PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI
RESUME FOTOGRAMETRI
Tanggal Penyerahan: Senin, 21 November 2022
Disusun Oleh: Dhafa Desfanola Rompas (23-2021-047)
Kelompok: 6 (Enam) AA
1. Konsep Fotogrametri
Perkumpulan Fotorgrametriwan Amerika mendefinisikan fotogrametri
sebagai seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh informasi terpercaya tentang
objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran, dan
interpretasi gambaran fotografik dan pola radiasi tenaga elektromagnetik yang
terekam. Sesuai dengan namanya maka ilmu ini mula-mula hanya menganalisis
foto. Meskipun akhir-akhir ini fotogrametri telah diperluas hinga meliputi analisis
rekaman lain selain foto seperti misalnya pancaran pola tenaga akustik dan gejala
magnetik, namun foto masih merupakan sumber informasi utama di dalam
fotogrametri fototgrafik. Meskipun demikian sumber informasi lainnya juga
masih diperbincangkan.
2. Foto Udara
Foto udara pada umumnya dibedakan atas foto vertikal dan foto condong.
Foto vertikal dibuat dengan sumbu kamera yang arahnya setegak mungkin. Bila
sumbu kamera pada saat benar-benar vertikal, bidang foto sejajar dengan bidang
datum dan foto yang dibuahkannya disebut foto vertikal. Pada kenyataannya,
jarang sekali sumbu kamera benar-benar vertikal. Hal ini terjadi karena
kemiringan pesawat terbang. Bila sumbu kamera tidak sengaja membentuk sudut
kecil terhadap garis vertikal, fotonya disebut foto sendeng. Kesendengan tak
sengaja pada umumnya kurang dari 1⁰ dan jarang melebihi 3⁰. Untuk maksud
penggunaan praktis maka foto yang mengalami kecondongan dapat dipandang
sebagai foto tegak tanpa akibat yang serius. Piranti dan prosedur fotogrametri
yang telah dikembangkan memungkinkan untuk mengontrol kecondongan tanpa
kehilangan ketepatannya.
Foto udara tegak adalah foto udara yang dibuat dari pesawat terbang
dengan arah sumbu optik kamera tegak lurus atau mendekati tegak lurus.
Idealnya sumbu optik kamera kalaupun mengalami kemiringan tidak lebih
dari 1º. Namun dalam keyataan pada pekerjaan pemotretan banyak
mengalami gangguan (getaran pesawat dan dorongan angin) menyebabkan
terjadinya perubahan posisi pesawat, bagian depan pesawat terdorong ke
atas dan mengalami pergeseran ke arah sumbu Y sehingga foto udara yang
benar-benar vertical tidak dapat diperoleh. Oleh karena itu masih terdapat
toleransi terhadap kemiringan/kesendengan sumbu optik ini sampai dengan
3º, lebih dari angka ini foto udara dianggap sebagai foto udara condong.
Khusus untuk foto udara condong terdapat Teknik dan formula untuk
pengukuran tersendiri, yang berbeda dari formula yang digunakan pada foto
udara tegak.
Posisi sumbu kamera sangat miring dan gambaran bujur sangkar pada
bidang foto udara yang tampak adanya horizon.
4. Wahana Fotogrametri
DAFTAR PUSTAKA
Paul R. Wolf. (1996). Elements of Photogrammetry. United States : Mc Graw
Education. ISBN: 978-0-07-176112-3
Al Ayyubi, A. S., Cahyono, A. B., & Hidayat, H. (2017). Pemetaan Foto Udara
Menggunakan Wahana Fix Wing UAV (Studi Kasus: Kampus ITS Sukolilo. Jurnal
Teknik ITS, 6(2), F403-F408.
Subakti, B. (2017). Pemanfaatan foto udara uav untuk pemodelan bangunan 3d dengan
metode otomatis. Jurnal Spectra, 15(30), 15-30