NIM : 118220164
Kelas : RB
PENDAHULUAN
Warisan budaya adalah bukti aktivitas manusia dimasa lalu yang menjadi tujuan
konservasi, pengelolaan, penilaian, penilaian kondisi struktural, persiapan, publikasi dan
penelitian. Karena perkembangan semakin pesat maka jurnal ini berfokus pada pelestarian digital
bangunan dan pemandangan bersejarah untuk mengarsipkan dokumentasi warisan budaya. Teknik
ini gabungan dari teknik digitalisasi dan virtual reality (VR). Tujuan dari mengintegrasikan kedua
teknik ini yaitu untuk memberikan model dengan akurasi tinggi dan tingkat detail yang tinggi
(LOD) bangunan dan pemandangan.
TINJAUN PUSTAKA
Tugas penting pemodelan : menentukan koordinat 3D titik fitur pada bangunan (Bannister
et al.1998, 2006). Untuk menentukan koordinat bangunan maka digunakannya instrumen total
station sebuah komponen pengukur sudut eletronik (penggabungan antara theodolite dengan unit
(EDM) Electromagnetic Distance Measurement), komponen penyimpanan data dan komputer
mikroprosesor. Pemodelan 3D menggunakan instrumen total station memiliki karakteristik yaitu
biaya rendah dan efektivitas tinggi (Matri dan Hidzir, 2010) serta menarik (maarleveld, 2009)
tetapi memerlukan waktu pengukuran yang lama. Mengadopsi instrumen total station untuk
mengumpulkan data medan yang menghasilkan model medan digital (DTM) seperti simulasi
rekayasa perhitungan volume cut and fill dan arah aliran gidrologi serta akumulasi aliran. Dalam
proyek dokumentasi dan analisis struktural maka sistem pemodelan ini dirancang untuk mensurvei
lengkungan gunting (Dayala & Smars, 2003).
Pemindaian laser terestrial (TLS) adalah teknik yang memungkinkan pengumpulan awan
titik berkepadatan tinggi pada permukaan objek dengan mengukur koordinat tiga dimensinya
secara otomatis dalam waktu dekat (Boeglar & Marbs, 2002). Kemampuan mengukurnya yang
sangat besar dengan kecepatan tinggi dalam waktu dekat. Teknologi Pemindaian ini diterapkan
untuk analisis deformasi, teknik sipil, pemodelan kota, warisan budaya, survei topografi, dan
geodesi teknik (Tucker2002; Tukang cukur2003; Schulz dan Ingensand2004).
Fotogrametri adalah teknik yang paling dikenal di bidang geomatika. Fotogrametri adalah
ilmu dan seni yang menentukan ukuran bentuk dan objek melalui analisis gambar. Jadi metode ini
dapat dilakukan dalam kondisi objek yang akan diukur tidak dapat diakses atau objek tidak kaku
dan dimensi instan diperlukan. Disarankan untuk metode fotogrametri dilakukan dengan jarak
dekat karena biaya rendah, tetapi menghasilkan pengukuran yang akurat walaupun di bawah
lingkungan yang terbatas.
PEMBAHASAN
Fort San Domingo adalah salah satu bangunan tertua yang ditetapkan sejarah kelas satu di Taiwan.
Untuk mendokumentasikan dan merekam warisan, maka dilakukannya teknik pemodelan 3D
dengan memperbarui model geomatika model VR. Sehingga memberikan pemandangan virtual
dengan akurasi geometris yang tinggi dan tingkat detail yang tinggi. Pengujian teknik model 3D
ini berdasarkan strategi terintegrasi mulai dari alur kerja, penilaian dan diskusi secara keseluruhan.
Pembangunan Benteng San Domingo dimulai pada tahun 1628 yang terletak di puncak bukit oleh
Kota Tamsui dan berdekatan dengan bangunan bersejarah Fort Antonio. Karena lokasinya yang
kritis, mka dibutuhkan pemandangan yang akurat secara keseluruhan maka solusinya yaitu dengan
pemodelan geomatika dan model VR. Karena dengan pemodelan ini dapat menghasilkan model
medan dan bangunan secara terpisah, dimana fotogrametri udara diterapkan untuk menghasilkan
model medan dan fotogrametri jarak dekat serta pemindaian laser terestrial digunakan untuk
membangun model bangunan. Adapun alur kerja di jabarkan dibawah ini :
DTM ini menggunakan teknik fotogrametri udara dengan kamera udara digital format
besar UltraCamD. Dengan ketinggian terbang 2.200m panjang fokus 100 mm. resolusi spasial
gambar yaitu 20 cm – 20 cm pixel. Hasil gambar udara kemudian dimasukkan ke Socet Cet untuk
menghasilkan model permukaan digital (DSM). Kemudian dilakukan pengeditan medan secara
manual untuk menghilangkan pohon dan bangunan yang ada di DSM. Kemudian dari DTM dan
peta kontur dioverlay menghasilkan mesh jaringan tidak beraturan triangulasi (TIN).
Tringgulasi (TIN)
• Model Bangunan Fotogrametri Jarak Dekat
Untuk memperoleh koordinat 3D absolut dari titik kontrol, metode dua tahap diikuti dalam
tugas pemodelan ini, yaitu :
1. Serangkaian titik kontrol tanah dipilih dan koordinat 3D absolutnya diukur secara
stereoskopis menggunakan gambar udara stereo di stasiun kerja SOCET SET.
2. Untuk mendapatkan Koordinat Titik kontrol menggunakan stasiun total Leica TCR
803. Selanjutnya total station diarahkan ke fasad bangunan dan program Free Station
untuk menghitung koordinat 3D.
Untuk memperoleh model yang dibangun di situs Fort San Domingo, teknik pemindaian
laser terestrial juga diterapkan. Dalam skema pemodelan ini, sistem pemindaian laser Riegl LMS-
Z420i digunakan untuk mengamati bangunan. Pemindai, dengan akurasi posisi titik tunggal yang
dikutip -10 mm, memberikan bidang pandang 360 kali 80 dalam arah horizontal dan vertikal
(Riegl2010).
Pengamatan independen dari total station juga diterapkan untuk menentukan akurasi model
TLS. Namun, karena model pemindaian laser disajikan sebagai titik awan diskrit, sulit untuk
mengidentifikasi titik-titik umum yang tepat dalam model TLS yang sesuai dengan yang ada pada
struktur fisik. Untuk mengatasi masalah tersebut, 8 Benteng Virtual San Domingo di Taiwan 169
Gambar 8.8 Strategi mengekstraksi titik pemeriksaan dari cloud titik padat persimpangan tiga
pesawat model digunakan sebagai titik pemeriksaan. Gambar berikut mengilustrasikan metode
untuk menemukan titik pemeriksaan dari model cloud titik.
Untuk integrasi model, maka dipertimbangkan dahulu pada fenomena pra dan pacsa VR.
Tetapi akuisisi data citra digital masih diperlukan karena diperlukan untuk pemetaan model.
Berikut ini merupakan prosedur dalam pembuatan pemandangan topografi dan perakitan bangunan
bersejarah.
Dalam proyek pemodelan 3D pada warisan budaya Negara Taiwan maka terdapat 3 jenis
model bangunan 3D yang diproduksi, Model VR, model CAD Fotogrametri, Point Cloud yang
dipindai laser. Teknik pemodelan bangunan 3D terus dikembangkan di berbagai bidang.
KESIMPULAN
Untuk mencapai pelestarian digital bangunan dan pemandangan bersejarah serta mampu
menawarkan kepada pengunjung pengalaman interaktif yang paling mendekati kenyataan maka
dilakukannya integrasi dari 2 model yaitu teknik digitalisasi dari bidang geomatika dan virtual
reality (VR). Untuk model geomatika mampu mencapai akuasisi tingkat cm, dan untuk permintaan
tingkat lanjut agar mendapatkan kualitas yang mendekati dengan kenyataan maka diintegrasikan
dengan aplikasi visual model VR. Yang mana tujuan dari model VR ini untuk memberikan kualitas
visual tertinggi dan presentasi paling realistis.
STUDI KASUS
Kerangka kontrol pada penelitian ini digunakan dalam pengukuran titik kontrol pada objek.
Alat yang digunakan dalam pengukuran kerangka kontrol adalah Total Station. Data yang diambil
dalam pengukuran adalah sudut horizontal, sudut zenith, dan jarak miring. Pengukuran kerangka
kontrol berbentuk polygon terbuka terikat sempurna. Polygon ini menyusuri area utama Jembatan
Suramadu dengan persebaran 8 titik di bentang tengah Jembatan Suramadu baik dari arah Surabaya
maupun arah Madura.
Alat yang digunakan dalam pengukuran titik kontrol pada objek adalah Total Station dan
data yang diambil adalah sudut horizontal, sudut zenith, dan jarak miring. Untuk titik yang tidak
bisa dijangkau prisma, sudut horizontalnya dicatat dan koordinat (northing dan easting) akan
didapatkan melalui pengikatan ke muka, sedangkan elevasi didapatkan melalui perhitungan
tinggi bangunan. Pengukuran GCP tersebut digunakan untuk mendapatkan titik target untuk
keperluan registrasi dan 4 titik diantaranya yaitu A1, A2, A17 dan A23 adalah titik objek yang
menjadi acuan georeferensi Jembatan Suramadu dengan ketinggian yang bervariasi beserta posisi
koordinatnya. Data tersebut selanjutnya digunakan untuk analisa koordinat dan proses
georeferensi pada hasil data Terrestrial Laser Scanner.
Pada gambar berikut Terrestrial Laser Scanner berdiri pada 11 titik dan titik tersebut berada
di luar kerangka pengukuran menggunakan Electronic Total Station. Dengan jarak tiap titik berdiri
alat Terrestrial Laser Scanner adalah kurang lebih 100m. Setelah dibuat perencanaan tempat
dimana Terrestrial Laser Scanner berdiri maka dapat dilaksanakan pengukuran dengan
menggunakan Terrestrial Laser Scanner. Berikut merupakan gambaran site plan posisi alat
Terrestrial Laser Scanner berdiri.
• Pengukuran Terrestrial Laser Scannner
• Hasil yang didapatkan dari pengukuran Terrestrial Laser Scanner ini adalah point clouds
daerah penelitian. Point Clouds hasil pengukuran Terrestrial Laser Scanner selanjutnya
akan diolah untuk dapat divisualisasikan. Dibawah ini merupakan gambar hasil dari
pengukuran Terrestrial Laser Scanner.
Pada proses georeferensi pada titik GCP di pengukuran Terrestrial Laser Scanner
berdasarkan acuan pada hasil pengukuran polygon menggunakan GPS dan Total Station. Setelah
dilakukan proses georeferensi maka akan diketahui koordinat pengukuran Terrestrial Laser
Scanner yang sudah terkoreksi, pada tabel berikut memaaparkan hasil dari koordinat yang telah
tergeoreferensi.
Proses filtering bertujuan untuk membuang titik yang tidak diperlukan dari data point
clouds. Proses ini dilakukan secara manual pada software pengolahan data 3D yaitu dengan
menghilangkan objek-objek yang tidak diperlukan yang terdapat pada pada Jembatan Suramadu,
misalkan kendaraan, berikut adalah contoh sebelum dan sesudah proses filtering untuk data
Jembatan Suramadu:
• Visualisasi tiga dimensi
Gambar dibawah menunjukkan hasil dari proses visualisasi tiga dimensi yang didapat setelah
melakukan proses georefensi hasil pengukuran TLS. Pada gambar tersebut menunjukkan
gambaran daerah penelitian yang didapat dengan menggunakan open source software
Cloudcompare. Sehingga dapat dianalisa proses visualisasi tiga dimensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Shih, L. Y., & Chen, S. C. (2012). Benteng Virtual San Domingo di Taiwan: Studi Tentang
Pemodelan 3D detail Tingkat Tinggi dan Akurat. London New York: Springer-Verlag Berlin
Heidelberg.