Batas skala 1:25.000 atau


1:50.000;
2. Buku ukur, alat hitung dan penggaris skala;
3. Alat ukur berupa pita meter, kompas dan receiver GPS
(Global Positioning System) baik tipe mapping atau
navigasi yang layak berserta kelengkapannya;
4. Patok batas dari kayu bulat setempat ukuran diameter ±
10 cm atau ukuran 10 cm x 10 cm dengan panjang 130
cm; dan
5. Cat kuning dan cat hitam secukupnya.
PROSEDUR PENANDAAN BATAS
Penentuan Titik Awal
• Titik awal yang sudah ada di lapangan, yaitu titik awal yang
disamping relatif mudah dicari di lapangan juga diharapkan tidak
akan hilang dalam waktu yang lama
• Titik awal yang belum ada di lapangan, harus ditentukan terlebih
dulu dengan menetapkan koordinat geografis menggunakan
reciever GPS dan pemasangan patok batas Pengukuran Trayek Batas
(Perlu titik dengan akurasi ketelitian tinggi)
• Bila dibagi tim harus jelas titik baginya sehingga ketika diurutkan
akan urut searah jarum jam untuk menyambungkan nomor yang
sudah ditandai.
PEMATOKAN DAN RINTIS BATAS
• Patok batas ditanam dengan jarak antara patok batas 25 meter –
50 meter. Apabila batas areal kerja merupakan batas-batas alam
(sungai, jalan raya, tepi danau dan tepi pantai) patok batas cukup
ditempatkan pada tempat yang strategis (pertigaan/muara sungai,
persimpangan jalan, perpotongan sungai dengan jalan, daerah
rawan garapan, dan lain-lain) atau maksimum selang jarak 100
meter antara suatu tanda batas dengan tanda batas berikutnya.
• Setelah patok batas dipancangkan di tanah dan diberi kode dan
penomoran, selanjutnya dengan menggunakan reciever GPS
dilakukan pencatatan koordinat geografis (derajat, menit dan
detik) pada buku ukur/tally sheet.
• Pada kolom penjelasan dicatat pula keadaan dan posisi patok.
Misal : Patok dipancang di dekat percabangan sungai atau tanda
batas alam di tebing batu, patok buatan di puncak bukit, dan lain-
lain.
PEMATOKAN DAN RINTIS BATAS
• Rintis batas
Rintis batas adalah jalan/lorong yang dibuat antara satu
titik batas dengan titik batas berikutnya dan dibersihkan
selebar kurang-lebih 1 meter.
Misal : rintis batas menyusur tepi sungai, pada padang
alang-alang, hutan belukar, dan lain-lain.
• Data koordinat yang terekam dalam alat receiver GPS
akan ditransfer ke dalam komputer yang akan
membentuk polygon areal kerja.
Berita Acara Penandaan Batas
• Tim Pelaksana Penandaan Batas menyusun Laporan yang dilampiri
Berita Acara sebagai pernyataan bahwa pekerjaan telah selesai
dilaksanakan.
• Laporan Pelaksanaan dibuat singkat dan padat yang berisi data
dan informasi dari kegiatan yang dilakukan.
• Berita Acara Hasil Pelaksanaan Penandaan Batas, dilampiri Peta
Penandaan Batas yang sesuai dengan kaidah kartografis.
• Setiap Berita Acara ditanda tangani oleh Tim Pelaksana Penandaan
Batas yaitu : Pelaksana, Pendamping/Pembimbing dan Saksi-saksi.
Selanjutnya Laporan dan Berita Acara beserta lampiran petanya
disampaikan ke Balai atau Kepala BPKH untuk dinilai, yang
kemudian disampaikan kepada Kepala Dinas atau Direktur untuk
diberi pengesahan
• Jika ada, disampaikan pula Pernyataan-pernyataan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan penandaan batas di lapangan serta
dokumentasi berupa foto-foto lapangan.
KOORDINAT GEOGRAFIS TITIK BATAS DAN RINTIS BATAS
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai