71/PMK.02/2013
A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
Kegiatan Pelayanan Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah dilaksanakan berdasarkan
a. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok
Agraria.
b. Peraturan Presiden Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang.
c. Peraturan Presiden Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional.
d. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
e. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan.
f. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.
g. Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.
h. Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 materi Pengukuran dan Pemetaan.
i. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2015 jo. Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku
pada Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.02/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 132/PMK.02/2010 tentang Indeks dalam Rangka Penghitungan Penetapan Tarif
Pelayanan PNBP Pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia.
j. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 237/KMK.02/2010 tentang Persetujuan Penggunaan Sebagian
Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Badan Pertanahan Nasional.
2. Gambaran Umum
Tugas Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan adalah melakukan survei, pengukuran dan
pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perapatan kerangka dasar, pengukuran batas
kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survei potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor
berlisensi dan pejabat penilai tanah (Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan, Pasal 37).
Sesuai dengan tugasnya dalam pelaksanaan pengukuran , perpetaan dan pembukuan bidang
tanah dalam rangka percepatan penyelenggaraan pendaftaran tanah maka dilakukan kegiatan
pelayanan pengukuran dan pemetaan batas bidang tanah. Selain dalam rangka pendaftaran tanah
pertama kali, pengukuran dapat dilakukan dalam rangka pengembalian batas bagi tanah-tanah yang
sudah terdaftar. Pengembalian batas adalah pengukuran yang dilakukan untuk
memasang/menempatkan kembali titik-titik/tanda-tanda batas bidang tanah, yang karena suatu sebab
telah berubah letak/posisinya atau hilang. Pelaksanaan pengembalian batas didasarkan pada data-data
pendaftaran tanah yang disimpan di kantor Pertanahan. Sebagai output dari kegiatan pengukuran dalam
rangka pengembalian batas adalah Berita Acara Pemasangan Titik Batas yang Dikembalikan Batasnya
dan Gambar Ukur.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat pemohon dan Kantor Pertanahan dan Kantor Wilayah
BPN sehingga dapat meningkatkan kualitas data pertanahan di masing-masing unit kerja.
Perencanaan Pengukuran
Pelaksanaan Pengukuran
Tidak
Kontrol Kualitas
Ya
Penyajian
Hasil
1) Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan :
a) inventarisasi data-data pendaftaran tanah sebelumnya (misalkan Gambar Ukur, dan/atau
Peta Pendaftaran, dan/atau Surat Ukur, dan/atau Warkah) atas bidang tanah yang akan
dikembalikan batasnya.
Pengukuran pengembalian batas bidang tanah harus berdasarkan pada data pendaftaran
tanah pertama atau sebelumnya. Urutan prioritas data yang digunakan untuk pengembalian
batas adalah sebagai berikut :
Dari data ukur (Gambar Ukur), dan/atau
Peta pendaftaran, dan/atau
Surat Ukur, dan/atau
Warkah.
b) Persiapan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran (penggunaan alat ukur
sebaiknya disesuaikan dengan data ukuran yang akan dikembalikan ke lapangan)
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan :
Komputer
ATK
Biaya yang dibutuhkan :
Belanja bahan
Honor yang terkait dengan output kegiatan
Belanja modal
2) Tahap Pelaksanaan Pengukuran
a) Pelaksanaan pengukuran diawali dengan persiapan data-data ukuran yang akan digunakan
sesuai dengan rencana pengukuran, sebagai data rekonstruksi/staking-out untuk
pengembalian batas/pengukuran di lapangan dan juga titik-titik referensi yang digunakan.
b) Dilanjutkan dengan kegiatan orientasi awal (survey di kawasan yang akan diukur) untuk
mencari titik-titik di lapangan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk keperluan
pengukuran tersebut, titik-titik tersebut dapat berupa :
Beberapa titik batas bidang tanah bersebelahan yang masih tercatat pada gambar
ukur.
Titik dasar teknik yang di gunakan sebagai titik ikat pengukuran bidang tanah.
Titik-titik detil yang digunakan sebagai titik ikat pengukuran.
Titik-titik tersebut harus dapat diidentifikasi di Gambar Ukur atau Peta Pendaftaran atau
Surat Ukur atau warkah (data pertanahan yang akan digunakan sebagai dasar pengembalian
batas).
c) Kemudian dilakukan perencanaan pengukuran pengembalian batas disesuaikan dengan titik
referensi yang tersedia.
d) Pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan mengembalikan dimensi ukuran bidang tanah
yang ada ke lapangan sesuai dengan perencanaan pengukuran yang telah ditetapkan,
dengan pilihan sebagai berikut :
Pengembalian keseluruhan titik-titik batas dilakukan dari seluruh data pada Gambar
Ukur.
Pengembalian titik-titik batas dilakukan dengan sebagian dari data Gambar Ukur,
sebagian dari data hitungan hasil ukuran seperti hitungan sudut dan jarak.
Pengembalian titik-titik batas seluruhnya dari data hitungan hasil ukuran , seperti
sudut atau jarak.
Pada saat pengukuran dilakukan pemasangan tanda batas baru pada titik-titik batas hasil
pengukuran (rekonstruksi). Pemasangan tanda batas baru harus mendapat persetujuan antar
pemilik tanah yang berbatasan (sempadan). Apabila dasar pengembalian batas menggunakan
dasar warkah maka perlu dibuatkan Gambar Ukur baru.
3) Tahap Perhitungan dan Pemetaan
Data hasil pengukuran/pengembalian batas kemudian diolah dan dilakukan pemetaan. Hasil
pemetaan berupa Peta Bidang Tanah.
Peralatan dan bahan yang dibutuhkan :
a) Komputer atau laptop
b) Printer atau Ploter
c) ATK
Biaya yang dibutuhkan :
a) Honor yang terkait dengan output kegiatan
b) Belanja bahan
Apabila sudah terpenuhi kemudian dibuat Berita Acara Pengembalian Batas. Namun apabila
belum terpenuhi maka dilakukan pengukuran lagi.
Peralatan dan bahan yang diperlukan :
a) Komputer atau laptop
b) Printer
c) ATK