Anda di halaman 1dari 7

PB. 9.

PELACAKAN DAN PENENTUAN POSISI BATAS

Pelacakan dan penentuan posisi batas merupakan salah satu tahapan kegiatan
pada Penegasan Batas Desa. Adapun yang dimaksud dengan Penegasan Batas
Desa adalah kegiatan penentuan titik-titik koordinat batas desa yang dapat dilakukan
dengan metode kartometrik dan/atau survei di lapangan, yang dituangkan dalam
bentuk peta batas dengan daftar titik-titik koordinat batas desa. Proses penegasan
batas berlaku untuk desa yang dibentuk setelah Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 45 Tahun 2016 berlaku dan juga terhadap desa yang dibentuk sebelum
Peraturan Menteri ini berlaku.
Penarikan batas Desa dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :
a. Kartometrik
Metode Kartometrik yang dimaksud adalah metode pelacakan titik koordinat
batas Desa yang dilakukan di atas peta kerja dan atau penelusuran di
lapangan menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS) tipe
navigasi seperti hand-held, handphone (hp) dan Avenza.
Hasil metode kartometris merupakan titik kartometrik yang titik koordinatnya
diambil dari peta kerja dan dilengkapi dengan kode unik, deskripsi, dan nilai
koordinat.

b. Terestris
Metode Terestris yang dimaksud adalah metode pelacakan titik koordinat
batas Desa yang dilakukan pengukuran secara langsung di lapangan dengan
menggunakan GNSS tipe geodetik.
Hasil metode terestris merupakan pilar sementara yang titik koordinat diambil
dari nilai koordinat pada hasil pengukuran.
Pada Kegiatan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD)
ini, dalam upaya percepatan penegasan batas Desa dilakukan dengan
menggunakan metode kartometrik.

Adapun survei ke lapangan dengan menggunakan GPS tipe navigasi merupakan


kegiatan penelusuran yang termasuk dalam metode kartometrik. Pelacakan
dikarenakan pelacakan dilakukan apabila alat yang digunakan merupakan GPS
Geodetik. Pemasangan pilar batas Desa pada tahapan setelah ini dapat ditunda
karena pemasangan pilar batas harus dilakukan pengukuran ulang dengan alat GPS
Geodetik.

Tujuan:

● Memaparkan peta kerja indikasi awal batas desa secara kartometrik yang
telah disepakati sesuai PB. 4 dengan kepala desa-desa yang berbatasan,
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) , tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
tokoh adat yang penyajiannya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Perka BIG No. 15 Tahun 2019 tentang Metode Kartometrik Pada Penetapan
dan Penegasan Batas Desa/Kelurahan.
● Mengorganisir, memastikan kelengkapan, kebenaran dokumen, kesesuaian
format, merapikan, mem-bundle dokumen hasil kesepakatan indikasi awal
segmen batas desa secara kartometrik, catatan-catatan
pertemuan/pelaksanaan kegiatan PPBDes, tanggapan dari warga desa, serta
jika ada) proses dari tercapainya kesepakatan atas segmen-segmen batas
desa yang sebelumnya terdapat perbedaan pendapat.

Metode:
● Paparan indikasi awal peta batas desa oleh tim PPBDes Kabupaten kepada
kepala desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan tokoh adat.
● Diskusi
● Pemetaan secara kartometrik
● Penelusuran secara langsung dengan bantuan GPS/GNSS tipe navigasi, dan
atau wahana tanpa awak bagi area yang perlu dipertegas di lapangan.

Waktu:
Disesuaikan hingga seluruh segmen yang berbatasan ditelusuri secara kartometrik.

Rincian Kegiatan:
1. Persiapan
● Menyusun draf peta batas desa hasil penelusuran secara kartometrik
yang dituangkan dalam standar tata letak menurut Perka BIG No. 15
Tahun 2019 dan dimusyawarahkan oleh tim PPBDes kepada kepala
desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh
agama, dan tokoh adat.
● Menyiapkan deskripsi indikasi awal batas desa berdasarkan peta kerja
untuk menjelaskan kepada kepala desa, Badan Permusyawaratan
Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh adat.

2. Pelaksanaan:
● Mengadakan pertemuan desa untuk menjelaskan indikasi awal batas
desa berdasarkan Berita Acara pengumpulan dan penelusuran
dokumen dan peta kerja kepada kepala desa yang berbatasan, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
tokoh adat.
● Menyampaikan deskripsi indikasi awal batas desa berdasarkan peta
kerja untuk menjelaskan kepada kepala desa, Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
tokoh adat.
● Melengkapi dan mengoreksi nama-nama tempat (toponimi/nama
geografis) dengan melibatkan masyarakat di wilayah desa/sekitar desa
yang menjadi lokasi pelaksanaan PPBDes.
● Menetapkan titik-titik koordinat pada indikasi awal batas desa secara
kartometrik.
● Apabila dilaksanakan penelusuran di lapangan maka dilakukan
pemasangan patok sementara dan pengambilan titik koordinat
menggunakan GPS tipe navigasi.
● Mencatat dan mendokumentasikan hasil musyawarah dan dituangkan
dalam berita acara pelacakan batas wilayah desa secara kartometrik
sesuai lampiran PB. 5.

Keluaran:
● Dokumentasi pelaksanaan kegiatan pemaparan batas desa secara
kartometrik;
● Berita acara pelacakan batas wilayah desa secara kartometrik sesuai
lampiran PB. 9;
● Draf Peta Batas Desa.

Materi Pendukung:

● Dalam tahapan penetapan dan penegasan batas desa berdasarkan


Permendagri No 45 Tahun 2016, produk akhir yang dihasilkan salah satunya
berupa Peta Batas Desa yang menyajikan semua unsur batas dan unsur
lainnya seperti titik kartometrik, pilar batas, garis pantai, perairan, dan
toponimi. Peta Batas Desa ini nantinya akan menjadi lampiran yang wajib ada
dalam Peraturan Bupati tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa.
Pembuatan Peta Batas Desa memerlukan perangkat lunak berupa Sistem
Informasi Geografis untuk menggambarkan dan melakukan penarikan garis
batas serta penentuan titik batas pada data dasar yang telah ditentukan dan
disepakati. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information
System (GIS) adalah alat berbasis komputer untuk memetakan, menganalisis,
menyimpan, dan menampilkan data yang terkait dengan posisi di permukaan
bumi.
● Pelacakan batas desa dilakukan dengan metode kartometrik menggunakan
peta kerja. Pelacakan garis batas secara kartometrik dilakukan sesuai dengan
spesifikasi tentang ketentuan pelacakan dan penentuan posisi batas. Jika
pada saat pelacakan dengan metode kartometrik terdapat garis batas yang
tidak dapat diidentifikasi dan/ atau tidak dapat disepakati maka diselesaikan
pada saat pelacakan di lapangan.
● Adapun ketentuan titik kartometrik secara umum adalah sebagai berikut.
1. Titik kartometrik ditentukan secara langsung di atas peta kerja format
cetak/digital.
2. Titik kartometrik juga didigitasi pada peta kerja format digital dengan
mengacu pada lokasi yang sama dengan yang telah ditentukan pada
peta kerja format cetak/digital.
3. Digitasi titik kartometrik dilakukan ketika fitur line/polyline segmen garis
batas desa/kelurahan sudah bebas dari kesalahan topologi.
4. Titik kartometrik di pilih pada objek yang mudah dikenali.
5. Pada titik awal dan akhir batas dengan desa yang saling berbatasan
diberikan tanda, masing-masing satu titik kartometrik. Antara kedua titik
tersebut dapat diberikan tambahan titik kartometrik sesuai dengan
kebutuhan dan disepakati.
6. Titik kartometrik pada objek yang lurus seperti sungai atau jalan hanya
dibuat pada ujung segmen (persimpangan jalan, belokan jalan atau
sungai).
7. Titik kartometrik diberikan pada setiap pergantian jenis penanda batas,
sebagai contoh pergantian dari batas penanda alam ke batas penanda
buatan dan/atau sebaliknya.

Contoh :
1) Desa dalam satu kecamatan :
TK11.01.01.2001-01.2002-001

2) Desa/kelurahan berbeda kecamatan:


TK11.01.01.2001-02.1005-001

Keterangan:

CATATAN :
Kode wilayah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kode
dan Data Wilayah yang terbaru dan berlaku. Wilayah ke (1
atau 2) adalah kecamatan/desa/kelurahan berdasarkan urutan angka
kode wilayah.
Pelaksana Kegiatan:
Tim PPBDes Tingkat Kabupaten/ Kota didampingi kepada kepala desa yang
berbatasan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), tokoh masyarakat, tokoh agama,
dan tokoh adat
Form. 4

BERITA ACARA
PELACAKAN BATAS WILAYAH DESA SECARA KARTOMETRIK

Pada hari ini ………… (1) tanggal ………… (2) bulan ……… (3) tahun ………..
(4) telah dilaksanakan pelacakan garis batas dalam rangka penegasan batas antara
Desa …………….(5) Kecamatan ………………(6) dengan
Desa……………………7) Kecamatan ………………(8) yang dilaksanakan
di desa…………….5) Kecamatan…………..(6) dengan hasil
kesepakatan sebagai berikut:
1. Peta kerja yang digunakan dalam kegiatan pelacakan batas desa dibuat
menggunakan data :
a. ……………
b. ……………
c. dst
2. Deskripsi segmen batas Dimulai dari ..............(9) mengarah ke………
(10) mengikuti...................(9) sampai pada ....................(9), lalu dilanjutkan
mengarah ke ………(10) mengikuti .......(9) sampai pada ...................(9)
telah disepakati.

Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya untuk digunakan


sebagaimana mestinya.

Yang Bersepakat ,

Kepala Desa/Kelurahan**).(5) Kepala Desa/Kelurahan**). (6)

…………………………………… (11) …………………………………… (12)

Mengetahui,
TIM PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS DESA KABUPATEN/KOTA.............

…………………………………… (13)
PETUNJUK PENGISIAN
BERITA ACARA PELACAKAN BATAS WILAYAH DESA/KELURAHAN SECARA
KARTOMETRIK DALAM SATU KECAMATAN

(1) Cukup jelas


(2) Cukup jelas
(3) Cukup jelas
(4) Cukup jelas
(5) Diisi nama desa 1 yang berbatasan dengan desa 2
(6) Diisi nama kecamatan desa 1
(7) Diisi nama desa 2 yang berbatasan dengan desa 1
(8) Diisi nama kecamatan desa 2
(9) Diisi kenampakan alam/buatan/lainnya
Contoh: median jalan/ tepi jalan/ median sungai/ tepi sungai/ pematang
sawah/ gang, dst
(10) Diisi arah mata angin
(11) Diisi wakil Desa/Kelurahan 1 yang berbatasan dengan Desa/Kelurahan 2
(12) Diisi wakil Desa/Kelurahan 2 yang berbatasan dengan Desa/Kelurahan 1
(13) Diisi nama perwakilan Tim PPBDes Kabupaten/Kota

Anda mungkin juga menyukai