Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan


kepada Pemberi Pekerjaan dan Kantor Pertanahan mengenai:
a. Organisasi Proyek
b. Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
c. Rencana mobilisasi tenaga dan alat
d. Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat
e. Program mutu proyek

2. Pengumpulan Bahan

Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan


Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat seperti yang tersebut pada BAB II. Kanwil maupun
Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan tersebut. Selain bahan
yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana Pekerjaan dapat
mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan (misal: peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang
timbul dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan

3. Survey Pendahuluan

Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim


Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk:
a. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang
rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas
bidang tanah dan pengukurannya;
b. Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Lampiran No. 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum
pelaksanaan pengukuran;
c. Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur;
d. Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta PTSL-
PM.
e. Mengumpulkan Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL dan Salinan
Dokumen alas hak (jika ada) atau Dokumen pernyataan pemilikan/penguasaan
tanah dari peserta PTSL
f. Melakukan deliniasi batas desa indikatif dengan menggunakan sisi bidang tanah
terluar di desa yang bersangkutan di akhir kegiatan PTSL.
g. Melakukan identifikasi dan memetakan batas kawasan hutan bersama Tim dari
Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) dan / atau Dinas Kehutanan setempat, bekerjasama dengan
Kanwil/Kantah ATR/BPN.
h. Melakukan deliniasi dan memetakan batas kawasan hutan indikatif di atas peta di
desa lokasi kegiatan (Area of Interest - AoI), apabila identifikasi batas Kawasan
hutan yang dilakukan dengan survei bersama (huruf g diatas) tidak dapat
dilaksanakan.
i. Melakukan validasi formulir Analisis Resiko per desa menggunakan perangkat
lunak Kobo Toolbox (disediakan oleh Kementerian ATR/BPN) di awal
implementasi PTSL.

4. Pengukuran Ground Control Point (GCP)

GCP dibuat dan diukur sebagai titik kontrol dalam kegiatan Pemotretan udara dengan
drone untuk pembuatan Peta kerja dan atau titik kontrol / ikat kegiatan pengukuran
pemetaan dalam rangka PTSL. Titik kontrol pemotretan udara terdiri dari titik kontrol
dalam sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap spheroid pada datum WGS-
84 dan atau Koordinat proyeksi TM 3° pada datum WGS-84; Titik kontrol/titik ikat
terletak pada pojok, perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan (Lokasi PTSL).
Metode dan spesifikasi GCP mengikuti Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan
menggunakan Pesawat Nirawak / Drone.

5. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra

Pemotretan dengan Drone adalah kegiatan pembuatan peta kerja dengan melakukan
pemotretan udara menggunakan wahana pesawat udara nirawak (drone). Kegiatan ini
dilakukan apabila pada lokasi PTSL tidak tersedia Peta Dasar. Selain pemotretan dengan
Drone, pembuatan peta kerja dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan raw data
Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT)

6. Pembentukan Puldatan

a. Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan) disetiap


lokasi desa.
b. Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan untuk
menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data
yuridis.
c. Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
d. Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari
1. Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang);
2. Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 – 2 orang);
3. Para-Surveyor, (minimal 3 orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/ pemuda
Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar kecamatan yang
ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk bersama-sama dengan
anggota Puldatan dari desa setempat melaksanakan pemetaan berbasis
partisipasi masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan.
4. Pemuda desa/ Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat, perempuan atau
perwakilan kelompok perempuan (4 - 5 orang).

e. Kualifikasi Puldatan:

1. Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL-PM;


2. Usia minimal 17 tahun;
3. Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki
pendidikan minimal SMA atau setara;
4. Diutamakan dapat menggunakan gadget.

Puldatan mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Mengikuti dan lulus training Puldatan


2. Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan
mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat
Pernyataan Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik);
3. Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/
desa dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di
lapangan, membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran
terestris/GNSS/ kombinasi);
4. Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan
tidak bersedia menunjukkan batas;
5. Membantu membuat Gambar Ukur;
6. Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan bidang
tanah;
7. Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi;
8. Menandatangani PBT hasil klarifikasi.

7. Training Puldatan

a. Kantor Pertanahan menyiapkan training untuk Puldatan;


b. Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor Wilayah
setempat;
c. Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan deliniasi bidang tanah
pada Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur dan GNSS
RTK, membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah, mengumpulkan
dan memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi.

8. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja

Pengolahan hasil pemotretan drone dan pengolahan raw data CSRT menggunakan
software pengolah yang kompatible. Hasil dari pemotretan drone dan pengolahan citra
disimpan dalam format digital:
a. Peta Kerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto
Udara atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris
b. Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil 1:2500
c. Ketelitian Peta Kerja: 0,3 mm x skala peta => (1:500; 1:1000; 1:2500)
d. CSRT/ Peta Foto/ UAV/ Drone yang telah dikoreksi geometrik kemudian
dioverlaykan dengan batas wilayah administrasi setempat, bidang tanah terdaftar/
K4, peta blok PBB, jaringan jalan/jaringan utilitas lainnya (apabila ada)

9. Pengadaan Base Camp

Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi


PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL-PM dengan tujuan
untuk memudahkan koordinasi dengan Kantor Pertanahan. Selanjutnya Pelaksana
Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi Peralatan dan Tenaga Pelaksana yang dimulai
paling lama 10 (sepuluh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

10. Mobilisasi tenaga dan alat

Sebelum dilaksanakan mobilisasi tenaga dan alat, penyedia wajib memiliki Basecamp.
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL dengan tujuan untuk
memudahkan koordinasi dengan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap. Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi tenaga dan
alat paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja).
11. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP

Sebelum melaksanakan pekerjaan Surveyor Kadaster Berlisensi dan Asisten Surveyor


Kadaster berlisensi wajib untuk melakukan pendaftaran sebagai mitra pada aplikasi
KKP paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

12. Aplikasi Survey Tanahku

Syarat pembuatan akun Survey Tanahku untuk Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB)
a. SKB telah terdaftar di mitra Kerja Kementerian ATR/BPN
b. Kantor Pertanahan telah melakukan verifikasi Kontrak Kerja dengan SKB
c. SKB telah memiliki akses ke aplikasi PTSK Fisik

Anda mungkin juga menyukai