Anda di halaman 1dari 32

KERANGKA ACUAN KERJA (KAKj

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL SURVEI DAN PEMETAAN PERTANAHAN DAN RUANG
DIREKTORAT PENGUKURAN DAN PEMETAAN DASAR PERTANAHAN DAN RUANG

NAMA PEKERJAAN :
Pembuatan Peta .Dasar Pertanahan Menggunakan Pesawat Udara Nirawak
(PUNA) di Provinsi Sumatera Utara

TAHUNANGGARAN2022
KERANGKA ACUAN KERJA
PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN MENGGUNAKAN PESAWAT
UDARA NIRAWAK (PUNA) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

1 Latar Belakang

Peta Dasar Pertanahan adalah peta yang memuat informasi geospasial


tematik yang digunakan sebagai dasar dalam rangka kegiatan pendaftaran
tanah, tata ruang, dan penyediaan peta-peta tematik pertanahan lainnya,
yang berupa peta foto/ citra dan/ atau peta garis dari hasil pemetaan metode
terestris maupun fotogrametris menggunakan foto udara dengan pesawat
udara berawak atau pesawat udara nirawak, dan citra satelit, dengan
dilengkapi informasi dasar pertanahan hasil kegiatan survei informasi dasar.
Peta dasar yang digunakan untuk kegiatan bidang pertanahan dapat berupa
peta foto udara ataupun peta citra yang dilengkapi dengan informasi dasar
yang diperlukan dalam kegiatan pertanahan. Ketersediaan Peta Dasar
Pertanahan sampai dengan tahun 2021 sebesar 38.696.063,86 hektar
(60, 16%) dari luas daratan non hutan atau area penggunaan lain seluas 64,3
juta hektar.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional


menargetkan cakupan 100% Peta Dasar Pertanahan pada tahun 2022
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian ATR/BPN Tahun
2020-2024.

Untuk mewujudkan target tersebut, salah satunya dilakukan dengan


pembuatan peta dasar pertanahan skala 1 :2.500 dari pemotretan udara
dengan menggunakan pesawat udara nirawak (PUNA). Hasil foto udara dari
PUNA kemudian dilengkapi informasi dasar pertanahan yang berupa:
informasi fasilitas umum, sosial, dan unsur dasar geografis, melalui kegiatan
survei informasi dasar. Survei informasi dasar dilakukan dengan
pengambilan data lapangan tentang objek-objek informasi peta. Kegiatan
survei informasi dasar menjadi salah satu tahapan dalam pembuatan peta
dasar pertanahan. Dengan adanya kegiatan ini maka peta dasar pertanahan
menjadi informatif sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembuatan peta
tematik pertanahan lainnya, misalnya peta penggunaan tanah dan peta zona
nilai tanah.

2 Dasar Hukum
Dasar hukum pembuatan peta dasar pertanahan merupakan sebagian dari
kewenangan Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang
dalam menjalankan tugas dan fungsinya yang diatur dalam
peraturan-peraturan berikut ini:
l. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
3. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;

1
4. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 21 Tahun 2019 tentang Peta Dasar Pertanahan;
9. Petunjuk Teknis Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997;
10. Kamus Data Spasial Deputi Bidang Pengukuran dan Pemetaan BPN RI
Tahun 2008.

3 Tujuan Kegiatan
Tujuan dari pengadaan ini adalah tersedianya peta dasar pertanahan skala
1:2.500 dari hasil pemotretan udara menggunakan PUNA dengan cakupan
wilayah di Provinsi Sumatera Utara guna tercapainya sasaran cakupan peta
dasar pertanahan tahun 2020-2024.

4 Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
1. Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan di lokasi kegiatan;
2. Internal/unit teknis Kementerian ATR/BPN;
3. Instansi pemerintah lain yang membutuhkan informasi peta untuk
perencanaan dan perumusan kebijakan;
4. Institusi sebagai bahan penelitian dan kajian;
5. Masyarakat luas terutama industri survei, pengukuran dan pemetaan.

5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup/batasan pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Ruang Lingkup Pekerjaan

No Sub-pekerjaan

a. Persiapan Administrasi dan Koordinasi


b. Akuisisi Data GCP /ICP
C. !A kuisisi Data Foto Udara
d. Pengolahan Data Foto Udara
e. Pencetakan Peta Keria Survei Informasi Dasar
f. Survei informasi dasar
g, Subset dan Croppina Foto Udara
h. Pembuatan Tile Puramid
i. Digitasi, Editing, Labeling, Topologi, Geodatabase
Dan Kartozrafi

2
- Digitasi, Editinq, dan Eniru Data Lapang
- Topologi/ Eniru Basis/ Geodatabase
- Eniru Basis Data Survei informasi dasar
- Kartozrafi
i. Pencetakan Check Plot
k. Pelaporan

6 Volume dan Lokasi Pekerjaan


Volume pekerjaan dalam 1 (satu) paket pekerjaan seluas 15.000 hektar area
darat non kawasan hutan dengan lokasi di wilayah Provinsi Sumatera Utara
(indeks lokasi pemetaan terlampir).

7 Spesifikasi Penyedia
a. Dalam rangka memudahkan pelaksanaan kendali mutu dan
pengawasan kegiatan, penyedia wajib menetapkan/ menunjuk Team
Leader dan Koordinator.
b. Penyedia Jasa diperkenankan untuk bekerjasama (Kerja Sama
Operasi, KSO) dengan perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan
sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan paket pekerjaan.
KSO dinyatakan dalam suatu surat perjanjian yang menjelaskan hak
dan kewajiban dari masing-masing pihak yang bekerjasama.
c. Penyedia Jasa wajib memiliki pengalaman pekerjaan di bidang survei
dan pemetaan paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 1
(satu) tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta,
termasuk pengalaman KSO maupun subkontrak.
d. Penyedia Jasa menyertakan jadwal penugasan personil tenaga terampil
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Tidak diperbolehkan menggunakan personil yang sama dalam
tahapan pekerjaan berbeda yang dilaksanakan pada waktu
bersamaan;
2) Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan
pekerjaan yang berbeda dengan syarat tidak dilaksanakan pada
waktu bersamaan (paralel), sepanjang personil yang bersangkutan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk tahapan tersebut.

8 Spesifikasi Personil
Tenaga pelaksana/ personil yang terdiri dari tenaga ahli dan tenaga terampil
harus memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 2 Spesifikasi Personil
No Tenae:a Teknis Pendidikan Pene:alaman Jml Tue:as
~enae:a Ahli
1 TeamLeader S2 Teknik Minimal 3 tahun 1 - Melakukan
Geodesi/ ldi bidang koordinasi dengan
Geografi !m anajemen/ koordinator kegiatan
survei/ pemetaan - Bertanggung jawab
kian GIS yang terhadap seluruh
memiliki sertifikat tahapan pekerjaan
lienianz 7 atau

3
Ahli Muda dan hasil akhir yang
GIS/survei diserahkan
terestris / foto gram
etri
2 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
!Akuisisi Data Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
GCP/ICP Geografi/ pemetaan dan team leader dan
Kartografi GIS dengan koordinator lain
pengalaman - Bertanggung jawab
pekerj aan Survei terhadap
Terestris pelaksanaan dan
hasil akuisisi data
GCP/ICP
3 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
Akuisisi Foto Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
Udara Geografi/ GIS pemetaan dan GIS team leader dan
dengan koordinator lain
pengalaman - Bertanggung jawab
pekerjaan terhadap
Fotogrametri atau pelaksanaan dan
Pemotretan Udara hasil akuisisi data
foto udara
4 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
Pengolahan Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
Foto Udara Geografi/ GIS pemetaan dan GIS team leader dan
dengan koordinator lain
tpengalaman - Bertanggung jawab
pekerjaan terhadap
Fotogrametri atau pelaksanaan dan
Pemotretan Udara hasil pengolahan
foto udara
5 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 - Melakukan
Survei Geodesi/ (ii bidang survei/ koordinasi dengan
Informasi Dasar Geografi/ GIS pemetaan dan team leader dan
bIS koordinator lain
- Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan dan
hasil survei
informasi dasar
6 Koordinator Sl Teknik Minimal 2 tahun 1 -Melakukan
Pengolahan Geodesi/ di bidang survei/ koordinasi dengan
Data GIS/CAD Geografi/ GIS pemetaan dan GIS team leader dan
koordinator lain
- Bertanggung jawab
terhadap
pelaksanaan dan
hasil pengolahan
data GIS/CAD
ITenae:a Terampil
1 Surveyor SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 4 Melaksanakan
GPS/Operator Sederajat di bidang survei/ Akuisisi Data
Pengolah G PS pemetaan dan GIS GCP/ICP

4
2 Pil.ot PUNA SMA/ SMK/ - Minimal ! 1 Melaksanakan
Sederajat tahun di Akuisisi Data Foto
bidang survei/ Udara
pemetaan dan
GIS

- Memiliki
Sertifikat Pilot
PUNA/Drone
yang telah
teregistrasi
Direktorat
Kelaikudaraan
dan
Pengoperasian
Pesawat Udara
dan masih
berlaku
3 Teknisi PUNA SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 1 Membantu Pilot
Sederajat di bidang survei/ melaksanakan
bemetaan dan Akuisisi Data Foto
GIS Udara
4 Surveyor PUNA SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 2 Melaksanakan
(Visual Sederajat di bidang survei/ pengawasan visual
Obseruen pemetaan dan GIS PUNA saat Akuisisi
Data Foto Udara
5 Operator SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 1 Melaksanakan
Pengolah Foto Sederajat di bidang survei/ Pengolahan Data Foto
Udara pemetaan dan GIS Udara

6 Surveyor SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 4 - Melaksanakan


0Cnformasi Dasar Sederajat ldi bidang survei/ Survei
!Pemetaan dan GIS Informasi
Dasar
7 Operator SMA/ SMK/ Minimal 1 tahun 7 Melakukan proses
GIS/CAD Sederajat ldi bidang survei/ pengolahan yang
[pemetaan dan meliputi:
GIS/CAD - Subsei] croppin
g foto
- Deliniasi objek
pada foto udara
- pengolahan
data spasial
- pengolahan
geodatabase
- layout peta
dasar
nertariahan
8 Staf SMA/ SMK/ - 1 Membuat Laporan
~dministrasi Sederajat Kemajuan
Pekerjaan:
- Pendahuluan

5
- Bulanan
- Akhir
Mengelola
administrasi proyek
9 lfenaga Lokal - - 4 Membantu dan
mendampingi
surveyor G PS dan
surveyor informasi
dasar dalam upaya
memperlancar dan
mempercepat proses
pengambilan dan
pengumpulan data
lapangan
*Tenaga terampil dapat melakukan lebih dari satu jenis/tahapan pekerjaan
dalam waktu yang tidak bersamaan.

9 Spesifikasi Peralatan
Kebutuhan jenis peralatan yang dipersyaratkan dalam pekerjaan m1
ditunjukkan pada Tabel 3 serta daftar peralatan yang diperlukan ditunjukkan
pada Tabel 4.
Tabel 3 Spesifikasi Peralatan

No Jenis Peralatan Soesifikasi khusus


1 Pesawat Udara Nirawak • Merupakan type fixed wing
• Memiliki kemampuan Vertical
Take-off and Landing (VTOL)
• Wahana dilengkapi peralatan GPS
teliti untuk Post-processing
Kinematic (PPK) atau Real-time
Kinematic (RTK)
• Memiliki lubang khusus yang dibuat
untuk survei udara.
• Dilengkapi sistem autopilot
• Memiliki asuransi yang berlaku
selama pelaksanaan pekerjaan
• PUNA sudah teregistrasi Direktorat
Kelaikudaraan dan Pengoperasian
Pesawat Udara
• Durasi terbang drone dalam sekali
terbang minimal 50 menit
Kamera Pemotretan Udara • Fixed Lens
• Minimal 24 Megapixel
• Self-calibration
• Memiliki kemampuan geotagging
yang terintezrasi denzan GPS
2 Receiver GPS • Tipe Geodetik
• Dual Frequency minimal G PS (L 1,
L2C)
• Akurasi pengukuran statik post
processing: Horizontal 3mm +
0, 1 ppm , Vertikal 3,5mm + 0,4oom

6
• Dilengkapi perangkat lunak pengolah
data GPS
3 Komputer Workstation • Spesifikasi minimal: Xeon/Intel 19,
VGA minimum GDDRS 11GB, RAM
64GB / DDR4-2400 (4x8GB)
RegRAM, OS Win 10 Pro 64 bit)
4 Perangkat Lunak Jalur Terbang • Dapat terkoneksi dengan pesawat
udara nirawak
5 Perangkat Lunak Pengolah Data • Dapat terkoneksi dengan perangkat
GPS Receiver GPS
6 Perangkat Lunak Pengolah Foto • Memproses bundle-block: adjustment
Udara • Mengolah data dengan teknik
structure from motion
• Memberikan statistik keluaran per
titik hasil perhitungan berupa
residual dan RMSE
• Dense Image Matching
• Membentuk model elevasi digital
secara otomatis
• Mengolah orthophoto
• Membuat mosaic

Georeferencing menggunakan flight
loa atau GCP
7 Perangkat Lunak Pengolahan Memiliki kemampuan untuk:
Raster/ Foto •Membuat mosaic;
•Melakukan Subset / Cropping Foto;
•Membuat tile in the puramid .
8 Perangkat lunak GIS/CAD Memiliki kemampuan untuk:
•Melakukan deliniasi objek pada foto
udara;
•Mengolah data spasial;
•Mengolah geodatabase;
•Membuat
pertanahan.
layout peta dasar

9 Komputer desktop Spesifikasi minimum i7, RAM 16 GB,


IVGA minimum GDDRS 2GB

Tabel 4 Daftar Peralatan

No. Rincian peralatan Jumlah


Pesawat Udara Nirawak
1 (termasuk Kamera Pemotretan 1
Udara)
Receiver GPS Tipe Geodetik Dual
2 4
Frekuensi
3 Komputer Workstation 1
4 Perangkat Lunak Jalur Terbang 1
Perangkat Lunak Pengolah Data
5 4
GPS
Perangkat Lunak Pengolah Foto
6 1
Udara

7
Perangkat Lunak Pengolahan
7 1
Raster/ Foto
8 Perangkat lunak GIS / CAD 8
9 Komputer Desktop 8
10 Plotter A0 1
11 Printer Laser Jet A-4 1
12 Laptop 7
13 GPS Handheld 4
14 Kamera Digital Saku 4

Peralatan merupakan milik sendiri/ sewa. Penyedia sanggup menyediakan


peralatan sebagaimana tersebut diatas yang dinyatakan dengan bukti
kepemilikan/sewa yang sah. Software sebagaimana disebutkan di atas berupa
software yang memiliki lisensi berbayar kategori/jenis lisensi perusahaan
( coorporate license) yang dibuktikan dengan sertifikat lisensi, kecuali software GIS
diperbolehkan menggunakan software open source.

10 Spesifikasi Teknis Pekerjaan


Spesifikasi pekerjaan diuraikan sebagai berikut:
A. Persiapan Administrasi dan Koordinasi
Pekerjaan yang harus dilakukan segera saat tahapan persiapan adalah:
- Pengurusan perizinan pelaksanaan pemotretan udara sesuai dengan
Peraturan Menteri Perhubungan nomor 37 tahun 2020 tentang
Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak Di Ruang Udara yang
Dilayani Indonesia;
- Permohonan Surat Tugas dan Surat Pemberitahuan dari Kementerian
ATR/BPN;
- Persiapan mobilisasi dan basecamp;
- Pengurusan perizinan dan koordinasi pengukuran titik kontrol;
- Pembuatan peta rencana jalur terbang;
- Pembuatan peta rencana distribusi titik kontrol;
- Pemeriksaan kesiapan alat yang akan digunakan.

B. Akuisisi data GCP/ICP


Pada tahapan ini, dilakukan pengukuran titik kontrol (GCP) dan titik uji
(ICP) dengan ketentuan:
- Titik kontrol dan titik uji terletak pada pojok, perimeter dan tengah yang
tersebar secara merata di blok area pekerjaan;
- Jumlah titik kontrol minimal 5 titik per blok atau mengikuti bentuk area
pemetaan;
- Penambahan titik kontrol perlu dilakukan apabila berada kawasan yang
variasi reliefnya tinggi;
- Jumlah titik uji mengikuti ketentuan sebagai berikut:

8
: Jumlah titik Jumlah titik
uji untuk uji untuk
Luasan (hektar)
ketelitian ketelitian
horizontal vertikal
<50.000 20 20
50.001-75.000 25 30
75.001-100.000 30 40
100.001-125.000 35 50
125.001-150.000 40 60
150.001-175.000 45 70
175.001-200.000 50 80
200.001-225.000 55 90
225.001-250.000 60 100

- Titik kontrol dan titik uji ditempatkan di tempat terbuka dan diyakini
dapat terlihat di sebanyak mungkin foto;

- Apabila blok pekerjaan dibagi menjadi beberapa subblok, harus terdapat


titik kontrol tanah pada area pertampalan subblok;
- Titik kontrol dan titik uji menggunakan pilar berbentuk pipa ukuran 2
inch dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar berikut:

Gambar 1. Ukuran Titik Kontrol Utama dan Titik Uji

- Titik kontrol dan titik uji pemotretan udara dipasang premark dengan
bentuk sesuai gambar berikut:

D~
,. . ---,1 • J 1

D
Gambar 2. Bentuk Premark

- Ukuran minimum premark di foto udara adalah panjang 10 piksel dan


lebar 3 piksel untuk masing masing sayap premark. Ukuran premark
sebenarnya dilapangan mengikuti nilai resolusi tanah pemotretan
udara;

9
- Premark menghadap utara, selatan, barat dan timur kompas (kecuali
jalur terbang diagonal, arah Premark menyesuaikan jalur terbang);
- Premark dibuat dari bahan yang tahan cuaca, tidak mudah robek dan
tidak pudar;
- Warna premark harus kontras dengan warna sekitarnya;
- Penomoran titik kontrol terdiri dari 10 digit alfanumerik, tiga digit awal
alfabet yang diawali huruf P (PUNA) serta akronim (lokasi) dari blok area
pekerjaan dengan diikuti tahun pelaksanaan pekerjaan dan tiga digit
akhir numerik yang merupakan nomor urut titik dalam blok area
pekerjaan;
- Pengukuran titik kontrol menggunakan peralatan pengukuran koordinat
metode satelit tipe geodetik dual frequency;
- Pengukuran titik kontrol dan titik uji dapat dilakukan secara jaring atau
radial;
- Waktu pengamatan pengukuran minimal 15 menit;
- Jarak baseline tidak melebihi 10 km;
- Interval waktu pengamatan maksimal adalah 15 detik;
- Koleksi data ukuran dicatat pada log pengukuran;
- Titik kontrol pemotretan udara adalah berupa titik kontrol dalam sistem
koordinat geodetik (Lintang, Bujur dan tinggi) terhadap spheroid
WGS-84 dan sistem koordinat proyeksi peta TM-3° dalam sistem
kerangka koordinat referensi sesuai perundang - undangan yang
berlaku;
- Koleksi data ukuran titik kontrol/titik uji diikatkan pada minimal
terhadap TDT Orde 2 Badan Pertanahan Nasional atau Titik Kontrol
Geodesi Orde 1 Badan Informasi Geospasial atau CORS;
- Apabila dalam jarak 10 km dari area pekerjaan tidak terdapat TDT atau
Titik Kontrol Geodesi, maka harus membuat titik ikat bantu yang
diikatkan terhadap TDT orde 2 BPN atau Titik Kontrol Geodesi Orde 1
atau CORS;
- Apabila terdapat titik kontrol yang tidak tampak pada foto udara maka
harus dilakukan pengukuran ulang menggunakan metode postmarking
di lokasi terdekat dengan titik tersebut;
- Ketelitian horizontal dan vertikal koordinat titik kontrol dan titik uji
tidak lebih besar dari 0, 15 x nilai ketelitian peta (Tabel 5).

C. Akuisisi Data Foto Udara


- Jalur terbang pada daerah datar yaitu Timur-Barat atau Utara-Selatan;
- Jalur terbang diagonal dapat digunakan pada area dengan terrain
bergunung;
- Jalur terbang pertama dan terakhir harus berada pada luar area
pekerjaan;
- Awal dan akhir pemotretan setiap jalur harus mencakup 2 foto atau
lebih di luar area pekerjaan;
- Pertampalan kemuka ifonuard overlap) yaitu >80%;
- Pertampalan kesamping (side overlap) yaitu >60%;
- GSD sebesar 5 cm atau lebih baik;

10
- Untuk memperoleh nilai GSD tersebut, tinggi terbang disesuaikan
berdasarkan panjang fokus dari kamera yang digunakan;
- Kalibrasi boresight dan lever arm wajib dilakukan sebelum misi
pemotretan pertama atau setiap ada perubahan konfigurasi sistem
kamera udara;
- Pemotretan udara dilakukan saat cahaya mencukupi sehingga foto tidak
gelap dan bayang objek tidak panjang. Sunspot tidak diperbolehkan ada
di foto;
- Fitur autofocus pada kamera dimatikan dan fokus lensa diatur sehingga
jarak fokus tidak berubah untuk setiap misi pemotretan. ISO, aperture
dan shutter speed diatur sedemikian sehingga foto tajam dan tidak
gelap;
- Kamera dipasang pada penyangga yang dilengkapi peredam getaran
motor;
- Pengukuran base station GPS harus dilakukan selama pemotretan
udara berlangsung;
- Pemotretan udara dilengkapi dengan GPS yang terintegrasi untuk
merekam data posisi kamera udara;
- Pemotretan udara dapat dilengkapi IMU yang terintegrasi untuk
merekam data orientasi kamera udara;
- Nomor jalur dan nomor foto yang diambil serta catatan penting
didokumentasikan pada logsheet;
- Tutupan awan tidak lebih dari 10% setiap foto dan obyek yang tertutup
awan bukan merupakan bangunan atau transportasi; dan
- Pemotretan ulang harus dilakukan apabila ada persyaratan yang tidak
terpenuhi.

D. Pengolahan Data Foto Udara


- Data mentah GPS dan/ atau IMU diunduh dari sistem kamera di setiap
misi pemotretan;
- Data GPS diolah diikatkan terhadap data pengukuran GPS base station;
- Data GPS dan/ atau IMU diintegrasikan untuk mengestimasi data
trajectory yang harus memenuhi:
a. Indeks Positiori Dillution of Precision (PDOP) < 3,5
b. Ketelitian posisi horizontal dan vertikal<= 2 cm;
c. Ketelitian orientasi Omega <= 0,05° Phi <= 0,05° Kappa <= 0, 1 °;
- Nilai EO hasil pengolahan trajectory serta nilai standar deviasinya
digunakan sebagai nilai pendekatan EO foto udara yang akan diolah;
- Proses Tie Point Measurement, camera calibration, DSM extraction dan
proses True Orthophoto dilakukan secara otomatis menggunakan Dense
Image Matching;
- Titik kontrol digunakan dalam blok perataan;
- Titik kontrol diberi standar deviasi sesuai dengan ketelitian pengukuran
koordinat;
- Titik uji (Independent Check Point) tidak boleh digunakan dalam blok
perataan;
- Ketelitian hasil perataan triangulasi udara:

11
a. Rata-rata residual tie point < 1 piksel
b. Residual maksimal setiap tie point yang dibentuk secara otomatis <
2,5 piksel
c. Residual maksimal setiap tie point yang dibentuk secara manual < 20
mikron;
- Sampling space DEM yang dihasilkan 0.4 meter pada area terbuka;
- Obyek harus seamless pada perpotongan seamline antar orthofoto;
- Mosaik dipotong sesuai lembar peta;
- Ketelitian horizontal dan vertikal yang dihasilkan memenuhi kelas 1
ketelitian skala 1:2.500 atau lebih baik sesuai dengan Tabel berikut:

Tabel 5. Ketentuan Ketelitian Geometri

Interval Ketelitian Kelas 1 (m) Ketelitian Kelas 2 (m) Ketelitian Kelas 3 (m)
Nomor Skala
Kontur
Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal Horizontal Vertikal

1 1:10.000 4 3 2 6 3 9 4

2 1:5.000 2 1,5 1 3 1,5 4,5 2

3 1 :2.500 1 0,75 0,5 1,5 0,75 2,3 1

4 1: 1.000 0,4 0,3 0,2 0,6 0,3 0,9 0,4

E. Pembuatan Peta Kerja


Pembuatan peta kerja lapangan untuk survei informasi dasar dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
- Peta kerja memuat Foto Udara;
- Dibuat dalam skala 1: 10. 000 dengan format dari Kementerian
ATR/BPN.

F. Survei Informasi Dasar


Survei informasi dasar merupakan tahap pengumpulan data informasi
dasar pertanahan.
Tahapan survei informasi dasar sebagai berikut:
- Persiapan perlengkapan lapangan dan peralatan survei;
Pengamatan awal terhadap wilayah survei dan pemetaan dengan
menggunakan peta kerja;
Pengambilan data lapangan objek survei perekaman koordinat objek.
(Setiap objek yang disurvei dalam survei informasi dasar harus dicatat
koordinat dan dicatat nama objeknya);
Entry data survei dan reposisi (editing).
Adapun objek survei informasi dasar adalah informasi dasar pertanahan
sebagai berikut:
1. Batas administrasi
Garis batas wilayah administrasi pemerintahan yaitu batas wilayah
Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, dan Kelurahan/Desa baik batas
yang sudah definitif maupun batas yang sifatnya masih indikatif. Data
garis batas wilayah harus dikonfirmasi dengan instansi pemerintah
terkait saat survei, hal ini untuk menghindari batas administrasi yang
tidak lazim (contoh: batas administrasi memotong bangunan, clll.).

12
Hasil pencatatan unsur pada peta kerja dan formulir identifikasi ada
bukti cap/stempel pemerintahan (lurah/kepala desa/aparat desa
lainnya), sebagai bukti melakukan survei di lokasi. Wilayah
kampung/ dukuh/ dusun/lingkungan tidak perlu dilakukan identifikasi
batas administrasinya tetapi dicantumkan namanya.

2. Nama dan Fungsi Bangunan


Bangunan yang disurvei meliputi:
a. Bangunan perkantoran, baik pemerintah maupun swasta, seperti
Kantor Kelurahan/Desa, Kantor Kecamatan, Kantor Bupati/Walikota,
Kantor Gubernur, Kantor Lembaga Pertahanan, dan kantor-kantor
pemerintah lainnya;
b. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan pendidikan
seperti SD / sederajat, SMP / sederajat, SMA/ sederajat dan Perguruan
Tinggi, dll.;
c. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan pada
masyarakat seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, dll;
d. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan ibadah seperti
Masjid, Gereja, Klenteng, Vihara, Pura, dll.;
e. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan perdagangan,
ekonomi dan pariwisata bagi masyarakat seperti pasar, kompleks
pertokoan, supermarket, hotel, museum, monumen bersejarah,
tempat wisata dll;
f. Bangunan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan komunikasi dan
transportasi Kantor Pos dan Giro, Menara Telekomunikasi, Pemancar
Radio, Terminal, Stasiun, Bandara, Pelabuhan, SPBU, dll;
g. Bangunan yang berfungsi sebagai utilitas seperti gardu induk PLN,
instalasi penjernihan air, tempat pembuangan sampah, dll;
h. Bangunan/tempat penting, fasilitas penting wilayah dan atau
landmark pada suatu wilayah, dan lain-lain.

3. Jalan
Jalan dicatat dengan jelas dan konsisten, misalnya: Jl. Jenderal
Sudirman, Jl. Manggis, Jl. Desa Sekarmulyo. Jalan yang disurvei
meliputi jalan tol, jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota,
jalan arteri, jalan kecamatan, dan jalan desa.

4. Rel Kereta Api dan Lori


Untuk rel kereta api nama lintasan kereta apinya [jurusan
masing-masing rel). Rel Lori ditulis Lori.

5. Detail Perairan
Detail perairan dicatat dengan jelas dan konsisten, misalnya Ci Liwung,
Way Rilau, Kali Angke, Sungai Kapuas. Unsur yang disurvei meliputi
sungai, saluran irigasi, teluk, selat, laut, danau, rawa-rawa,
dam/bendungan, dan waduk.

6. Kuburan/pemakaman umum

13
7. Titik Kontrol Geodesi Orde O dan 1 BIG dan Titik Dasar Teknik (TDT)
BPN Orde 2 dan 3 serta Titik Kontrol / Titik Ikat.

G. Subset dan Cropping Foto


Proses subset dan cropping/pemotongan foto dilakukan dalam lembar peta
skala 1:2.500. Ukuran dan sistem penomoran mosaik orthorektifikasi per
lembar peta mengacu pada sistem penomoran lembar TM-3°.

H. Pembuatan Tile in the Pyramid


Pada tahapan ini dilakukan pembuatan tile pyramid dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. Tile iri the pyramid adalah kumpulan tile images/foto yang dibuat dalam
tingkatan zoom level yang bertingkat;
2. Tile iri the pyramid dibuat sebanyak 6 tingkat mulai dari zoom level 16
sampai zoom level 21;
3. Ukuran setiap tile dalam tile iri the pyramid adalah 256 x 256 pixel;
4. Setiap file tile memiliki resolusi radiometrik 8 bit dengan 4 (empat) kanal
warna (Red, Green, Blue, Alpha);
5. Sistem koordinat yang digunakan adalah geografis (EPSG:4326);
6. Metode resampling yang digunakan adalah Nearest Neighbour,
7. Data hasil tile iri the pyramid disimpan dalam format digital .PNG.

I. Digitasi, Editing, Topologi, Geodatabase, dan Kartografi


- Digitasi
Digitasi dilakukan terhadap data foto yang sudah di orthorektifikasi untuk
membentuk data format vektor yang berupa feature titik, garis, dan area
(polygon). Digitasi dilakukan blok demi blok yang berupa gabungan dari
beberapa NLP untuk menghindari banyaknya Edge Matching antar NLP.
Digitasi dilakukan terhadap tema-tema unsur geografi dengan urutan
sebagai berikut:
1. Tema unsur perairan
- Unsur perairan berupa sungai dengan lebar < 1,25 meter dilakukan
delineasi pada bagian tengah sungai (satu garis) dan dikategorikan
se bagai feature garis;
- Unsur perairan berupa sungai dengan lebar ;::: 1,25 meter dilakukan
delineasi pada kedua tepi sungai (dua garis) dan dikategorikan
sebagai feature area (polygon). Untuk keperluan penyediaan fitur
transportasi yang seamless pada geodatabase, deliniasi juga
dilakukan pada bagian tengah sungai (satu garis) dan dikategorikan
sebagai feature garis.
- Unsur perairan berupa danau, waduk, dsb. dilakukan delineasi dan
dikategorikan sebagai feature area (polygon).

14
2. Tema unsur transportasi
- Unsur transportasi berupa jalan yang lebarnya < 1,25 meter
dilakukan digitasi pada bagian tengah (as) jalan dan dikategorikan
sebagai feature garis;
- Unsur transportasi berupa jalan dengan lebar :::: 1,25 meter dilakukan
digitasi pada kedua tepi jalan (dua garis) dan dikategorikan sebagai
feature area (polygon). Untuk keperluan penyediaan fitur transportasi
yang seamless pada geodatabase, deliniasi juga dilakukan pada
bagian tengah jalan (satu garis) dan dikategorikan sebagai feature
garis.

3. Tema unsur bangunan


Unsur bangunan yang harus dilakukan digitasi adalah bangunan yang
disurvei pada survei informasi dasar. Delineasi objek bangunan
dilaksanakan mengikuti bentuk bangunannya, bukan mengikuti bentuk
tanah/batas bidangnya. Objek yang terdiri atas beberapa bangunan di
delineasi sesuai bentuk bangunannya, namun tetap dijadikan sebagai 1
(satu) objek dengan atribut yang sama.

- Editinq dan Topologi


Editing merupakan kegiatan perbaikan dan penyuntingan data delineasi
objek survei informasi dasar, misalnya reposisi. Beberapa ketentuan yang
perlu diperhatikan dalam proses editing adalah:
1. Posisi titik objek survei informasi dasar unsur buatan manusia harus
tepat sesuai dengan kenampakannya di atas foto;
2. Posisi titik objek survei informasi dasar unsur administrasi harus
diletakkan tepat pada letak kantor pemerintahan yang sesuai (contoh:
titik identifikasi nama provinsi diletakkan pada kantor gubernur
provinsi tersebut);
3. Posisi titik objek survei informasi dasar yang juga digambarkan sebagai
garis harus bersinggungan/ snap dengan fitur garisnya;
4. Dua atau lebih garis objek survei informasi dasar yang bersinggungan
harus memenuhi kaidah pemetaan digital (tidak boleh overshoot dan
undershoot) dan pada titik persinggungannya harus memiliki node;
5. Batas administrasi yang tidak lazim (misal: memotong bangunan)
disunting sesuai dengan hasil konfirmasi dengan instansi pemerintah
terkait;
6. Jembatan didigitasi terpisah dari unsur jalan.
7. Tidak ada obyek yang menumpuk jadi satu pada posisi yang sama (must
not overlap);
8. Tidak ada titik yang bertampalan pada posisi yang sama ataupun
dengan titik itu sendiri (must be disjoint).

- Geodatabase
Kegiatan geodatabase merupakan kegiatan pengolahan data hasil survei
informasi dasar yang terkait dengan pembentukan basis data digital.
Survei informasi dasar yang berupa data vektor (baik titik maupun garis)

15
serta data tekstual dalam bentuk formulir lapang di-entri ke dalam suatu
basis data spasial.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini, basis data spasial yang digunakan adalah
basis data dengan format geodatabase (*.gdb). Geodatabase untuk
kegiatan survei informasi dasar ini meliputi fitur-fitur spasial sebagai
representasi unsur geografi dari daerah dimana kegiatan survei
dilaksanakan. Geodatabase yang dibentuk harus mengacu kepada standar
data Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang,
dimana skema umum dari basis data tersebut terdiri dari:
1. Sistem koordinat
Sistem koordinat yang digunakan dalam pembentukan basis data
spasial identifikasi adalah sistem koordinat geografis WGS 84.
2. Kelas fitur serta atributnya
Fitur survei informasi dasar, merupakan fitur spasial yang
direpresentasikan dalam bentuk geometri titik. Fitur Identifikasi unsur
dasar geografis memuat seluruh hasil. Nama fitur ini dalam standar
Direktorat Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang
adalah TPN_KA00l0 dan memiliki hubungan dengan tabel non spasial
Unsur_Anotasi. Model data dari fitur ini adalah ditunjukkan pada
Gambar 3.

TPN_KA0010 tlnsur Anotasi


-
+anold • Obiectld 1 +kdUnsur • lnteger
+anoKd • kdUnsur(Unsur Anotasi) +tema • ::;tring
+nama • ::;iring 1 +subTema • String
-geom 1 .* +unsur • String
1. 1 +namUnsur • String
+label • String

Gambar 3. Model Data Basis Data Survei Informasi Dasar

Model data pada Gambar 3. apabila diterjemahkan dalam bentuk model


fisik untuk keperluan penyusunan basis data berbasis geodatabase ArcGIS
sebagaimana pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Struktur Data Basis Data Fitur Survei Informasi Dasar

NAMA ATRIBUT NILAI ATRIBUT ALIAS ATRIBUT


OBJECTID Objectid -
SHAPE POINT -
NO_OBJEK [l'ext (15) No Objek
IANOKD rrext (15) Kode Unsur
NAMA rrext (150) Nama Objek
NLP Text (15) NLPTM3
DESA KEL Text (150) Nama Desa
KECAMATAN Text (150) Nama Kecamatan
KABUPATEN [I'ext (150) Nama Kabupaten
D( TM3 Double Koordinat X TM3

16
jDouble jKoordinat Y TM3

Tabel 7. Struktur Data Fitur Unsur Identifikasi Unsur Dasar Geografis

NAMA ATRIBUT NILAI ATRIBUT ALIAS ATRIBUT


KDUNSUR Text (15) Kode Unsur
TEMA Text (150) Tema Unsur
SUBTEMA Text (150) Sub Tema Unsur
UNSUR Text (150) Unsur
NAMAUNSUR [I'ext (150) Nama Unsur
LABEL [I'ext (150) Label

Fitur Toponim (TPN_KA00l0) dan tabel anotasi (UnsurAnotasi) terhubung


dengan suatu kelas relasi atau Relationship Class dengan atribut ANOKD
(TPN_KA00l0) sebagai foreign key dan KDUNSUR (UNSUR_ANOTASI)
sebagai primary key.
Selain basis data fitur dan tabel survei informasi dasar, hasil kegiatan
delineasi objek harus dibentuk basis data spasial sesuai dengan jenis
objeknya. Terdapat tiga (3) jenis objek hasil delineasi yang harus dibentuk
basis data spasialnya, yaitu:
- Fitur garis perairan

Tabel 8. Struktur Data Fitur Perairan yang Didelineasi

NAMA ATRIBUT NILAI ATRIBUT ALIAS ATRIBUT


FID Object id
SHAPE Line
AIRANO FID(TPN_KA00l0) [d Unsur Perairan
KODE Text(15) Kode Perairan
IDENTIFIKASI rrext(150) Nama Toponim
Shape Length Double

- Fitur garis transportasi

Tabel 9. Struktur Data Fitur Transportasi Darat Yang Didelineasi

NAMA ATRIBUT NILAI ATRIBUT ALIAS ATRIBUT


FID Object id
SHAPE Line
TRDANO FID(TPN KA00l0) Id Unsur Transportasi
KODE rrext(l 5) Kode Transportasi
IDENTIFIKASI rrext(150) Nama Toponim
Shape Length Double

- Fitur Polygon untuk bangunan, jalan, dan sungai

17
Sesuai dengan Kamus Data Geodatabase Direktorat Pengukuran dan
Pemetaan Dasar Pertanahan dan Ruang dengan menggunakan nama
Feature Dataset FSO0BIDAR

Tabel 10. Struktur Data Fitur Poligon yang Didelineasi

NAMA ATRIBUT NILAI ATRIBUT ALIAS ATRIBUT


FID Object id
SHAPE Polygon
BIDAR FID(TPN_KA00 10) Id Unsur Poligon
KODE rrext(15) Kode Poligon
ITDENTIFIKASI rrext(150) Nama Toponim
Shape_Length Double

- Kartografi
Layout kartografi dilakukan untuk memvisualkan dan menampilkan peta
dasar pertanahan dalam format peta sesuai kaidah kartografis
PMNA/KBPN No. 3 Tahun 1997 dan sesuai dengan Standardisasi Peta
Dasar Pendaftaran Tanah. Peta Dasar Pertanahan dibuat dalam format
.dwg disertai file foto udara format . tiff dan disimpan dalam satu folder
yang sama.

J. Pencetakan Check-plot
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk kontrol kualitas peta dasar dengan
mengambil sampel NLP, terutama untuk kontrol terhadap aspek visualisasi
kartografis.
Beberapa ketentuan dalam kegiatan ini:
- Pencetakan dilakukan sebanyak 1 % dari total NLP;
- Pencetakan dilakukan untuk NLP yang tersebar di lokasi pemetaan,
memiliki kenampakan geografis yang heterogen. Misalnya NLP pertama
adalah daerah perkotaan, maka NLP berikutnya yang dicetak adalah
daerah pedesaan, atau perkebunan;
- NLP yang diperiksa harus dikoreksi apabila terdapat
kesalahan/ ketidaksesuaian.

K. Pelaporan
Laporan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan bulanan, dan
laporan akhir. Laporan Pendahuluan, laporan bulanan, dan laporan akhir
dibuat masing-masing 3 rangkap.

Laporan Pendahuluan
Secara garis besar isi dari laporan pendahuluan sekurang-kurangnya
menguraikan mengenai:
1. Persiapan pelaksanaan pekerjaan
- Deskripsi area kerja (topografi, aksesibilitas, dan hal yang lain yang
dianggap relevan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan misalnya

18
data/tabel tentang wilayah administrasi mengenai jumlah, nama, dan
sebagainya);
- Indeks lokasi pekerjaan.

2. Identitas pekerjaan dan organisasi pelaksana


3. Metoda, Peralatan dan Prosedur Pelaksanaan
- Peralatan survei informasi dasar;
- Deskripsi metode, prosedur dan perangkat {lunak/keras) yang akan
digunakan untuk survei informasi dasar
Laporan Pendahuluan disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen di
awal kegiatan.

Laporan Bulanan
Laporan bulanan menguraikan progres pekerjaan, kendala, serta solusi
yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

Laporan Akhir
Laporan akhir terdiri dari:
1 . Organisasi pelaksana
2. Metoda, peralatan dan prosedur pelaksanaan
Pada prosedur pelaksanaan tiap tahap kegiatan, wajib diuraikan detail
langkah-langkah pengerjaan yang dilengkapi dengan:
- Proses akuisisi data GCP /ICP;
- Proses pengolahan data GCP /ICP;
- Proses akuisisi data foto udara;
- Proses pengolahan data foto udara
- Proses survei informasi dasar;
- Proses pengolahan data GIS/CAD
- Proses pembentukan geodatabase;
- Contoh peta dasar pertanahan yang dihasilkan;
- Foto-foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
3. Mekanisme kontrol kualitas
- Dokumen QC/QA internal;
- Hasil supervisi lapangan dan laboratorium.
4. Produk kegiatan dan analisa hasil kegiatan.
5. Lampiran yang dilengkapi dengan dokumen perizinan, surat pengantar,
dan surat tugas.

11 Pelaksanaan Pekerjaan
a. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas {QC) dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa
maupun oleh Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk
menjamin kualitas hasil pekerjaan pada setiap tahapan pekerjaan.
Kontrol kualitas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

19
1) Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal
terhadap hasil pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang
dilakukan oleh operator sesuai dengan petunjuk teknis QC yang
ditetapkan oleh Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang. QC internal dilakukan oleh koordinator.
Koordinator bertanggung jawab terhadap kualitas data yang
dilakukan oleh operator dan berhak untuk memerintahkan operator
untuk memperbaiki kesalahan apabila data belum memenuhi
kualitas yang ditetapkan;
2) Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa
menunggu seluruh hasil pada satu tahapan pekerjaan;
3) Pelaksana pekerjaan harus berperan aktif dalam menjalankan
proses QC/QA internal di setiap tahapan pekerjaan sebelum
diserahkan kepada Tim Pengawas Teknis dan Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan di akhir pekerjaan. Setiap tahapan pekerjaan dilakukan
QC/QA dimulai dari sebelum akuisisi data sampai dengan
pengecekan akhir hasil pemrosesan data. Hasil dari QC / QA ini
untuk memutuskan apakah pelaksana perlu mengulang pekerjaan
di suatu tahapan untuk memperbaiki kualitas data;
4) Penyedia Jasa harus menyimpan seluruh dokumen QC untuk
diserahkan kepada Pemberi Kerja setelah selesainya seluruh
pelaksanaan pekerjaan;
5) Hasil QC yang dilakukan oleh Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei
dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang dituangkan dalam dokumen
QC berikut catatan untuk perbaikan apabila ada.
b. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran
dalam pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan
secara internal oleh tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh
Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang.
c. Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara
internal dan berkala selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan
monitoring dan evaluasi dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu
kali setiap minggu;
2) Ketua Tim Pelaksana (Team Leaden melaksanakan monitoring dan
evaluasi internal terhadap pelaksanaan pekerjaan
sekurang-kurangnya selama satu kali setiap bulan;
3) Apabila diperlukan, kegiatan monitoring dan evaluasi internal dapat
mengundang Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan
Pertanahan dan Ruang;
4) Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang akan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali dalam
satu bulan;

20
5) Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara
internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh Tim Pengawas Teknis
Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang harus dicatat
dalam notulensi yang ditandatangani oleh pihak terkait;
6) Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus
didokumentasikan dengan baik. Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei
dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang sewaktu-waktu dapat
meminta seluruh notulensi untuk dilakukan pemeriksaan;
7) Tim Pengawas Teknis Ditjen Survei dan Pemetaan Pertanahan dan
Ruang dapat memberikan teguran apabila Penyedia Jasa lalai dalam
melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan
pekerjaan.
d. Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
1) kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai;
2) kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan;
3) solusi bagi setiap kendala yang timbul;
4) rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya;
5) strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan
dari jadwal pelaksanaan yang ditetapkan.

12 Produk Kegiatan
Hasil pekerjaan adalah berupa file digital dan hardcopy yang disimpan dan
disusun berurutan dalam folder seperti dijelaskan di bawah ini sebagai
berikut:

No Tahapan Hasil Pekerjaan Spesifikasi Volume


1 Persiapan Peta Rencana Distribusi Titik Cetak dan Digital
1 rangkap cetak
Administrasi Kontrol dan Titik Uji format. pdf dan
dan 1 set file digital
dan Koordinasi .shp
Peta Rencana Jalur Terbang Cetak dan Digital
format. pdf dan 1 rangkap cetak
.shp dan 1 set file digital

Peta Indeks Lokasi Pekerjaan Cetak format AO


dan Digital 1 rangkap cetak
format. pdf dan dan 1 set file digital
.dwg

Dokumen QC Persiapan Cetak dan digital 1 rangkap cetak


Akuisisi Data (* .xls) dan (*. pdf) dan 1 set file digital
2 Akuisisi Data Deskripsi Titik Kontrol dan 1 rangkap cetak
Titik Kontrol Titik Cek Cetak dan digital
dan 1 set file
dan Titik Uji (*.pdf)
digital
Data pengamatan satelit GPS Digital format 1 set file digital
Rinex dan format
raw data

21
Daftar Koordinat Titik Kontrol Digital format 1 set file digital
dan Titik Uji .xls dan .shp

Dokumen QC Koleksi Data


Cetak dan digital 1 rangkap cetak
GPS Titik Kontrol/ Titik Ikat
(*.xls) dan (*.pdf) dan 1 set file digital
dan Titik Uji
3 Akuisisi Data Raw data foto udara digital Digital format 1 set file digital
Foto Udara sesuai kamera
Foto udara digital Digital format 1 set file digital
.tiff

Raw data PPK dalam Digital format 1 set file digital


bentuk digital

Digital 1 set file


Data Trajectory format sesuai digital
sensor

Cetak dan 1 rangkap


Dokumen QC Akuisisi cetak dan 1
digital (* .xls)
Data Foto Udara set file digital
dan (*.pdf)

4 Pengolahan Data Model Elevasi Digital (DTM Digital format 1 set file digital
Foto Udara dan DSM)

Mosaik orthophoto gabungan Digital format . tiff 1 set file digital


dan . ecw yang
bergeoreferensi

Mosaik orthophoto per NLP Digital format . tiff Lembar peta


dan .ecw yang skala 1:2.500
bergeoreferensi keseluruhan area
pemotretan

Proyek pengolahan foto udara Digital format 1 set project file


pada software

Dokumen QC Pengolahan Foto


Udara Cetak dan 1 rangkap cetak
digital (* .xls) dan 1 set file
dan (*.pdf) digital

5 Survei Informasi Peta Kerja Survei informasi Digital (*. pdf) 1 set file digital
Dasar dasar
Hasil Survei informasi dasar Digital format
.shp dalam
1 set file digital
sistem
geografis
WGS84
Formulir Survei Cetak 1 set formulir
survei

22
Tracking dan point survei Digital format 1 set file digital
informasi dasar .gpx

Hasil digitasi Digital format 1 set file digital


.shp
Geodatabase data digital Digital format 1 set file digital
vektor seluruh lokasi .gdb
Project Geodatabase dalam Digital format 1 set file digital
software pengolahan .mpk
Hasil Tile Pyramid Digital format 1 set file digital
.png
Peta Dasar Pertanahan Digital format 1 set file digital
.dwg peta termasuk
fi.le foto udara
(. tiff)

Check Plot Peta Dasar Cetak AO 1% dari NLP


Pertanahan
6 Pelaporan Laporan pendahuluan Cetak dan 3 rangkap cetak
digital format dan 1 set file
.pdf dizital
Laporan bulanan Cetak dan 3 rangkap cetak
digital format per bulan dan 1
.pdf set file digital

Laporan akhir Cetak dan 3 rangkap cetak


digital format dan 1 set file
.pdf digital

Seluruh hasil digital pekerjaan disimpan dalam harddisk eksternal untuk


diserahkan sebanyak 2 (dua) set. Hasil pekerjaan diserahkan dalam boks
yang juga diberi label paket pekerjaan dan identitas pelaksana/perusahaan.

13 Penyerahan Hasil Pekerjaan


Penyerahan hasil pekerjaan dilaksanakan setelah pekerjaan selesai oleh
Penyedia Jasa disertai dengan Berita Acara Serah Terima (BAST) Barang
Milik Negara (BMN) sesuai dengan peraturan yang berlaku.

14 Waktu Pelaksanaan
Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah 90
(sembilan puluh) hari kalender dengan jadwal sebagai berikut:

1 1 11 1 111 1 IV I V I VI VII VIII I IX I X I XI I XII I XIII I XIV 1


NOi PEKERJAAN Hari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 PERSIAPAN ADMINISTRASI DAN KOORDINASI 14 "' n rm11111 • 1 111 1 1 1 1111 1 1
2 AKUISISI DATA GCPIICP 11 1 li il 11
3 AKUISISI DATA FOTO UDARA 22 1 1 11 ~ ! 1 ! 1 1
4 PENGOLAHAAN DATA FOTO UDARA 15 1 i' 1
i
5
6
7
PENCETAKAN PETA KERJA IDENTIFIKASI
SURVEI INFORMASI DASAR
SUBSET DAN CROPPING CITRA
1
4
2 1111
11 1
1
1

1
1 ~· 1

1
1

1
1
1

8 PEMBUATAN TILE PYRAMID 1 11 1 1


9 OIGITA.SI. EOITINO, LAB ELING. TOPOLOOI. GEODATABASE OArJ KARTOGRAFI 12 1 .·1 l1
10 PENCETAKAN CHECKPLOT 1 1111 11 11 1 1 1 11 1 1' 1111 111 1
11 PELAPORAN 7 11 1 1 1 1 111 i 1 1 1111111

23
15 Pembiayaan
Pekerjaan ini dibiayai oleh DIPA Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun Anggaran 2022 dengan nilai Rp.
907.832.166,87

16 Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal Berita
Acara Serah Terima pekerjaan.

Pejabat Pembuat Komitmen Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar


Kegiatan Pengelolaan infrastruktur Geospasial Pertanahan dan Ruang
Tematik Pertanahan dan Ruang dengan Sumber
Dana RJfi)dan PNBP

~lr. R. Agus Wahyudi K., rvt.Eng.Sc.


t NIP. 19640810 199103 1 001

24
LAMPIRAN

Lampiran 1: Contoh Peta Kerja


--·-···--·-------~---- -· ------

t,tt..1.,,......,,.,_ .•..•.• ,...,,...,CN,•-.~1,vv-.r..,_•...,..


.,..,.,.,,...,._•.,. ;.i.,,~~

25
Lampiran 2: Contoh Peta Indeks

,., 1 .-, l'-lll·ls ~


l l \IIIAI( l'I 1.-1 1 ~1-'"

K(IEIIIINGIIN

"'~
1 . , .
'f ,. -, ••,

. . · - · --
- •• 01

1 ...........
• • ,1 •• ,

IV"11th't1'11A.~••,c.,r,1,r1

0 IOl'UOtll\l'iU,,-;f',IA
·r•·•..•. ·•.::-:-·... ,..•.• ,.• ,:::·:._i;"''
.••-.-..-,.,,1,- ;,;;, ,.t""H • t"..,l-.;,m'7,,,o,,;.11
\111 ,(t ,#IJol•l'\t~I! o~ •Jl•flN ,,.,_f
,14r.111 .•• •1,.i,,.•.•. ,.
••.••...!1..•.:t...!._~ U
, ... .,. 1 ••.•...,
,,. , •• L ,_,
07,J 1··· •.••• ~--- 1
L- -i.-~·•--- =-cc· -·- 1

l'-l." 1(•11,A !t.\ .,tJ,!O.lt"J.'1lVl'IH 11111_ ..4{v.•.lU


••\H111.U'"-''ll•"'ll'\.WIO

'"'

26
Lampiran 3: Contoh Formulir Akuisisi Data Titik Kontrol

KE~fE:'\TERI.-\i~ ACR.IB.I.A D.-\i'i TATA RU.~~C / BPN

FORMULIR RECONNAISANCE
NOMOR TITIK :
NAJAA PROYEK
DESA/KELURAHAN
KECAMATAN
KODYA/KASUPATEN
PROPINSI
TANGGAL

DESKRIPSI CARA PENCAPAIAN LOKASI

SKETSA OBTRUKSI SKETSA LOKASI

OISUAi OLEH : Swak~lola Pusat TA>lOA it.tlOAN :

27
J(E~rENTERIA."\ :\CR-\Rl:\ D:\."\ TATA RUA."\C / BPN

FORMULIR DATA LAPANGAN SURVEI GPS


JADWAL PERENCANAAN PENGAMATAN
· NMM PROYEK TANGGAL
NAMA OPERATOR NO. STASION
STASWN ID KOOROINAT PENDEKATAN
NAMA LOKASI LINTANG (L)
SESSION ID BUJUR (B)
HARI (UTC} TINGGI ELUPSOID (H) Meter

PENCATATAN DATA LAPANGAN


RECEIVER: NOMOR SERI: NOMOR ANTENA :
PEREKAJAAN (UTC) MULAI : BERHENTI :
TINGGI ANTENA SEBELUM SESUDAH
Vertikal Meter Meter
Radius . .
Slant .
DI AV/Af. SESSION DI AKHIR SESS-ION
GDOP / POOP
SATEUT·SATELIT
INTERVAL DATA : detik MINIMUM (SV) : MASK ANGLE :
'
. N.Ai'M FILE : : DISK NOMOR : : TOTAL DARI :
SKETSA OBTRUKSI SKETS / CATATAN / KETERANGAN
·U
1,; ,,
,,
:m
"@
i;
;:;
$J
.,
j 1
'1N '>J '> I
1 1

,.:;
i.+J

A:imuc/'i ~.: IN
ta;

DIBUAT OLEH : Swak~lola Pusat TAHOOAL: H..:J.AMAN:

28
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BPN NO, TITIK

GCP ••••••

DESKRIPSI TITIK KONTROL TANAH/ GCP

Alat Yang Digunakan Metode Pengamatan


Nomor Seri Alat Tanggal Pengamatan
Datum WGS 1984

Provinsi Kecamatan
Kabupaten / Kota Kelurahan / Oesa

Koordinat TM-3° Koordinat Geodetik

Timur (X) ........................................ m Lintang • .' .'' N


Utara (Y) ........ " m 6ujur • .' " E
zene
Konversi Grid .
-- . . . . .. .. . . . ..... -~- ·-· .. ~
Tinggi Elips.oid meter

Nomor lembar Peta


Faktor Skala
skala 1: 10.000
Skala 1: 2.500
Skala 1 : 1.000

ARAH PANOAXG KE UTARA A~H ?Al~OANG KE TIMUR

ARAH PANDANG K.E SELATAN ARAH PANDANG KE BARAT

Dibuat Oleh Diperiksa Ql,..h . .. - .

29
Lampiran 4: Contoh Formulir Lapangan

FORMULIR SURVEI IDENTIFIKASI


PEMBUATAN PETA DASAR PERTANAHAN SKALA 1 :5 .000
DIREKTORAT PENGUKURAN DAN PH.,fETAAN DASAR
DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTUR KEAGRARIAAN
KEMNTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Desa
Kecamatan
Hari/Tanggal
Nama Petugas

No I Nomor GPS/ Nama Objek Keterangan


Nomor Titik
l
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24 ·--+---·· -·--------- ---1------_J
25

30
Lampiran 5: Contoh Peta Dasar Pertanahan

?1ev1c~1 JAW.-\ BAF-l.T

?ETA DAS.~ ?EP.TA.'\AH},S

~
tf±j

I · · -· ·
····---·---~
... ,~-

1 . . _,, ..

•... ¾..,~..:. ....•-.:-.·•.•••.

,~ ...•..•...••..•....... ,
•.•••••••••••• ,1 ••••,' ~ •••• ,....,.,, ••••• , •••.

31

Anda mungkin juga menyukai