Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN 4 PRAKTIKUM

FOTOGRAMETRI LANJUT
Kosmetik Orthophoto

Disusun Oleh :

Mita Ristiyani 23117010


Daffa Mustafa 23117036
Risna Wulandari 23117050
Diyan Putri Latifa 23117094
Vera Damayanti 23117109

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Tujuan Praktikum ........................................................................................................ 4
1.3 Waktu Praktikum......................................................................................................... 4
1.4 Lokasi Praktikum ........................................................................................................ 4
BAB II TEORI DASAR ............................................................................................................ 5
2.1 Fotogrametri ................................................................................................................ 5
2.2 Ground Control Point (GCP)....................................................................................... 5
2.3 DEM ............................................................................................................................ 6
2.4 Ortophoto .................................................................................................................... 7
BAB III METODE PELAKSANAAN ...................................................................................... 8
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................................ 8
3.2 Metode Pelaksanaan Praktikum .................................................................................. 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 19
4.1 Hasil .......................................................................................................................... 19
4.2 Pembahasan ............................................................................................................... 20
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 36
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 36
5.2 Saran .......................................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 37

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era pembangunan ini, diberbagai bidang perencanaan dan pengembangan wilayah
perlu disiapkan tenaga teknisi, analisis dan pengelola di bidang pengolahan data dan
informasi kebumian, yang mampu menangani data informasi (numeric dan spasial),
menganalisis, melakukan control aktivitas manusia, dan mampu membuat perencanaan
kegiatan. Tuntutan terhadap spesifikasi berbagai keahlian ini menimbulkan aktivitas yang
disebut pengembangan sumber daya manusia. (Dulbahri, 1995 dalam Hartono, 2004).
Pada era informasi seperti sekarang ini, perkembangan teknologi PJ dan SIG semakin pesat.
Perkembangan tersebut ditandai oleh perkembangan sensor (kamera, scanner, hingga
hyperspectral). Pengelolaan dan penanganan data, maupun keragaman aplikasinya. (Hartono,
2004). Salah satu aplikasi dari penginderaan jauh dalah pada bigang ilmu fotogrametri.
Fotogrametri ialah ilmu, seni dan teknologi untuk memperoleh ukuran terpercaya dari foto
udara. (Kiefer,1993).
Dari pengertian tersebut obyek yang dikaji adalah kenampakan dari foto udara dengan
menginterpretasinya menggunakan sistem penginderaan jauh. Akan tetapi analisis
fotogrametri dapat berkisar dari pengukuran jarak, luas dan elevansi dengan alat atau teknik,
sampai menghasilkan berupa peta topografik. (Kiefer,1993). Aplikasi fotogrametri yang
paling utama ialah untuk survey dan kompilasi peta topografik berdasarkan pengukuran dan
informasi yang diperoleh dari foto udara atau citra satelit. Meskipun fotogrametri merupakan
sebagian dari kegiatan pemetaan, tetapi ia merupakan jantung kegiatan tersebut karena
fotogrametri merupakan cara deliniasi yang aktual atas detil peta. Kegiatan fotogrametri
berupa pengukuran dan pembuatan peta berdasarkan foto udara. Karena yang diukur berupa
obyek-obyek yang tergambar pada foto udara. Perlu pula pengenalan atas obyek-obyek
tersebut. Oleh karena itu dalam fotogrametri juga dipelajari pengenalan obyek yang lazimnya
termasuk interpretasi foto udara. Alat pengukuran dan pengenalan obyek, pengukuranlah
yang menjadi tujuan utama. (Sutanto, 1983).
Fotoudara merupakan salah satu produk pemetaan fotogrametri. Fotoudara merupakan
gambaran suatu objek permukaan dengan bantuanpesawat. Manfaat yang bias didapatkan dari
pemotretan foto udara adalahuntuk perencanaan penggunaan tanah, kenampakan wilayah,
kenampakanpatahan, keperluan peta tematik, identifikasi hutan dan sebagainya.Namun, untuk
mendapatkan fotoudara yang berkualitas baik diperlukantitik control yang berkualitas baik
pula.

3
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Fotogrametri I ini adalah :
1. Mengerti setiap langkah dalam proses pengolahan foto udara di perangkat
lunak Agisoft Photoscan.
2. Mahasiswa mampu menghasilkan DEM & Orthophoto dari pengolahan
modul sebelumnya.
3. Mahasiswa mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas Orthophoto
yang dihasilkan.

1.3 Waktu Praktikum


Hari/Tanggal : Selasa/03 Maret 2020
Kelas : Fotogrametri Lanjut (RB)
Waktu : 13.00-15.00 WIB

1.4 Lokasi Praktikum


Lokasi yang digunakan untuk melakukan praktikum tentang Kosmetik Orthophoto
Fotogrametri Lanjut ini adalah di Lokasi ITERA Yaitu di Laboratorium III Teknik
Geomatika.

4
BAB II TEORI DASAR

2.1 Fotogrametri
Fotogrametri adalah suatu metode pemetaan objek-objek dipermukaan bumi yang
menggunakan fotto udara sebagai media. Sebagai bahan dasar dalam pembuatan peta
secara fotogrametri yaitu foto udara yang bertampalan.Umumnya foto tersebut di peroleh
melalui pemotretan udara pada ketinggiantertentu menggunakan pesawat UAV. Keunikan
fotogrametri adalah dapatmelakukan pengukuran objek atau pemetaan daerah tanpa kontak
langsung ataudengan kata lain tanpa perlu menjejakan kaki pada daerah tersebut.
Berdasarkan definisi tersebut! fotogrametri dapat mencakup dua bidang yaitu
fotogrametrimetric dan fotogrametri interpretative. Fotogrametri merupakan seni ilmu dan
teknologi perolehan Informasi tentang obyek fisik dan lingkungan melaui
perekaman!pengukuran dan penafsiran foto udara.

2.2 Ground Control Point (GCP)


GCP (Ground Control point) GCP atau titik kontrol tanah adalah proses penandaan
lokasi yang berkoordinat berupa sejumlah titik yang diperlukan untuk kegiatan mengoreksi
data dan memperbaiki keseluruhan citra yang akhirnya disebut sebagai proses rektifikasi.
Tingkat akurasi GCP sangat tergantung pada jenis GPS yang digunakan dan jumlah
sampel GCP terhadap lokasi dan waktu pengambilan. Lokasi ideal saat pengambilan GCP
adalah perempatan jalan, sudut jalan, perpotongan jalan pedestrian, kawasan yang
memiliki warna menyolok, persimpangan rel dengan jalan dan benda/monumen/bangunan
yang mudah diidentifikasi atau dikenal. Pada saat akan melakukan GCP, terdapat 3 hal
yang harus diperhatikan: a. Tingkat Akurasi, yang bergantung pada jenis perangkat GPS
yang digunakan. b. Lokasi pengambilan sampel, berkaitan dengan tempat pemilihan titik-
titik kontrol di lapangan pada daerah yang mudah dikenali. c. Citra yang digunakan
berskala 1:5000 sampai 1: 1000. 2. Align Photos
Align foto digunakan untuk identifikasi titik – titik yang ada di gambar. Proses ini
akan membuat matching point dari 2 atau lebih foto. Proses ini menghasilkan 3D model
awal dan sparse point clouds yang akan digunakan untuk tahapan berikutnya. Fungsi dari
tahapan ini adalah menentukan posisi kamera yang sesungguhnya pada saat pemotretan
dan mengorientasikan antara satu foto dengan foto yang lain sehingga dapat terbentuk
titik-titik point cloud model dari objek-objek yang sama antar foto walau masih jarang
(sparse point cloud mode).

5
2.3 DEM
DEM adalah informasi digital mengenai ketinggian (atau variasi relief) dari suatu area.
Dari beberapa defenisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa semua defenisi tersebut
merujuk pada pemodelan permukaan bumi ke dalam suatu model digital permukaan tanah
tiga dimensi dari titik-titik yang mewakili permukaan tanah tersebut. DEM terbentuk dari
titik-titik yang memiliki nilai koordinat 3D (X, Y, Z). Permukaan tanah dimodelkan
dengan memecah area menjadi bidang-bidang yang terhubung satu sama lain dimana
bidang-bidang tersebut terbentuk oleh titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik tersebut dapat
berupa titik sample permukaan tanah atau titik hasil interpolasi atau ekstrapolasi titik-titik
sample. Titik-titik sample merupakan titik-titik yang didapat dari hasil sampling
permukaan bumi, yaitu pekerjaan pengukuran atau pengambilan data ketinggian titik-titik
yang dianggap dapat mewakili relief permukaan tanah. Data sampling titik-titik tersebut
kemudian diolah hingga didapat koordinat titik-titik sample Kualitas DEM Kualitas suatu
DEM dapat dilihat pada akurasi dan presisi dari DEM tersebut. Yang dimaksud dengan
akurasi adalah nilai ketinggian titik (Z) yang diberikan oleh DEM, berbanding dengan nilai
sebenarnya yang dianggap benar. Sedangkan presisi adalah banyaknya informasi yang
dapat diberikan oleh DEM. Presisi bergantung pada jumlah dan sebaran titik-titik sample
dan ketelitian titik sample sebagai masukan/input bagi pembentukan DEM dan juga
metode interpolasi untuk mendapatkan ketinggian titik-titik pembentuk DEM. Titik-titik
sample yang dipilih untuk digunakan harus dapat mewakili bentuk terrain secara
keseluruhan sesuai dengan kebutuhan aplikasi penggunaannya.
DEM digunakan dalam berbagai apllikasi baik secara langsung dalam bentuk
visualisasi model permukaan tanah maupun dengan diolah terlebih dahulu sehingga
menjadi produk lain. Informasi dasar yang diberikan DEM dan digunakan dalam
pengolahan adalah koordinat titik-titik pada permukaan tanah. Informasi lain yang dapat
diturunkan dari DEM adalah :
1. Jarak pada relief atau bentuk permukaan tanah
2. Luas permukaan suatu area
3. Volume galian dan timbunan
4. Slope dan Aspect Kontur Profil
5. Rekayasa teknik sipil
6. Pemetaan hidrografi
7. Pemetaan topografi
8. Pemetaan geologi dan geofisiska
9. Rekayasa pertambangan
10. Simulasi dan visualisasi permukaan tanah
6
Konsep Terbentuknya DEM yaitu dengan melihat citra kiri dan citra kanan mempunyai
objek yang sama dengan sudut pandang yang berbeda, pada proses ini kita melakukan
penyamaan pixel karena kita mencari kesekawanan objek antara citra kiri dan citra kanan.
Pada proses matching ini posisi objek pada masing-masing citra akan berbeda, hal ini
mengindikasikan terjadinya paralaks-x. Dengan adanya paralaks ini kita dapat melihat
objek secara stereo. Masing-masing citra memiliki sistem koordinat lokal, maka kita harus
membuatnya dalam sistem koordinat yang sama (sistem koordinat tanah). Objek pada
kamera, citra, dan model (citra overlap) harus berada pada satu garis lurus (Collinearity).
Objek pada citra kiri, citra kanan, dan pada model akan membentuk suatu bidang yang
dinamakan bidang Epipolar.

2.4 Ortophoto
Orthophoto adalah foto udara yang telah dilakukan rektifikasi (orthorektifikasi)
sehingga menghasilkan gambar dengan objek yang tegak. Objek yang miring karena sudut
pengambilan gambar akan dikoreksi sehingga foto menjadi tegak. Simple nya, gedung
tinggi yang terlihat rebah karena kemiringan pembambilan gambar, akan terlihat hanya
atapnya saja, sehingga akurasi Foto Udara akan lebih teliti. Orthophoto dapat
didefenisikan sebagai foto udara yang telah dikoreksi secara geometris (orthorectified)
sedemikian rupa sehingga skala dan orientasi foto seragam dan dapat dianggap setara
dengan peta.
Orthophoto yang diambil menggunakan UAV memiliki resolusi dan kualitas
gambar yang lebih baik dibanding citra satelit kebanyakan. Hal ini dikarenakan ketinggian
pengambilan menggunakan UAV yang berada dibawah awan sehingga menghasilkan foto
yang jelas dan bersih tanpa tutupan. Untuk dapat digunakan sebagai peta Orthophoto
terlebih dahulu harus melewati proses koreksi geometris atau rektifikasi sehingga skala
dan orientasinya seragam satu dengan yang lainnya. Setelah dilakukan koreksi geometris
tahapan selanjutnya adalah georeferencing yang merupakan proses pentautan data spasial.
Data spasial biasanya berasal dari pengukuran GPS pada Ground Control Point (GCP) .
Setelah orthophoto ter-georeferenced makan orthophoto dapat digunakan sebagai peta
yang memenuhi syarat.
Dengan bantuan software seperti Global mapper maupun ArcGis surveyor dapat
dengan mudah menganalisa data pada orothophoto tersebut seperti melakukan pengukuran
jarak dan luas, volume, kontur, sensus objek di permukaan dan beragam fungsi lainnya.

7
BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Alat dan Bahan


Peralatan dan bahan yang diperlukan untuk praktikum Fotogrametri Lanjut ini adalah :
1. Laptop
2. Foto yang sudah di Geotagged
3. File location .txt
4. Data Foto
5. Data GCP
6. Hasil Dense Cloud
7. Aplikasi yang digunakan seperti Agisoft, Adobe Photoscan, Global Mapper

3.2 Metode Pelaksanaan Praktikum


Langkah-langkah yang dilakukan saat praktikum menggunakan Agisoft Photoscan yaitu :
1. Buka Aplikasi Global Mapper

2. Lalu setelah tampil aplikasi global mapper, buka file orthophoto yang telah
dibuat pada saat praktikum sebelumnya (modul ke-3) dengan cara klik
menu file llau klik open data file dan cari folder dimana file orthophoto
disimpan lalu klik Open

8
3. Setelah itu, export file (mesh High) yang telah dibuka pada aplikasi global
mapper dengan cara klik menu file lalu klik export dan klik export raster
image format lalu pilih format penyimpanan TIFF lalu muncul tampilan
geoptiff export options lalu klik OK

9
4. Pilih tempat penyimpanan file export akan disimpan lalu klik save

10
5. Tunggu hingga proses export file selesai

6. Selanjutnya buka aplikasi Photoshop

11
7. Buka file orthophoto yang sebelumnya telah di export di global mapper
dengan cara klik menu file lalu klik open lalu folder tempat menyimpan file
orthophoto yang telah di export setelah itu klik open

12
8. Cari objek yang akan diperbaiki pada Orthophoto seperti kontras ataupun
objek yang tidak penting yang perlu dihilangkan dengan cara klik tool (spot
healing)

9. Jika seluruh gambar telah dipastikan telat di lakukan proses editing dengan
sempurna. Maka simpan hasilnya dalam bentuk format LZW dengan cara
klik menu file lalu klik save

13
10. Selanjutnya Buka aplikasi global mapper

14
11. Buka file gambar yang sebelumnya telah dilakukan proses editing di
photoshop dengan cara klik menu file dan klik open data file, cari letak
folder tempat menyimpan file gambar hasil proses editing di photoshop lalu
setelah file sudah ada klik open

15
12. Lalu export file menjadi format ECW dengan cara klik menu file lalu klik
export lalu klik export raster/image format lalu pilih format ECW file lalu
OK

16
13. Lalu akan muncul tampilan seperti gambar di bawah ini,Klik OK

14. Tunggu hingga proses export selesai

17
18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
a. DEM

b. Ortophoto

19
c. Kosmetik Orthophoto

4.2 Pembahasan
Kelompok
1. Perbandingan 8 obyek sebelum dan sesudah dilakukan kosmetik menggunakan tools
yang berbeda

a.Sebelum

Sesudah

20
b. Sebelum

Sesudah

21
c. Sebelum

Sesudah

22
d. Sebelum

Sesudah

23
e. Sebelum

Sesudah

24
f. Sebelum

Sesudah

25
g. Sebelum

Sesudah

h. Sebelum

26
Sesudah

27
i. Sebelum

28
Sesudah

Hasil-hasil gambar memperlihatkan obyek-obyek pada hasil


orthophoto yang dihasilkan dari pengolahan sebelumnya dimana harus dihilangkan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas orthophoto tersebut. Kerusakan pada orthophoto
dapat terjadi akibat pembentukan Dense Cloud yang tidak maksimal pada suatu
obyek/area.
29
2. Perbandingan hasil sesudah dan sebelum dilakukan kosmetik orthophoto dan
penjelasan fungsi tools-tolls yang digunakan

Dari hasil yang terlampir perbandingan antara sebelum dan sesudah dilakukannya
orthophoto sangat terlihat, yaitu sesudah dilakukan kosmetik orthophoto hasilnya lebih
rapid an obyek-obyek yang mungkin mengganggu bisa dihilangkan seperti kendaraan,
perahu, dan pixel yang hilang bisa di rapikan kembali, sehingga kualitas foto menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
Penggunaan photoshop dan juga fungsi – fungsi dari tools untuk pengolahan foto
udara adalah sebagai berikut :
1. Spot healing brush tool
Healing Brush Tool berfungsi untuk melukis dengan suatu sample/pattern untuk
memperbaiki image yang kurang sempurna.
2. Clone stamp tool
Fungsi dari Clone Stamp Tool Photoshop yaitu untuk membuat manipulasi sebuah objek
untuk ditempatkan pada objek atau lembar kerja lainnya.
3. Blur tool
Blur tool adalah untuk mengaburkan pada bagian-bagian objek foto untuk memfokuskan
ke satu titik.
4. Dodge tool
Dodge Tool berfungsi untuk mencerahkan foto/gambar.
5. Brightness
Berfungsi untuk mengatur cahaya terang atau redupnya suatu gambar.
6. Contrast
Berfungsi untuk mengatur cahaya terang atau redupnya suatu gambar.

3. Pengertian format gambit .tiff, .jpeg, dan .ecw


a. tiff
TIFF merupakan format gambar terbaik dengan pengertian bahwa semua data dan
informasi (data RGB, data CMYK, dan lainnya) yang berkaitan dengan koreksi atau
manipulasi terhadap gambar tersebut tidak hilang. Format TIFF biasa digunakan untuk
kebutuhan pencetakan dengan kualitas gambar yang sangat tinggi sehingga ukuran berkas
untuk format ini biasanya sangat besar, karena dalam file ini gambar tidak dikompresi.
Format ini mampu menyimpan gambar dengan kualitas hingga 32 bit. Memiliki kelebihan
sebagai file gambar yang fleksibel, biasanya menyimpan 8 bit atau 16 bit per warna (merah,
hijau, biru) untuk 24-bit dan 48-bit total.

30
b. jpeg
JPEG (Joint Photographic Experts Group) adalah metode kompresi gambar yang
biasanya disimpan dalam JFIF (JPEG File Interchange Format) format file. Ekstensi nama
file JPEG / JFIF di DOS adalah JPG (system operasi lain dapat menggunakan JPEG). Hampir
setiap kamera digital dapat menyimpan gambar dalam format JPEG / JFIF format, yang
mendukung 8 bit per warna (merah, hijau, biru) untuk 24-bit total, menghasilkan file yang
relatif kecil.

c. ecw
File ECW (Enhanced Compression Wavelet ) adalah gambar terkompresi yang
biasanya menyimpan proyeksi peta udara dan satelit. Ini adalah format kepemilikan yang
dikembangkan oleh Earth Resource Mapping, yang sekarang dimiliki oleh ERDAS, yang
pada gilirannya dimiliki oleh Leica Geosystems.

Resume Individu
Kenapa perlu dilakukan proses kosmetik orthophoto?
1. Mita Ristiyani (23117010)
Praktikum fotogrametri lanjut untuk laporan ke-4 melakukan pengolahan untuk
menghasilkan DEM, ortophoto, dan kosmetik orthophoto. Pengolahan yang dilakukan juga
lanjutan dari praktikum sebelumnya, dimana hasil dari pengolahan DEM dan orthophoto
langsung dilakukan proses untuk kosmetik orthophoto. Hasil yang telah di export bisa
ditampilkan menggunakan aplikasi global mapper. Lalu di lakukan kosmetik orthopoto
menggunakan aplikasi Adobe Photoshop. Sebelum melakukan proses kosmetik orthophoto
yang berformat TIFF perlu diubah menjadi format ECW agar koordinat foto tidak hilang
saat dimasukkan dalam Adobe Photoshop. Dilakukannya proses kosmetik orthophoto
untuk menghilangkan gangguan yang mengganggu kualitas dari foto, seperti adanya
perhahu atau kendaraan serta benda hidup lainnya harus dihilangkan. Kerusakan pada
orthophoto dapat terjadi akibat pembentukan Dense Cloud yang tidak maksimal pada suatu
objek/area. Pixel yang hilang dari pengolahan dense cloud sendiri bisa dikembalikan
sehingga terlihat lebih bagus tampilan foto nya. Bagian pinggir dari luas area suatu foto
dari hasil orthophoto pada saat melakukan kosmetik orthophoto bisa dirapikan maupun
dipotong. Sehingga hasil dari proses dilakukannya proses kosmetik orthophoto terlihat
lebih rapid an bagus kualitas fotonya.

2. Daffa Mustafa (23117036)

31
Pada praktikum kali ini dilakukan dengan memperbaiki hasil dari orthophoto yang mana
pada praktikum sebelumnya di modul ke dua membuat gambar menjadi orthophoto dengan
sebelumnya dilakukan Build Dense Cloud yang mana proses ini merupakan hal yang paling
pokok dalam pembuatan DEM dan juga Orthophoto. Adapun pada praktikum kali ini kita
menggunakan aplikasi tambahan yaitu dengan menggunakan Adobe Photoshop yang
sebelumnya diubah terlebih dahulu format dari file dengan menggunakan aplikasi Global
Mapper dimana disitu diubah dengan klik file, pilih export, kemudian Export raster/image
format selanjutnya ubah dengan format yang telah dituliskan di modul ke 4 prakrikum
Fotogramteri Lanjut yang diberikan oleh asisten praktikum.
Buka aplikasi Adobe Photoshop dan buka file yang telah kita atur sebelumnya di Global
Mapper, jika sudah mulailah dilakukan perbaikan yang ada pada foto tersebut dengan melihat
objek – objek yang ada di foto hasil dari Global Mapper kira – kira tidak penting atau
mengganggu kita hilangkan dengan menggunakan tools yang ada pada aplikasi Adobe
Photoshop. Adapun dilakukan perbaikan foto tersebut di aplikasi Adobe Photoshop berfungsi
untuk memperbaiki dan meningkatkan dari kualitas si orthopoto yang dihasilkan dari
pengolahan – pengolahan sebelumnya. Dimana proses memperbaiki orthophoto ini
dinamakan dengan Kosmetik orthophoto di aplikasi Adobe Photoshop.
Jika sudah dilakukan kosmetik orthophoto di aplikasi Adobe Photoshop langkah
berikutnya dilakukan penyimpanan dan sesuaikan dengan format file nya nantinya agar
dapat dibuka kembali di aplikasi Global Mapper dan bisa kita lihat perbedaan Orthophoto
yang sebelum dilakukan perbaikan ataupun sesudah dilakukan perbaikan.

3. Risna Wulandari (23117050)


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pengolahan Foto Udara, pada beberapa
kasus terdapat kerusakan pada objek orthophotonya, sehingga perlu diperbaiki. Kerusakan
pada Orthophoto dapat terjadi akibat pembentukan Dense Cloud yang tidak maksimal pada
suatu objek/area. Maka Kosmetik Orthophoto dibutuhkan dalam hal ini karena kosmetik
orthopoto bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas Orthophoto yang
dihasilkan dari pengolahan sebelumnya.

Sebelum melakukan Kosmetik, Orthophoto dalam format TIFF perlu di export terlebih
dahulu ke dalam format ECW menggunakan Global Mapper agar koordinat foto yang ada
tidak hilang saat dimasukkan kedalam Adobe Photoshop.

Tahap awal yang dilakukan yaitu membuka Orthopoto dengan Global Mapper, kemudian
pilih GeoTIFF dan atur metadata yang diperlukan untuk degenerate (PRJ dan TFW) yang
berisi informasi koordinat foto, dan matikan resampling. PRJ dan TFW berguna pada saat

32
melakukan kosmetik di Adobe Photoshop, system koordinat Ortho tidak hilang saat dibuka
setelah di kosmetik.

Tahap selanjutnya yaitu pekerjaan Kosmetik Orthophoto menggunakan perangkat lunak


Adobe Photoshop, dengan cara membuka Orthophoto(TIFF) yang telah di export TIFF,PRJ,
dan TFW nya menggunakan Adobe Photoshop. Kemudian cari objek yang akan diperbaiki
pada Orthophoto untuk memperbaiki contrast bisa dengan mengatur contrast pada tools di
photoshop, dan untuk memperbaiki objek yang rusak dapat menggunakan tools Spot Healing,
Healing Brush, Patch Tool dan lainnya.

Tahap akhir yaitu Setelah Orthophoto diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya, simpan
pada tempat yang sama dan nama yang sama dengan PRJ dan TFW nya, dan untuk
menyatukan kembali buka Ortho Kosmetik menggunakan Global Mapper, Export dalam
format ECW.

4. Diyan Putri Latifa (23117094)


Pada praktikum modul ke-4 ini kami melakukan pengolahan orthophoto kosmetik
menggunakkan aplikasi adobe photoshop. Sebelum orthophoto kosmetik ini dibuat
sebelumnya file asli orthophoto yang dihasilkan dari proses build orthophoto di export
terlebih dahulu ke dalam format TIFF dengan menggunakkan aplikasi global mapper,
Pondasi dari pembuatan DEM dan orthophoto ini merupakan proses proses Build Dense
Cloud. Orthophoto yang telah terbentuk dilanjutkan dengan proses kosmetik orthofoto
menggunakan Adobe Photoshop yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas Orthophoto yang dihasilkan dari pengolahan sebelumnya. Kerusakan pada
Orthophoto dapat terjadi akibat pembentukan Dense Cloud yang tidak maksimal pada suatu
objek/area. Sebelum melakukan proses kosmetik orthofoto yang berformat TIFF perlu diubah
menjadi format ECW agar koordinat foto tidak hilang saat dimasukkan dalam Adobe
Photoshop. Penggunaan photoshop untuk pengolahan foto udara adalah sebagai berikut :
1. Spot healing brush tool Healing Brush Tool berfungsi untuk melukis dengan suatu
sample/pattern untuk memperbaiki image yang kurang sempurna.
2. Clone stamp tool Fungsi dari Clone Stamp Tool Photoshop yaitu untuk membuat
manipulasi sebuah objek untuk ditempatkan pada objek atau lembar kerja lainnya.
3. Blur tool Blur tool adalah untuk mengaburkan pada bagian-bagian objek foto untuk
memfokuskan ke satu titik.
4. Dodge tool Dodge Tool berfungsi untuk mencerahkan foto/gambar.
5. Brightness Berfungsi untuk mengatur cahaya terang atau redupnya suatu gambar.
6. Contrast Berfungsi untuk mengatur cahaya terang atau redupnya suatu gambar.
33
Dari keseluruhan proses yang telah dilaksanakan maka dapat dianalisis bahwa DEM
digunakan untuk menggambarkan relief medan. Gambaran model relief rupabumi tiga
dimensi (3 dimensi yang menyerupai keadaan sebenarnya di dunia nyata (real world)
divisualisaikan dengan bantuan teknologi komputer grafis dan teknologi virtual reality.
Sedangkan orthophoto merupakan foto udara yang telah dilakukan rektifikasi sehingga
menghasilkan gambar dengan objek yang tegak. Dan Proses Kosmetik Orthofoto
menggunakan Adobe Photoshop yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas Orthophoto yang dihasilkan dari pengolahan sebelumnya.

5. Vera Damayanti (23117109)


Dari praktikum fotogrametri lanjut modul keempat ini, kami melakukan proses praktikum
yang bernama kosmetik ortophoto. Dalam praktikum ini kami tidak hanya menggunakan
agisoft photoscen tetapi kami pun menggunakan aplikasi global mapper dan adobe
photoshop, selain itu Pada modul ke empat inipun kami membahas mengenai pembentukan
Digital Elevation Model dan Orthophoto hasil pengolahan yang telah dilakukan, bagaimana
menampilkan hasil orthophoto serta memperbaiki kualitas orthophoto menggunakan
perangkat lunak pengolahan gambar digital yaitu menggunakan adobe photoshop. Data yang
digunak untuk melakukan proses pengolahan modul keempat ini adalah data yang diolah dari
proses modul kesatu,modul kedua dan modul ketiga. Kosmetik Orthophoto bertujuan
memperbaiki dan meningkatkan kualitas Orthophoto yang dihasilkan dari pengolahan
sebelumnya. Dalam melakukan Pengolahan Foto Udara, pada beberapa kasus terdapat
kerusakan pada objek orthophotonya, sehingga perlu diperbaiki. Kerusakan pada Orthophoto
dapat terjadi akibat pembentukan Dense Cloud yang tidak maksimal pada suatu objek/area.
Pada praktikum ini kami sudah melakukan perbaikan foto dengan sesuai apa yang asisten
praktikum ajarkan.

Langkah awal yang dilakukan adalah Sebelum melakukan Kosmetik, Orthophoto dalam
format TIFF perlu di export terlebih dahulu ke dalam format ECW menggunakan Global
Mapper agar koordinat foto yang ada tidak hilang saat dimasukkan kedalam Adobe
Photoshop. Setelah itu Export Raster Image Format buka Orthophoto dengan Global Mapper
Pilih GeoTIFF, atur metadata yang diperlukan untuk degenerate (PRJ dan TFW) yang berisi
informasi koordinat foto, dan matikan resampling. PRJ dan TFW berguna pada saat
melakukan kosmetik di Adobe Photoshop, system koordinat Ortho tidak hilang saat dibuka
setelah di kosmetik. Buka Orthophoto(TIFF) yang telah di export TIFF,PRJ, dan TFW nya
menggunakan Adobe Photoshop. Selanjutnya adalah pekerjaan Kosmetik Orthophoto
menggunakan perangkat lunak Adobe Photoshop, setelah itu cari objek yang akan diperbaiki
34
pada Orthophoto, misalnya bayangan, cahaya yang kontras, objek yang tidak penting dan
ingin dihilangkan. Untuk memperbaiki contrast bisa dengan mengatur contrast pada tools di
photoshop. Untuk memperbaiki Objek yang rusak dapat menggunakan tools Spot Healing,
Healing Brush, Patch Tool dan lainnya.
Setelah Orthophoto diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya, simpan pada tempat yang
sama dan nama yang sama dengan PRJ dan TFW nya. Selanjutnya untuk menyatukan
kembali buka Ortho Kosmetik menggunakan Global Mapper, Export dalam format ECW.
Beri nama dan tentukan penyimpanan.

35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1) Pengolahan data fotogrametri menggunakan perangkat lunak Agisoft Photoscan melalui
berbagai tahapan, tahapan dasar telah dilakukan pada praktikum foto lanjut modul
sebelumnya yang telah dilakukan yaitu proses alligment photo, selanjutnya build dense
could, build mesh, DEM, dan orthophoto, lalu yang dilakukan pada praktikum modul ini
kosmetik orthophoto.
2) Sebelum melakukan proses kosmetik, orthophoto dalam format TIFF perlu di export
terlebih dahulu ke dalam format ECW menggunakan Global Mapper agar koordinat foto
yang ada tidak hilang saat dimasukkan kedalam Adobe Photoshop.
3) Orthophoto adalah sebuah foto udara yang telah dikoreksi geometris (orthorectified)
sedemikian rupa sehingga skala foto itu adalah seragam, yang berarti bahwa foto dapat
dianggap setara dengan peta. Namun dari hasil orthophoto itu sendiri kualitasnya belum
bagus, dan perlu dilakukan proses kosmetik orthophoto guna meningkatkan kualitas hasil
foto.

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan membawa laptop secara individu agar proses


praktikum dapat berjalan dengan lancar dan diharapkan kondusif dalam
melakukan praktikum agar meteri yang disampaikan dapat mudah
dipahami.
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan setiap langkah yang diajarkan oleh
asisten praktikum, dan langsung bertanya apabila ada langkah kerja yang
kurang dimengerti.

36
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/73054717-Modul-agisoft-photoscan-berisi-pembahasan-
lengkap-mengenai-cara-prossesing-data-hasil-perekaman-drone.html

Iswanto, I. 2014. “Konversi Data DSM Hasil Pengolahan Citra Foto UAV
Menjadi Data DTM Menggunakan Software SAGA GIS”. Institut Teknologi
Nasional Malang.

Pemetaan Fotogrametri, Ir. Bam&ang Sudarsono MS, Fakultas Teknik UNDIP


Semarang.

Arfaini Juwita dan Hepi Hapsari, H. 2016. “Analisa Data Foto Udara untuk DEM
dengan Metode TIN, IDW, dan Kriging”. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.

https://www.jasaukurtanah.com/mengenal-fotogrametri-salah-satu-cabang-
keilmuangeodesi.html

37

Anda mungkin juga menyukai