Disusun Oleh:
KELAS:
FOTOGRAMETRI DIGITAL – B
Dosen Pengampu:
Dr-Ing.Ir. Teguh Hariyanto,M.Sc.
Dosen Responsi:
Husnul Hidayat, ST., M.T.
DAFTAR ISI...................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
3.3 Langkah-Langkah..............................................................................5
BAB V PENUTUP.......................................................................................14
5.1 Kesimpulan......................................................................................14
5.2 Saran................................................................................................14
DAFTAR GAMBAR
2i
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
BAB I
PENDAHULUAN
ii3
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
BAB II
14
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
DASAR TEORI
Hasil pemotretan suatu daerah dengan foto udara dilakukan pada ketinggian
tertentu dalam ruang lingkup atmosfer menggunakan kamera. Proses pemotretan
menggunakan pesawat terbang, helicopter, balon udara, drone/UAV dan wahana-wahana
lainnya. foto udara memiliki kelebihan yaitu hasil gambar/citranya lebih detail dan tidak
terkendala awan karena proses pengambilan gambarnya dibawah awan. Namun,
kelemahannya adalah data foto udara terdiri dari kumpulan scene kecil yang banyak,
terlebih lagi untuk pemotretan dengan cakupan area yang luas. Berdasarkan proses
pengambilan data di lapangan, foto udara dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Foto udara vertikal adalah foto udara dengan sumbu sumbu kamera pada saat
pemotretan dilakukan benar-benar vertical atau sedikit miring tidak lebih dari 3°.
Jika sumbu kamera pada saat pemotretan dilakukan keadaannya tegak, maka bidang
25
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
foto akan sejajar dengan bidang datum. Secara umum foto yang digunakan untuk
peta adalah foto tegak (Wolf, 1993).
2. Foto miring merupakan foto udara dengan sumbu kamera yang membentuk sudut
dengan arah gaya berat pada saat pemotretan dilakukan. Hal itu sengaja diarahkan
menyudut terhadap sumbu vertikal. Foto udara miring dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Foto udara miring tinggi (high oblique)
b. Foto udara miring rendah (low oblique)
6
3
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
BAB III
METODOLOGI
74
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
1. Laptop Acer
3. Software efoto
3.3 Langkah-Langkah
2. Setelah itu, pilih new di kolom project. Kemudian lengkapin informasi yang perlu
untuk diisi seperti nama, deskripsi, keperluan proyek dan lain-lain.
3. Sebelum memulai orientasi foto, harus memasukkan data terrain, parameter sensor,
nama penerbangan, pembuatan, tanggal dan parameter terbang di kolom tersebut, data
tersebut disediakan oleh perangkat lunak e-foto.
8
5
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
4. Setelah itu, masuk ke kolom image dan klik import image untuk meletakkan foto.
Pilih foto yang akan dimasukkan dengan menekan select image. Foto yang digunakan
adalah foto yang telah disediakan oleh efoto.
69
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
5. Setelah ketiga gambar tersebut dimasukkan, akan muncul gambar seperti dibawah ini.
Tanda silang pada kolom IO menandakan foto tersebut belum terorientasi dalam.
6. Beralih ke kolom point, pilih tombol new dan isi lah berdasarkan file GCP yang telah
didapatkan dari folder efoto.
10
7
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
7. Kemudian, pilih execute interior orientation atau juga bida menggunakan shortcut
‘CTRL +I’.
11
8
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
10. Maka, masukkan data tugas.epp ke software VS Code. Kemudian, ganti filename
content menjadi nama file foto dan ganti file path menjadi letak folder yang
digunakan untuk menyimpan foto pada baris Images dalam software tersebut.
12
9
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
11. Kemudian, lakukanlah digitasi point di setiap point pada fiducial point dengan cara
klik measure pada toolbar dan digitasi setiap pointnya menjadi berikut.
12. Setelah itu, pilih execute interior orientation, akan muncul kolom titiknya. Lalu
klik accept done.
13
10
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
13. Lakukanlah hah yang sama ke dua foto lainnya. Lalu akan di kolom foto akan muncul
bagian IO tanda “checklist” yang menandakan foto telah terorientasi dalam.
BAB IV
11
14
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
b) Foto Kedua
15
12
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
c) Foto Ketiga
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Orientasi dalam dilakukan untuk memperoleh parameter-parameter kamera yang
berupa posisi titik utama terhadap pusat foto (Xo,Yo) dan konstanta kamera atau panjang
fokus kamera f yang terkalibrasi. Besar variansi dari hasil orientasi sebesar
0.0138766666666 mm2 dan standar deviasi sebesar 0.103746 mm.
5.2 Saran
16
13
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
Saran kepada pembaca adalah lebih memperhatikan fungsi dari software yang
digunakan terlebih dahulu sehingga mengetahui lebih dalam cara menggunakan software
dengan lebih tepat berdasarkan metode yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
American Society of Photogrammetry. (1982). Orientation and Construction of Models. Further
Considerations in Close-Range Photogrammetry, 1-11.
Duran, Z., & Atik, M. E. (2020). Introduction. Accuracy comparison of interior orientation parameters
from different photogrammetric software and direct linear transformation method, 1-2.
Tagoe, N., & Mantey, S. (2019). Introduction. Determination of the Interior Orientation Parameters of
a Non-metric Digital Camera for Terrestrial Photogrammetric Applications, 1-3.
1417
Fotogrametri Digital
Teknik Geomatika ITS Surabaya
18
iii