Anda di halaman 1dari 3

Nama : Evi Listyorini

NIM : 17/413599/TK/46039

MATA KULIAH : SURVEI RUTE

TUGAS PRAKTIKUM SURVEI RUTE

REVIEW ALAT TERESTRIAL LASER SCANNER

1. PRINSIP PENGUKURAN TLS

TLS atau Terestrial Laser Scanner merupakan alat yang memanfaatkan teknologi
laser untuk proses akuisisi data, dimana data yang dihasilkan berupa titik-titik (point cloud)
yang memiliki koordinat 3D. Prinsip kerja TLS yaitu memanfaatkan sinar laser yang
ditembakkan oleh alat menuju ke suatu objek dan kemudian akan dipantulkan kembali
menuju TLS. Scanner mengukur suatu objek sebagai point cloud. Dengan tiap point cloud
merupakan jarak dari alat dan sudut horizontal/vertikal ( Mendy,dkk 2011)

Data yang direkam oleh TLS adalah data sudut horizontal, sudut vertikal dan
jarak antara pusat koordinat scanner dengan obyek yang direkam.

Menurut ilustrasi di atas bidang X dan Y merupakan bidang referensi dalam


koordinat scan. Laser bergeraj dari atas ke bawah dan ke samping kanan scanner sesuai
dengan arah perputaran jarum jam.
2. Langkah Pengolahan Data TLS untuk Pemodelan Tangki dan Perhitungan
Volume
Pengolahan data TLS ini menggunakan software Cyclone. Tahapan-tahapan
pengolahan datanya adalah sebagai berikut :
1) Pembuatan Database
Database ini digunakan sebagai tempat menyimpan data –data
scanning yang terdiri atas berbeagi project / job.
2) Mengimport data scanning pada database yang telah dibuat
Pada langkah ini dilakukan import data yang telah telah di download
dari TLS menuju ke database yang telah dibuat pada software. Data
yang di import berupa file project yang telah dipisahkan antara data
pada station satu dengan station lainnya.
3) Melakukan proses cloud to cloud registrastion
Proses ini merupakan proses penyatuan data scan yang berupa
point cloud dari titik berdiri alat(station) satu dengan lainnya . Pada
proses ini dilakukan visual aligment untuk menggabungkan sepasang
data scan untuk dapat mempermudah proses cloud to cloud
registration. Proses visual aligmnet ini dapat dilakukan dengan
menggeser data scan satu dan mencocokkan fitur yang sama pda
kedua data scan tersebut. Untuk tangki yang tidak memiliki fitur yang
mudah dikenali dapat dilakukan dengan bantuan pemasangan target
sebelum dilakukan proses akuisisi data.
4) Filtering data atau clean up data
Proses ini dilakukan untuk memilah data mana yang akan digunakan
dan data mana yang dibuang atau dapat dikatan proses untuk
menghilangkan noise. Proses ini menentukan baik atau buruknya hasil
nya akhir nantinya. Proses ini dapat dilakukan dengan metode manual
atau metode semi otomatis. Metode manual dapat dilakukan dengan
cara cropping area yang akan di filter dan memilih data-data yang
yidak diperlukan satu persatu.
5) Membuat mesh object
Proses ini adalah pembuat model dari tangki, dari data yang sudah
dilakukan filtering dari noise maka dilakukan pembentukan
TIN/DEM/Triangulation dari data point cloud sehingga terbentuk
model 3D dari tangki.
6) Menghitung Volume Tangki
Menghitung volume dapat dilakukan jika mesh sudah terbentuk,
dengan terlebih dahulu menentukan reference plane X-Y pada model,
maka kemudian volume model tangki dapat dihitung secara otomatis
oleh software dalam satuan meter kubik.
3. Pemanfaatan Data TLS selain untuk Pemodelan Tangki
Pemanfaatan lain data TLS sealin untuk pemodelan tangki sangat
beragam, salah satunya untuk pemantauan deformasi gunung api. Dimana
data TLS yang berupa point clouds dengan koordinat tiga dimensi dapat
dibentuk menjadi model 3D yang kemudian dapat digunakan untuk
pengkajian deformasi yang terjadi pada gunung api, dengan catatan data
diambil pada dua kala yang berbeda. Data TLS digunakan untuk memetakan
morfologi dari gunung api bahkan dapat diolah lebih lanjut untuk
mengetahui volume deformasinya.
Pemanfaatan lain dari data TLS sealin untuk mengetahui deformasi
dapat juga digunakan dalam bidang arsitektur. Pemanfaatan data TLS di
bidnag arsitektur yaitu untuk memetakan bangunan-bangunan yang memiliki
nilai heritage tinggi.

Daftar Pustaka

Maharsayanto ,Kahar, Sasmito. Aplikasi Terrestrial Laser Scanning untuk Pemodelan


Tampak Muka Bagunan, Studi Kasus : “ Gedung PT.almega Geosystem Kelapa Gading-
Jakarta. Teknik Geodesi, Universitas Diponegoro, Semarang.
https://media.neliti.com/media/publications/83432-ID-aplikasi-terrestrial-laser-scanner-
untuk.pdf . Diakses pada 9 Mei 2020

WGS-Engineering(2013). Mengenal Terrestrial Laser Scanner, Inovasi Teknologi


Untuk Bidang Survei dan Pemetaan. https://www.jasaukurtanah.com/mengenal-terrestrial-
laser-scanner-inovasi-teknologi-untuk-bidang-survei-dan-pemetaan.html. Diakses pada 9 Mei
2020

Vidyan, Abidin, Gumilar & Haerani (2013). Pemanfaatan metode TLS ( Terrestrial
Laser Scanning) untuk Pemantauan Deformasi Gunung Api, Studi kasus : Kerucut Sinder
Gunung Galunggung, Jawa Barat. Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol 4 No. 1: 49-
69

Anda mungkin juga menyukai