Anda di halaman 1dari 9

ANALISA BENTUK GEOMETRI 3D TANGKI UNTUK PERHITUNGAN

VOLUME DENGAN METODE FOTOGRAMETRI JARAK DEKAT DAN


METODE TACHYMETRI
Hamdani Musin 1), Ir. Bambang Sudarsono, MS 2), Andri Suprayogi, S.T., M.T 3)
1)

Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro


Dosen Pembimbing I Teknik Geodesi Universitas Diponegoro
3)
Dosen Pembimbing II Teknik Geodesi Universitas Diponegoro
2)

ABSTRAK
Fotogrametri jarak dekat adalah suatu ilmu dan seni penentuan ukuran dan bentuk obyekobyek dari analisis perekaman citra dalam film atau media elektronik dengan jarak perekaman kurang
dari 100 meter. Metode ini tidak hanya digunakan untuk fotogrametri udara tetapi juga digunakan
untuk pemodelan bangunan, arkeologi, kedokteran dan lain-lain.
Pada Tugas Akhir ini, metode fotogrametri jarak dekat digunakan untuk pemodelan bentuk
geometri 3D tangki serta perhitungan volume dari obyek tersebut, dengan menggunakan kamera
digital non metrik Canon EOS 500D. Kamera ini memiliki distorsi lensa sehingga harus dilakukan
kalibrasi kamera untuk mengetahui parameter-parameter internal kamera. Proses kalibrasi kamera
dilakukan menggunakan menu camera calibrator pada perangkat lunak PhotoModeler Scanner V.6.
. Tahapan-tahapan proses pemodelan pada perangkat lunak PhotoModeler Scanner V.6
adalah marking dan referencing, proses hitungan dan pembuatan model 3D awal, transformasi
koordinat 3D dan visualisasi model 3D. Tahapan terakhir dari proses ini adalah analisa kualitas model
3D dengan membandingkan model 3D terhadap pengukuran Electronic Total Station, dan gambar
rancangan (As built drawing).
Hasil perbandingan nilai volume dari ketiga data ini menunjukkan selisih nilai volume
terkecil adalah selisih antara data Electronic Total Station terhadap data as built drawing sebesar
335,795 , sedangkan untuk nilai selisih volume terbesar adalah selisih antara data Fotogrametri Jarak
dekat terhadap data as built drawing sebesar 404,247 .
Perbandingan nilai volume ini juga dilakukan untuk mencari selisih nilai volume antara data
fotogrametri jarak dekat dan data electronic total station, dimana selisih antara kedua data ini tidak
sebesar dengan selisih kedua data ini terhadap data as built drawing yaitu sebesar 68,453 .
Kata Kunci : Fotogrametri Jarak Dekat, Perhitungan volume tangki, Kamera Digital NonMetrik,
PhotoModeler Scanner V.6

I.

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang

Perhitungan

volume

pada

dasarnya

banyak dilakukan dalam berbagai bidang


displin keilmuan teknik ,dimana banyak

metode yang dilakukan untuk mendapatkan

data foto dilapangan diolah berdasarkan

besaran volume dari suatu objek, yang

prosedur dan langkah-langkah pada perangkat

didasarkan pada jenis pekerjaanya.


Kegiatan pengukuran dan perhitungan

lunak tersebut.
I.2. Permusan Masalah
Dari Permasalahan yang telah dipaparkan

volume secara umum dimaksudkan untuk


mengetahui jumlah kapasitas suatu benda
yang berkaitan dengan daya tampung ataupun
muatan yang dapat ditanggung dari suatu

oleh penulis pada latar belakang maka diambil


beberapa permasalahan yang akan dikaji
diantaranya:
1. Bagaimana prosedur Pembuatan Model

benda. Dalam penentuan volume sangat

3D dengan metode Fotogrametri Jarak

dibutuhkan ketelitian dimana akurasi dari


hasil menjadi hal yang utama.
Beberapa metode yang sering digunakan
dalam

kegiatan

ini

dimana

2.

perhitungan

dalam

pengukuran

alat survey terestis seperti ETS (Electronic

sangat mahal sehingga diperlukan metode


alternatif

untuk

memperoleh

ketelitian

menggunakan

ETS

As Built Drawing dari obyek sebagai


data validasi dari model.
I.3. Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan

dalam

penyusunan tugas akhir ini sebagai berikut


1. Obyek penelitian yang digunakan adalah

geometri yang tinggi namun dengan biaya

tangki Clarifier

yang relatif murah. Untuk itu, penelitian ini


mencoba metode alternatif yang relatif murah

menggunakan

(Electronic Total Station) dengan data

Total Station) dan 3D Laser Scanner yang


kedua teknologi ini memerlukan biaya yang

volume

metode Fotogrametri Jarak Dekat dan

pengumpulan data lapangan digunakan alat-

memiliki akurasi tinggi. Namun demikian,

Dekat menggunakan kamera non-metrik.


Bagaimana
perbandingan
hasil

2.

IPA Kaligarang IV,

PDAM TIRTA MOEDAL Semarang.


Proses Permodelan dan Rekonstruksi

untuk melakukan pengukuran dan perhitungan

Objek dengan Metode Fotogrametri

volume, yakni dengan teknologi Close Range

Jarak Dekat dan Metode tachymetri

Photogrammetry (CRP) atau Fotogrametri

menggunakan alat ETS (Electronic Total

Jarak Dekat, dengan memanfaatkan kamera


digital.
Metode

3.
dekat

dari kedua metode diatas dengan data As

mempunyai konsep yang sama dengan konsep

Built Drawing sebagai data validasi dari

dasar

fotogrametri

fotogrametri

jarak

Station).
Perbandingan hasil perhitungan volume

udara,

yang

membedakannya adalah kajian objek yang


diteliti. Metode fotogrametri jarak dekat dapat
digunakan jika jarak antara objek dengan
kamera kurang dari 100 meter.
Untuk mengolah hasil fotogrametri jarak
dekat dapat menggunakan perangkat lunak
PhotoModeler Scanner V.6

seperti yang

digunakan penulis. Dimana hasil pengambilan

model.
I.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan metode fotogrametri jarak
dekat menggunakan kamera digital non
metrik untuk perhitungan volume tangki
dari Permodelan 3D yang dihasilkan
oleh Perangkat Lunak

Photomodeler

Scaner v.6.

2.

Permodelan

bentuk

tangki

dan

Perhitungan volume menggunakan data


pengukuran
3.

ETS

(Electronic

Total

Station) dengan metode tachymetry.


Perbandingan hasil perhitungan Volume

I.5. Manfaat Penelitian


Dari penelitian yang dilakukan pada
Tugas Akhir ini, diharapkan nantinya Metode
Fotogrametri

Jarak

menggunakan

kamera

Dekat
non-metrik,

dengan
dapat

dari data metode Fotogrametri jarak

dijadikan sebagai salah satu metode alternatif

dekat, dan data dari Pengukuran ETS

dalam pendeskripsian geometri suatu obyek.

(Electronic Total Station) dengan data


As Bulit Drawing dari obyek sebagai
data yang dianggap benar.

I.6. Metodelogi Penelitian


Secara garis besar metode penelitian meliputi :

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

II. DASAR TEORI


II.1.Teori Geometri Bidang Dan Geometri
Ruang
III.
Ruang geometri (tiga dimensi) yang
dihubungkan dengan volume adalah dimana
suatu titik (nol dimensi), garis (satu dimensi),
garis-garis menyusun suatu bidang datar (dua
dimensi) dan bidang-bidang yang membentuk
ruang
IV.

(tiga dimensi) berdiri pada satu

obyek (Rahardjo, M 1999).


II.2.Fotogrametri Jarak Dekat
V. Fotogrametri adalah suatu

seni,

informasi yang dapat dipercaya tentang suatu


obyek fisik dan keadaan di sekitarnya melalui
perekaman,

pengamatan

atau

pengukuran dan interpretasi citra fotografis


atau
II.2.1.

rekaman

gambar

[r 21( X o X A )+r 22 (Y oY A )+r 23( Z oZ A )]


[r 31( X o X A )+r 32 (Y oY A )+r 33 ( Z oZ A )]
XVIII.

gelombang

elektromagnetik. (Rahma N, 2007).


Prinsip Dasar Fotogrametri Jarak Dekat
VI. Pada saat sebuah foto diambil, berkas
sinar dari obyek akan menjalar menyerupai
garis lurus menuju pusat lensa kamera hingga

(2.1)
II.2.2. Kalibrasi Kamera Non Metrik
XIX.
Kalibrasi kamera dilakukan
untuk menentukan parameter internal kamera
(IOP) meliputi pricipal distance (c), titik
K2, K3, P1 dan P2), serta distorsi akibat
perbedaan penyekalaan dan ketidak ortogonal
antara sumbu X dan Y (b1, b2) (Fraser, 1997,
dalam Fraser 1998 dan Kuncoro, A. 2010.).
Distorsi radial adalah pergeseran linier titik
foto dalam arah radial terhadap titik utama
dari posisi idealnya. (ASP, 1980, hal 1035
dalam Wigrata, 1986 dan Kuncoro, A. 2010).
XX.

XXI.

r = K1r3 + K2r5 + K5r7


dimana r2 = (x-x0)2 + (y-

XXII.

y0)2 ........(2.2)
Distorsi tangensial atau distorsi
decentric

mencapai bidang film. Kondisi dimana titik

Kolineraritas (berdasarkan Atkinson, 1996


dan Suwardhi, 2007)
xa=-c

[r 11 ( X o X A )+ r 12(Y oY A )+r 13 ( Z oZ A )]
[r 31( X o X A )+r 32 (Y oY A )+r 33 ( Z oZ A )]
XV.
XVI.

ya=-c

pergeseran

normal (tegak lurus) garis radial

dalam ruang dinamakan kondisi kesegarisan


berkas sinar atau kondisi kolinearitas.
VII.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
XIII.
Gambar 2.1 Kondisi

adalah

linier titik di foto pada arah

obyek pada bidang foto terletak satu garis

XIV.

pusat fidusial foto (xo, yo), distorsi lensa (K1,

pengetahuan dan teknologi untuk memperoleh

proses

XVII.

melalui foto tersebut. (ASP,


1980, hal 1041, dalam Wigrata,
1986 dan Kuncoro, A. 2010).
XXIII. x = P1 [r2 + 2 (x-x0)2] + 2P2 (xx0) (y-y0)
XXIV. y = P2 [r2 + 2 (y-y0)2]+ 2P2 (xx0) (y-y0)
XXV.

(2.3)
II.3.Permodelan Tiga Dimensi
XXVI.
Dari dua buah foto yang
bertampalan yang dihasilkan dari dua posisi
pemotretan yang berbeda, akan dapat dibentuk
sebuah model tiga dimensi. Model ini

direpresentasikan oleh titik-titik tiga dimensi

menghitung parameter internal kamera secara

(x, y, z). Untuk dapat membentuk model tiga

analitis dengan menggunakan self calibration

dimensi tersebut diperlukan suatu proses

bundle adjustment terhadap titik target.


XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.
XLII.
XLIII.
XLIV. Gambar 3.1 Bidang Kalibrasi

hitungan fotogrametri seperti orientasi dalam,


II.3.1.

orientasi luar, dan orientasi absolut.


3D Polygon Model
XXVII.
Pada proses pemodelan 3D
dihasilkan suatu model obyek dalam ruang
3D. Model 3D dibentuk menggunakan aturan
ukuran geometri koordinat kartesian (X,Y,Z)
untuk merepresentasikan panjang, lebar dan
tinggi.
II.3.2. Texture Mapping
XXVIII.
Texture mapping merupakan
teknik yang digunakan untuk membuat variasi
citra dan film dari teknik-teknik komputer
grafik (Weinhaus, 1997 dan Kuncoro, A.
2010).
XXIX.
XXX.
XXXI.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.

Gambar 2.2

Ilustrasi Texture Mapping (Werner, 2006 dan

Total Station (ETS) adalah suatu alat yang


merupakan kombinasi theodolit elektronik,
Distance

Meter

(EDM)

dan

perangkat lunak yang berfungsi sebagai


kolektor data. Data yang diperoleh dari
pengukuran menggunakan Electronic Total
Station berupa sudut dan jarak, kemudian
dengan menggunakan persamaan trigonomerti
dapat diperoleh koordinat suatu titik relatif
terhadap titik tertentu.
III. Metodoogi Penelitian
3.1. Kalibrasi Kamera
XXXVII.
Metode

Canon EOS 500D


XLVIII.
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII.
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX.
3.2. Pengambilan Data Lapangan
LX. Pengambilan
data
lapangan
dilakukan di area Laboratorium Penelitian Air
Milik PDAM Tirta Moedal Semarang.
3.2.1. Pengukuran Kerangka Dasar Dan

Kuncoro A, 2010)
2.4. Electronic Total Station (ETS)
XXXVI.
Electronic

Electronic

Kamera
XLV.
XLVI.
XLVII. Tabel 3.1 Hasil Kalibrasi Kamera

Titik Detail Obyek


LXI.
Pada tahap ini dilakukan
dua pekerjaan, yaitu pengukuran kerangka
dasar dan titik detail pada obyek. Pegkururan
kerangka dasar dan titik detail pada penelitian
ini menggunakan alat ETS (Electronic Total
Station).

Pengukuran

kerangkas

dasar

digunakan sebagai pengikatan titik-titik detail


obyek terhadap koordinat tanah.
3.2.2. Pengambilan Data Foto
Permodelan Bentuk 3D
LXII.
Pengambilan

data

Untuk
foto

dilapangan merupakan suatu proses penting ,


kalibrasi

pada

dimana semua foto hasil pemotretan pada

PhotoModeler Scanner V.6. pada prinsipnya

obyek penelitian akan diolah menggunakan

perangkat lunak Photomodeler Scanner V.6.

penggambaran ulang pada perangkat lunak

PhotoModeler

Autocad

Scanner

adalah

suatu

perangkat lunak yang dibuat oleh Eos System


Inc.

yang

tergabung

Corporation.
LXIII.

dalam

Windows

Perangkat lunak ini khusus

dibuat untuk mendukung fotogrametri jarak


dekat, dimana kegunaan utama dari perangkat
lunak ini adalah untuk pengolahan data yang
berbentuk foto dalam format digital menjadi
suatu model tiga dimensi.
3.3. Pengolahan Dan Visualisai

Data

Lapangan
3.3.1. Data Pengukuran Kerangka Dan
Titik Detail Obyek.
1) Export Data Dari Alat
LXIV. Data pengukuran kerangka dan titik
detail dilapangan diexport dalam bentuk
notepad

dan

selanjutnya

dipindahkan

kekomputer untuk dipindai pada program


Microsoft excel.
2) Visualisasi Data
LXV. Visualisasi data

2010

digitalisasi data tersebut.


1)Visualisasi
Digital

untuk

Pada

Rancangan Manual
LXXIV.
dilakukan

proses
Gambar

Untuk tahap ini

penggambaran

ulang

pada

perangkat lunak Auto Cad Map 3D 2010.


LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
Gambar 3.3
Gambar Rancangan Digital
3.3.3. Permodelan 3D Menggunakan
Perangkat

Lunak

Scanner
LXXXIII.Tahapan

Photomodeler
pemodelan

3D

menggunakan perangkat lunak ini terbagi


Referencing,

dilakukan

pada

dengan memasukkan semua point dari hasil


pengukuran kedalam file notepad dengan

proses

hitungan

dan

pembentukan model 3D awal, transformasi


koordinat 3D dan visualisasi model 3D.
1) Marking and Referencing
LXXXIV.
Pada tahapan ini, pekerjaan
yang dilakukan adalah menandai titik-titik

format PENZD.
LXVI.
LXVII.
LXVIII.

obyek dan mengidentifikasi titik yang sama

LXIX.
LXX.
LXXI.
LXXII.
Gambar 3.2
Visualisasi Data Pada Perangkat Lunak
Autocad Land Desktop 2004
3.3.2. Gambar Rancangan Dari Obyek
LXXIII.
Gambar
rancangan (as built drawing) dari obyek
penelitian, merupakan data gambar rancangan
secara manual diatas kertas kalkir (Gambar
sehingga

3D

menjadi 4 bagian penting yaitu : Marking and

perangkat lunak Autocad Land Desktop 2004,

3.13),

Map

perlu

dilakukan

pada foto yang berbeda.


LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV. Gambar 3.4 Proses Marking and
Referencing
2) Proses Hitungan Dan Pembentukan
Model 3D Awal
XCVI.
Perangkat

lunak

PhotoModeler Scanner menggunakan metode

bundle

adjustment

untukmendapatkan

CXVII.

Perhitungan volume pada

koordinat 3D dalam sistem dunia nyata

data ini menghasilkan volume obyek sebesar

sedang

354,907 m3 = 354.906,745 .
3.4.3. Gambar Rancangan Obyek (As Buil

untuk

perhitungannya

digunakan

metode perataan kuadrat terkecil.


XCVII.
XCVIII.

Drawing)
CXVIII. Perhitungan volume pada

XCIX.
C.

data ini menghasilkan volume obyek sebesar


Gambar 3.5 Tampilan setelah
Proses 3D

355,311 m3 = 355.310,992 .
IV. Analisa Hasil Dan Pembahasan
4.1. Perbandingan Geometri Obyek dan
Nilai Volume
CXIX.
Permodelan

3) Transformasi Koordinat 3D Sebangun


CI. Untuk melakukan transformasi 3D

bentuk

ini maka diperlukan tiga buah titik sekutu

geometri tangki dengan data ETS lebih

yang memiliki koordinat sebenarnya.


CII.
CIII.
CIV.
CV.
CVI.
CVII. Gambar 3.5 Tampilan sub menu 3D

mendekati dengan geometri dari data as built

Scale and Rotation


4) Visualisasi Model 3D
CVIII.
Untuk visualisasi model tiga
dimensi

yang

terbentuk

berupa

shaded

surface dan kerangka model. Sub menu yang


digunakan untuk visualisasi model 3D adalah
3D Viewer.
CIX.
CX.
CXI.
CXII.
CXIII.
CXIV. Gambar 3.21 Tampilan Model 3D
Bentuk Solid
3.4. Perhitungan Volume Data Lapangan
CXV.
Perhitungan
volume
dilakukan dengan menggunakan rumus bidang
ruang kerucut terpancung ( frustum of cone)
dan bidang ruang selinder digunakan untuk

drawing, dimana hasil perhitungan volume


dari data ETS sebesar 354.975,197 terhadap
data as built drawing sebesar 355.310,992
dengan selisih 335,795 .
CXX.
Permodelan
geometri

tangki

menghasilkan

dengan
nilai

FJD

volume

terhadap data ABD

404,247 .
4.2. Analisa

FJD
sebesar

yaitu sebesar

Efektifitas

Dan

Metode Permodelan 3D
CXXI.
Permodelan
menggunakan

metode

Efisiensi

3D

dengan

fotogrametri

jarak

dekat dan electronic total station, memiliki


kelebihan dan kekurangan masing-masing
CXXII.

Untuk pemodelan

objek 3D yang tidak membutuhkan


ketelitian yang sangat tinggi, akan
ekonomis

apabila

menggunakan

metode Fotogrametri Jarak Dekat.


Apabila

data ini menghasilkan volume obyek sebesar

sederhana

354,975 m = 354.975,197 .
3.4.2. Model 3D Dari Perangkat Lunak

metode

354.906,745 , dimana nilai selisih dari data

menghitung volume data ABD.


3.4.1. Data Pengukuran Titik Detail Obyek
CXVI.
Perhitungan volume pada
3

bentuk

menginginkan

ketelitian

yang tinggi dengan detail yang


akan

lebih

ekonomis

apabila pengambilan data dilakukan

Photomodeler Scanner

menggunakan

Electronic

Total

Station.
V.

secara

PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1) Metode Fotogrametri
digunakan

geometri

jarak

untuk

obyek

khusus

membahas

tentang

pengaruh parameter (eksternal/internal)


dekat

menggunakan kamera digital non-metrik


dapat

6) Sebaiknya diadakan studi kasus, yang

kamera.
CXXV.

permodelan

terutama

dalam

menentukan volume suatu obyek 3D.


2) Berdasarkan hasil selisih dari ke tiga data
(ETS,ABD,FJD) diketahui bahwa, nilai

CXXVI.
CXXVII.
CXXVIII.

selisih volume dari data ABD-ETS dan


data ABD-FJD (Tabel 4.9) lebih besar
dibandingkan dengan hasil selisih volume
dari data ETS-FJD (Tabel 4.10).
CXXIII.
5.2. Saran
CXXIV.
Beberapa saran yang ingin
penulis

sampaikan

untuk

pengembangan

keilmuan fotogrametri jarak dekat :


1) Dalam pemotretan untuk pengambilan
data

foto

dilapangan,

hendaknya

memperhatikan tingkat kecerahan dari


tiap foto.Posisi kamera harus diatur agar
tiap sisi obyek dapat dicover dalam satu
frame foto.
2) Posisi kamera harus diatur agar tiap sisi
obyek dapat dicover dalam satu frame
foto.
3) Peningkatan akurasi model 3D dapat
dilakukan

dengan

cara-cara

sebagai

berikut: sudut pemotretan antar stasiun


kamera diusahakan mendekati sudut 90.
4) Dalam melakukan studi perbandingan
sebaiknya pada proses pengambilan data
menggunakan suatu target yang dibuat
khusus.
5) Sebaiknya dilakukan perbandingan antar
metode
perhitungan

dan

persamaan
volume

dalam
dengan

menggunakan persamaan frustum of cone


dan metode end area.

CXXIX.
CXXX.
VI. Daftar Pustaka
CXXXI.

Anwar, R.A. 2009. Pemetaan


Situasi Tiga Dimensi dengan
Metode Fotogrametri
CXXXII.
Rentang Dekat
(Studi Kasus Stasiun Penampungan
Minyak Bumi Mundu).Tugas Akhir
Sarjana. Departemen Teknik
Geodesi ITB. Bandung.
CXXXIII.
Gilang, A. 2009. Analisis
Geometri Data Objek Tiga Dimensi
Menggunakan
Fotogrametri
Rentang Dekat, Terrestrial Laser
Scanner, Dan Electronic Total
Station (ETS). Tugas Akhir Sarjana.
Departemen Teknik Geodesi ITB.
Bandung.
CXXXIV.
CXXXV. Hanifa,
N.R.
2007.
Studi
Penggunaan Kamera Digital LowCost _on-Metric Auto Focus untuk
Pemantauan
Deformasi.
Tesis
Magister. Bidang Pengutamaan
Mitigasi Bencana. Program Studi
Teknik Geodesi dan Geomatika.
Program
Pascasarjana
Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
CXXXVI.
CXXXVII. Ismail,
Y.
2009.
Aplikasi
Fotogrametri Rentang Dekat
untuk Menentukan Volume
CXXXVIII.
Suatu
Obyek.
Tugas Akhir Sarjana. Departemen
Teknik Geodesi ITB. Bandung.

CXL.

CXLI.
CXLII.

CXXXIX.
Kuncoro, A. 2010. Aplikasi
Fotogrametri Jarak Dekat untuk
Pemodelan Bangunan. Semarang:
Program Studi Teknik Geodesi
Fakultas
Teknik
Universitas
Diponegoro.

Fakultas
Teknik
Diponegoro.
CLII.
CLIII.

CLV.

CXLIII.
CXLIV.
CXLV.
CXLVI.
CXLVII. Soetaat. 1994. Diktat Fotogrametri
Analitik. Yogyakarta: Program Studi
Teknik Geodesi Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada.
CXLVIII.
CXLIX. Subiyanto, S. 2007. Catatan Mata
Kuliah Triangulasi Fotogrametri.
Semarang: Program Studi Teknik
Geodesi
Fakultas
Teknik
Universitas Diponegoro.
CL.
CLI.
Suprayogi, A. 2008.
Catatan
Mata Kuliah
Mata Kuliah
Fotogrametri Digital. Semarang:
Program Studi Teknik Geodesi
I.
II.
III.

VII.

Weinhaus, F.M., Devarajan, V.


1997. Texture Mapping 3D Models
of Real-World
Scenes. ACM Computing
Surveys Vol.29, No.4. University
of Texas. Arlington.
Wijayanti, M. 2010. Uji Coba
Penentuan Unsur-Unsur Orientasi
Dalam Kamera Digital Non Metric.
Tugas Akhir Sarjana. Departemen
Teknik Geodesi ITB. Bandung.

CLIV.

Maherdinanta, D. 2009. Kaji


Pengaruh
Parameter
Kamera
Terhadap Rekonstruksi Benda 3D.
Tugas Akhir Sarjana. Departemen
Teknik Geodesi ITB. Bandung.

Universitas

CLVI.
CLVII.
CLVIII.
CLIX.
CLX.
CLXI.
CLXII.
CLXIII.
CLXIV.
CLXV.
CLXVI.
CLXVII.
CLXVIII.
CLXIX.

IV.
V.

VI.
VIII.

Anda mungkin juga menyukai