Dosen Pengampu :
Ruli Andaru,S.T.,M.T.
Yulaikhah,S.T.,M.T.
Disusun oleh :
14/361302/SV/05581
Kelas A
SEKOLAH VOKASI
YOGYAKARTA
2016
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
BAB I
PENDAHULUAN
Terrestrial Laser Scanner (TLS) adalah instrumen yang menggunakan cahaya laser
untuk mengukur titik-titik dalam sebuah pola secara langsung dalam tiga dimensi dari suatu
permukaan obyek, dari sebuah tempat di permukaan bumi. Hasil yang didapatkan dari
pengukuran TLS ini adalah awan titik (point clouds) yang memiliki koordinat tiga dimensi
lokal terhadap tempat berdiri alat . Pada dasarnya perhitungan koordinat pada titik-titik point
clouds menggunakan prinsip aturan tangan kanan kartesian 3D dengan pusat sumbu
koordinat pada pusat scanner. Orientasi sumbu-sumbu koordinat dari laser scanner yaitu :
sumbu Y+ searah dengan arah scanner, sumbu X+ tegak lurus terhadap sumbu Y+ ke arah
kanan dari arah scanner, dan sumbu Z+ tegak lurus sumbu X dan sumbu Y ke arah atas.
Gambar I.2 dapat dilihat hubungan antara sudut horizontal, sudut vertikal dan jarak dalam
sistem koordinat scanner.
Gambar I.1 Ilustrasi hubungan sudut dan jarak pada sistem koordinat scanner.
Adapun keterangan dari ilustrasi tersebut adalah, R : jarak dari pusat scanner ke titik
obyek ; α adalah sudut vertikal titik obyek ; β adalah sudut horizontal obyek. X,Y,Z adalah
besaran koordinat titik obyek.Maka dapat diketahui posisi obyek (point clouds) dalam sistem
koordinat scanner (X, Y, Z) menggunakan persamaan berikut ini.
X = R .cos α.sin β ..………………………...(I.1)
Y = R .cos α.cos β ...……………………......(I.2)
Page | 1
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Z = R .sin α .……………………........(I.3)
Dimana:
R : Jarak dari scanner ke titik obyek.
α : Sudut vertikal titik obyek.
β : Sudut horizontal obyek.
X,Y,Z : Koordinat titik point clouds.
Page | 2
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
tersebut dapat saja berupa cahaya atau sinar laser, namun scanner kontak tersebut selalu
berupa mesin mekanikal.
Point clouds adalah kumpulan titik-titik dalam jumlah banyak yang dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan model tiga dimensi.Point clouds mewakili bentuk permukaan dari
sebuah obyek dengan kerapatan antara titik yang kita atur sesuai dengan keinginan. Setiap
titik dari masing-masing pointcloud tersebut memiliki identitas koordonat X,Y, dan Z, diukur
dari titik berdiri alat 3D laser scanner.Data point cloud hasil dari TLS dapat digunakan untuk
pemodelan obyek sesuai dengan aslinya.Hasil tersebut bisa digunakan untuk analisis
selanjutnya.
I.1.4. Registrasi
Pengukuran menggunakan laser scanner pada obyek berdimensi besar tidak dapat
dilakukan dengan satu kali berdiri alat. Jumlah scan world yang lebih dari satu perlu
digabung menjadi satu kesatuan sempurna. Proses registrasi adalah tahap yang
menggabungkan beberapa scan world yang berbeda dari proses akuisisi data yang kemudian
menjadi satu kesatuan point clouds. Pada dasarnya penggabungan scan world tersebut
melalui transformasi koordinat sebangun 3D. Dalam hal ini proses translasi dan rotasi antar
scan world sehingga tergabung menjadi point cloud dalam satu sistem koordinat. Adapun
syarat dari proses registrasi dua buah scan world yakni memiliki overlap antara satu scan
dengan yang lainnya.
Pada Gambar I.2 merupakan ilustrasi sistem koordinat scanner dari dua buah
kedudukan instrumen TLS yang menghasilkan dua buah scan world. Proses transformasi pada
scan 2 ke dalam sistem koordinat scanner 1 membutuhkan 6 buah parameter yakni 3 buah
translasi (ΔX, ΔY, ΔZ) dan 3 buah rotasi (ω, Φ, κ) (Reshetyuk, 2009).
Page | 3
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Registrasi scan world dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode tersebut adalah
target to target, cloud to cloud, kombinasi, traverse.
I.1.4.1. Registrasi target to target. Registrasi target to target pada dasarnya adalah proses
penggabungan beberapa data scan world dari proses akuisisi data menggunakan target
sebagai acuannya. Target yang digunakan dalam proses akuisisi data dapat berbentuk flat
targets dan 3D shaped targets (Gordon dan Lichti, 2004 dalam Reshetyuk, 2009). Flat
targets adalah tipe target yang cukup familiar ditemukan dalam proses akuisisi data, adapun
bentuk dari flat targets seperti checkerboards. 3D shaped targets merupakan jenis lain target
dengan bentuk sperical, terdapat keuntungan tersendiri dalam penggunaan target jenis ini.
Keuntungan spherical dibandingkan flat targets yakni dapat mudah di identifikasi dari
berbagai arah penyiaman oleh instrumen TLS dibandingkan flat targets yang dibatasi oleh
sudut arah pandang instrumen TLS. Dalam proses akuisisi data di lapangan diperlukan
minimal 3 buah target agar dapat dilakukan langkah registrasi dengan metode target to
target.Adapun ilustrasi dari persebaran target dalam proses akuisisi data dapat dilihat pada
Gambar I.3
Page | 4
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Persebaran target saat akuisisi data harus optimal dalam rangka untuk memperoleh hasil
dengan ketelitian yang tinggi. Bentuk sebaran yang buruk akan memberikan dampak kurang
baiknya proses hasil registrasi dengan metode target to target. Adapun bentuk persebaran
target yang baik menurut dapat terlihat pada Gambar I.4.
I.1.4.2 Registrasi cloud to cloud. Registrasi cloud to cloud memiliki tujuan yang serupa
dengan proses registrasi metode target based. Perbedaan menonjol diantara metode ini
terletak pada penggunaan acuan dalam proses registrasinya. Pada registrasi cloud to cloud
tidak memerlukan target acuan seperti halnya metode target based. Hal tersebut didasarkan
pada proses registrasi cloud to cloud yang menggunakan prinsip penggabungan point clouds
dengan bentuk yang sama. Adapun syarat dari proses registrasi cloud to cloud adalah
memiliki overlap yang cukup agar obyek yang sama dapat dengan mudah diidentifikasi.
Gambar I.5 merupakan ilustrasi dari penggabungan beberapa point clouds dengan
menggunakan metode cloud to cloud.
Page | 5
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
1 2 3 4
Metode akuisisi data di lapangan dengan menggunakan alat Terestrial Laser Scanner
dibagi menjadi dua jenis yaitu metode fix station dan free station.
I.1.5.1. Fix Station. adalah sebuah metode dimana pengukuran ini sama seperti pengukuran
menggunakan total station dan menggunakan BenchMark untuk tempat berdiri alat serta
backsight (prisma) untuk orientasi pada saat pengukuran, Namun untuk tipe alat Terestrial
Laser Scanner FARO tidak ada mode fix station.Metode ini memiliki kelemahan yaitu perlu
benchmark dan tidak dapat fleksibel apabila untuk melakukan pengukuran detil yang banyak
dan tidak beraturan seperti pengukuran pipa minyak sedangkan kelebihannya adalah
memudahkan untuk melakukan registrasi nanti karena dapat mengukur jarak antar scanworld
yang cukup panjang.
I.1.5.2. Free Station. Metode Free Station adalah sebuah metode dimana pengukuran ini dapat
dilakukan disembarang tempat tanpa perlu menggunakan benchmark ataupun backsight
namun perlu menggunakan suatu benda yang akan dijadikan sebagai acuan dalam proses
menyatukan scanworld saat data processing misalnya checkerboard atau sphere.Target
tersebut diletakkan pada lokasi yang sekiranya bisa terpindai dari dua kali berdiri scanworld
dan banyaknya target yang terpindai dari dua kali berdiri alat minimal 3 buah
target.Kelebihan dari metode ini adalah sangat fleksibel bila dipakai untuk pengukuran
banyak detil yang tidak beraturan seperti pengukuran candi
Iterative Closest Point (ICP) adalah konsep algoritma standar yang digunakan dalam
menghitung korespondensi antara dua buah scan dan menghitung besaran transformasi untuk
Page | 6
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
meminimalisir jarak antara titik yang saling terkorespondensi (Segal, 2016). Kelebihan utama
dari metode ICP adalah sederhana dan relatif lebih cepat dalam hal performa pengolahan
ketika menggunakan k-d tree untuk mencari titik terdekat. K-d tree adalah data struktur yang
bersifat space-partitioning yang bertujuan untuk mengatur titik-titik dalam k-dimensional
tree (Gosno, 2013). K-d tree umumnya diaplikasikan dalam pencarian yang memiliki range
search dan nearest neighbor search (Berg M, 2008). Menurut Rusinkiewicz 2001 dalam
Colas 2011, menyatakan bahwa terdapat 6 langkah utama dalam algoritma proses ICP.
Langkah tersebut adalah preprocessing, matching, weighting, rejection, error, dan
minimization. Proses algoritma ICP akan terus mengalami iterasi hingga point clouds
menyatu. Iterasi tersebut berlangsung pada proses matching hingga minimization. Gambar I.6
merupakan ilustrasi dari dua buah hasil scan world yang digabung menjadi satu buah scan
utuh melalui proses ICP.
Page | 7
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
masing segmen dibagi menjadi segmen lebih kecil sehingga diperoleh kelompok-kelompok
kecil point clouds dalam satu segmen. Ilustrasi dari proses pembagian segmen ini dapat
dilihat pada Gambar I.7.
Pada Gambar I.8 tampak bahwa masing-masing segmen kecil memiliki point clouds. Segmen
kecil tersebut merupakan hasil pembagian dari k-d tree. Proses k-d tree ini akan memudahkan
dan mempercepat dalam proses mencari pasangan point clouds. Logikanya yakni perangkat
lunak akan melaksanakan pencarian menggunakan algoritma tertentu untuk kesamaan point
clouds pada segmen yang memiliki titik saja. Sedangkan untuk segmen yang tidak memiliki
poit clouds (kosong) akan diabaikan sehingga akan mempersingkat waktu proses pencarian.
Page | 8
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
(c) Weighting
Tahapan weighting memilih titik yang perlu dan tidak perlu digunakan dalam proses ICP.
(d) Rejecting
Proses ini adalah proses penghapusan pada beberapa data yang telah lolos dari proses
weighting karena terdapat titik dengan multiple pasangan.
(e) Error
Tahapan Error adalah tahapan perhitungan elemen-elemen transformasi tiap-tiap titik.
Perhitungan tersebut dapat dibagi dalam dua jenis, yakni point to point dan point to plane.
Gambar I.9 dan Gambar I.10 adalah masing-masing ilustrasi dari point to point dan point to
plane.
(f) Minimization
Tahapan minimization adalah tahapan penerapan parameter transformasi yang telah diketahui
berdasar pada proses error.
Setelah tahapan ini, terkadang point clouds belum tergabung secara sempurna, oleh
karena itu diperlukan iterasi proses ICP. Iterasi tersebut dilakukan pada proses matching
hingga minimization sampai memperoleh point clouds yang tergabung secara utuh. Pada
Tabel I.1 berikut ini adalah ilustrasi dari masing-masing langkah algoritma ICP.
Page | 9
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
7. Iteration 1 8.Iteration 2
Pada Tabel I.1 merupakan ilustrasi secara umum proses dari ICP dari awal hingga
akhir yang mana dimuai dari nomor urut 1 hingga 8. Tabel I.1 terlihat terdapat dua buah
contoh scan world, yakni merah dan biru. Scan world merah dianggap sebagai scan world
tetap/referensi sehingga scan world biru perlu menyesuaikan terhadap scan world merah.
Tahapan pada nomor urut 1 yakni preprocessing, tahapan ini masing-masing point clouds
pada scan world akan dilakukan sampling dan penghapusan titik yang dianggap noise.
Sampling tersebut bertujuan untuk memilih titik yang akan digunakan dalam proses ICP.
Selanjutnya pada nomor 2 merupakan point clouds hasil sampling dan telah terpilih sebagai
point clouds yang mewakili bentuk sesungguhnya. Tahapan nomor 3 merupakan matching,
proses ini adalah pencarian jarak terdekat dari titik pada scan world biru. Scan world biru
Page | 10
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
akan mencari jarak terdekat terhadap titik pada scan world merah. Tahapan selanjutnya
adalah weighting dan rejecting merupakan tahapan selanjutnya setelah proses matching.
Tahapan keempat ini akan memilih dan menolak hasil pencarian jarak titik pada proses
matching yang tidak relevan/sesuai. Tahapan kelima yakni error. Pada tahap ini akan
menghitung nilai kesalahan/nilai perpindahan yang perlu dilakukan scan world biru agar
tergabung ke scan world merah. Selanjutnya adalah tahapan minimization. Pada tahapan ini
scan world biru melakukan perpindahan (transformasi) ke scan world merah sesuai dengan
nilai error yang telah diketahui. Tahapan nomor urut 7 adalah hasil dari transformasi scan
world biru ke scan world merah. Terlihat bahwa scan world tersebut belum menyatu secara
sempurna, oleh karena itu perlu dilakukan iterasi sehingga menghasilkan point clouds yang
tergabung utuh seperti pada nomor urut 8.
Software Faro Scene merupakan perangkat lunak yang digunakan dalam proses
registrasi.Perangkat lunak ini merupakan software pengolahan data bawaan dari Faro
Perangkat lunak 3D laser scanner ini dirancang khusus untuk memproses awan titik 3D yang
dikumpulkan oleh laser scanner.Proses dan mengelola data scan dengan mudah dan
efisien.Software ini juga dapat menghasilkan kualitas tinggi dengan proses scan yang sangat
cepat.Software faro scene juga digunakan sebagai software untuk proses registrasi. Software
ini juga memiliki standar RMS yang digunakan mengikuti standar dari software tersebut.
Faro scene memiliki indikator untuk menentukan apakah hasil registrasi memenuhi TOR
(Term of Reference) atau tidak. Menurut manual faro scene indikator tersebut ditampilkan
dalam bentuk indikator warna dengan batas : lampu hijau < 10mm ; kuning ≥ 10 mm dan ≤ 20
mm ; dan merah > 20 mm.
Page | 11
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN
Gambar II.1
Mulai
Pengolahan Data(Scanning
Software Faro Scene
Scanworld)
Pengolahan Data
Metode Target to target
(Registrasi)
RMS >TOR
Pengolahan
Data Metode Cloud to cloud
(Registrasi)
Page | 12
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Coloring scanworld
Pemodelan 3D
Selesai
Page | 13
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 14
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
5. Memasang tiga buah sphere yang sekiranya dapat terpindai dari dua kali berdiri
scanworld, dalam hal ini dapat diletakkan di belakang alat dengan jarak dari alat ke
sphere ± 20 m.
6. Memasang tiga buah sphere yang sekiranya dapat terpindai dari dua kali berdiri
scanworld, dalam hal ini dapat diletakkan di depan alat dengan jarak dari alat ke
sphere ± 20 m.
7. Menghidupkan Terrestrial Laser Scanner (TLS) dengan tombol power yang terletak
di atas alat.
8. Melakukan pengaturan pada Terrestrial Laser Scanner (TLS)
A. Masuk ke menu manage
Page | 15
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
D. Selanjutnya menentukan project name dan file base name (dalam praktikum
kali ini project name (stadion) dan file base name (Stadion_Scan)
Page | 16
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 17
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 18
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
J. Apabila sudah, kembali ke menu sebelumnya dan pilih menu horizontal and
vertical
Page | 19
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 20
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 21
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Q. Tampilan pada alat saat proses perekaman berlangsung,pada alat apabila ada
sensor lampu warna merah menunjukkan perekaman, dan sensor lampu
warna biru menunjukkan proses perekaman telah selesai
Page | 22
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
4. Muncul jendela create new scan project ,pada jendela ini pilih folder untuk tempat
menyimpan data yang akan diolah dan tentukan nama project kemudian pilih create
Page | 23
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
6. Kemudian masukkan data yang akan diolah ke dalam workspace yang telah dibuat
8. Kemudian melakukan proses data load untuk semua scanworld dengan cara klik
kanan pada scan lalu pilih load all scan
Page | 24
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
10. Hasilnya
11. Langkah selanjutnya adalah mencari sphere yang dijadikan sebagai target saat
pengukuran dengan cara pada scan klik kanan kemudian pilih operations
preprocessing preprocess scans
12. Kemudian akan muncul jendela scene,pada jendela ini pilih yes
13. Muncul jendela scan lanjutan , pada jendela ini checklist kolom detect artificial
references dan kolom sphere kemudian OK
Page | 25
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
15. Kemudian mencari tiap-tiap sphere pada masing-masing scanworld yang telah di load
misal scanworld (stadion_Scan_000)
Page | 26
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
17. Sphere yang benar apabila di klik maka akan muncul kotak berwarna biru
18. Bersihkan semua hal yang bukan sphere pada tiap-tiap scanworld,apabila telah benar
maka hanya akan ada enam sphere pada scanworld masing-masing
19. Hasil pencarian sphere pada Scanworld (stadion_scan_001)
Page | 27
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 28
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 29
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
27. Setelah semua sphere dicari pada semua scanworld yang ada maka langkah
selanjutnya adalah melakukan proses registrasi dengan cara pada file scan klik kanan
kemudian pilih operation registration place scans
28. Muncul jendela place scans, pada jendela ini pilih metode target based kemudian
pada tab General unchecklist pada semua sensor dan checklist pada kolom enable
auto clustering
Page | 30
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
29. Kemudian pada tab target based checklist kolom enable correspondence search, use
principal directions of scans, use points for validation, calculate scan point based
statistics kemudian OK
30. Hasilnya
Page | 31
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
31. Apabila hasil RMS belum keluar maka selanjutnya mencoba metode cloud to cloud
32. Hasilnya
33. Kemudian melakukan secara manual melakukan pendekatan antar scanworld (metode
cloud to cloud)
Page | 32
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
35. Kemudian lock layer scan manager agar tidak bergeser dari tempatnya saat
melakukan penggabungan dengan scanworld lain
Page | 33
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
36. Kemudian lakukan penggeseran dan penggabungan secara manual dari scanworld
(stadion_scan_000) ke cluster yang telah terbentuk , gunakan setiap tools yang ada
untuk membantu proses penggabungan secara manual
38. Kemudian apabila dirasa telah benar lakukan proses regitrasi kembali
Page | 34
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
39. Kemudian akan muncul jendela scan manager , pada jendela ini pilih tab scan point
tensions kemudian melihat hasil RMS yang muncul , dari hasil tersebut didapat
3,1537 mm dan masuk toleransi yang diperbolehkan yaitu <4mm
40. Kemudian memberikan color pada hasil scanworld yang telah diproses
41. Muncul jendela scans , pada jendela ini checklist kolom apply picture kemudian OK
Page | 35
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
43. Kemudian melihat tampilan tiga dimensi hasil colouring semua scanworld dengan
cara pada layer scan klik kanan lalu view 3D view
Page | 36
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 37
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1.Point Cloud
Sebelum penggabungan
Sesudah penggabungan
Proses penggabungan (registration) ini menggunakan metode cloud to cloud, metode ini
digunakan karena pada saat menggunakan metode target to target tidak bisa dilakukan dan
metode ini dilakukan dengan cara pendekatan secara visual antar scanworld
Page | 38
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
Page | 39
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
BAB IV
KESIMPULAN
Page | 40
PRAKTIKUM SURVEI REKAYASA
DAFTAR PUSTAKA
http://surveyorking.blogspot.co.id/2013/01/teknologi-pemetaan-terrestrial-laser.html (diakses
pada 30 November pukul 20.29 WIB)
https://www.mathworks.com/matlabcentral/fileexchange/27804-iterative-closest-
point?requestedDomain=www.mathworks.com (diakses pada 1 Desember 2016 pukul 09.30
WIB)
Page | 41