SAMPUL
`
PANDUAN
PELAKSANAAN
GUGUS TUGAS
REFORMA AGRARIA
2022
1
DAFTAR ISI
3
3.3. Pelaporan .............................................................................................................. 36
3.3.1. Panduan Pengukuran Capaian Fisik Penyelenggaraan GTRA
Provinsi............................................................................................... 38
BAB IV PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA DI TINGKAT
KABUPATEN/KOTA ...................................................................................... 39
4.1 Persiapan dan Perencanaan ................................................................................ 39
4.1.1 Pembentukan GTRA .......................................................................... 39
4.1.2 Penunjukan Tenaga Pendukung GTRA ............................................ 40
4.1.3 Penyiapan Rencana Kerja Pelaksanaan GTRA................................ 41
4.2 Pelaksanaan ......................................................................................................... 41
4.2.1 Rapat Koordinasi ............................................................................... 41
4.2.2 Pendataan TORA & Pengembangan Penataan akses ..................... 42
4.2.3 Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses .................................. 50
4.2.4 Pembentukan Kampung Reforma Agraria ........................................ 51
4.3 Pelaporan .............................................................................................................. 56
4.4 Panduan Pengukuran Capaian Fisik Penyelenggaraan GTRA Kabupaten/Kota 57
BAB V PELAKSANAAN ANGGARAN ......................................................................... 59
5.1. Sumber Pembiayaan ............................................................................................ 59
5.1.1. Output Rincian Output Data GTRA Provinsi dan GTRA
Kabupaten/Kota ................................................................................. 60
5.1.2. Skema Penganggaran GTRA ............................................................ 62
4
DAFTAR GAMBAR
5
DAFTAR TABEL
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebijakan Reforma Agraria merupakan upaya untuk menata kembali
hubungan antara masyarakat dengan tanah, yaitu menata kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan permukaan bumi yang berkeadilan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA) merupakan rujukan pokok bagi kebijakan dan pelaksanaan reforma
agraria. UUPA telah meletakkan dasar-dasar pengaturan, penguasaan, pemilikan
penggunaan dan pemanfaatan tanah.
Kesadaran akan pentingnya menata kembali kehidupan bersama yang
berkeadilan sosial melalui reforma agraria mencapai puncaknya dengan
dikeluarnya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) Nomor
IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam
yang mengharuskan dilakukannya reforma agraria. TAP MPR ini mengatur
mengenai pengertian, prinsip dan arah kebijakan pembaruan agraria dan
pengelolaan sumber daya alam yang dalam pelaksanaannya menugaskan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia bersama Presiden Republik Indonesia untuk
segera mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan pengelolaan
sumber daya alam serta mencabut, mengubah dan/atau mengganti semua undang-
undang dan peraturan pelaksanaannya yang tidak sejalan dengan TAP MPR ini.
Secara khusus, TAP MPR ini menekankan pentingnya penyelesaian pertentangan
dan tumpang tindih pengaturan agraria dan pengelolaan sumber daya alam.
Selanjutnya Program kerja pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla yang dirumuskan sebagai Nawacita salah satunya
menyebutkan Cita ke-5 yaitu “Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
dengan mendorong landreform dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta
hektaree” yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 adalah
target program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektare, yang akan dilakukan
melalui Redistribusi Tanah Objek Landreform 4,5 juta hektaree dan Legalisasi aset
lainnya 4,5 juta hektaree.
Pada 24 September 2018, telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor
86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria sebagai peraturan perundang-undangan
pelaksanaan Reforma Agraria. Dalam peraturan presiden dimaksud disebutkan
bahwa tujuan Reforma Agraria adalah untuk:
a. mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan;
b. menangani Sengketa dan Konflik Agraria;
c. menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang
berbasis agraria melalui pengaturan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah;
d. menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
e. memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
f. meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan; dan
8
g. memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020–2024, reforma agraria
yang dilaksanakan mencakup: (a) penyediaan sumber Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA), termasuk melalui pelepasan kawasan hutan; (b) pelaksanaan
redistribusi tanah, termasuk untuk pengembangan kawasan transmigrasi; (c)
pemberian sertipikat tanah (legalisasi), termasuk untuk kawasan transmigrasi yang
penempatan sebelum tahun 1998; dan (d) pemberdayaan masyarakat penerima
TORA.
Reforma agraria tetap menjadi Program Prioritas yang harus dilaksanakan
untuk menyelesaikan backlog dari target redistribusi tanah sebesar 3.566.453
hektare yang harus diselesaikan pada RPJM 2020-2024, mengingat realisasi RPJM
2015-2019 untuk redistribusi tanah dari target sebesar 4,5 juta hektare baru
mencapai 933.547 hektare.
Guna memastikan pelaksanaan Reforma Agraria sebagaimana diatur
dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 agar berjalan efektif dan berhasil
mencapai tujuannya serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka Direktorat Jenderal Penataan Agraria menyusun Panduan
Pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria untuk memberikan arah,
petunjuk dan menjadi pedoman kerja dalam menyelenggarakan Gugus Tugas
Reforma Agraria (GTRA) baik di tingkat Pusat khususnya mengenai kelembagaan
GTRA, Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota.
b. Tujuan
Agar terdapat pemahaman yang sama dalam penyelenggaraan GTRA
baik di Tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
9
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
6. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 172);
7. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 10).
1.5. Pengertian
1. Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui penataan
aset dan disertai dengan penataan akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia;
2. Penataan Aset adalah penataan kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah dalam rangka menciptakan keadilan di bidang
penguasaan dan pemilikan tanah;
3. Penataan Penggunaan Tanah adalah sama dengan pola pengelolaan tata guna
tanah yang meliputi penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang
berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah melalui pengaturan kelembagaan
yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untuk
kepentingan masyarakat secara adil;
4. Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses permodalan maupun
bantuan lain kepada Subjek Reforma Agraria dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan tanah, yang disebut juga
pemberdayaan masyarakat;
5. Tanah Objek Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat TORA adalah tanah
yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah dimiliki oleh masyarakat
untuk diredistribusi atau dilegalisasi;
6. Redistribusi Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah
dalam rangka pembagian dan/atau pemberian tanah yang bersumber dari Objek
Redistribusi Tanah kepada Subjek Redistribusi Tanah dengan pemberian tanda
bukti hak (sertipikat).
10
7. Legalisasi aset adalah pendaftaran hak atas tanah yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh seseorang atau badan hukum untuk memberikan kepastian hukum
dan perlindungan hukum.
1.6. Sistematika
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KELEMBAGAAN REFORMA AGRARIA
BAB III PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA DI TINGKAT
PROVINSI
BAB IV PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA DI TINGKAT
KABUPATEN/KOTA
BAB V PELAKSANAAN ANGGARAN
BAB VI PENUTUP
11
BAB II
KELEMBAGAAN REFORMA AGRARIA
12
peran CSO yang fokus dan terlibat dalam pendampingan masyarakat, dan akademisi
yang tentu saja memiliki sudut pandang tersendiri melihat kebutuhan masyarakat,
termasuk permasalahan-permasalahan masyarakat kaitannya dengan hak atas tanah.
Peran masyarakat (CSO, Perguruan Tinggi, dan Akademisi) dan Badan
Usaha antara lain:
1) Memberikan usulan potensi TORA;
2) Memberikan usulan mengenai model pemberdayaan tanah masyarakat;
3) Memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai kondisi sosiologis
masyarakat pada suatu lokasi TORA;
4) Membantu terjalinnya komunikasi yang baik antara GTRA Kabupaten/Kota dan
masyarakat calon penerima TORA;
5) Membantu dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat;
6) Mengusulkan penyelesaian konflik dan sengketa pertanahan.
2.1. Kelembagaan Reforma Agraria di Tingkat Pusat
Kelembagaan Reforma Agraria di tingkat Pusat terdiri dari Tim GTRA Pusat dan
Tim Pelaksana Harian GTRA Pusat.
2.1.1. GTRA Pusat
GTRA Pusat mempunyai tugas sebagai berikut:
1) mengoordinasikan penyediaan TORA dalam rangka Penataan Aset di tingkat
pusat;
2) mengoordinasikan pelaksanaan Penataan Akses di tingkat pusat;
3) mengoordinasikan integrasi pelaksanaan Penataan Aset dan Penataan Akses di
tingkat pusat;
4) menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria Nasional kepada Tim Reforma
Agraria Nasional;
5) mengoordinasikan dan memfasilitasi penanganan Sengketa dan Konflik Agraria;
dan
6) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas GTRA Provinsi dan GTRA
Kabupaten/Kota.
Susunan keanggotaan GTRA Pusat ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional. Susunan keanggotaan GTRA Pusat terdiri atas:
1. Pengarah : 1. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian
2. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
dan Investasi
2. Ketua : Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional
13
5. Wakil Ketua I : Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan
Wilayah dan Tata Ruang, Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
14
5) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka koordinasi penataan penggunaan
tanah dalam rangka penataan aset dan penataan akses;
6) Menyiapkan bahan dan data dalam rangka pelaksanaan penataan akses
Agraria;
7) Menyiapkan bahan dan data integrasi penataan aset dan penataan akses
Agraria di tingkat pusat;
8) Menyiapkan konsep laporan hasil penyelenggaraan Reforma Agraria.
Susunan organisasi Tim Pelaksana Harian GTRA Pusat adalah sebagai berikut:
Pengarah
Ketua
Satgas Penyelesaian
Satgas Penataan Satgas Penataan
Tim Sekretariat Sengketa Konflik dan
Aset Akses
Tanah Transmigrasi
15
Susunan keanggotaan GTRA Provinsi terdiri atas:
a. Ketua : Gubernur
b. Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi
c. Ketua Pelaksana Harian : Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
d. Anggota yang berasal dari Pejabat Tinggi Pratama Perangkat Daerah Provinsi,
Pejabat Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, Pejabat yang ditunjuk oleh
Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tokoh masyarakat dan/atau
akademisi.
e. Anggota GTRA Provinsi yang berasal dari pejabat tinggi pratama perangkat daerah
provinsi merupakan perangkat daerah yang membidangi urusan/fungsi penunjang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Lingkungan Hidup, Kehutanan, Transmigrasi,
Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Perindustrian,
Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral, Pertanahan, Keuangan,
Perencanaan dan Penanaman Modal.
Susunan keanggotaan GTRA Provinsi ditetapkan oleh Gubernur. Kelembagaan
GTRA Provinsi tidak harus dibentuk setiap tahun anggaran sepanjang tidak ada
perubahan struktur organisasi dan nomenklatur dari Organisasi Perangkat Daerah yang
termasuk dalam keanggotaan GTRA. Format Keputusan Gubernur mengenai GTRA
Provinsi sebagaimana lampiran 2.1.
16
10) Menyusun dan menyampaikan Laporan GTRA Provinsi kepada GTRA Pusat.
17
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi
18
3) Memberikan usulan dan rekomendasi tanah-tanah untuk ditegaskan sebagai
tanah negara sekaligus ditetapkan sebagai TORA kepada menteri atau
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri;
4) Melaksanakan penataan penguasaan dan pemilikan;
5) Mewujudkan kepastian hukum dan legalisasi hak atas TORA;
6) Melaksanakan Penataan Akses;
7) Melaksanakan integrasi pelaksanaan Penataan Aset dan Penataan Akses di
tingkat Kabupaten/Kota;
8) Memperkuat kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat
Kabupaten/Kota;
9) Menyampaikan laporan hasil Reforma Agraria Kabupaten/Kota kepada GTRA
Provinsi;
10) Mengoordinasikan dan memfasilitasi penyelesaian Sengketa dan Konflik
Agraria di tingkat Kabupaten/Kota; dan
11) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan legalisasi aset dan redistribusi
tanah.
19
2.3.2. Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota
20
2) Satuan Tugas Penataan Aset:
a) melaksanakan analisis penggunaan tanah dengan tata ruang, aspek fisik
(kemampuan tanah), penguasaan tanah, kebijakan pembangunan, dan
sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti
dengan kegiatan penataan aset.
b) melaksanakan inventarisasi, identifikasi, verifikasi, pengolahan, analisa,
updating data, dan pelaporan data potensi TORA, serta berkoordinasi
dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait penyelenggaraan
Reforma Agraria di tingkat Kabupaten/Kota.
3) Satuan Tugas Penyelesaian Sengketa Konflik dan Tanah Transmigrasi:
bertugas melaksanakan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa,
updating data, dan pelaporan data TORA yang berasal dari data Penanganan
Sengketa dan Konflik Agraria dan Potensi TORA usulan daerah/masyarakat,
serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal maupun eksternal terkait
dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Kabupaten/Kota.
Selain itu satuan tugas ini juga bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, pengolahan, analisa, updating data, dan pelaporan data TORA
yang berasal dari data tanah transmigrasi, serta berkoordinasi dengan pihak-
pihak internal maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan
Reforma Agraria di tingkat Kabupaten/Kota.
4) Satuan Tugas Penataan Akses: bertugas melaksanakan inventarisasi,
identifikasi, dan pengembangan rencana dan kegiatan pemberian penataan
akses bagi penerima TORA, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak internal
maupun eksternal terkait dalam rangka penyelenggaraan Reforma Agraria di
tingkat Kabupaten/Kota. Satuan Tugas Penataan Akses dapat
beranggotakan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang antara lain:
a) Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
b) Pertanian;
c) Perumahan dan Kawasan Permukiman;
d) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah;
e) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
f) Perindustrian;
g) Perdagangan;
h) Keuangan;
i) Perencanaan dan Penanaman Modal.
21
Gambar 2. 4 Struktur organisasi Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota
22
BAB III
PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA
DI TINGKAT PROVINSI
Penyelenggaraan Kegiatan GTRA berdasarkan Petunjuk Operasional
Kegiatan (POK) Tahun Anggaran 2022 di tingkat Provinsi yang pendanaannya bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sebagai berikut:
23
tentang Reforma Agraria sebagaimana tertuang dalam Pasal 21 ayat (2) agar
disesuaikan.
24
7) Membantu fasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan penataan
akses di tingkat Provinsi;
8) Membantu penyusunan data potensi penataan aset dan potensi penataan
akses di tingkat Provinsi;
9) Membantu penyusunan dan pembuatan system data base TORA di tingkat
provinsi;
10) Membantu penyusunan success story pelaksanaan Reforma Agraria;
11) Membantu penyusunan Laporan GTRA Provinsi;
12) Menjalankan penugasan lainnya yang diberikan oleh Tim Pelaksana
Harian GTRA Provinsi.
25
dan stakeholder terkait lainnya untuk mendapatkan beberapa data awal
sebagai instrumen dalam pelaksanaan Reforma Agraria, yaitu:
a. Data Tata Ruang
Data tata ruang diperlukan sebagai guidance dalam pelaksanaan
penataan aset dan pemanfaatan tanah dan ruang
b. Data Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan
Tanah (P4T)
Data P4T diperlukan untuk menggambarkan struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah dalam suatu
wilayah atau gini rasio penguasaan pemilikan tanah.
c. Data tata guna tanah
Data tata guna tanah diperlukan sebagai guidance dalam
memberikan arahan penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai
dengan kemampuan tanah (unsur-unsur fisik).
d. Data sosial ekonomi (pendapatan per kapita)
Data sosial ekonomi berupa pendapatan per kapita diperlukan
sebagai instrumen dan arahan dalam upaya penggunaan dan
pemanfaatan tanah serta pengembangan akses atau
pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
subjek Reforma Agraria.
3.2. Pelaksanaan
3.2.1. Rapat Koordinasi
26
Sebagai peserta dalam rapat koordinasi ini adalah anggota GTRA dan pihak
yang terkait dalam penyelenggaraan GTRA.
Selain rapat koordinasi, tim GTRA dan tim pelaksana harian juga
melaksanakan rapat-rapat dalam rangka pelaksanaan kegiatan GTRA. Untuk
melaksanakan rapat-rapat ini dapat dibentuk kesekretariatan GTRA yang
berkedudukan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi ataupun di
Pemerintah Daerah setempat.
27
3.2.2. Pendataan Potensi TORA & Pengembangan Potensi Penataan Akses
Secara umum data potensi TORA berasal dari sumber-sumber tanah yang
dikelompokkan menjadi:
1. Tanah Transmigrasi yang Belum Bersertipikat
Pengumpulan data atas tanah transmigrasi yang sudah ada SK HPL
maupun yang belum ada SK HPLnya; sudah ada SK HPLnya yang telah
diteruskan pendaftarannya menjadi sertipikat HPL dan yang belum
menjadi sertipikat HPL; serta tanah transmigrasi yang berasal dari
pelepasan Kawasan Hutan.
2. Legalisasi Aset/Pensertipikatan Tanah oleh Pemerintah
Pengumpulan data atas tanah yang akan dijadikan target pensertipikatan
tanah oleh pemerintah dan data hasil pelaksanaan kegiatan PTSL yang
masuk dalam kategori K3 yang berpotensi menjadi Objek penataan aset
(redistribusi tanah).
3. HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya, tidak
diperpanjang/diperbarui, tanah terlantar dan tanah negara lainnya:
a. HGU dan Hak Guna Bangunan
1) Tanah Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan:
- yang telah habis masa berlakunya, tidak diperpanjang,
dan/atau tidak diperbarui dan/atau permohonan
perpanjangan haknya ditolak;
- yang penggunaan tanahnya melebihi dari luas yang
tercantum dalam surat keputusan pemberian hak yang
bersangkutan.
2) Tanah yang diperoleh dari pelepasan Hak Guna Usaha yang
diubah menjadi Hak Guna Bangunan karena penyesuaian tata
ruang.
3) Tanah yang diperoleh dari kewajiban menyerahkan sebagian dari
tanah yang diusahakan oleh pemegang hak.
b. Tanah Terlantar
Dilakukan terhadap tanah hasil penertiban tanah terlantar:
28
1) telah ditetapkan menjadi Tanah Cadangan Umum Negara yang
pendayagunaannya ditujukan untuk Reforma Agraria.
2) pelepasan sebagian hak yang merupakan hasil optimalisasi
penggunaan dan pemanfaatan tanah terindikasi terlantar.
c. Tanah Negara Lainnya
1) Tanah hasil penyelesaian konflik;
2) Tanah bekas tambang yang telah direklamasi di luar kawasan
hutan;
3) Tanah timbul;
4) Tanah Negara yang belum digarap dan/atau telah digarap;
5) Tanah-tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak rakyat
atas tanah, seperti tanah yang dihibahkan oleh perusahaan dalam
bentuk tanggung jawab sosial dan/atau lingkungan;
d. Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan dan tanah hasil
perubahan tata batas kawasan hutan.
29
1. Pendataan TORA
Pendataan TORA merupakan kegiatan pengumpulan data potensi
Tanah Objek Reforma Agraria di lapangan. Pendataan lokasi potensi
Tanah Objek Reforma Agraria dapat dibantu dengan aplikasi mobile
survey berbasis lokasi seperti: Survey123, Maverick, Avenza, GPS
Handheld dan lain-lain. Pengumpulan data spasial potensi TORA dengan
bantuan aplikasi mobile dan alat2 lainnya sebagaimana tersebut diatas
yang dioperasikan melalui perangkat ponsel pintar diharapkan mampu
membantu dalam koleksi data dengan cepat dan mudah.
30
Dalam upaya mendukung pelaksanaan Sistem Penataan Agraria
Berkelanjutan (SPAB) dan untuk keperluan pengolahan data potensi
TORA dilakukan kegiatan pengumpulan data pendukung berupa:
1. Informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
hasil pengumpulan data lapang;
2. Tata ruang;
3. Aspek fisik (kemampuan tanah);
4. Kebijakan pembangunan;
5. Sosial ekonomi.
31
Skema arahan Wilayah Tanah Usaha dapat dilihat pada bagan berikut :
32
3. Daftar hasil Pendataan TORA melalui web survey
Daftar hasil pendataan TORA dalam bentuk tekstual (daftar
nominative calon Subjek pada lokasi potensi, arahan Rencana Penataan
Aset Potensi TORA yang disusun dalam bentuk tabel), dokumentasi
kegiatan dalam bentuk foto dan video dapat diunggah melalui sub menu
web survey. Data tersebut dapat diunggah dengan terlebih dahulu login
melalui laman: https://sigtora.atrbpn.go.id/survey/login
Hasil pengumpulan data tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan
verifikasi dari admin pada Tim Gugus Tugas di tingkat Provinsi melalui
admin guna verifikasi hasil pengumpulan data lapang. Modul mengenai
hasil Pendataan TORA melalui web survey dapat dilihat pada lampiran
3.2. Modul Web Survey.
Hasil dari Tahap Pendataan Data TORA selain updating data potensi
TORA pada SIGTORA, daftar calon subyek pada lokasi potensi, juga
berupa arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA yang disusun
dalam tabel seperti dibawah ini:
Keterangan:
Kolom 3:
- Arahan: Diisi arahan berupa kategori (Prioritas 1 atau Prioritas 2)
berdasarkan hasil analisis spasial terhadap faktor pembatas
rencana penataan aset yang akan dilakukan.
33
- Luas : Diisi luasan wilayah potensi TORA dengan satuan hektare
(Ha).
- Deskripsi Lokasi : Diisi keterangan mengenai lokasi (kondisi
fisik, kondisi sosial, ekonomi, budaya) serta keterangan
berdasarkan hasil penjajagan kesepakatan terhadap calon Subjek
pada lokasi Potensi Reforma Agraria, identifikasi terhadap
fasos/fasum/sarana/prasarana yang dibutuhkan.
34
Tahapan dalam Kegiatan Penataan Akses dapat dilihat dalam bagan berikut:
35
2. Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti dengan
penataan aset
c. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada pimpinan perangkat daerah
atau stakeholder terkait untuk tindaklanjut penataan akses.
Dalam hal Potensi TORA hasil pendataan tim GTRA yang akan ditindaklanjuti
dengan penataan asset maka:
a. Untuk kegiatan penataan aset melalui legalisasi aset yang dalam hal ini
dilaksanakan melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) maka
yang diperlukan adalah Surat Keputusan Penetapan Lokasi oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai dasar pelaksanaan kegiatan
pendaftaran tanah.
b. Untuk kegiatan penataan aset melalui redistribusi tanah:
1) Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria, Pasal 7 ayat (6), penetapan objek redistribusi tanah
oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
2) Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas
Tanah Dan Kegiatan Pendaftaran Tanah, Pasal 11, menyebutkan bahwa
penegasan tanah negara menjadi objek landreform yang sekarang
dimaknai sebagai objek redistribusi tanah, menjadi kewenangan Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi.
3.3. Pelaporan
36
1. Laporan triwulan I, berisi:
a. Rencana kerja penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Provinsi
selama 1 tahun;
b. Rencana penyerapan anggaran;
c. SK GTRA Provinsi (evidence B04);
d. SK Tim Pelaksana Harian.
Laporan Triwulan I disampaikan kepada GTRA Pusat pada akhir bulan April
melalui email: gtrapusat@gmail.com dengan Subject Email: Laporan
Triwulan I GTRA Provinsi__ (diisi nama provinsi) Tahun 2022.
2. Laporan triwulan II, berisi:
a. Kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga
akhir bulan Juni;
b. Realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir
bulan Juni;
c. Hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana
penanganannya;
d. Undangan rapat koordinasi tim GTRA tingkat Provinsi (evidence
B06).
Laporan triwulan II disampaikan kepada GTRA Pusat pada akhir bulan Juni
melalui email: gtrapusat@gmail.com dengan Subject Email: Laporan
Triwulan II GTRA Provinsi __ (diisi nama provinsi) Tahun 2022.
3. Laporan triwulan III
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga
akhir bulan September;
b. realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir
bulan September;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. Surat Tugas Pendataan TORA tingkat Provinsi (evidence B09).
Laporan Triwulan III disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Pusat pada akhir bulan September melalui email: gtrapusat@gmail.com
dengan Subject Email: Laporan triwulan III GTRA Provinsi __ (diisi nama
provinsi) Tahun 2022.
4. Laporan Akhir (eviden B12):
Laporan Akhir yang disampaikan merupakan laporan lengkap Hasil
Penyelenggaraan Reforma Agraria berupa buku yang telah di cetak dan soft
file sebagai satu kesatuan. Dalam laporan akhir setidaknya memuat output
yang dihasilkan oleh GTRA, antara lain:
a. Data Potensi TORA hasil pendataan GTRA Provinsi;
b. Data Potensi penataan akses dan arahan program-program penataan
akses dan pemberdayaan dalam kerangka reforma agraria untuk
tahun berikutnya.
c. Realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir
tahun anggaran;
Format Laporan akhir dibuat sebagaimana lampiran 3.5.
Laporan Akhir disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat
pada akhir bulan Desember dan soft file disampaikan melalui email:
gtrapusat@gmail.com dengan Subject Email: Laporan Akhir GTRA Provinsi
__ (diisi nama provinsi) Tahun 2022.
37
3.3.1. Panduan Pengukuran Capaian Fisik Penyelenggaraan GTRA Provinsi
Berkenaan dengan penyampaian realisasi fisik dan anggaran pada sub bab
pelaporan terhadap kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria di Provinsi, berikut
disajikan bobot Persentase per tahapan serta cara perhitungan nilai realisasi fisik
kegiatan GTRA Provinsi pada tabel berikut untuk dipedomani.
38
BAB IV
PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA
DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA
39
4.1.2 Penunjukan Tenaga Pendukung GTRA
40
4.1.3 Penyiapan Rencana Kerja Pelaksanaan GTRA.
4.2 Pelaksanaan
41
Dalam pelaksanaan rapat koordinasi GTRA dapat mengundang
narasumber yang disesuaikan dengan kebutuhan dari permasalahan yang
terdapat di tiap-tiap Kabupaten/Kota dan prioritas atau fokus pelaksanaan reforma
agraria yang akan dilaksanakan, sebagai contoh: pada Kabupaten/Kota yang
fokus pelaksanaan reforma agraria-nya menyelesaikan sengketa dan konflik
tenurial dalam penyediaan TORA, maka narasumber dapat berasal dari pihak
yang terkait dalam penyelesaian konflik tersebut serta pakar-pakar hukum dalam
penyelesaiannya. Pada Kabupaten/Kota yang fokus pelaksanaan reforma
agraria-nya pada penataan akses atau pemberdayaan masyarakat, dapat
mengundang narasumber yang merupakan praktisi atau pelaku usaha serta
pihak-pihak yang mempunyai kompetensi atau keahlian dalam pemberdayaan
masyarakat.
Selain rapat koordinasi, tim GTRA dan tim pelaksana harian juga
melaksanakan rapat-rapat dalam rangka pelaksanaan kegiatan GTRA. Untuk
melaksanakan rapat-rapat ini dapat dibentuk kesekretariatan GTRA yang
berkedudukan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ataupun pada kantor
Pemerintah Daerah setempat.
42
Secara umum data TORA berasal dari sumber-sumber tanah yang
dikelompokkan menjadi:
1. Tanah Transmigrasi yang Belum Bersertipikat
Pengumpulan data atas tanah transmigrasi yang sudah ada SK HPL
maupun yang belum ada SK HPLnya; sudah ada SK HPLnya yang telah
diteruskan pendaftarannya menjadi sertipikat HPL dan yang belum
menjadi sertipikat HPL; serta tanah transmigrasi yang berasal dari
pelepasan Kawasan Hutan.
2. Legalisasi Aset/Pensertipikatan Tanah oleh Pemerintah
Pengumpulan data atas tanah yang akan dijadikan target pensertipikatan
tanah oleh pemerintah dan data hasil pelaksanaan kegiatan PTSL yang
masuk dalam kategori K3 yang dapat berpotensi menjadi Objek penataan
aset (redistribusi tanah).
3. HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya, tidak
diperpanjang/diperbarui, tanah terlantar dan tanah negara lainnya:
a) HGU dan Hak Guna Bangunan
1. Tanah Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan:
- yang telah habis masa berlakunya, tidak
diperpanjang, dan/atau tidak diperbarui dan/atau
permohonan perpanjangan haknya ditolak;
- yang penggunaan tanahnya melebihi dari luas
yang tercantum dalam surat keputusan
pemberian Hak yang bersangkutan.
2. Tanah yang diperoleh dari pelepasan Hak Guna Usaha
yang diubah menjadi Hak Guna Bangunan karena
penyesuaian tata ruang.
3. Tanah yang diperoleh dari kewajiban menyerahkan
sebagian dari tanah yang diusahakan oleh pemegang
hak.
b) Tanah Terlantar
Dilakukan terhadap tanah hasil penertiban tanah terlantar:
1. telah ditetapkan menjadi Tanah Cadangan Umum Negara
yang pendayagunaannya ditujukan untuk kegiatan Reforma
Agraria.
2. pelepasan sebagian sebagai hasil optimalisasi penggunaan
dan pemanfaatan tanah terindikasi terlantar.
c) Tanah Negara Lainnya
1. Tanah hasil penyelesaian konflik;
2. Tanah bekas tambang yang telah direklamasi di luar
kawasan hutan;
3. Tanah timbul;
4. Tanah Negara yang belum digarap dan/atau telah digarap;
- Tanah-tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak
rakyat seperti tanah yang dihibahkan oleh perusahaan
dalam bentuk tanggung jawab sosial dan/atau lingkungan;
d) Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan dan tanah hasil
perubahan tata batas kawasan hutan.
43
Dalam melakukan Pendataan TORA, juga melakukan pengumpulan data
penatagunaan tanah yang bersumber dari Neraca PGT baik kecamatan maupun
kabupaten, neraca perkebunan, tata ruang, penguasaan tanah (hak atas tanah),
aspek fisik (kemampuan tanah), kebijakan pembangunan, sosial ekonomi.
Kegiatan Pendataan TORA dilakukan dalam satuan wilayah administrasi
Kabupaten/Kota, dengan informasi sampai desa/ kelurahan.
1. Pendataan TORA
Pendataan TORA merupakan kegiatan pengumpulan data potensi
Tanah Objek Reforma Agraria di lapangan. Pendataan lokasi potensi
Tanah Objek Reforma Agraria dapat dibantu dengan aplikasi mobile
survey berbasis lokasi seperti: Survey123, Maverick, Avenza, GPS
Handheld dan lain-lain. Pengumpulan data spasial potensi TORA dengan
bantuan aplikasi mobile dan alat2 lainnya sebagaimana tersebut diatas
yang dioperasikan melalui perangkat ponsel pintar diharapkan mampu
membantu dalam koleksi data dengan cepat dan mudah.
44
Analisa Komoditas Unggulan dan Export Hasil Analisa ke File
Geodatabase. Panduan Analisa data TORA dapat dilihat pada lampiran
3.1. modul SIG TORA Desktop atau dapat di unduh pada link berikut :
https://bit.ly/BAHANSIGTORA
45
Gambar 4. 4 Skema Arahan SPAB
Skema arahan Wilayah Tanah Usaha dapat dilihat pada bagan berikut :
46
Hasil Analisa adalah sebagai berikut:
I. Kategori Prioritas 1 (layak) merupakan lokasi TORA dengan
penggunaan tanah budidaya (sawah, kebun, kampung) dan tidak ada
faktor penghambat.
II. Kategori Prioritas 2 (layak konfirmasi) merupakan lokasi TORA
terdapat dengan penggunaan tanah hutan lebat dan arahan tata ruang
non budidaya maka perlu dikonfirmasi baik di lapangan/dengan pihak
terkait.
III. Kategori Prioritas 3 (tidak layak) merupakan lokasi-lokasi TORA
yang terdapat faktor penghambat fisik seperti lereng >10%,
badan air atau terdapat gambut.
47
4. Updating Data Spasial TORA pada aplikasi SIGTORA
Setelah data TORA hasil pengumpulan diolah dan dianalisa
menggunakan SIGTORA desktop, hasilnya kemudian di update oleh
admin pada aplikasi SIGTORA yang merupakan sistem informasi untuk
menampilkan data dan informasi RA secara online yang dapat diakses
secara luas melalui web/internet browser baik komputer desktop maupun
mobile (bergerak) yang dibangun menggunakan platform opensource.
Aplikasi SIGTORA dapat di akses pada: https://sigtora.atrbpn.go.id/ dan
sebagai panduan updating data TORA dapat dilihat pada lampiran 4.2.
Modul aplikasi SIGTORA.
Hasil dari Tahap Pendataan Data TORA selain updating data potensi
TORA pada SIG TORA, daftar calon subyek pada lokasi potensi, juga
berupa arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA yang disusun
dalam tabel seperti dibawah ini:
48
B. Pelaksanaan Pengembangan Penataan Akses
49
memperhatikan potensi sumber daya alam, potensi sumber daya
manusia, ketertarikan atau minat masyarakat, potensi pasar, sosial
budaya masyarakat dan lain-lain.
3. Penyusunan Rencana Pengembangan Potensi Penataan akses
Penyusunan rencana pengembangan penataan akses dilaksanakan
berdasarkan hasil peninjauan lapang atas potensi pengembangan
penataan akses yang didapatkan dan ketersediaan program/kegiatan
serta anggaran pemberdayaan masyarakat yang ada di
Kementerian/Lembaga/Dinas terkait.
Output pada sub tahapan ini adalah Rencana Pengembangan Potensi
Penataan Akses.
50
dimaknai sebagai objek redistribusi tanah, menjadi kewenangan Kepala
Kantor Wilayah BPN.
51
Nilai tambah dalam menyatakan suatu wilayah sebagai Kampung Reforma
Agraria apabila telah mampu memberikan nilai manfaat bagi peningkatan
kesejahteraan anggota kelompok dan masyarakat di wilayah tersebut berupa
outcome dan impact berupa:
a. Outcome berupa penggunaan dan pemanfaatan tanah optimal dan lestari;
b. Impact berupa:
- pendapatan masyarakat yang mengalami peningkatan;
- kelestarian alam terjaga.
Untuk mendorong dan memotivasi pembentukan Kampung Reforma
Agraria sebagai perwujudan keberhasilan pelaksanaan reforma agraria dalam
skala kecil, perlu dilakukan penilaian yang akuntabel atas unsur-unsur atau
kriteria suatu Kampung Reforma Agraria berdasarkan jenis dan bentuk penataan
aset, penataan penggunaan tanah, dan penataan akses yang telah dilakukan,
serta nilai tambah yang telah dirasakan oleh masyarakat yang menjadi Subjek
reforma agraria.
Penilaian Kampung Reforma dilakukan oleh Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang dilaksanakan sekurang-kurangnya
1 (satu) kali dalam satu tahun yaitu pada akhir tahun anggaran dan akan dilakukan
pemantauan dan evaluasi secara berkala atas pencanangan Kampung Reforma
Agraria. Output dari tahapan ini adalah:
1. SK Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria tentang Pencanangan
Kampung Reforma Agraria;
2. Berita Acara Pendampingan pelaksanaan penataan aset dan
pengembangan akses;
3. Success story penyelenggaraan GTRA di Kampung Reforma Agraria
Kabupaten/Kota.
52
No Tahapan/Kegiatan Bentuk Kegiatan Indikator Keterangan
- Kesesuaian hak atas • Lengkapi laporan
tanah dengan evidence
- Kesesuaian tata analisis
Tertib
ruang dan tata guna kesesuaian
penggunaan
Penataan Penggunaan tanah (sebagai contoh:
3 tanah dan
Tanah - Kesesuaian lingkungan
dapat berupa
kemampuan tanah overlay peta
hidup
- Kesesuaian dengan lokasi dengan
kebijakan rencana tata
pembangunan ruang)
- Jalan • Lengkapi laporan
dengan informasi
- Emplasmen
infrastruktur apa
- Fasilitas sosial saja yang
(tempat ibadah, sedang/telah
sekolah) dibangun
- Fasilitas umum • Lengkapi dengan
evidence berupa
a. Unsur foto infrastruktur
Penataan yang telah
Fisik Tanah dibangun pada
(infrastruktur) lokasi KRA
- Demontration • Lengkapi dengan
plot/lokasi informasi
percontohan mengenai
besarnya
anggaran untuk
pembangunan
Peningkatan dan sumber
pendapatan pendanaannya
Penataan
3
Akses - Kelembagaan Subjek • Lengkapi laporan
Reforma dengan informasi
- Bantuan Bibit Agraria ragam penataan
- Bantuan modal akses yang telah
- Pelatihan diberikan sedetil
mungkin, sebagai
- Off taker
salah satu contoh:
- Pasar off taker Bantuan bibit apa
- Pembangunan fisik yang telah
b. Penataan diberikan, berapa
Akses Non jumlahnya,
Infrastruktur unit/dinas yang
memberikan
bantuan, sumber
- bentuk-bentuk lain penganggarannya
pemberdayaan • Lengkapi laporan
dengan evidence
berupa foto
maupun dokumen
pendukung
lainnya
Penggunaan
Nilai Tambah (Diketahui
dan
setelah diukur peningkatan
4 Outcome pemanfaatan
pendapatan pada tahun
tanah optimal
berikutnya)
dan lestari
53
No Tahapan/Kegiatan Bentuk Kegiatan Indikator Keterangan
a. Peningkatan
pendapatan
masyarakat pengukuran
yang peningkatan
berbasis pendapatan dilakukan
penggunaan menggunakan data
Impact dan time series sebelum
pemanfaatan dan sesudah
tanah setelah pencanangan
pencanangan Kampung Reforma
Kampung RA Agraria
b. Kelestarian
alam terjaga
Rencana
pembangunan
Terlaksananya
fisik Dokumen
pembangunan fisik atau
terakomodir perencanaan
terakomodirnya rencana
dalam dokumen APBD/APBDes/CSR
pembangunan dalam
perencanaan yang sudah disahkan,
APBD/CSR/dan
APBD, dan beri tanda pada
program-program lain
APBDes, CSR, bagian yang dimaksud
dll
Pada tahap ini dialokasikan sejumlah anggaran untuk perjalanan dinas bagi
petugas pelaksana dan konsumsi untuk pertemuan dengan masyarakat dalam rangka
bimbingan ke masyarakat untuk pengembangan penataan akses.
Output pada tahap ini juga diharapkan dapat memberikan kisah sukses (success story)
penyelenggaraan Reforma Agraria, yang merupakan perwujudan nyata dari kehadiran
pemerintah dalam pelaksanaan reforma agraria. Kisah sukses tentang reforma agraria
memuat mengenai beberapa informasi meliputi:
a. Profil lokasi RA, berisi deskripsi gambaran umum tentang letak lokasi
reforma agraria, dilengkapi peta orientasi lokasi serta gambar-gambar
pendukung lainnya sehingga pembaca dapat tergambarkan secara jelas
situasi locusnya. Pada profil lokasi juga digambarkan potensi
pemberdayaannya.
54
Gambar 4. 7 Contoh Penggambaran profil lokasi RA
b. Kronologi sumber tanah RA; berisi deskripsi tentang sumber tanah yang
dibagikan kepada subjek penerima TORA, misalnya tanah tersebut
berasal dari pelepasan Kawasan hutan didukung dengan data-data terkait
SK pelepasannya, berapa luasnya. Atau misalnya sumber TORA berasal
dari tanah telantar, maka disertai data-data terkait dengan SK TCUN.
Tahun berapa diberikan legalisasi asset/redistribusinya, serta jumlah
bidang.
c. Subjek penerima TORA; berisi tentang deskripsi mengenai jumlah subjek
penerima, mata pencaharian, pendapatan sebelum subjek penerima
TORA mendapatkan bantuan penataan aset. Jika terhimpun dalam wadah
sebuah organisasi, maka disebutkan juga hal-hal terkait keberadaan
organisasinya.
d. Penataan Akses; berisi tentang deskripsi mengenai penataan akses yang
dilakukan pendampingan/diberikan bantuan, instansi pemberi, jumlah KK
yang menerima pemberdayaan, serta informasi lain yang mendukung
disertai gambar-gambar dan data pendukung dalam menjelaskan
penataan akses yang dilakukan.
55
4.3 Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelaksanaan GTRA dilakukan secara berjenjang dari
GTRA Kabupaten/Kota melalui tim sekretariat kepada GTRA Provinsi. Pelaporan
pelaksanaan dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu
diperlukan.
Penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Kabupaten/Kota merupakan
bagian dari kegiatan Prioritas Nasional pada Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang juga menjadi Objek pemantauan Kantor
Staf Presiden (KSP), sehingga pelaporan yang disiapkan untuk disampaikan ke
Tim GTRA Pusat melalui GTRA Provinsi adalah Laporan Berkala dan Laporan
Akhir, terdiri dari:
1. Laporan triwulan I, berisi:
a. rencana kerja penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat
Kabupaten/Kota selama 1 tahun;
b. rencana penyerapan anggaran;
c. SK GTRA Kabupaten/Kota (evidence B04);
d. SK Tim Pelaksana Harian;
Laporan triwulan I disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi, yang tembusannya di sampaikan kepada Tim GTRA Pusat pada
akhir bulan April melalui email: gtrapusat@gmail.com dengan Subject Email:
Laporan Triwulan I GTRA Kabupaten/Kota __ (diisi nama Kabupaten/Kota)
Tahun 2022.
2. Laporan triwulan II, berisi:
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga
akhir bulan Juni;
b. realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir
bulan Juni;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. undangan rapat koordinasi tim GTRA tingkat Kabupaten/Kota
(evidence B06).
Laporan triwulan II disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi, yang tembusannya di sampaikan kepada Tim GTRA Pusat pada
akhir bulan Juni melalui email: gtrapusat@gmail.com dengan Subject Email:
Laporan Triwulan II GTRA Kabupaten/Kota __ (diisi nama Kabupaten/Kota)
Tahun 2022.
3. Laporan triwulan III
a. kemajuan pelaksanaan penyelenggaraan Reforma Agraria hingga
akhir bulan September;
b. realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir
bulan September;
c. hambatan dan kendala yang dihadapi serta rencana penanganannya;
d. Surat Tugas Pendataan TORA tingkat Kabupaten/Kota (evidence
B09).
Laporan triwulan III disampaikan kepada Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi, yang tembusannya di sampaikan kepada Tim GTRA Pusat pada
akhir bulan September melalui email: gtrapusat@gmail.com dengan Subject
56
Email: Laporan Triwulan III GTRA Kabupaten/Kota __ (diisi nama
Kabupaten/Kota) Tahun 2022.
4. Laporan Akhir (eviden B12):
Laporan Akhir yang disampaikan merupakan laporan lengkap Hasil
Penyelenggaraan Reforma Agraria berupa buku yang telah di cetak dan soft
file sebagai satu kesatuan. Dalam laporan akhir setidaknya memuat output
yang dihasilkan oleh GTRA, antara lain:
a. Data Potensi TORA hasil pendataan GTRA;
b. Realisasi fisik dan anggaran penyelenggaraan GTRA hingga akhir
tahun anggaran;
c. Data Potensi penataan akses dan arahan program-program penataan
akses dan pemberdayaan dalam kerangka reforma agraria untuk
tahun berikutnya.
d. Laporan success story pembentukan kampung reforma agraria secara
utuh (aset plus akses) beserta informasi
perubahan/perkembangan/capaian peningkatan kondisi Subjek
Reforma Agraria dalam hal peningkatan pendapatan setelah adanya
program reforma agraria.
Format Laporan akhir dibuat sebagaimana lampiran 4.4.
Kabupaten/Kota. Laporan Akhir disampaikan kepada Tim Gugus Tugas
Reforma Agraria Provinsi dan tembusannya disampaikan ke Tim GTRA Pusat
pada akhir bulan Desember dan soft file disampaikan melalui email:
gtrapusat@gmail.com dengan Subject Email: Laporan Akhir GTRA
Kabupaten/Kota __ (diisi nama Kabupaten/Kota) Tahun 2022.
Berkenaan dengan penyampaian realisasi fisik dan anggaran pada sub bab
pelaporan terhadap kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria di Kabupaten/Kota,
berikut disajikan bobot Persentase per tahapan serta cara perhitungan nilai
realisasi fisik kegiatan GTRA Kabupaten/Kota pada tabel berikut untuk
dipedomani.
Tabel 5. Panduan Pengukuran Capaian Fisik Penyelenggaraan GTRA Kabupaten/Kota
57
No Tahapan Bobot Nilai Realisasi Fisik
a. Triwulan I 5% Persentase Realisasi Tahapan x Bobot
b. Triwulana II 5% Persentase Realisasi Tahapan x Bobot
c. Triwulan III 5% Persentase Realisasi Tahapan x Bobot
d. Laporan Akhir 10% Persentase Realisasi Tahapan x Bobot
Jumlah 100% 100%
58
BAB V
PELAKSANAAN ANGGARAN
5.1. Sumber Pembiayaan
59
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD), dan APBD.
Dalam hal menghindari duplikasi penggunaan anggaran, pelaksanaan dari
penyelenggaraan GTRA Provinsi dan GTRA Kabupaten/Kota agar
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Apabila pada Kabupaten/Kota sudah terbentuk GTRA Kabupaten/Kota, maka
kegiatan pada penyelenggaraan GTRA Provinsi khususnya pada pendataan
TORA dan pengembangan akses dialokasikan pada Kabupaten/Kota yang
belum terbentuk GTRA-nya.
2. Apabila seluruh Kabupaten/Kota dalam provinsi tersebut sudah terbentuk
semua GTRA Kabupaten/Kota-nya dan sudah efektif berjalan
kelembagaannya sesuai dengan panduan pelaksanaan GTRA, maka GTRA
Provinsi mengkoordinir seluruh pelaksanaan penyelenggaraan GTRA
Kabupaten/Kota.
60
Tahapan Output (Keluaran)
b. Potensi TORA (data matang) yang dapat
ditindaklanjuti dengan penataan aset
3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada
pimpinan Perangkat Daerah atau stakeholder
terkait untuk tindak lanjut penataan akses.
5. Rapat Koordinasi Akhir Notula (catatan hasil evaluasi) Tim Gugus Tugas
Reforma Agraria
6. Pelaporan Laporan Akhir penyelenggaraan GTRA Provinsi
61
Tahapan Output (Keluaran)
5. Pembentukan Kampung 1. SK Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Reforma Agraria tentang Pencanangan Kampung Reforma Agraria
(Koordinasi 2. Berita Acara Pendampingan pelaksanaan
Pengembangan Akses penataan aset dan pengembangan akses
Reform) 3. Success story penyelenggaraan GTRA di
Kampung Reforma Agraria Kabupaten/Kota
6. Pelaporan Laporan Akhir penyelenggaraan GTRA
Kabupaten/Kota
62
dan Tim Pelaksana Harian GTRA Provinsi, serta di tingkat Kabupaten/Kota
terdapat Honorarium GTRA Kabupaten/Kota dan Tim Pelaksana Harian
GTRA Kabupaten/Kota;
4. Belanja Jasa Konsultan Akun 522131: tenaga pendukung GTRA (Konsultan
Perorangan);
5. Belanja Jasa Profesi Akun 522151: untuk narasumber pada Rapat
Koordinasi Penyelenggaraan GTRA maupun narasumber dalam Rapat
Kerja Teknis;
6. Belanja Perjalanan Dinas dalam Kota Akun 524113: transport dalam kota;
7. Belanja Perjalanan Biasa Akun 524111: taksi, transport, penginapan, dan
uang harian;
8. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota Akun 524114:
transport, paket fullboard, dan uang harian;
9. Belanja Perjalanan Biasa Akun 524111: transport, taksi, penginapan, dan
uang harian.
63
Tabel Matriks Dokumen Pertanggungjawaban Kegiatan GTRA
1. GTRA Provinsi
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
1 2 3 4 5 6 7 8
051 PEMBENT
UKAN
GTRA
A PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA PROVINSI
521213 Belanja Honorarium Tim - SK GTRA Provinsi Orang/ Petugas SK GTRA Seluruh dokumen pertanggungjawaban dan
Honor GTRA Provinsi ditandatangani bulan sesuai Provinsi realisasi anggaran hendaknya mengacu pada
output selama 10 bulan Gubernur; SK atau ditandatanganiketentuan yang diatur dalam:
kegiatan dibayar sejumlah - Daftar nominatif yang oleh Gubernur - Peraturan Menteri Keuangan Republik
orang dalam SK, Honorarium. ditugaska Indonesia Nomor 119/PMK.02/2020 tentang
dikenakan n untuk Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
PPh Pasal 21. mewakili 2021;
Honorarium Tim - SK Tim Pelaksana Orang/ Petugas SK Pelaksana - Peraturan Menteri Keuangan Nomor
Pelaksana Harian Harian GTRA Provinsi bulan sesuai Harian GTRA 113/2012 tentang Perjalanan Dinas Jabatan
GTRA Provinsi ditandatangani Kepala SK atau Provinsi Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara,
selama 10 bulan Kanwil BPN; yang ditandatangani Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap;
dibayar sejumlah - Daftar nominatif ditugaska oleh Kepala - Peraturan Direktorat Jenderal
orang dalam SK, Honorarium. n untuk Kantor Wilayah Perbendaharaan Nomor 22 Tahun 2013
dikenakan mewakili Badan tentang Ketentuan Lebih Lanjut
PPh Pasal 21. Pertanahan Pelaksanaan Perjalananan Dinas Dalam
64
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
Nasional Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai
Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap.
522131 Belanja Pembayaran Jasa - Laporan kemajuan Orang/ Tenaga SPK Tenaga - Perekrutan Tenaga Pendukung GTRA
Jasa Tenaga Pendukung GTRA per bulan Paket Pendukun Pendukung melalui Metode Pengadaan Langsung
Konsultan GTRA dan/atau jurnal harian; (selama g GTRA GTRA sebagaimana tertuang dalam Peraturan
- BA Serah Terima; 10 Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Pasal 41
- BA Penyelesaian bulan) ayat (3) : “Pengadaan Langsung
Pekerjaan Perbulan; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
- Permohonan b dilaksanakan untuk Jasa Konsultansi
Pembayaran; yang bernilai sampai dengan paling banyak
- Kwitansi a.n. ybs; Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”
- SPK - Pembayaran seperti metode termin selama
- BA Pembayaran 10 bulan (dibayarkan setiap bulan dengan
nilai paket dibagi 10 bulan).
- Terhadap jumlah tenaga pendukung GTRA
dan nilai kontraknya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan wilayah setempat dan
disesuaikan dengan upah minimum provinsi
yang berlaku.
- Honor tenaga pendukung termasuk biaya
operasional dan non operasional
- Tenaga Pendukung GTRA yang memiliki
kinerja baik berdasarkan hasil evaluasi,
dapat diperpanjang kontraknya pada tahun
berikutnya dengan dilakukan pembaharuan
kontrak.
65
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
524113 Belanja Pembayaran transport - tanpa penerbitan SPD,
Perjalanan dalam kota bukti kehadiran
Dinas menggunakan form
Dalam Kota Lampiran IV SE Nomor :
5/SE-100.3/XII/2018
521211 Belanja Belanja bahan - Bukti Pembelian/ Notulen rapat
Bahan pendukung Kuitansi/SPK/Kontrak; (jika untuk
kegiatan (yang - Undangan (sebagai konsumsi
habis pakai), dasar perhitungan rapat-rapat)
seperti: jumlah anggaran
- Konsumsi/bahan yang dicairkan);
makanan; - Daftar Hadir (sebagai
- Dokumentasi; bukti rapat
- Spanduk; dilaksanakan).
- Biaya Fotokopi.
521811 Barang Belanja barang - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-
Persediaa yang menghasilkan Kuitansi/SPK/Kontrak. 3
n persediaan barang
Konsumsi konsumsi, seperti:
- ATK;
- Bahan penunjang
komputer; dll.
66
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
pesawat dan boarding Tugas
pass
- bukti penginapan
- daftar nominatif
052 PENYELENGGARAAN RA
B RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA PROVINSI Output: Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan
bersama mengenai arah kebijakan dan penanganan Reforma
Agraria serta penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma
Agraria di tingkat provinsi
521211 Belanja Belanja bahan Bukti Pembelian/
Bahan pendukung Kuitansi/SPK/Kontra
kegiatan (yang k;
habis pakai),
seperti:
- Biaya Fotocopy;
- Seminar kit;
- Spanduk
522151 Belanja Honorarium - SK Penunjukan sebagai OJ Narasumb - Jumlah narasumber disesuaikan dengan
jasa profesi narasumber dikenakan narasumber dan er, kebutuhan dan urgensi dari
Pajak Penghasilan moderator moderator penyelenggaraan rakor.
Pasal 21 dan - Daftar nominatif
moderator
67
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
524114 Belanja Pembayaran paket - Dokumen Kontrak Pihak ke-
Perjalanan fullboard meeting dengan Pihak hotel 3,
Dinas dalam kota, uang - Hasil output kegiatan Peserta,
Paket harian paket fullboard, rapat, seminar, dan
Meeting transport peserta sejenisnya berupa
Dalam Kota transkrip hasil
rapat/notulen
rapat/laporan;
- Surat undangan;
- Surat tugas bagi peserta;
- Bukti kehadiran
perjalanan dinas jabatan
paket meeting
fullboard/fullday/halfday
menggunakan form
Lampiran IX;
- Surat Pernyataan sesuai
dengan Lampiran X;
- SPD dapat dibuat secara
kolektif dengan
melampirkan daftar
peserta yang telah
disahkan oleh PPK pada
satuan kerja
penyelenggara
menggunakan form
68
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
Lampiran XI dan XII.
524111 Belanja Pembayaran transport - Surat Tugas Narasumber yang di undang, disesuaikan
Perjalanan narasumber, taksi, - SPD dengan kebutuhan dalam penyelenggaraan,
Biasa biaya penginapan dan - Kuitansi hotel jika diperlukan dapat dilakukan revisi POK.
UH narasumber - Daftar nominatif
69
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
Perjalanan petugas dalam rangka - SPD
Biasa Pendataan TORA dan - Kuitansi hotel
pengembangan - Daftar nominatif
penataan akses
meliputi: taksi, biaya
penginapan dan UH
petugas
D INTEGRASI PENATAAN ASET DAN PENATAAN AKSES Output:
1. Data potensi penataan aset dan potensi penataan akses
di tingkat Provinsi
2. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
mengenai:
a. Penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada
potensi TORA
b. Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti
dengan penataan aset
3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi kepada pimpinan
perangkat daerah atau stakeholder terkait untuk
tindaklanjut penataan akses
524114 Belanja Pembayaran paket - Dokumen Kontrak Pihak ke-
Perjalana fullboard meeting dengan Pihak hotel 3,
n Dinas dalam kota, uang - Hasil output kegiatan Peserta,
Paket harian paket fullboard, rapat, seminar, dan
Meeting transport peserta sejenisnya berupa
Dalam transkrip hasil
70
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
Kota rapat/notulen
rapat/laporan;
- Surat undangan;
- Surat tugas bagi peserta;
- Bukti kehadiran
perjalanan dinas jabatan
paket meeting
fullboard/fullday/halfday
menggunakan form
Lampiran IX;
- Surat Pernyataan sesuai
dengan Lampiran X;
SPD dapat dibuat secara
kolektif dengan
melampirkan daftar
peserta yang telah
disahkan oleh PPK pada
satuan kerja
penyelenggara
menggunakan form
Lampiran XI dan XII.
524111 Belanja Pembayaran transport - Surat Tugas
Perjalanan petugas dalam rangka - SPD
Biasa pendampingan - Kuitansi hotel
pengembangan akses - Daftar nominatif
meliputi: taksi, biaya
71
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
penginapan dan UH
petugas
E RAPAT KOORDINASI AKHIR TAHUN Output: Notula (catatan hasil evaluasi) Tim Gugus Tugas
Reforma Agraria
72
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
kolektif dengan
melampirkan daftar
peserta yang telah
disahkan oleh PPK pada
satuan kerja
penyelenggara
menggunakan form
Lampiran XI dan XII.
053 PENYUSU
NAN DATA
PELAKSA
NAAN RA
F PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN REFORMA AGRARIA - Output: Laporan Akhir Penyelenggaraan GTRA
521811 Barang Belanja barang Bukti Pembelian/ Paket Pihak
Persediaa yang menghasilkan Kuitansi/SPK/Kontrak. Ke-3
n persediaan barang
Konsumsi konsumsi, seperti:
- ATK;
- Bahan penunjang
komputer; dll.
521211 Belanja Belanja bahan - Bukti Pembelian/
Bahan pendukung Kuitansi/SPK/Kontrak;
kegiatan (yang - Undangan (sebagai
habis pakai), dasar perhitungan
seperti: jumlah anggaran
73
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
- Biaya Fotocopy; yang dicairkan);
- Seminar kit; - Daftar Hadir (sebagai
- Konsumsi bukti rapat
dilaksanakan).
74
2. GTRA Kabupaten/Kota
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
1 2 3 4 5 6 7 8
051 PEMBENT
UKAN
GTRA
A PEMBENTUKAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA KABUPATEN/KOTA
521213 Belanja Honorarium Tim - SK GTRA Orang/ Petugas SK GTRA Seluruh dokumen
honor GTRA Kabupaten/Kota bulan sesuai SK Kabupaten/Kota pertanggungjawaban dan realisasi
output Kabupaten/Kota ditandatangani atau yang ditandatangani anggaran hendaknya mengacu
kegiatan selama 10 bulan Bupati/Walikota; ditugaskan oleh pada ketentuan yang diatur dalam:
dibayar sejumlah - Daftar nominatif untuk Bupati/Walikota - Peraturan Menteri Keuangan
orang dalam SK, Honorarium. mewakili Republik Indonesia Nomor
dikenakan 119/PMK.02/2020 tentang
PPh Pasal 21. Standar Biaya Masukan Tahun
Honorarium Tim - SK Tim Pelaksana Harian Orang/ Petugas SK Pelaksana Anggaran 2021;
Pelaksana Harian GTRA Provinsi bulan sesuai SK Harian GTRA - Peraturan Menteri Keuangan
GTRA Provinsi ditandatangani Kepala atau yang Kabupaten/Kota Nomor 113/2012 tentang
selama 10 bulan Kantor Pertanahan; ditugaskan ditandatangani Perjalanan Dinas Jabatan Dalam
dibayar sejumlah - Daftar nominatif untuk oleh Kepala Negeri Bagi Pejabat Negara,
orang dalam SK, Honorarium. mewakili Kantor Pegawai Negeri, dan Pegawai
dikenakan Pertanahan Tidak Tetap;
PPh Pasal 21. - Peraturan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Nomor 22
75
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
Tahun 2013 tentang Ketentuan
Lebih Lanjut Pelaksanaan
Perjalananan Dinas Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara,
Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Tidak Tetap.
522131 Belanja Pembayaran Jasa - Laporan kemajuan GTRA Orang/ Tenaga SPK Tenaga - Perekrutan Tenaga Pendukung
Jasa Tenaga Pendukung per bulan dan/atau jurnal Paket Pendukung Pendukung GTRA GTRA melalui Metode
Konsultan GTRA harian; (selama GTRA Pengadaan Langsung
- BA Serah Terima; 10 sebagaimana tertuang dalam
- BA Penyelesaian bulan) Peraturan Presiden Nomor 16
Pekerjaan Perbulan; Tahun 2018 Pasal 41 ayat (3) :
- Permohonan “Pengadaan Langsung
Pembayaran; sebagaimana dimaksud pada
- Kwitansi a.n. yang ayat (1) huruf b dilaksanakan
bersangkutan; untuk Jasa Konsultansi yang
- SPK; bernilai sampai dengan paling
- BA Pembayaran banyak Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah).”
- Pembayaran seperti metode
termin selama 10 bulan
(dibayarkan setiap bulan dengan
nilai paket dibagi 10 bulan).
- Jumlah, waktu dan nilai kontrak
tenaga pendukung GTRA dapat
disesuaikan dengan kebutuhan
76
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
wilayah setempat dan upah
minimum kabupaten yang
berlaku.
- Tenaga Pendukung GTRA yang
memiliki kinerja baik berdasarkan
hasil evaluasi, dapat
diperpanjang kontraknya pada
tahun berikutnya dengan
dilakukan pembaharuan kontrak.
524113 Belanja Pembayaran transport - tanpa penerbitan SPD,
Perjalanan dalam kota bukti kehadiran
Dinas menggunakan form
Dalam Kota Lampiran IV SE Nomor :
5/SE-100.3/XII/2018
521211 Belanja Belanja bahan - Bukti Pembelian/ Notula rapat (jika
Bahan pendukung Kuitansi/SPK/Kontrak; untuk konsumsi
kegiatan (yang - Undangan (sebagai dasar rapat2)
habis pakai), perhitungan jumlah
seperti: anggaran yang dicairkan);
- Konsumsi/bahan - Daftar Hadir (sebagai
makanan; bukti rapat dilaksanakan).
- Dokumentasi;
- Spanduk;
- Biaya Fotokopi.
521811 Barang Belanja barang - Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Persediaan yang menghasilkan Kuitansi/SPK/Kontrak.
77
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
Konsumsi persediaan barang
konsumsi, seperti:
- ATK;
- Bahan penunjang
komputer; dll.
052 PENYELENGGARAAN RA -
B RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN REFORMA AGRARIA Output: Berita Acara kesepahaman dan kesepakatan
KABUPATEN/KOTA bersama mengenai arah kebijakan dan penanganan
Reforma Agraria serta penguatan kapasitas
pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat provinsi
521811 Barang Belanja barang Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Persediaan yang menghasilkan Kuitansi/SPK/Kontrak.
Konsumsi persediaan barang
konsumsi, seperti:
- ATK;
- Bahan penunjang
komputer; dll.
521211 Belanja Belanja bahan - Bukti Pembelian/
Bahan pendukung Kuitansi/SPK/Kontrak;
kegiatan (yang
habis pakai),
seperti:
- Biaya Fotocopy;
- Seminar kit;
78
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
- Spanduk
522151 Belanja jasa Honorarium - SK Penunjukan sebagai OJ Narasumber - Jumlah narasumber disesuaikan
profesi narasumber narasumber dan , moderator dengan kebutuhan dan urgensi
dikenakan Pajak moderator dari penyelenggaraan rakor.
Penghasilan Pasal 21 - Daftar nominatif
dan moderator
524114 Belanja Pembayaran paket - Dokumen Kontrak dengan Pihak ke-3,
Perjalanan fullday meeting dalam Pihak hotel Peserta,
Dinas Paket kota, uang harian - Hasil output kegiatan narasumber
Meeting peserta, transport rapat, seminar, dan
Dalam Kota peserta, transport sejenisnya berupa
narasumber transkrip hasil
rapat/notulen
rapat/laporan;
- Surat undangan;
- Surat tugas bagi peserta;
- Bukti kehadiran
perjalanan dinas jabatan
paket meeting
fullboard/fullday/halfday
menggunakan form
Lampiran IX;
- Surat Pernyataan sesuai
dengan Lampiran X;
- SPD dapat dibuat secara
79
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
kolektif dengan
melampirkan daftar
peserta yang telah
disahkan oleh PPK pada
satuan kerja
penyelenggara
menggunakan form
Lampiran XI dan XII.
C PENDATAAN DATA TORA DAN PENGEMBANGAN AKSES REFORM Output:
1. Sebaran data dan updating data potensi TORA
pada SIG TORA;
2. Daftar nominative calon subyek pada lokasi
potensi TORA;
3. Arahan Rencana Penataan Aset potensi TORA
4. Rencana Pengembangan Potensi Penataan
Akses
524113 Belanja Pembayaran transport - Surat Tugas
Perjalanan petugas dalam rangka - SPD
Dinas pendataan data TORA - Kuitansi hotel
Dalam Kota dan pengembangan - Daftar nominatif
penataan akses
meliputi: taksi, biaya
penginapan dan UH
petugas
521211 Belanja Belanja bahan - Bukti Notulen rapat
Bahan pendukung Pembelian/kwitansi
80
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
kegiatan (yang - Undangan (sebagai dasar
habis pakai), perhitungan jumlah
seperti: anggaran yang dicairkan);
- Konsumsi/bahan - Daftar Hadir (sebagai bukti
makanan; rapat dilaksanakan).
D INTEGRASI PENATAAN ASET DAN PENATAAN AKSES Output:
1. Data potensi penataan aset dan potensi penataan
akses di tingkat Kabupaten/Kota
2. Rekomendasi Tim GTRA Kabupaten/Kota kepada
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan melalui Bupati selaku Ketua Tim
GTRA Kabupaten/Kota mengenai:
a. Penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada
potensi TORA
b. Potensi TORA (data matang) yang dapat
ditindaklanjuti dengan penataan aset
3. Rekomendasi Tim GTRA Kabupaten/Kota kepada
pimpinan perangkat daerah atau stakeholder
terkait untuk tindaklanjut penataan akses.
521211 Belanja - Belanja konsumsi - Bukti Pembelian/ Kuitansi
Bahan rapat - Undangan (sebagai dasar
perhitungan jumlah
anggaran yang dicairkan);
- Daftar Hadir (sebagai
bukti rapat
dilaksanakan).
81
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
521113 Belanja Pembayaran tanpa penerbitan SPD, bukti
Perjalanan transport dalam kota kehadiran menggunakan
Dinas form Lampiran IV
Dalam Kota
E KOORDINASI PENGEMBANGAN ASKES REFORM Output:
1. SK Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
tentang Pencanangan Kampung Reforma Agraria
2. Berita Acara Pendampingan pelaksanaan
penataan aset dan pengembangan akses
3. Success story penyelenggaraan GTRA di
Kampung Reforma Agraria Kabupaten/Kota
521211 Belanja - Belanja konsumsi - Bukti Pembelian/ Kuitansi
Bahan rapat - Undangan (sebagai dasar
perhitunganjumlah
anggaran yang dicairkan);
- Daftar Hadir (sebagai
bukti rapat dilaksanakan).
524111 Belanja Pembayaran - Surat Tugas
Perjalanan transportasi petugas - SPD
Biasa dalam melakukan - Kuitansi hotel
supervisi/monitoring - Daftar nominatif
053 PENYUSU
NAN DATA
PELAKSAN
AAN RA
82
Dokumen
Kompon Tahapan Output Keterangan
Penggunaan Pertanggungjawaban Satuan Penerima
en/ Akun Kegiatan (Keluaran)
(evidence)
F PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN REFORMA AGRARIA Output: Laporan Akhir Penyelenggaraan GTRA
KABUPATEN/KOTA
521811 Belanja Belanja barang Bukti Pembelian/ Paket Pihak Ke-3
Barang yang menghasilkan Kuitansi/SPK/Kontrak.
Persediaan persediaan barang
Konsumsi konsumsi, seperti:
- ATK;
- Bahan penunjang
komputer; dll.
521211 Belanja Belanja bahan - Bukti Pembelian/
Bahan pendukung Kuitansi/SPK/Kontrak;
kegiatan (yang - Undangan (sebagai dasar
habis pakai), perhitungan jumlah
seperti: anggaran yang dicairkan);
- Biaya Fotocopy; - Daftar Hadir (sebagai
- Seminar kit; bukti rapat dilaksanakan).
- Konsumsi
83
5.2. Ketentuan Perpajakan
84
BAB VI
PENUTUP
Demikian Panduan Pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria Tahun Anggaran 2022 ini
disusun sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan GTRA baik di tingkat Provinsi
maupun di tingkat Kabupaten/Kota sehingga dapat mendorong dan meningkatkan koordinasi di
jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional dengan para pemangku
kepentingan agar terdapat kesepahaman dalam penyelenggaraan GTRA untuk mewujudkan cita-
cita mulia dari tujuan reforma agraria dan membuktikan kehadiran pemerintah dalam upaya
mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka menciptakan keadilan;
menangani sengketa dan konflik agraria; menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat yang berbasis agraria.
Jika terdapat hal-hal yang kurang dimengerti, dapat ditanyakan langsung atau melalui surat
ke alamat:
Sekretariat GTRA Pusat,
Direktorat Jenderal Penataan Agraria,
Lantai 3 Gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional
Alamat: Jl. H. Agus Salim Nomor 58,
Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. 10350
Atau dapat melalui Telepon 021-3909017, dapat juga melalui surat elektronik (e-mail):
gtrapusat@gmail.com
85
Lampiran 1. 1. Kop GTRA Provinsi
86
Lampiran 1. 2. Kop GTRA Kabupaten/Kota
87
Lampiran 2. 1. SK GTRA Provinsi
GUBERNUR ............................
TENTANG
GUBERNUR ............................
88
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menunjuk Aparatur Sipil Negara dan wakil masyarakat sebagai Tim
Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi …… dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini;
KEEMPAT : Tim Gugus Tugas Reforma Agraria sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU memperoleh honorarium sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Keputusan ini.
KELIMA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) … pada Kegiatan …..
(disesuaikan dengan DIPA masing-masing Provinsi)
89
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan/atau kekeliruan
akan diadakan perbaikan dan atau pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di .....
pada tanggal .....
GUBERNUR ...........................
( ......................................... )
90
Lampiran I Keputusan Gubernur ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
Ketua : Gubernur
Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi
Ketua Pelaksana : Kepala Kantor Wilayah BPN
Harian
Anggota : 1. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
pekerjaan umum dan penataan ruang;
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
lingkungan hidup;
3. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
kehutanan;
4. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
transmigrasi;
5. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
pertanian;
6. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
kelautan dan perikanan;
7. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
perumahan dan kawasan permukiman;
8. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
koperasi, usaha kecil, dan menengah;
9. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
pemberdayaan masyarakat dan desa;
12. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
perindustrian;
11. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
perdagangan;
12. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
energi dan sumber daya mineral;
13. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
pertanahan;
91
14. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
keuangan;
15. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
perencanaan;
16. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Provinsi yang membidangi urusan/ fungsi penunjang
penanaman modal;
17. Pejabat Administrator pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional;
18. Pejabat Administrator pada Balai Pemantapan Kawasan
Hutan (BPKH);
19. Unsur masyarakat dan/atau akademisi.
GUBERNUR .................................
( ......................................... )
92
Lampiran II Keputusan Gubernur ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
1. Ketua Orang/Bulan
4. Anggota Orang/Bulan
GUBERNUR .........................
( ......................................... )
93
Lampiran 2. 2. SK Pelaksana Harian GTRA Provinsi
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI ...................
KEPUTUSAN
KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI .....................................
NOMOR : ..............
TENTANG
94
Memperhatikan : Surat Pengesahan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor …
tanggal … tentang Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) … .
(disesuaikan dengan DIPA masing-masing Provinsi).
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menunjuk Aparatur Sipil Negara sebagai Tim Pelaksana Harian Gugus
Tugas Reforma Agraria Provinsi …… dengan susunan keanggotaan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini;
95
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ... pada Kegiatan …
(disesuaikan dengan DIPA masing-masing Provinsi).
KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan/atau kekeliruan
akan diadakan perbaikan dan atau pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ....
pada tanggal .... .
.
KEPALA KANTOR WILAYAH BPN
PROVINSI .............................
( ......................................... )
NIP.
96
Lampiran I Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
PROVINSI …….
Ketua
: Kepala Kanwil BPN Provinsi
Sekretariat : 1. ……;
: 2. ……;
3. ……, dst;
3. ……, dst;
3. ….., dst;
( ......................................... )
NIP.
Keterangan :
Tim Pelaksanaan Harian Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi dapat disesuaikan dengan
kebutuhan berdasarkan sumber TORA dan potensi Penataan Akses yang tersedia di masing-
masing provinsi
97
Lampiran II Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
Anggota Orang/Bulan
PROVINSI .............................
( ......................................... )
NIP.
98
Lampiran 2. 3. SK GTRA Kabupaten/Kota
BUPATI/WALIKOTA ............................
NOMOR : ..............
TENTANG
BUPATI/WALIKOTA ...................
BUPATI/WALIKOTA ............................
99
5. .......dst (ditambah sesuai peraturan terkait yang relevan)
MEMUTUSKAN :
KESATU : Menunjuk Aparatur Sipil Negara dan wakil masyarakat sebagai Tim
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota …… dengan susunan
keanggotaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini;
100
KEEMPAT : Tim Gugus Tugas Reforma Agraria sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU memperoleh honorarium sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Keputusan ini.
KELIMA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) … pada Kegiatan …..
(disesuaikan dengan DIPA masing-masing Kabupaten/Kota).
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan/atau kekeliruan
akan diadakan perbaikan dan atau pembetulan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di ....
pada tanggal ....
.
BUPATI/WALIKOTA ..................
( ......................................... )
101
Lampiran I Keputusan Bupati/Walikota ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
KABUPATEN/KOTA …….
Ketua : Bupati/Walikota
102
12. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Kabupaten/Kota yang membidangi urusan/fungsi
penunjang perindustrian;
11. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama perangkat daerah
Kabupaten/Kota yang membidangi urusan/fungsi
penunjang perdagangan;
BUPATI/WALIKOTA ........................
( ......................................... )
103
Lampiran II Keputusan Bupati/Walikota ..............
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
KABUPATEN/KOTA …….
1. Ketua Orang/Bulan
4. Anggota Orang/Bulan
BUPATI/WALIKOTA ........................
( ......................................... )
104
Lampiran 2. 4. SK Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota
KEPUTUSAN
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA .............
NOMOR : ..............
TENTANG
105
6. ...... dst (dapat ditambah sesuai peraturan terkait yang
relevan).
MEMUTUSKAN :
106
10) Penyusunan data potensi penataan aset dan potensi penataan
akses di tingkat Kabupaten/Kota;
11) Menyusun, menginput dan updating data base TORA di tingkat
Kabupaten/Kota pada aplikasi SIGTORA;
12) Menyusun dan menyampaikan Laporan GTRA Kabupaten/Kota
kepada GTRA Provinsi.
Ditetapkan di ....
pada tanggal ....
.
KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA ......................
( ......................................... )
NIP.
107
Lampiran I Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.........
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
Ketua Pelaksana
: Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
Harian
Anggota Sekretaris : Kepala Seksi Penataan Pertanahan sebagai Koordinator;
: 1. …..;
2. …..;
3. ….., dst;
108
Satgas 1. Kepala Subseksi Penetapan Hak Tanah dan
Pengembangan Pemberdayaan Hak Tanah Masyarakat sebagai
Penataan Akses Koordinator;
2. Pejabat yang ditugaskan oleh perangkat daerah yang
terkait dengan Penataan Akses :
a. …..;
b. ….., dst;
3. ….., dst.
( .........................................)
NIP.
Keterangan :
109
Lampiran II Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.........
Nomor : ..................................
Tanggal : ..................................
Anggota Orang/Bulan
( ......................................... )
NIP
110
Lampiran 3. 1. Modul SIG TORA Desktop
Sig TORA desktop merupakan tools tambahan untuk analisis data yang ditambahkan
di arcgis desktop. Hal ini dilakukan guna analisis awal dari potensi tora yang ada.
Pada proses ini dipertimbangkan beberapa aspek fisik yang terdiri dari RTRW,
keberadaan gambut, kelerengan, tekstur tanah dan sebagainya. Fungsi dari analisis
awal untuk objek tora biasanya khusus untuk yang pkh dari klhk.
DAFTAR ISI
111
BAB I
PENDAHULUAN
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Reforma Agraria (SIG RA) Desktop adalah
sebuah aplikasi berfungsi untuk melakukan Analisis terhadap suatu Subyek Tanah
Obyek Reforma Agraria. Aplikasi ini berupa kumpulan tool yang berjalan di dalam
ArcMap seperti halnya plugin. Aplikasi atau Tools ini dapat diakses dengan cara
membuka file ArcGIS Map Document (.mxd) yang sudah disiapkan sebelumnya,
yaitu file SIGTORA.mxd yang berada di dalam direktori atau folder C:\SIGTORA\.
Gambar berikut menunjukkan posisi file SIGTORA.mxd di dalam Windows Explorer.
Setelah membuka file SIGTORA.mxd dengan cara mengklik dua kali, akan tampil
aplikasi ArcMap yang sudah disesuaikan sebelumnya, yaitu adanya menu SIGTORA
yang berisi geoprocessing tools yang digunakan untuk melakukan Analisis Data,
Tematik View dan Pelaporan.
Menu-menu sudah tersusun sesuai dengan urutan pengerjaan, yaitu dimulai dari
Analisa Data, Tematik View dan Pelaporan.
112
BAB II
MENU ANALISA DATA
Menu ini berfungsi untuk menganalisa Subyek Tanah Obyek Reforma Agraria
(TORA) dengan data pendukung lainnya seperti Data Rencana Tata Ruang dan
Wilayah, Data Elevasi Tanah dan sebagainya. Pada menu ini terdapat empat
submenu yaitu Analisa Status Prioritas/Kelayakan, Analisa Arahan Program
Pertanahan, Analisa Komoditas Unggulan dan Export Hasil Analisa ke File
Geodatabase.
113
2. Pada interface Analisa Prioritas/Kelayakan masukkan data-data shapefile
atau feature class yang dibutuhkan sesuai dengan kolom yang tersedia.
Pada kolom Output Overlay Data tentukan lokasi dan nama hasil overlay
(bisa diabaikan) data sedangkan untuk Output Analisa Prioritas/Kelayakan
tentukan lokasi dan nama hasil Analisa Prioritas/Kelayakan kemudian OK.
4. Pada Table of Contents akan terbentuk dua buah layer yaitu layer Hasil
Analisa Prioritas/Kelayakan dan Hasil Overlay. Abaikan layer Hasil
Prioritas/Kelayakan atau dapat di-remove dengan klik kanan pada layer
Hasil Overlay kemudian pilih Remove
114
5. Pilih layer Hasil Analisa Prioritas/Kelayakan kemudian klik kanan pilih
Open Attribute Table untuk melihat hasil analisa Prioritas/Kelayakan
115
2.2 Analisa Arahan Program Pertanahan
116
2. Pada interface Analisa Arahan Program Pertanahan masukkan data
shapefile Hasil Analisa Prioritas/Kelayakan kemudian pilih OK
117
4. Pilih layer Hasil Analisa Prioritas/ Kelayakan kemudian klik kanan pilih
Open Attribute Table untuk melihat hasil analisa Prioritas/Kelayakan
118
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Analisa Data > Analisa Komoditas
Unggulan
119
4. Pilih layer Hasil Analisa Prioritas/Kelayakan kemudian klik kanan pilih Open
Attribute Table untuk melihat hasil analisa komoditas unggulan
120
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Analisa Data > Export Hasil Analisa ke
File Geodatabase
121
BAB III
TEMATIK VIEW
Menu ini berfungsi untuk menampilkan Hasil Analisa Data yang telah di-export
ke dalam File Geodatabase. Hasil Analisa dapat ditampilkan berdasarkan beberapa
tema yaitu Sebaran TORA (Sebaran berdasarkan kluster, Kriteria atau Kriteria
disuatu Administrasi), Sebaran Status Prioritas/Prioritas/Kelayakan, Sebaran Arahan
Program Pertanahan dan Sebaran Komoditas Unggulan.
3.1 Sebaran TORA
3.1.1 Berdasarkan Kluster
Submenu digunakan untuk menampilkan sebaran TORA Berdasarkan
Kluster dengan simbologi yang telah ditentukan sebelumnya. Berikut
langkah langkah menggunakan submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran TORA >
Berdasarkan Kluster
122
3. Tunggu proses selesai kemudian Close
4. Klik kanan pada Layer kemudian pilih Zoom to Layer untuk melihat
lokasi Sebaran TORA
123
3.1.2 Berdasarkan Kriteria
Submenu digunakan untuk menampilkan sebaran TORA Berdasarkan
Kriteria asal Tanah Obyek Reforma Agraria dengan simbologi yang telah
ditentukan sebelumnya. Berikut langkah langkah menggunakan submenu
ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran TORA >
Berdasarkan Kriteria
124
3. Tunggu proses selesai kemudian Close
125
5. Hasil Tematik View Sebaran TORA Berdasarkan Krite
126
2. Pada interface Ketersediaan TORA by Provinsi masukkan feature class
pada kolom Kluster dan pilih Provinsi yang akan ditampilkan pada
kolom Nama Provinsi lalu OK
127
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran TORA
128
B. Kabupaten
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran TORA >
Berdasarkan Administrasi > Kabupaten
129
3. Tunggu proses selesai kemudian Close
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran TORA
5. Hasil Tematik View Sebaran Kriteria Berdasarkan Kabupaten
130
3.1.4 Luasan Kriteria
Submenu digunakan untuk menghitung luasan secara total sebaran
TORA berdasarkan kriteria asal Tanah Obyek Reforma Agraria pada suatu
daerah Administrasi (Provinsi atau Kabupaten) dan menampilkannya.
Luasan total yang dimakasudkan adalah luasan akhir per polygon yang
sebelumnya telah dihitung secara manual. Berikut langkah langkah
menggunakan submenu ini
A. Provinsi
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran TORA >
Luasan TORA >Provinsi
131
3. Tunggu proses perhitungan selesai kemudian Close
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran TORA
132
6. Untuk menampilkan Label Luasannya pilih Menu SIGTORA kemudian
pilih Tematik View > Sebaran TORA > Luasan TORA > Labeling Luasan
133
8. Hasil Labeling Luasan
B. Kabupaten
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Luasan TORA >
Kabupaten
134
2. Pada interface Luasan Kriteria by Kabupaten masukkan feature class
pada kolom Kluster, kemudian pilih Provinsi yang akan ditampilkan pada
kolom Nama Provinsi dan pilih Kabupaten/Kota pada kolom Nama
Kabupaten lalu OK
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran TORA yang dihitung Luasannya
135
5. Hasil Tematik View Luasan TORA Berdasarkan Kabupaten
136
7. Pada interface Labeling masukkan Layer hasil proses sebelumnya (no.
6) pada kolom Layer lalu OK
137
3.2 Sebaran Status Prioritas/Kelayakan
3.2.1 Status Prioritas/Kelayakan
Submenu digunakan untuk menampilkan Sebaran Status
Prioritas/Kelayakan Tanah Obyek Reforma Agraria pada suatu daerah
Provinsi. Berikut langkah langkah menggunakan submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran Status
Prioritas/Kelayakan > Status Prioritas/Kelayakan
138
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To
Layer untuk melihat lokasi Sebaran Status Prioritas/Kelayakan TORA
139
3.2.2 Luasan Status Prioritas/Kelayakan
140
3. Tunggu proses perhitungan selesai kemudian Close
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran Luasan Status Prioritas/Kelayakan
141
5. Hasil Tematik View Luasan Status Prioritas/Kelayakan
142
7. Pada interface Labeling masukkan Layer hasil proses sebelumnya (no.
6) pada kolom Layer lalu OK
143
3.3 Sebaran Arahan Program Pertanahan
3.3.1 Arahan Program Pertanahan
Submenu digunakan untuk menampilkan Sebaran Arahan Program
Pertanahan Tanah Obyek Reforma Agraria pada suatu daerah Provinsi.
Berikut langkah langkah menggunakan submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran Arahan
Program Pertanahan > Arahan Program Pertanahan
144
3. Tunggu proses selesai kemudian Close
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran Arahan Program Pertanahan
145
3.3.2 Luasan Arahan Program
Submenu digunakan untuk menghitung luasan secara total Sebaran
Arahan Program Pertanahan pada suatu Provinsi dan menampilkannya
sesuai provinsi yang dikehendaki. Berikut langkah langkah menggunakan
submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran Arahan
Program > Luasan Arahan Program
146
3. Tunggu proses perhitungan selesai kemudian Close
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran TORA
147
5. Hasil Tematik View Luasan TORA Berdasarkan Provinsi
148
7. Pada interface Labeling masukkan Layer hasil proses sebelumnya (no.
6) pada kolom Layer lalu OK
149
3.4 Sebaran Komoditas Unggulan
3.4.1 Komoditas Unggulan
Submenu digunakan untuk menampilkan Sebaran Komoditas Unggulan
pada suatu daerah Provinsi. Berikut langkah langkah menggunakan
submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Tematik View > Sebaran
Komoditas Unggulan > Komoditas Unggulan
150
3. Tunggu proses selesai kemudian Close
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran Komoditas Unggulan
151
5. Hasil Tematik View Sebaran Komoditas Unggulan
152
2. Pada interface Luasan Komoditas masukkan feature class pada kolom
Kluster dan pilih Provinsi yang akan ditampilkan pada kolom Nama
Provinsi lalu OK
153
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran Komoditas Unggulan
154
6. Untuk menampilkan Label Luasannya pilih Menu SIGTORA kemudian
pilih Tematik View > Sebaran Komoditas > Labeling Luasan
155
8. Hasil Labeling Luasan
156
BAB IV
MENU PELAPORAN
Menu ini berfungsi untuk menampilkan sebaran Hasil Redistribusi Tanah yang telah
dilaksanakan sebelumnya dan meng-ekspor Hasil Analisa Data ataupun Hasil
Tematik View ke dalam format non spasial (*.dbf) serta membuat Layout Peta.
4.1 Sebaran Hasil Redistribusi Tanah
Submenu ini berfungsi untuk menampilkan Sebaran Hasil Redistribusi Tanah
yang telah dilaksanakan sebelumnya dan telah tersimpan dalam File
Geodatabase. Berikut ini langkah langkah menggunakan submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Pelaporan > Sebaran Hasil Redistribusi
Tanah
157
2. Pada interface Hasil Kegiatan pilih OK
4. Klik kanan Layer pada Table of Contents kemudian pilih Zoom To Layer
untuk melihat lokasi Sebaran Hasil Redistribusi Tanah
158
Apabila ingin melihat detail lokasi dapat menggunakan Tools Zoom In
kemudian drag pada lokasi yang ingin dilihat.
5. Hasil Tematik View Sebaran Hasil Redistribusi Tanah
159
4.2 Export Data
Submenu ini berfungsi untuk meng-export Hasil Analisa Data ataupun Hasil
Tematik View ke dalam data non spasial dalam format ekstensi database file
(*.dbf). Berikut ini langkah langkah menggunakan submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Pelaporan > Export Data
160
3. Tunggu proses export data selesai kemudian Close
4. Buka file hasil export dengan menggunakan Microsoft Excel untuk melihat isi
datanya.
NB: Buka data dengan Tipe data DBF File bukan XML Document)
161
5. Isi Data Hasil Export
162
4.3 Layout Peta
Submenu ini berfungsi untuk membuat tampilan menjadi Layout Peta siap
untuk dicetak. Berikut ini langkah langkah menggunakan submenu ini
1. Pilih Menu SIGTORA kemudian pilih Pelaporan > Export Data
163
Lampiran 3. 2. Modul: Web Survey
Setelah data diinput dari Aplikasi mobile, maka data tersebut akan bias dilihat di
versi webnya.
Aplikasi Web Survey dapat diakses di https://sig-ra.atrbpn.go.id/survey/login
2. Halaman Login
2. Halaman Dashboard
164
Setelah berhasil login, halaman pertama adalah halaman dashboard
165
e. Kantor ( Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Tanah )
3. Galery
a. Album
b. Foto
4. Data Survey
5. Pengguna
166
Gambar 5 Tampilan data master kotamadya / kabupaten
167
Gambar 7 Tampilan data master kelurahan / desa
8 Data Survey
User kantor wilayah dapat melihat data yang sudah diinput oleh surveyor
168
Gambar 9 Tampilan Daftar Survey
Untuk melihat isi dari survey bidang tanah tersebut, bisa memilih tombol lihat
169
Gambar 11 Tampilan Detil Survey, halaman Subyek
170
Gambar 12 Tampilan Detil Survey, halaman Obyek
171
Gambar 13 Tampilan Detil Survey, halaman Terkait dengan akses
Gambar 14 Tampilan Detil Survey, halaman eks HGU, tanah terlantar dan tanah negara
lainnya
172
Gambar 15 Tampilan Detil Survey, halaman Pelepasan Hutan
173
Gambar 17 Tampilan Detil Survey, halaman Partisipasi Masyarakat
Khusus untuk pengguna kantor wilayah dapat menyetujui hasil survey dengan menekan
tombol di halaman detil survey
174
Gambar 19 Tampilan Detil Survey, halaman persetujuan kantor wilayah
9 Gallery Foto
Untuk menambahkan foto, masuk ke menu Galery yang terdiri dari dua sub
menu yaitu Album dan Foto
175
Gambar 22 Tampilan halaman tambah Album
176
Gambar 24 Tampilan halaman tambah Foto
Setelah data diinput dari Aplikasi mobile, maka data tersebut akan bisa dilihat di
versi webnya. Data username dan password dapat diakses di
https://bit.ly/BAHANSIGTORA sedangkan Aplikasi Web Survey dapat diakses di
https://sig-ra.atrbpn.go.id/survey/login
2. Halaman Login
177
2. Halaman Dashboard
178
3 Data Survey
User kantor wilayah dapat melihat data yang sudah diinput oleh surveyor
Untuk melihat isi dari survey bidang tanah tersebut, bisa memilih tombol lihat
179
Gambar 26 Tampilan Detil Survey, halaman Subyek
180
Gambar 27 Tampilan Detil Survey, halaman Obyek
181
Gambar 28 Tampilan Detil Survey, halaman Terkait dengan akses
Gambar 29 Tampilan Detil Survey, halaman eks HGU, tanah terlantar dan tanah negara
lainnya
182
Gambar 30 Tampilan Detil Survey, halaman Pelepasan Hutan
183
Gambar 32 Tampilan Detil Survey, halaman Partisipasi Masyarakat
Khusus untuk pengguna kantor wilayah dapat menyetujui hasil survey dengan menekan
tombol di halaman detil survey
184
Gambar 34 Tampilan Detil Survey, halaman persetujuan kantor wilayah
4 Gallery Foto
Untuk menambahkan foto, masuk ke menu Galery yang terdiri dari dua sub
menu yaitu Album dan Foto
185
8. Pilih menu Album
186
12. Pilih tombol Tambah Foto
13. Masukan Judul Foto
14. Pilih berkas foto
15. Pilih Album foto
16. Tekan tombol Simpan
5 Publikasi
Submenu publikasi digunakan untuk menyimpan data hasil kegiatan Reforma
Agraria dapat berupa hasil Artikel Kampung Reforma Agraria, Success Story
Capaian Reforma Agraria maupun lainnya yang bersangkutan. Input data
tersebut dalam format .pdf dan akan terlihat di halaman utama SIGTORA melalui
link berikut : https://sigtora.atrbpn.go.id/publikasi/
187
Gambar 40 Tampilan halaman tambah Publikasi
6 Dokumen
Halam Dokumen berfungsi untuk database data hasil kegiatan Reforma Agraria pada
tahun anggaran tertentu. Dokumen tersebut berupa Laporan Kegiatan Landreform
baik DIP4T, GTRA dan Redistribusi Tanah. Format data upload dalam format zip, doc,
dan pdf. Berikut halaman untuk menginput dokumen dapat diakses di link
https://sigtora.atrbpn.go.id/survey/documents/form
188
dengan BPKH. Format data yang disediakan adalah dalam bentuk pdf dan sebagai
bahan pelaporan. Berikut tampilan upload data TORA hasil pendataan TORA.
8 Berita
Submenu berita berfungsi untuk menambahkan berita/artikel kegiatan Reforma
Agraria. Berita yang sudah diinput akan ditampilkan di menu beranda SIGTORA.
Berikut menu yang digunakan untuk update berita dapat diakses di link berikut :
https://sigtora.atrbpn.go.id/survey/berita/form
189
9 Succes Story
Submenu Successs Story berfungsi untuk menambahkan kegiatan dalam bentuk
video dan dapat berupa kegiatan Reforma Agraria baik sertipikat maupun kampung
reforma agrarian. Halaman untuk mengakses input success story dapat dilihat
pada link berikut : https://sigtora.atrbpn.go.id/survey/successStory/form
Setelah data diinput dari Aplikasi mobile, maka data tersebut akan bias
dilihat di versi webnya.
Aplikasi Web Survey dapat diakses di https://sig-ra.atrbpn.go.id/survey/login.
190
2. Halaman Login
2. Halaman Dashboard
191
Menu terdiri dari
18. Menu Dashboard
19. Data Survey
3 Data Survey
192
1. Untuk melihat isi dari projek, klik pada nama projek
193
Gambar 50 Tampilan Detil Survey, halaman peta
194
Gambar 51Tampilan Detil Survey, halaman Subyek
195
Gambar 52 Tampilan Detil Survey, halaman Obyek
196
Gambar 53 Tampilan Detil Survey, halaman Terkait dengan akses
Gambar 54 Tampilan Detil Survey, halaman eks HGU, tanah terlantar dan
tanah negara lainnya
197
Gambar 55 Tampilan Detil Survey, halaman Pelepasan Hutan
198
Gambar 57 Tampilan Detil Survey, halaman Partisipasi Masyarakat
199
Lampiran 3. 3. Modul aplikasi Web SIGTORA
DAFTAR ISI
1. GAMBARAN UMUM ................................................................................................... 201
200
1. GAMBARAN UMUM
Halaman Admin SIGTORA Web adalah ”halaman belakang” dari aplikasi. Di sini
terdapat semua pengaturan administratif baik yang berkaitan dengan data pengguna
maupun pengaturan detail lain yang tidak ditemukan pada sisi depan aplikasi.
Bila sudah login pada aplikasi SIGTORA Web, maka menu menuju halaman Admin
dapat ditemukan pada popup menu profil. Menu Admin hanya akan muncul apabila
akun anda diberi kewenangan sebagai Admin. Admin tersedia juga untuk Kantor
Wilayah dan Kantor Pertanahan. Untuk akun username dan password dapat dilihat
pada tautan dokumen berikut : https://bit.ly/BAHANSIGTORA
1. Comments, untuk mengatur komentar user dan publik pada data, perijinan dan
dokumen yang ada di SIGTORA Web
2. Dokumen, untuk mengatur dokumen yang ada diSIGTORA Web
201
3. Layers, untuk mengatur data yang ada difolder data. Yang diatur region, judul,
service data.
4. Map Layer, untuk mengatur peta-peta yang ada di folder menu Data
5. People - Pengguna, pengaturan user yang akan dikelompokkan pada kelompok
user termasuk mengatur apakah user dapat mengakses halaman admin atau
tidak.
202
3. MENGATUR PENGGUNA DAN GRUP
203
Terdapat notifikasi untuk kepastian, klik Ya
204
Isikan data pada kolom yang tersedia lalu klik simpan.
2. Mengatur Grup dengan cara pilih pada kategori Auth, kemudian klik Grup
205
Isikan nama grup pada kolom Nama dan pilih hak akses yang diinginkan pindahkan
ke kanan lalu klik simpan.
2. 4. MENGELOLA DATA
Data spasial yang dapat diterima oleh SIGTORA Web adalah dalam format ESRI
Shapefile (SHP), sedangkan untuk data dokumen dalam format Portable Document
Format (PDF), Microsoft Office Document (DOC/X, PPT/X, XLS/X) dan Plain text
(TXT).
4.1. Persiapan Data
Data spasial yang akan di unggah kedalam SIGTORA Web perlu dipersiapkan untuk
memastikan menggunakan sistem referensi koordinat CRS WGS 84 EPSG 4326.
Selain itu juga untuk menyiapkan data styling dalam format Styled Layer Descriptor
(SLD). Kedua komponen persiapan data ini dilakukan menggunakan Quantum GIS.
Berikut adalah langkah persiapan data untuk di unggah kedalam SIGTORA Web.
Misal kita akan mengunggah data TORA dengan kluster “Transmigrasi” dan
simbologi berupa “Kriteria TORA”.
4.1.1. Persiapan sistem referensi koordinat data
206
5. Jika sudah sesuai, jendela Layer properties dapat ditutup dengan menekan
OK.
6. Jika menemukan data shapefile yang memiliki sistem referensi koordinat
tidak sesuai standard, silahkan lakukan perubahan.
7. Simpan semua data yang sudah dilakukan pengecekan dan perubahan
kedalam folder /latihan/upload/
8. Sekarang anda siap mengunggah data shapefile kedalam SIGTORA Web
4.1.2. Persiapan file SLD
207
4) Kemudian pilih tab styles, dan atur simbologi layer sesuai dengan
ketentuan pada kamus data
5) Setelah selesai mengatur simbologi, simpan styles layer dalam bentuk file
SLD. Simpan file SLDnya sesuai dengan folder yang ditentukan.
1) Setelah login klik pada menu Input Data, kemudian Data Spasial RA
208
2) Ketika muncul halaman Data, klik tombol Unggah Layer pada bagian kanan
halaman. Tombol ini tidak akan muncul bila anda tidak login.
3) Keseluruhan data (shp, shx, xml, dbf) dapat langsung di seret pada kolom ini
4) Data dapat pula ditambahkan dengan melakukan pencarian data di komputer
lokal dengan menggunakan menu browse
5) Pastikan anda mengatur Izin Melihat dan Izin Mengedit sebelum anda menekan
tombol ”Unggah file”. Agar Admin dapat memverifikasi data yang diunggah, anda
diwajibkan untuk melakukan pengaturan izin lihat dan izin edit sebagai berikut:
○ Siapa yang bisa melihatnya?
● Hilangkan centang dari “Semua pengguna”
● Pilih grup yang ingin diberi akses melihat data ini.
○ Siapa yang bisa download?
○ Siapa yang bisa mengubah metadata?
○ Siapa yang bisa mengedit data untuk layer ini?
○ Siapa yang dapat mengedit gaya untuk layer ini?
● Pilih grup yang ingin diberi akses melihat data ini.
● Anda juga dapat memilih user lain untuk mendapatkan akses dengan
mengisi kolom “pengguna berikut”.
○ Siapa yang bisa mengelola? (Update, menghapus, perizinan perubahan,
mempublikasikan / membatalkan publikasi itu)
● Pilih grup yang ingin diberi akses melihat data ini.
● Anda juga dapat memilih user lain untuk mendapatkan akses dengan
mengisi kolom “pengguna berikut”.
6) Apabila data dianggap benar dan memenuhi syarat, maka akan muncul jenis
data yang akan diupload
209
7) Klik Unggah file
8) Data yang telah berhasil diapload, pada bagian bawah halaman ini akan muncul
menu tambahan info layer, ubah metadata dan kelola style.
9) Setelah berhasil Unggah/Upload, data akan muncul pada halaman data spasial
RA.
210
1) Pada website SIGTORA, klik Menu Data Spasial RA > lalu cari data yang akan
diatur style-nya, contoh pada modul ini menggunakan data “TRANS0”. Klik
pada link data tersebut
211
3) Pada halaman GeoServer > Klik Style > lalu Klik “geonode_TRANS1”
4) Scrool ke bagian bawah, lalu Klik Browse. Lalu navigasi ke file sld yang sudah
dibuat sebelumnya menggunakan Quantum GIS. Seleksi file sld lalu Klik Open
212
5) Kemudian Klik Validate lalu Klik Submit
213
4.4 Mengunduh Data
Data dapat diunduh dengan dua cara: 1. Langsung dari antarmuka SIGTORA Web
atau 2. Diunduh melalui service WMS atau WFS yang dapat diakses menggunakan
QGIS.
Download langsung melalu SIGTORA Web dengan cara:
1) Pilih data yang hendak diunduh dari halaman Data
214
3) Muncul Popup untuk memilih format data yang akan didownload. Klik pada salah
satu format yang dikehendaki untuk mengunduhnya.
215
• Sebaran TORA
• Sebaran IP4T
• Sebaran Redis
Administrator dari aplikasi ini dapat mengelola tampilan dan layer yang akan disajikan
dalam web map tersebut. Dalam modul ini akan ditunjukkan bagaimana cara
menampilkan data ke dalam salah satu web map Sebaran TORA.
1) Masuk ke dalam aplikasi sebagai admin baik admin Kanwil atau Kantah.
2) Buka menu Sebaran TORA.
3) Kita akan menampilkan data sebaran TORA Prioritas I yang sudah diunggah
sebelumnya di menu Unggah Data.
4) Buka menu Sebaran TORA.
5) Klik tombol “add layer”
6) Kemudian pilih server sumber data yang akan kita tampilkan yaitu “local
server”.
216
8) Layer akan tampil di Web Map.
217
5.2 Editing Data
Administrator dapat melakukan editing dan penambahan data secara on the fly
langsung di aplikasi terhadap data yang ditampilkan. Data yang dapat diedit bias
berupa atribut maupun geometrinya.
1) Pilih layer yang akan diedit.
2) Klik icon add feature
3) Muncul tool untuk menambahkan fitur atau data.
218
7) Data akan tersimpan dan langsung tampil dalam aplikasi.
219
9) Klik tombol edit atribut untuk melakukan editing terhadap data
atributenya.
220
221
222
Lampiran 3. 4. Format Database Potensi Penataan Aset dan Potensi Penataan Penataan Akses
FORMAT DATABASE POTENSI PENATAAN ASET DAN POTENSI PENATAAN PENATAAN AKSES
KABUPATEN/KOTA……….
dst
…
223
Lampiran 3. 5. Surat Rekomendasi Penataan Aset GTRA Provinsi
Nomor : Jakarta,
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas*
Hal : Rekomendasi Potensi TORA untuk
ditindaklanjuti dengan Penataan
Aset
Yth. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional selaku Ketua
Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat
di Jakarta
224
(APL);
4. Tidak dalam keadaan sengketa baik batas-batasnya maupun kepemilikannya
dengan pihak manapun.
5. Hasil penyelesaian sengketa atau konflik agrarian**** (uraikan para pihak,
status tanah (kondisi obyek), kronologi, upaya penyelesaian yang sudah
dilakukan, dan hasil dari penyelesaian sengketa dan konflik tersebut).
Gubernur Provinsi………………,
selaku
Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi
…………………..
(nama)
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5. Direktur Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
6. Bupati/Walikota …. Selaku Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota …
7. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi…;
8. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota…;
9. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;*****
10. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
11. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
12. dst
Keterangan:
* Lampiran dalam surat ini adalah salinan Berita Acara Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota…;
225
** Potensi TORA selain yang berasal dari Pelepasan Kawasan Hutan dan Tanah Terlantar.
Catatan:
1. Untuk TORA yang berasal dari Pelepasan Kawasn Hutan tidak diperlukan Penetapan
TORA oleh Menteri ATR/KBPN karena sudah ditetapkan sebagai TORA melalui SK
Menteri LHK.
2. Untuk TORA yang berasal dari Tanah Terlantar tidak diperlukan Penetapan TORA lagi
karena SK Menteri ATR/KBPN tentang Pendayagunaan Tanah Terlantar untuk Reforma
Agraria merupakan penetapan TORA itu sendiri.
*** Menyesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Koordinasi
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota…
**** Berita Acara penanganan penanganan atau upaya penyelesaian sengketa atau konflik
agrarian yang difasilitasi atau dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Reforma Agraria.
***** Perangkat Daerah terkait, termasuk yang berkaitan langsung dengan kegiatan Penataan
Akses di lokasi tersebut
226
Lampiran 3. 6. Surat Rekomendasi Penataan Akses GTRA Provinsi
Nomor : Jakarta,
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas*
Hal : Rekomendasi Potensi Penataan
Akses pada Lokasi Potensi TORA
4. Infrastruktur yang perlu dibangun atau diperbaiki berupa …. (bisa lebih dari 1
(satu), sebutkan)
227
Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan
kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.
Gubernur Provinsi………………,
selaku
Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi…………………..
(nama)
Tembusan :
1) Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2) Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3) Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4) Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5) Direktur Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
6) Gubernur Provinsi …. Selaku Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi ….
7) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi…;
8) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota…;
9) Organisasi Perangkat Daerah Provinsi…;*****
10) Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
11) dst
Keterangan:
* Lampiran dalam surat ini adalah salinan Berita Acara Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota…;
** Menyesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Koordinasi
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota…
*** Perangkat Daerah terkait, termasuk yang berkaitan langsung dengan kegiatan Penataan Akses
di lokasi tersebut
228
Lampiran 3. 7. Surat Rekomendasi Penataan Aset GTRA Kab/Kota
Nomor : Jakarta,
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas*
Hal : Rekomendasi Potensi TORA
selanjutnya ditindaklanjuti dengan
Penataan Aset
Yth. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional selaku Ketua
Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat
di Jakarta
229
dengan pihak manapun.
5. Hasil penyelesaian sengketa atau konflik agrarian**** (uraikan para pihak, status
tanah (kondisi obyek), kronologi, upaya penyelesaian yang sudah dilakukan, dan
hasil dari penyelesaian sengketa dan konflik tersebut).
Bupati/Walikota………………,
selaku
Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota…………………..
(nama)
Tembusan :
1) Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2) Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3) Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4) Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5) Direktur Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
6) Gubernur Provinsi …. Selaku Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Provinsi ….
7) Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi…;
8) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota…;
9) Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;*****
10) Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
11) Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
12) dst
Keterangan:
* Lampiran dalam surat ini adalah salinan Berita Acara Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota…;
** Potensi TORA selain yang berasal dari Pelepasan Kawasan Hutan dan Tanah Terlantar.
Catatan:
230
3. Untuk TORA yang berasal dari Pelepasan Kawasn Hutan tidak diperlukan Penetapan
TORA oleh Menteri ATR/KBPN karena sudah ditetapkan sebagai TORA melalui SK
Menteri LHK.
4. Untuk TORA yang berasal dari Tanah Terlantar tidak diperlukan Penetapan TORA lagi
karena SK Menteri ATR/KBPN tentang Pendayagunaan Tanah Terlantar untuk Reforma
Agraria merupakan penetapan TORA itu sendiri.
*** Menyesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Koordinasi
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota…
**** Berita Acara penanganan penanganan atau upaya penyelesaian sengketa atau konflik agrarian
yang difasilitasi atau dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Reforma Agraria.
***** Perangkat Daerah terkait, termasuk yang berkaitan langsung dengan kegiatan Penataan
Akses di lokasi tersebut
231
Lampiran 3. 8. Surat Rekomendasi Penataan Akses GTRA Kab/Kota
Nomor : Jakarta,
Sifat : Segera
Lampiran : 1 (satu) berkas*
Hal : Rekomendasi Potensi Penataan
Akses pada Lokasi Potensi TORA
4. Infrastruktur yang perlu dibangun atau diperbaiki berupa …. (bisa lebih dari
1 (satu), sebutkan)
232
Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Bupati/Walikota………………,
selaku
Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten/Kota…………………..
(nama)
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan,
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5. Direktur Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
6. Gubernur Provinsi …. Selaku Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi
….
7. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi…;
8. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota…;
9. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;*****
10. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
11. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
12. dst
Keterangan:
* Lampiran dalam surat ini adalah salinan Berita Acara Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten/Kota…;
** Menyesuaikan dengan hasil pemeriksaan yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Koordinasi
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten/Kota…
*** Perangkat Daerah terkait, termasuk yang berkaitan langsung dengan kegiatan Penataan Akses
di lokasi tersebut
233
Lampiran 4. 1. SK Kampung RA
TENTANG
BUPATI/WALIKOTA ............................
234
3. Peraturan Bupati/Walikota Nomor …. Tahun …. tentang
Susunan Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten/Kota
.... ;
MEMUTUSKAN :
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) … pada Kegiatan …..
(disesuaikan dengan DIPA masing-masing Kabupaten/Kota).
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kesalahan dan/atau kekeliruan
akan diadakan perbaikan dan atau pembetulan sebagaimana mestinya.
235
Ditetapkan di ....
pada tanggal ....
.
BUPATI/WALIKOTA ..................
SELAKU KETUA GUGUS TUGAS
KABUPATEN /KOTA .....
( ......................................... )
236
Lampiran 4. 2. Format Sistematika Laporan
I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Maksud dan Tujuan
II. PELAKSANAAN KEGIATAN REFORMA AGRARIA TAHUN 20.... (T0)
a. Laporan Realisasi pelaksanaan Reforma Agraria se Provinsi/Kabupaten/Kota
(Penataan Aset dan Penataan Akses);
b. Laporan success story pelaksanaan reforma agraria secara utuh (aset plus akses)
beserta informasi perubahan/perkembangan/capaian peningkatan kondisi subyek
Reforma Agraria
c. Masalah dan Kendala Pelaksanaan Kegiatan
d. Langkah-Langkah Penanganan Masalah
III. RENCANA KEGIATAN TAHUN 20... (T+1)
a. Rencana lokasi tanah obyek reforma agraria (TORA) se-Provinsi/Kabupaten/Kota.
b. Arahan program-program akses reform dan pemberdayaan dalam kerangka
reforma agraria
IV. PENUTUP
V. LAMPIRAN
1. Daftar Hasil Penataan Asset Reform dan Akses Reform (by name by addres)
2. Daftar Isian Masalah Pelaksanaan Reforma Agraria
3. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi/Kabupaten/Kota kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan mengenai:
a. Penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada potensi TORA
b. Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti dengan penataan
aset
4. Rekomendasi Tim GTRA Provinsi/Kabupaten/Kota kepada pimpinan Perangkat Daerah
atau stakeholder terkait, untuk tindaklanjut penataan akses.
Catatan :
Laporan dibuat dalam bentuk hardcopy dan softcopy
237
Lampiran 5. 1. Lampiran IV SE Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Pelaksanaan dan Pertanggung Jawaban Realisasi
Anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor
05/SE-100.3/XII/2018
238
Lampiran 5. 2. Lampiran IX SE Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Pelaksanaan dan Pertanggung Jawaban Realisasi
Anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor
05/SE-100.3/XII/2018
239
Lampiran 5. 3. Lampiran X SE Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Pelaksanaan dan Pertanggung Jawaban Realisasi
Anggaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional Nomor
05/SE-100.3/XII/2018
240
241