NAMA PEKERJAAN :
Pembuatan Peta .Dasar Pertanahan Menggunakan Pesawat Udara Nirawak
(PUNA) di Provinsi Sumatera Utara
TAHUNANGGARAN2022
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN MENGGUNAKAN PESAWAT
UDARA NIRAWAK (PUNA) DI PROVINSI SUMATERA UTARA
1 Latar Belakang
2 Dasar Hukum
Dasar hukum pembuatan peta dasar pertanahan merupakan sebagian dari
kewenangan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang
dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang diatur dalam
peraturan-peraturan berikut ini:
l. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
1
4. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 21 Tahun 2019 tentang Peta Dasar Pertanahan;
9. Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997;
10. Kamus Data Spasial Deputi Bidang Pengukuran dan Pemetaan BPN RI
Tahun 2008.
3 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari pengadaan ini adalah tersedianya peta dasar pertanahan skala
1:2.500 dari hasil pemotretan udara menggunakan PUNA dengan cakupan
wilayah di Provinsi Sumatera Utara guna tercapainya sasaran cakupan peta
dasar pertanahan tahun 2020-2024.
4 Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan di lokasi kegiatan;
2. Internal/unit teknis Kementerian ATR/BPN;
3. Instansi pemerintah lain yang membutuhkan informasi peta untuk
perencanaan dan perumusan kebijakan;
4. Institusi sebagai bahan penelitian dan kajian;
5. Masyarakat luas terutama industri survei, pengukuran dan pemetaan.
5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup/batasan pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Ruang Lingkup Pekerjaan
No Sub-pekerjaan
2
- Digitasi, Editinq, dan Eniru Data Lapang
- Topologi/ Eniru Basis/ Geodatabase
- Eniru Basis Data Survei informasi dasar
- Kartozrafi
i. Pencetakan Check Plot
k. Pelaporan
7 Spesifikasi Penyedia
a. Dalam rangka memudahkan pelaksanaan kendali mutu dan
pengawasan kegiatan, penyedia wajib menetapkan/ menunjuk Team
Leader dan Koordinator.
b. Penyedia Jasa diperkenankan untuk bekerjasama (Kerja Sama
Operasi, KSO) dengan perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan paket pekerjaan.
KSO dinyatakan dalam suatu surat perjanjian yang menjelaskan hak
dan kewajiban dari masing-masing pihak yang bekerjasama.
c. Penyedia Jasa wajib memiliki pengalaman pekerjaan di bidang survei
dan pemetaan paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman KSO maupun subkontrak.
d. Penyedia Jasa menyertakan jadwal penugasan personil tenaga terampil
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak diperbolehkan menggunakan personil yang sama dalam
tahapan pekerjaan berbeda yang dilaksanakan pada waktu
bersamaan;
2) Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan
pekerjaan yang berbeda dengan syarat tidak dilaksanakan pada
waktu bersamaan (paralel), sepanjang personil yang bersangkutan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk tahapan tersebut.
8 Spesifikasi Personil
Tenaga pelaksana/ personil yang terdiri dari tenaga ahli dan tenaga terampil
harus memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 2 Spesifikasi Personil
No Tenae:a Teknis Pendidikan Pene:alaman Jml Tue:as
~enae:a Ahli
1 TeamLeader S2 Teknik Minimal 3 tahun 1 - Melakukan
Geodesi/ ldi bidang koordinasi dengan
Geografi !m anajemen/ koordinator kegiatan
survei/ pemetaan - Bertanggung jawab
kian GIS yang terhadap seluruh
memiliki sertifikat tahapan pekerjaan
lienianz 7 atau
3
Ahli Muda dan hasil akhir yang
GIS/survei diserahkan
terestris / foto gram
etri
2 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
!Akuisisi Data Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
GCP/ICP Geografi/ pemetaan dan team leader dan
Kartografi GIS dengan koordinator lain
pengalaman - Bertanggung jawab
pekerj aan Survei terhadap
Terestris pelaksanaan dan
hasil akuisisi data
GCP/ICP
3 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
Akuisisi Foto Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
Udara Geografi/ GIS pemetaan dan GIS team leader dan
dengan koordinator lain
pengalaman - Bertanggung jawab
pekerjaan terhadap
Fotogrametri atau pelaksanaan dan
Pemotretan Udara hasil akuisisi data
foto udara
4 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
Pengolahan Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
Foto Udara Geografi/ GIS pemetaan dan GIS team leader dan
dengan koordinator lain
tpengalaman - Bertanggung jawab
pekerjaan terhadap
Fotogrametri atau pelaksanaan dan
Pemotretan Udara hasil pengolahan
foto udara
5 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
Survei Geodesi/ (ii bidang survei/ koordinasi dengan
Informasi Dasar Geografi/ GIS pemetaan dan team leader dan
bIS koordinator lain
- Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan dan
hasil survei
informasi dasar
6 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 -Melakukan
Pengolahan Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
Data GIS/CAD Geografi/ GIS pemetaan dan GIS team leader dan
koordinator lain
- Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan dan
hasil pengolahan
data GIS/CAD
ITenae:a Terampil
1 Surveyor SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 4 Melaksanakan
GPS/Operator Sederajat di bidang survei/ Akuisisi Data
Pengolah G PS pemetaan dan GIS GCP/ICP
4
2 Pil.ot PUNA SMA/ SMK/ - Minimal ! 1 Melaksanakan
Sederajat tahun di Akuisisi Data Foto
bidang survei/ Udara
pemetaan dan
GIS
- Memiliki
Sertifikat Pilot
PUNA/Drone
yang telah
teregistrasi
Direktorat
Kelaikudaraan
dan
Pengoperasian
Pesawat Udara
dan masih
berlaku
3 Teknisi PUNA SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 1 Membantu Pilot
Sederajat di bidang survei/ melaksanakan
bemetaan dan Akuisisi Data Foto
GIS Udara
4 Surveyor PUNA SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 2 Melaksanakan
(Visual Sederajat di bidang survei/ pengawasan visual
Obseruen pemetaan dan GIS PUNA saat Akuisisi
Data Foto Udara
5 Operator SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 1 Melaksanakan
Pengolah Foto Sederajat di bidang survei/ Pengolahan Data Foto
Udara pemetaan dan GIS Udara
5
- Bulanan
- Akhir
Mengelola
administrasi proyek
9 lfenaga Lokal - - 4 Membantu dan
mendampingi
surveyor G PS dan
surveyor informasi
dasar dalam upaya
memperlancar dan
mempercepat proses
pengambilan dan
pengumpulan data
lapangan
*Tenaga terampil dapat melakukan lebih dari satu jenis/tahapan pekerjaan
dalam waktu yang tidak bersamaan.
9 Spesifikasi Peralatan
Kebutuhan jenis peralatan yang dipersyaratkan dalam pekerjaan m1
ditunjukkan pada Tabel 3 serta daftar peralatan yang diperlukan ditunjukkan
pada Tabel 4.
Tabel 3 Spesifikasi Peralatan
6
• Dilengkapi perangkat lunak pengolah
data GPS
3 Komputer Workstation • Spesifikasi minimal: Xeon/Intel 19,
VGA minimum GDDRS 11GB, RAM
64GB / DDR4-2400 (4x8GB)
RegRAM, OS Win 10 Pro 64 bit)
4 Perangkat Lunak Jalur Terbang • Dapat terkoneksi dengan pesawat
udara nirawak
5 Perangkat Lunak Pengolah Data • Dapat terkoneksi dengan perangkat
GPS Receiver GPS
6 Perangkat Lunak Pengolah Foto • Memproses bundle-block: adjustment
Udara • Mengolah data dengan teknik
structure from motion
• Memberikan statistik keluaran per
titik hasil perhitungan berupa
residual dan RMSE
• Dense Image Matching
• Membentuk model elevasi digital
secara otomatis
• Mengolah orthophoto
• Membuat mosaic
•
Georeferencing menggunakan flight
loa atau GCP
7 Perangkat Lunak Pengolahan Memiliki kemampuan untuk:
Raster/ Foto •Membuat mosaic;
•Melakukan Subset / Cropping Foto;
•Membuat tile in the puramid .
8 Perangkat lunak GIS/CAD Memiliki kemampuan untuk:
•Melakukan deliniasi objek pada foto
udara;
•Mengolah data spasial;
•Mengolah geodatabase;
•Membuat
pertanahan.
layout peta dasar
7
Perangkat Lunak Pengolahan
7 1
Raster/ Foto
8 Perangkat lunak GIS / CAD 8
9 Komputer Desktop 8
10 Plotter A0 1
11 Printer Laser Jet A-4 1
12 Laptop 7
13 GPS Handheld 4
14 Kamera Digital Saku 4
8
: Jumlah titik Jumlah titik
uji untuk uji untuk
Luasan (hektar)
ketelitian ketelitian
horizontal vertikal
<50.000 20 20
50.001-75.000 25 30
75.001-100.000 30 40
100.001-125.000 35 50
125.001-150.000 40 60
150.001-175.000 45 70
175.001-200.000 50 80
200.001-225.000 55 90
225.001-250.000 60 100
- Titik kontrol dan titik uji ditempatkan di tempat terbuka dan diyakini
dapat terlihat di sebanyak mungkin foto;
- Titik kontrol dan titik uji pemotretan udara dipasang premark dengan
bentuk sesuai gambar berikut:
D~
,. . ---,1 • J 1
D
Gambar 2. Bentuk Premark
9
- Premark menghadap utara, selatan, barat dan timur kompas (kecuali
jalur terbang diagonal, arah Premark menyesuaikan jalur terbang);
- Premark dibuat dari bahan yang tahan cuaca, tidak mudah robek dan
tidak pudar;
- Warna premark harus kontras dengan warna sekitarnya;
- Penomoran titik kontrol terdiri dari 10 digit alfanumerik, tiga digit awal
alfabet yang diawali huruf P (PUNA) serta akronim (lokasi) dari blok area
pekerjaan dengan diikuti tahun pelaksanaan pekerjaan dan tiga digit
akhir numerik yang merupakan nomor urut titik dalam blok area
pekerjaan;
- Pengukuran titik kontrol menggunakan peralatan pengukuran koordinat
metode satelit tipe geodetik dual frequency;
- Pengukuran titik kontrol dan titik uji dapat dilakukan secara jaring atau
radial;
- Waktu pengamatan pengukuran minimal 15 menit;
- Jarak baseline tidak melebihi 10 km;
- Interval waktu pengamatan maksimal adalah 15 detik;
- Koleksi data ukuran dicatat pada log pengukuran;
- Titik kontrol pemotretan udara adalah berupa titik kontrol dalam sistem
koordinat geodetik (Lintang, Bujur dan tinggi) terhadap spheroid
WGS-84 dan sistem koordinat proyeksi peta TM-3° dalam sistem
kerangka koordinat referensi sesuai perundang - undangan yang
berlaku;
- Koleksi data ukuran titik kontrol/titik uji diikatkan pada minimal
terhadap TDT Orde 2 Badan Pertanahan Nasional atau Titik Kontrol
Geodesi Orde 1 Badan Informasi Geospasial atau CORS;
- Apabila dalam jarak 10 km dari area pekerjaan tidak terdapat TDT atau
Titik Kontrol Geodesi, maka harus membuat titik ikat bantu yang
diikatkan terhadap TDT orde 2 BPN atau Titik Kontrol Geodesi Orde 1
atau CORS;
- Apabila terdapat titik kontrol yang tidak tampak pada foto udara maka
harus dilakukan pengukuran ulang menggunakan metode postmarking
di lokasi terdekat dengan titik tersebut;
- Ketelitian horizontal dan vertikal koordinat titik kontrol dan titik uji
tidak lebih besar dari 0, 15 x nilai ketelitian peta (Tabel 5).
10
- Untuk memperoleh nilai GSD tersebut, tinggi terbang disesuaikan
berdasarkan panjang fokus dari kamera yang digunakan;
- Kalibrasi boresight dan lever arm wajib dilakukan sebelum misi
pemotretan pertama atau setiap ada perubahan konfigurasi sistem
kamera udara;
- Pemotretan udara dilakukan saat cahaya mencukupi sehingga foto tidak
gelap dan bayang objek tidak panjang. Sunspot tidak diperbolehkan ada
di foto;
- Fitur autofocus pada kamera dimatikan dan fokus lensa diatur sehingga
jarak fokus tidak berubah untuk setiap misi pemotretan. ISO, aperture
dan shutter speed diatur sedemikian sehingga foto tajam dan tidak
gelap;
- Kamera dipasang pada penyangga yang dilengkapi peredam getaran
motor;
- Pengukuran base station GPS harus dilakukan selama pemotretan
udara berlangsung;
- Pemotretan udara dilengkapi dengan GPS yang terintegrasi untuk
merekam data posisi kamera udara;
- Pemotretan udara dapat dilengkapi IMU yang terintegrasi untuk
merekam data orientasi kamera udara;
- Nomor jalur dan nomor foto yang diambil serta catatan penting
didokumentasikan pada logsheet;
- Tutupan awan tidak lebih dari 10% setiap foto dan obyek yang tertutup
awan bukan merupakan bangunan atau transportasi; dan
- Pemotretan ulang harus dilakukan apabila ada persyaratan yang tidak
terpenuhi.
11
a. Rata-rata residual tie point < 1 piksel
b. Residual maksimal setiap tie point yang dibentuk secara otomatis <
2,5 piksel
c. Residual maksimal setiap tie point yang dibentuk secara manual < 20
mikron;
- Sampling space DEM yang dihasilkan 0.4 meter pada area terbuka;
- Obyek harus seamless pada perpotongan seamline antar orthofoto;
- Mosaik dipotong sesuai lembar peta;
- Ketelitian horizontal dan vertikal yang dihasilkan memenuhi kelas 1
ketelitian skala 1:2.500 atau lebih baik sesuai dengan Tabel berikut:
Interval Ketelitian Kelas 1 (m) Ketelitian Kelas 2 (m) Ketelitian Kelas 3 (m)
Nomor Skala
Kontur
Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal
1 1:10.000 4 3 2 6 3 9 4
12
Hasil pencatatan unsur pada peta kerja dan formulir identifikasi ada
bukti cap/stempel pemerintahan (lurah/kepala desa/aparat desa
lainnya), sebagai bukti melakukan survei di lokasi. Wilayah
kampung/ dukuh/ dusun/lingkungan tidak perlu dilakukan identifikasi
batas administrasinya tetapi dicantumkan namanya.
3. Jalan
Jalan dicatat dengan jelas dan konsisten, misalnya: Jl. Jenderal
Sudirman, Jl. Manggis, Jl. Desa Sekarmulyo. Jalan yang disurvei
meliputi jalan tol, jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota,
jalan arteri, jalan kecamatan, dan jalan desa.
5. Detail Perairan
Detail perairan dicatat dengan jelas dan konsisten, misalnya Ci Liwung,
Way Rilau, Kali Angke, Sungai Kapuas. Unsur yang disurvei meliputi
sungai, saluran irigasi, teluk, selat, laut, danau, rawa-rawa,
dam/bendungan, dan waduk.
6. Kuburan/pemakaman umum
13
7. Titik Kontrol Geodesi Orde O dan 1 BIG dan Titik Dasar Teknik (TDT)
BPN Orde 2 dan 3 serta Titik Kontrol / Titik Ikat.
14
2. Tema unsur transportasi
- Unsur transportasi berupa jalan yang lebarnya < 1,25 meter
dilakukan digitasi pada bagian tengah (as) jalan dan dikategorikan
sebagai feature garis;
- Unsur transportasi berupa jalan dengan lebar :::: 1,25 meter dilakukan
digitasi pada kedua tepi jalan (dua garis) dan dikategorikan sebagai
feature area (polygon). Untuk keperluan penyediaan fitur transportasi
yang seamless pada geodatabase, deliniasi juga dilakukan pada
bagian tengah jalan (satu garis) dan dikategorikan sebagai feature
garis.
- Geodatabase
Kegiatan geodatabase merupakan kegiatan pengolahan data hasil survei
informasi dasar yang terkait dengan pembentukan basis data digital.
Survei informasi dasar yang berupa data vektor (baik titik maupun garis)
15
serta data tekstual dalam bentuk formulir lapang di-entri ke dalam suatu
basis data spasial.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, basis data spasial yang digunakan adalah
basis data dengan format geodatabase (*.gdb). Geodatabase untuk
kegiatan survei informasi dasar ini meliputi fitur-fitur spasial sebagai
representasi unsur geografi dari daerah dimana kegiatan survei
dilaksanakan. Geodatabase yang dibentuk harus mengacu kepada standar
data Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang,
dimana skema umum dari basis data tersebut terdiri dari:
1. Sistem koordinat
Sistem koordinat yang digunakan dalam pembentukan basis data
spasial identifikasi adalah sistem koordinat geografis WGS 84.
2. Kelas fitur serta atributnya
Fitur survei informasi dasar, merupakan fitur spasial yang
direpresentasikan dalam bentuk geometri titik. Fitur Identifikasi unsur
dasar geografis memuat seluruh hasil. Nama fitur ini dalam standar
Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang
adalah TPN_KA00l0 dan memiliki hubungan dengan tabel non spasial
Unsur_Anotasi. Model data dari fitur ini adalah ditunjukkan pada
Gambar 3.
16
jDouble jKoordinat Y TM3
17
Sesuai dengan Kamus Data Geodatabase Direktorat Pengukuran dan
Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang dengan menggunakan nama
Feature Dataset FSO0BIDAR
- Kartografi
Layout kartografi dilakukan untuk memvisualkan dan menampilkan peta
dasar pertanahan dalam format peta sesuai kaidah kartografis
PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997 dan sesuai dengan Standardisasi Peta
Dasar Pendaftaran Tanah. Peta Dasar Pertanahan dibuat dalam format
.dwg disertai file foto udara format . tiff dan disimpan dalam satu folder
yang sama.
J. Pencetakan Check-plot
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk kontrol kualitas peta dasar dengan
mengambil sampel NLP, terutama untuk kontrol terhadap aspek visualisasi
kartografis.
Beberapa ketentuan dalam kegiatan ini:
- Pencetakan dilakukan sebanyak 1 % dari total NLP;
- Pencetakan dilakukan untuk NLP yang tersebar di lokasi pemetaan,
memiliki kenampakan geografis yang heterogen. Misalnya NLP pertama
adalah daerah perkotaan, maka NLP berikutnya yang dicetak adalah
daerah pedesaan, atau perkebunan;
- NLP yang diperiksa harus dikoreksi apabila terdapat
kesalahan/ ketidaksesuaian.
K. Pelaporan
Laporan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan bulanan, dan
laporan akhir. Laporan Pendahuluan, laporan bulanan, dan laporan akhir
dibuat masing-masing 3 rangkap.
Laporan Pendahuluan
Secara garis besar isi dari laporan pendahuluan sekurang-kurangnya
menguraikan mengenai:
1. Persiapan pelaksanaan pekerjaan
- Deskripsi area kerja (topografi, aksesibilitas, dan hal yang lain yang
dianggap relevan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan misalnya
18
data/tabel tentang wilayah administrasi mengenai jumlah, nama, dan
sebagainya);
- Indeks lokasi pekerjaan.
Laporan Bulanan
Laporan bulanan menguraikan progres pekerjaan, kendala, serta solusi
yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.
Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari:
1 . Organisasi pelaksana
2. Metoda, peralatan dan prosedur pelaksanaan
Pada prosedur pelaksanaan tiap tahap kegiatan, wajib diuraikan detail
langkah-langkah pengerjaan yang dilengkapi dengan:
- Proses akuisisi data GCP /ICP;
- Proses pengolahan data GCP /ICP;
- Proses akuisisi data foto udara;
- Proses pengolahan data foto udara
- Proses survei informasi dasar;
- Proses pengolahan data GIS/CAD
- Proses pembentukan geodatabase;
- Contoh peta dasar pertanahan yang dihasilkan;
- Foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
3. Mekanisme kontrol kualitas
- Dokumen QC/QA internal;
- Hasil supervisi lapangan dan laboratorium.
4. Produk kegiatan dan analisa hasil kegiatan.
5. Lampiran yang dilengkapi dengan dokumen perizinan, surat pengantar,
dan surat tugas.
11 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas {QC) dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa
maupun oleh Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk
menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan.
Kontrol kualitas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
19
1) Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal
terhadap hasil pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang
dilakukan oleh operator sesuai dengan petunjuk teknis QC yang
ditetapkan oleh Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang. QC internal dilakukan oleh koordinator.
Koordinator bertanggung jawab terhadap kualitas data yang
dilakukan oleh operator dan berhak untuk memerintahkan operator
untuk memperbaiki kesalahan apabila data belum memenuhi
kualitas yang ditetapkan;
2) Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa
menunggu seluruh hasil pada satu tahapan pekerjaan;
3) Pelaksana pekerjaan harus berperan aktif dalam menjalankan
proses QC/QA internal di setiap tahapan pekerjaan sebelum
diserahkan kepada Tim Pengawas Teknis dan Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan di akhir pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan dilakukan
QC/QA dimulai dari sebelum akuisisi data sampai dengan
pengecekan akhir hasil pemrosesan data. Hasil dari QC / QA ini
untuk memutuskan apakah pelaksana perlu mengulang pekerjaan
di suatu tahapan untuk memperbaiki kualitas data;
4) Penyedia Jasa harus menyimpan seluruh dokumen QC untuk
diserahkan kepada Pemberi Kerja setelah selesainya seluruh
pelaksanaan pekerjaan;
5) Hasil QC yang dilakukan oleh Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei
dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang dituangkan dalam dokumen
QC berikut catatan untuk perbaikan apabila ada.
b. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran
dalam pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan
secara internal oleh tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh
Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang.
c. Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara
internal dan berkala selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu
kali setiap minggu;
2) Ketua Tim Pelaksana (Team Leaden melaksanakan monitoring dan
evaluasi internal terhadap pelaksanaan pekerjaan
sekurang-kurangnya selama satu kali setiap bulan;
3) Apabila diperlukan, kegiatan monitoring dan evaluasi internal dapat
mengundang Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang;
4) Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang akan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali dalam
satu bulan;
20
5) Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara
internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Tim Pengawas Teknis
Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang harus dicatat
dalam notulensi yang ditandatangani oleh pihak terkait;
6) Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus
didokumentasikan dengan baik. Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei
dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang sewaktu-waktu dapat
meminta seluruh notulensi untuk dilakukan pemeriksaan;
7) Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang dapat memberikan teguran apabila Penyedia Jasa lalai dalam
melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan
pekerjaan.
d. Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
1) kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai;
2) kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan;
3) solusi bagi setiap kendala yang timbul;
4) rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya;
5) strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan
dari jadwal pelaksanaan yang ditetapkan.
12 Produk Kegiatan
Hasil pekerjaan adalah berupa file digital dan hardcopy yang disimpan dan
disusun berurutan dalam folder seperti dijelaskan di bawah ini sebagai
berikut:
21
Daftar Koordinat Titik Kontrol Digital format 1 set file digital
dan Titik Uji .xls dan .shp
4 Pengolahan Data Model Elevasi Digital (DTM Digital format 1 set file digital
Foto Udara dan DSM)
5 Survei Informasi Peta Kerja Survei informasi Digital (*. pdf) 1 set file digital
Dasar dasar
Hasil Survei informasi dasar Digital format
.shp dalam
1 set file digital
sistem
geografis
WGS84
Formulir Survei Cetak 1 set formulir
survei
22
Tracking dan point survei Digital format 1 set file digital
informasi dasar .gpx
14 Waktu Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 90
(sembilan puluh) hari kalender dengan jadwal sebagai berikut:
1
1 ~· 1
1
1
1
1
1
23
15 Pembiayaan
Pekerjaan ini dibiayai oleh DIPA Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun Anggaran 2022 dengan nilai Rp.
907.832.166,87
16 Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal Berita
Acara Serah Terima pekerjaan.
24
LAMPIRAN
25
Lampiran 2: Contoh Peta Indeks
K(IEIIIINGIIN
"'~
1 . , .
'f ,. -, ••,
. . · - · --
- •• 01
1 ...........
• • ,1 •• ,
IV"11th't1'11A.~••,c.,r,1,r1
0 IOl'UOtll\l'iU,,-;f',IA
·r•·•..•. ·•.::-:-·... ,..•.• ,.• ,:::·:._i;"''
.••-.-..-,.,,1,- ;,;;, ,.t""H • t"..,l-.;,m'7,,,o,,;.11
\111 ,(t ,#IJol•l'\t~I! o~ •Jl•flN ,,.,_f
,14r.111 .•• •1,.i,,.•.•. ,.
••.••...!1..•.:t...!._~ U
, ... .,. 1 ••.•...,
,,. , •• L ,_,
07,J 1··· •.••• ~--- 1
L- -i.-~·•--- =-cc· -·- 1
'"'
26
Lampiran 3: Contoh Formulir Akuisisi Data Titik Kontrol
FORMULIR RECONNAISANCE
NOMOR TITIK :
NAJAA PROYEK
DESA/KELURAHAN
KECAMATAN
KODYA/KASUPATEN
PROPINSI
TANGGAL
27
J(E~rENTERIA."\ :\CR-\Rl:\ D:\."\ TATA RUA."\C / BPN
,.:;
i.+J
A:imuc/'i ~.: IN
ta;
28
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BPN NO, TITIK
GCP ••••••
Provinsi Kecamatan
Kabupaten / Kota Kelurahan / Oesa
29
Lampiran 4: Contoh Formulir Lapangan
Desa
Kecamatan
Hari/Tanggal
Nama Petugas
30
Lampiran 5: Contoh Peta Dasar Pertanahan
~
tf±j
I · · -· ·
····---·---~
... ,~-
1 . . _,, ..
,~ ...•..•...••..•....... ,
•.•••••••••••• ,1 ••••,' ~ •••• ,....,.,, ••••• , •••.
31