Anda di halaman 1dari 16

I.

TUJUAN
a. Mahasiswa mampu mengindentifikasi informasi tepi foto udara.
b. Mahasiswa mampu menentukan skala foto udara.
c. Mahasiswa mampu menentukan ketinggian wahana saat pengambilan foto udara.
d. Mahasiswa mampu menentukan area yang overlap maupun sidelap pada foto udara.
e. Mahasiswa mampu mendesain jalur terbang wahana saat mengambil foto udara.
f. Mahasiswa dapat menginterpretasi penggunaan lahan pada citra foto
berdasarkan unsur-unsur interpretasi.

II. BAHAN DAN ALAT


a. Bahan Praktikum
1. Foto Udara
Foto udara digunakan sebagai objek untuk mengidentifikasi keadaan suatu daerah dengan
pengambilan gambar yang dilakukan menggunakan wahana pesawat terbang.
2. Mosaik Foto Udara
Mosaic foto udara merupakan gabungan dari dua atau lebih foto udara yang saling
bertampalan sehingga terbentuk paduan gambar foto udara tujuannya untuk memberi
gambaran umum yang akan dikaji dengan mengetahui gambaran seluruh daerah.
3. Interpretasi Foto Udara
Interpretasi foto udara bertujuan untuk menganalisa citra foto udara untuk mengidentifikasi
dan menilai suatu obyek yang ada di foto udara.

b. Alat Praktikum

III. KAJIAN PUSTAKA


a. Foto Udara
Foto udara adalah hasil pemotretan suatu daerah dari ketinggian tertentu dengan
menggunakan kamera. Misalnya pemetretan menggunakan pesawat terbang, helicopter,
balon udara, drone, dan wahana lainnya. Keuntungan menggunakan foto udara
menghasilkan gambar yang lebih detail, tidak terkendala awan, karena pengoperasiannya
pada ketinggian di bawah awan. Kelemahannya, foto udara terdiri dari kumpulan scene
kecil yang banyak, terlebih lagiuntuk pemotretan dengan area yang sangat luas.
Pengoperasian foto udara juga sangat tergantung dari cuaca, seperti faktor angin.
Kelemahan lainnya adalah, foto udara harus dibarengi dengan pengambilan GCP
(Ground Control Point di Lapangan) untuk melakukan koreksi geometrik, karena kalau
tidak, bisa dipastikan keakuratan geometrik akan sangat rendah. Dari segi biaya, foto
udara jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan citra satelit, karena banyak hal yang
diperlukan, seperti biaya operasional pesawat, izin penerbangan, biaya personil ke
lapangan, dll.
Klasifikasi foto udara didasarkan pada kedudukan sumbu kamera, antara lain:
a) Foto Udara Tegak atau Vertikal
Foto udara dengan sumbu kamera yang benar-benar vertikal -0°. Foto udara tegak
dengan sudut kemiringan sumbu kamera terhadap vertikal (tilt) kurang atau sama
dengan 3°. Kamera diarahkan langsung ke bawah permukaan bumi. Sulit mengenali
objek di permukaan bumi. Foto udara vertikal memiliki kelebihan, antara lain: skala
foto udara vertikal hampir sama pada setiap bagian, karena itu lebih mudah
melakukan pengukuran diatasnya, dan hasil yang diperoleh lebih teliti; menentukan
arah pada foto udara vertikal lebih mudah dan lebih teliti serta dapat dengan banyak
persamaan dan menggunakan peta; dan secara terbatas foton udara vertikal dapat
digunakan sebagai pengganti peta dengan menambah sistem koordinat onformasi
tepi.
b) Foto Udara miring atau oblique
Foto udara miring rendah (low oblique) -3° dan foto udara miring tinggi (high olique) -3°
dengan horizon terlihat. Orientasi kamera kea rah samping dari peswat udara. Foto udara
miring relative mudah mengenali objek permukaan bumi, tetapi sulit untuk digunakan
dalam pengukuran. Kelebihan foto udara miring, antara lain; foto udara miring meliput
kawasan yang lebih luas dibandingkan foto udara vertikal; jika suatu daerah sering diliputi
awan, masih dimungkinkan pemotretannya dengan foto udara condong; dan pandangan
atau pengamatannya lebih bersifat alamiah karena kenampakan profil seperti pandangan
pengamat dari suatu bukit atau Menara, karena itu objek banyak dikenali
Klasifikasi foto udara berdasarkan kepekaan film, antara lain:
a) Ultraviolet Dekat (0,3 µm – 0,4 µm) yang memilki fungsi untuk mendeteksi pencemaran air
oleh minyak.
b) Pankromatik (0,36 µm – 0,7 µm) – Black & White dan Colour yang memiliki kepekaan
hampir sama dengan manusia, kesan objek sama dengan kesan objek mata melihat objek
aslinya. Foto udara jenis pankromatik berfungsi sebagai pemetaan penutup dan penggunaan
lahan, perencanaan kota dan wilayah, evaluasi dampak lingkungan.
c) Inframerah (0,7 µm – 0,9 µm (colour), 1,2 µm (Black & White)). Daya tembus yang besar
terhadap kabut tipis, yang berfungsi untuk aplikasi pemetaan hidrologi, geologi dan
kepurbakalaan.
Klasifikasi foto udara berdasarkan jenis kamera, antara lain:
a) Foto udara format besar, dengan ukuran 23 cm x 23 cm. jenis foto ini diambil dengan kamera
metrik dan paling umum digunakan dalam fotogramteri.
b) Foto udara fotmat kecil, dengan ukuran 6 cm x 6 cm atau 24 mm x 35 mm

b. Mozaik Foto Udara


Mozaik foto udara merupakan gabungan dari dua atau lebih foto udara yang saling
bertampalan sehingga terbentuk paduan gambar yang berkesinambungan dan menampilkan
daerah yang lebih luas (Wolf, 1983).Penggabungan dilakukan dengan memotong dan
menyambungkan bagian-bagian foto yang overlap atau sidelap. Mozaik udara umumnya
dirakit dari foto udara vertical, namun kadang-kadang juga dirakit dari foto miring atau foto
terestris. Jika dibuat dengan baik, akan memperlihatkan penampilan seperti suatu foto tunggal
yang sangat besar.
Overlap merupakan besar nilai pertampalanan antara foto/ citra yang satu dengan yang
lain. Besar nilai overlap dapat diketahui dengan membagi daerah pertampalan dengan
panjang keseluruhan foto/ citra dikali 100%. Sidelap merupakan besar nilai pertampalan pada
dua atau lebih foto/ citra yang berbeda jalur tebangnya. Besar nilai sidelap dapat diketahui
dengan membagi daerah sampingan pertampalan dengan panjang sampingan foto/ citra dikali
100%.
Ditinjau dari teknik pembuatannya, Wolf (1983) menyebutkan ada tiga jenis mosaik,
yaitu mosaik terkontrol, tidak terkontrol, dan semi terkontrol. Mosaik terkontrol adalah
mosaik yang dibuat dari foto yang telah direktifikasi sehingga semua foto telah mempunyai
skala yang sama. Mosaik tidak terkontrol adalah mosaik yang dibuat dari foto tegak yang
belum direktifikasi serta belum diseragamkan skalanya. Mosaik semi terkontrol adalah
mosaik yang disusun dengan menggunakan foto udara yang mempunyai beberapa titik
kontrol, tetapi foto tersebut tidak terektifikasi dan mempunyai skala yang tidak seragam.
Dari 3 jenis mosaik tersebut, mosaik terkontrol dan semi terkontrol memiliki kesamaan,
yaitu memerlukan ketersediaan titik kontrol. Keharusan untuk tersedianya titik kontrol
tersebut mempunyai konsekuensi waktu pemrosesan yang lama, yaitu saat identifikasi titik
kontrol pada setiap foto, dan biaya yang relatif mahal untuk penyediaan/pengadaan titik
kontrol setiap foto. Pembuatan mosaik tidak terkontrol secara konvensional, meskipun tidak
memerlukan titik kontrol, tetap membutuhkan operator untuk mengidentifikasi titik/obyek
yang sama antar foto (tie points, TP) yang saling bertampalan. Cara ini sangat tergantung
kecermatan operator dan membutuhkan waktu yang lama untuk TP, lebih-lebih jika terdiri
dari ratusan foto.
c. Interpretasi Foto Udara
Interpretasi foto udara adalah upaya untuk memahami atau menafsirkan foto udara
sehingga mendapatkan informasi yang akurat dan sesuai dengan objek yang terekam.
Interpretasi foto udara merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut (Estes dan
Simonette, (1975 dalam Sutanto, 1986)). Dalam hal ini dibutuhkan unsur-unsur pengenal
objek ataupun gejala yang terekam pada citra. Unsur-unsur ini meliputi:
a) Rona atau Warna adalah tingkat kegellapan atau tingkat kecerahan objek pada citra yang
menggunakan spektrum lebar, 0,4 – 0,7 µm (hitam-putih). Berkaitan dengan penginderaan
jauh, spektrum demikian disebut spektrum lebar, jadi rona merupakan tingkatan dari hitam
ke putih atau sebaliknya. Warna merupakan wujud yang tampak oleh mata dengan
menggunakan spektrum sempit, lebih sempit dari spektrum tampak. Berbeda dengan rona
yang hanya menyajikan tingkat kegelapan, warna menunjukkan tingkat kegelapan yang
lebih beraneka.
b) Ukuran adalah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan volume. Karena objek
pada citra merupakan fungsi skala, maka di dalam memanfaatkan ukuran sebagai unsur
interpretasi foto udara harus selalu diingat skalanya. Dengan kata lain ukuran merupakan
perbandingan nyata dari objek-objek dalam citra maupun foto udara, yang menggambarkan
kondisi lapangan, contohnya perbedaan ukuran lapangan sepak bola dengan stadion.
c) Bentuk merupakan konfigurasu atau kerangka suatu objek, sehingga dapat mencirirkan
suatu penampakan yang ada pada citra dapat di identifikasi dan dapat dibedakan antar objek.
Dari penampakan pada foto udara dapat identifikasi bentuk massa bangunan, maupun fisik
alam lainnya seperti sungai, jalan,, hutan, dll.
d) Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra atau pengulangan rona kelompok obyek
yang terlalu kecil untuk dibedakan secara individual. Tekstur merupakan hasil gabungan
dari bentuk, ukuran, pola bayangan, serta rona. Tekstur sering dinyatakan dengan kasar,
halus, dan belang-belang. Misalnya tekstur sawah akan kelihatan halus berbeda dengan
kebun taupun hutan.
e) Pola merupaka ciri yang menandai bagi banyak objek bentukan manusia dan bagi beberapa
objek alamiah. Oengulangan bentuk tertentu dalam hubungan merupakan karakteristik bagi
objek alamiah maupun bangunan kan memberikan suatu pola dalam mengenali objek.
Misalnya perumahan yang teratur menunjukkan objek tersebut merupakan perumahan yang
dibangun oleh developer.
f) Bayangan bersifat menyembunyikan detail objek yang berada di daerah gelap. Objek atau
gejala yang terletak di daerah bayangan pada umumnya tidak tampak sama sekali atau
kadang-kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering merupakan
kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang justru lebih tampak dari
byangannya. Dengan bantuan unsur banyangan dapat menetukan arah mata angin serta
pengenalan suatu objek.
g) Situs hubungannya dengan objek lain dapat membantu dalam menginnterpretasikan foto
udara. Situs ini berupa unit terkecil dalam duatu sistem wilayah morfologi yang dipengaruhi
oleh beberapa faktor situs, seperti beda tinggi, kecuraman lereng, keterbukaan terhadap
sinar, keterbukaan terhadap angin dan ketersediaan air dipermukaan dan air tanah.
h) Asosiasi diartikan sebagai keterkaitan antara objek yang satu dengan objek lainnya. Adanya
keterkaitan ini maka terlihatnya objek pada foto udara sering merupakan petunjuk bagi
adanya objek lain. Misalnya stasiun kereta api sering berasosiasi dengan jalan kereta pai
yang bercabang.
Menurut Sutanto (1986) interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu interpretasi secara visual atau manual dan interpretasi secara digital. Manual dengan
memanfaatkan penginderaan melalui citra sedangkan interpretasi digital dilakukan dengan
mendasarkan pada informasi spektralnya. Proses interpretasi yang untuk selanjutnya dilakukan
klasifikasi adalah elemen yang sangat penting dalam menentukan sukses tidaknya proses
pemetaan. Banyak metode klasifikasi yang masih digunakan hingga saat ini, terutama untuk
klasifikasi digital. Beberapa metode klasifikasi digital yang umum digunakan antara lain
klasifikasi multispektral, jaringan saraf tiruan, logika samar, klasifikasi berorientasi obyek.

IV. LANGKAH KERJA


a. Menyiapkan alat dan bahan, antara lain: foto udara, kertas plastic, spidol warna merah,
hijau, biri, dan hitam, alat tulis.
b. Mengidentifikasi foto udara, dengan memerhatikan symbol-simbol yang ada pada bagian
tepi foto udara dan memerhatikan penggunaan lahan pada foto udara.
c. Mendeliniasi foto udara ke kertas plastic, dengan membedakan setiap kenampakan yang
ada di foto udara dengan spidol berwarna.
d. Menghitung altimeter dengan menggunakan rumus yang ditetukan.
e. Menghitung skala dengan menggunakan rumus yang ditentukan.
f. Membuat mosaic foto udara dengan menampal foto udara dengan foto udara selanjutnya
yang berurutan.
g. Menghitung setiap pertampalan dengan rumus. Untuk mengetahui apakah pertampalan
sidelap atau overlap.
h. Mendesain jalur terbang pesawat, untuk mengambil foto udara.
i. Menginterpretasikan foto udara di tabel interpretasi foto udara
V. HASIL PRAKTIKUM
a. Tabel Deskripsi Informasi Tepi
No. Bagian Informasi Fungsi Foto
Tepi
1. Jam Terbang Untuk menunjukkan
waktu foto udara di
ambil.

2. Altimeter Menunjukkan ketinggian foto


udara di ambil

3. Skala Foto Udara Panjang fokus kamera yang


digunakan untuk
mendapatkan foto dsan tinggi
terbang di atas objek.
4. Tanggal Terbang Menunjukkan bulan dan
tahun foto udara di ambil

5. Urutan Foto Udara Mengurutkan foto udara


untuk mozaik foto udara
6. Panjang Fokus Untuk informasi
Panjang fokus yang
digunakan untuk
memotret foto udara

7. Fiducial Point Untuk menetukan titik


point foto udara

8. Principal Point Titk tengah dari foto


udara

9. Nivo Untuk mengetahui


pengambilan foto udara,
jika menekati tengah
maka pengambilan foto
udara verikal, tetapi jika
gelembung semakin
meminggir maka
pengambilan foto
semakin miring
b. Perhitungam Altimeter
Altimeter= 9,1 x 1000
= 9100 feet
= 2775,5 m
c. Perhitungan Skala Foto Udara
𝑓
Skala Foto Udara: 𝐻−ℎ
0,44
: 2775,5−22

: 1:6.257
d. Perhitungan Mosaik
16
a) Pertanpalan 1= 23 × 100%

= 69,56%
16,5
b) Pertampalan 2= 23
× 100%

= 71,73%
15,5
c) Pertampalan 3= × 100%
23

= 67,39%
e. Desain Jalur Terbang Wahana

f. Tabel Interpretasi Foto Udara


Rona/ Bentuk Ukuran Tekstur Pola Bayangan Situs Asosiasi Nama
Warna Objek
Cerah Persegi Besar Halus Teratur - Dataran Jalan Lapang
ppanjang Rendah dan an
vegetasi
Kelabu Meman Besar Halus Teratur - kendara Toko Jalan
Jang an Raya
Kelabu Memanj Kecil Halus Teratur - Kendar Pemuki Jalan
ang aan man
Cerah Menyeb Besar Kasar Teratur - Datar Jalan Gedung
Ar an Pelaya
n
an
Publik
Cerah Menyeb Kecil Kasar Berat - Datar Pemuki Majid
Ar ap an man
kubah dan
Jalan
Cerah Menyeb Kecil Kasar Bertaap - Dataran Pemuki Gereja
Ar salip man
dan
jalan
Cerah Membe Besar Kasar Terat - Dataran Lapang Sekolah
ntuk U ur an dan
dan L Pemuk
iman
Kelabu Meman Besar Kasar Terat Ada Dataran Jalan Industri
jang ur
Cerah Meman Besar Kasar Tera - Dataran Jalan Ruko
jang tur
Cerah Perse Besar Halus Tera - Datar Jalan Sawah
gi tur an
Gelap Persegi Besar Kasar Tertur - Dataran Jalan Perkeb
dan unan
pemuki
man
Gelap Tidak Besar Kasar Tidak - Dtaran Jalan Vegeta
berbent tertuar dan si
uk pemuki
man
Kelabu Persegi Kecil Halus Tertur - Dataran Vegetas Lahan
dan i dan Kosong
tanah pemuki
kering man
Cerah memanj Besar Kasar Tidak - Dataran Jalan Pemuki
ang teratur dan man
jalan
Cerah Persegi Besar Kasar Teratur - Dataran Jalan dan Perum
atau sarana ahan
mengel umum
ompok
Gelap Tidak Kecil Kasar Tidak - Dataran Pemuki Semak
terbentu teratur man
k
g. Hasil Deliniasi Foto Udara

VI. PEMBAHASAN
a) Foto Udara
Foto udara dari Kota Banjarbaru yang memiliki skala 1:5000, yang diambil pada Juni
2017 07.55 WITA. Pada ketinggian 2775,5 meter foto udara diambil dengan menggunakan
wahana pesawat terbang. Foto udara tersebut memiliki noomor urutan 169 yang berfungsi untuk
pengurutan mosaic foto udara. Panjang fokus kamera yang digunakan foto udara adalah 44.
Deliniasi foto udara Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa, daerah ini masih banyak terdapat
vegetasi, karena memang daerah ini, masih kurang pembangunan sehinggga terdapat banyak
vegetasi. Berbeda dengan daerah yang sudah terbangun akan sedikit ditemui vegetasi, paling
banyak ditemukan bangunan.
Masih terdapat lahan kosong, karena lahan tersebut kering dan lahan tersebut adalah
lahan sisa perkebunan kelapa sawit yang sudah tidak berproduksi dengan baik, sehingga
ditinggalkan dan belum difungsikan dengan baik lagi. Banyak sekali ditemukan lapangan,
karena lahan sisa perkebunan kelapa sawit yang sudah tidak berproduksi untuk digunkan
sebagai lapangan sepak bola. Semak-semak ada disekitar pekarangan pemukiman warga
setempat, karena kebanyakan masyarakat setempat memiliki pekrangan sehingga banyak
terdapat semak-semak.
Perkebunan yang ditemukan di Kota Banjarbaru berdasarkan foto udara adalah
perkebunan kelapa sawit, karena memang daerah Pulau Kalimantan terdapat banyak
perkebunan kelapa sawit dan tanahnya yang cocok untuk perkebunan kelapa sawit. Perkebunan
yang ada di Kota Banjarbaru sedikit, karena yang banyak pemukiman sehingga perkebunan
tidak luas. Kota Banjarbaru terdapat banyak sawah, sehingga penduduk disana bekerja sebagai
petani, selain di perkebuman kelapa sawit.
Pola pemukiman yang ada di Kota Banjarbaru adalah memanjang mengikuti jalan, dan
di pekarangan rumah masih banyak ditemui vegetasi dan semak-semak. Pemukiman Kota
Banjarbaru masih tergolong sedikit, karena masih banyak ditemui lahan kosong dan banyak
vgetasi. Perumahan cenderung mengelompok, jauh dari pemukiman masyrakat, dan dekat
dengan sarana dan prasarana public. Banyak ditemui rumah masyarakat yang memiliki atap
panjang yang khas dari rumah di Kalimantan.
Kawasan industrisi ditemukan di daerah perkebunan kelapa sawit dan lahan kosong yang
luas. Industri ini mengelola hasil dari kelapa sawit, kebanyakan industri kelapa sawit yang dekat
dengan bahan baku untuk menekan biaya angkut. Hasil pengelolaan industri kelapa sawit ini
untuk memenuhi kebutuhan produk kelapa sawit Indonesia. Tetapi industri ini masih tergolong
rendah karena kebun kelapa sawit yang tergolong sedikit.
Gedung sarana prasarana umum banyak ditemui dengan bercirikian atapnya berwarba
merah dan ukurannya yang panjang. Gedung pelayanan public banyak ditemukan di daerah
yang dekat dengan jalan raya. Sekolah yang ada di foto udara ini hanya terdapat satu sekolah
yang paling mencolok ditandai dengan bangunannya membentuk huruf U. Banyak ditemukan
masjid-masjid di setiap pemukiman, menunjukkan bahwa masyarakat mayotritas muslim.
Hanya terdapat satu gereja yang ditemui di pinggir jalan raya. Atap kedua bangunan ini khas,
dengan masjid yang memiliki atap berebentuk kubah dan gereja yang atapnya terdapat tanda
salip.

b) Mosaic Foto Udara


Mosaic foto udara, terdapat tiga pertampalan. Pertampalan ini berjenis overlap karena
hasil pertampalan pertama sebesar 69,56%, pertampalan kedua sebesar 71,73%, dan
pertampalan ketiga sebesar 67,39%. Hasil pertampalan yang lebih dari 60% maka pertampalan
ini overlap, jika kurang dari 60% maka sidelap. Tujuan dari pertampalan ini adalah untuk
menhindari daerah yang kososng disaat perekaman dkarenakan wahana pesawat terbang melaju
dengan kecepatan yang tinggi.
Mosaic foto udara dilakuakn dengan menurutkan nomor foto udara dengan
memerhatikan tumpeng tindih setiap foto udara, selain nomor urutan yang sama mosaic juga
bisa dilakukan dengan skala yang sama, jadi untuk menampal foto udara diperlukan nomor urut
dan skala yang sama pada setiap foto udara. Dari penyusunan mosaic ditemukan susunan foto
udara yang saling tumpeng tindih dan susunan tidak lurus, sedikit bergeser ke atsa atau ke bawah
yang mengindikasikan dalam pemotretan pesawat mengalami gangguan sehingga hasilnya tidak
bisa lurus. Penyimapangan tersebut dikenal dengan drift dan crab.
Drift adalah perpindahan atau pergeseran lateral pesawat udara dari baris terbang yang
direncanakn, yang disebabkan oleh gerakan angin, kesalahan navigasi atau penyebab yang lain.
Crab merupakan keadaan yang disebabkan kegagalan menorientasikan kamera sehubingan
dengan garis terbang yang direncanakan. Jika diamiti hasil dari mosaic foto udara banyak
kesalahan karena drift. Penyususnan mosaic foto udara memerlukan kecermatan dan ketelitian
untuk menyusun foto udara.
c) Interpretasi Foto Udara
Lapangan memiliki warna yangcerah, karena warna lapangan yang ditangkap oleh mata
manusia adalah hijau yang berwarna cerah dan tidak ada vegetasi sehingga pencahayaan
matahari yang langsung yang menyebabkan warna lapangan menjadi cerah. Lapangan memiliki
bentuk persegi Panjang, karena umumnya lapangan berbentuk persegi Panjang yang digunakan
untuk permainan sepak bola. Ukuran dari lapangan besar, karena lapangan itu luas sehingg di
foto udara terlihat ukuran lapangan yang luas. Memiliki pola yang teratur, karena lapangan
memiliki bentuk yang teratur, sehingga pola teratur juga. Lapangan tidak memiliki bayangan,
pada foto udara yang baru jarang ditemukan bayangan. Lapangan memiliki situs dataran rendah,
karena tidak ada lapangan di dataran tinggi dan lapangan memerlukan dataran yang rendah.
Asosiasi lapangan adalah jalan dan vegetasi, karena sekitar lapangan banyak terdapat vegetasi
dan lapangan terdapat di pinngir jalan.
Jalan memiliki warna kelabu, karena warna jalan yang ditangkap oleh mata kita adalah
abu-abu. Membentuk memanjang, memiliki ukuran yang besar langsung terlihat saat kita
mengamati foto udara. Tekstur jalan adalah halus, memiliki pola yang teratur, yaitu memanjang.
Tidak memiliki bayangan, memiliki situs kendaraan karen di jalan banyak ditemui kendaraan.
Asosiasi jalan raya dipinggirnya terdapat toko dan jalan kecil terdapat pemukiman.
Gedung pelayanan public memiliki warna cerah karena atapnya banyak yang berwarna
merah, Gedung pelayanan public ini menyebar di amna-mana untuk melayani msyarakat,
Gedung pusat saja yang memusat di perkotaan. Meiliki bentuk yang besar, dan bertekstur kasar
karena umumnya bangunan memiliki tekstur kasar. Polanya teratur karena Gedung pelayanan
public dibangun dengan rancangan sehingga polanya terautur. Memiliki situs yaitu berada di
dataran, karena pelayan public banyak dibangun di dataran rendah dan memiliki asosiasi dengan
jalan khususnya jalan raya.
Masjid dan gereja memiliki rona yang cerah, menyebar di setiap pemukiman, kecuali
gereja yang hanya ada di pusat kota karena masyarakat agama Kristen ataupun katholik yang
menjdai minoritas sehingga hanya ada satu gereja. Berbeda dengan masjid yang hampir ditemui
di setiap pemukiman, karena masyarakat yang banyak beragama islam. Memiliki tekstur yang
kasar sama seperti gedung yang lainnya. Masjid dilihat dari foto udara memiliki atapnya
berbentuk kubah dan gereja yang atapnya terdapat salip. Masjid dan gereja banyak ditemui di
dataran, dan berasosiasi dengan pemukiman dan jalan karena sebagai aksesibilitas.
Sekolah memiliki rona yang cerah, gedungnya membentuk huruf U dan L. tengah-
tengah bangunannya terdapat lapangan yang mengindikasikan bahwa itu adalah bangunan
sekolah. Memiliki ukuran yang besar, bertesktur kasar, polanya teratur. Memiliki situs di
dataran dan berasosiasi dengan pemukiman, jalan, dan lapangan.
Industri memiliki warna yang kelabu, karena atapnya banyak yang berwarna abu-abu.
Membentuk memanjang, ukurannya besar karena industri umumnya kawasannya luas,
bertekstur kasar, dan memiliki pola yang teratur. Industri memiliki bayangan karena di sekitar
indutri banyak lahan kososng sehingga bayangan dari bangunan industri bisa terliht dari foto
udara. Bertempat d dataran dan berasosiasi dengan jalan, terdapat jauh dari pusat kota.
Toko memiliki warna cerah, membentuk memanjang mengikuti jalan raya, berukuran
besar, memiliki tekstur kasar, dan polanya juga teratur. Toko memiliki situs di dataran dan
berasosiasi dengan jalan raya, karena toko banyak terdapat di jalan raya untuk memudahkan
konsumen membeli dan di pusat ekonomi.
Sawah memiliki warna yang cerah, berbentuk persegi, ukurannya yang besar, bertekstur
halus dan memiliki pola yang teratur. Memiliki situs di dataran dan berasosiasi dengan jalan.
Lahan kosong memiliki warna yang kelabu, karena sudah tidak ada vegetasi. Berbentuk persegi
hampir mirip dengan lapangan, yang membedakan dari segi warnanya. Ukuran lahan kossong
yang kecil, memiliki tekstur halus, dan berpola teratur. Memiliki situs dataran dan tanah yang
kering. Berasosiasi dengan vegetasi dan pemukiman.
Perkebunan, vegetasi, dan semak memiliki warna yang gelap. Berbentuk tidak teratur,
kecuali perkebunan memiliki bentuk persegi. Ukuran perkebunan dan vegetasi yang besar,
namun ukuran semak yang kecil. Meiliki tekstur yang kasar dan polanya tidak teratur,
perkebunan memiliki pola yang teratur karena bentuknya juga teratur. Memiliki situs banyak di
terdapat di dataran. Beraosiasi dengan jalan dan pemukiman.
Pemukiman dan perumahan memiliki warna yang cerah, pemukiman membentuk
memanjang di sepanjang jalan, jika perumahan cenderung mengelompok dan ditemukan di
pusat kota. Meiliki ukuran yang besar dan bertekstur kasar. Pola pemukiman cenderung tidak
teratur, karena selain memanjang di sepanjang jalan pemukiman juga ada yang menyebar.
Perumahan cenderung memiliki pola yang teratur karena bentuk dan ukuran yang sama.
Perumahan dan pemukiman memiliki situs dengan dataran dan berasosiasi dengan jalan, tetapi
perumahan selain berasosiasi dengan jalan juga beraosiasi dengan pusat pelayanan public.

VII. PENUTUPAN
Foto udara memiliki informasi tepi, antara lain: jam terbang, tanggal terbang,
altimeter, skala foto udara sebesar 1:5000, urutan foto, Panjang fokus, fiduncial point,
principal point, dan nivo. Informasi tersebut memiliki kegunaannya masing-masing. Mosaic
foto udara memiliki pertampalan overlap karena hadil pertampalan lebih dari 60%. Unsur-
unsur interpretasi foto udara banyak menunjukkan bahwa Kota Banjarbaru masih banyak
terdapat vegetasi dan pemukiman yang memanjang atau menyebar.
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Fotogrametri. Universitas Gadjah Mada (Online), (http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-


content/uploads/Bahan-1-Pengantar-Fotogrametri.pdf), diakses 23 Februari 2019.
Panduan Praktikum Penginderaan Jauh. Universitas Negeri Yogyakarta (Online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132240452/pendidikan/panduan-praktikum-pj.pdf),
diakses 23 Februari 2019
Keterangan Tepi Foto Udara Tegak. Universitas Gadjah Mada (Online),
(http://taufik.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/Bahan-3-Keterangan-Tepi-Foto-
Udara.pdf), diakses 23 Februari 2019
Marlonroi, Lumbantobing. 2017. Peningkatan Akurasi Interpretasi Foto Udara Menggunakan
Metode Pembobotan Berbasis Objek untuk Pembuatan Peta Skala 1:5000. Insitut
Tekhhnologi Bandung. Nomor1.
https://www.researchgate.net/publication/320181202_Peningkatan_Akurasi_Interpretasi_
Foto_Udara_Menggunakan_Metode_Pembobotan_Berbasis_Objek_untuk_Pembuatan_Pe
ta_Skala_15000, diakses 23 Februari 2019.
Suharjo. 2001. Interpretasi Foto Udara Inframerah Berwarna Untuk Mengetahui Keberadaan Dan
Persebaran Gua Di Desa Pucung Kecamtan Eromoko KabupatnWonogiri. Universitas
Muhamadiyah Surakaarta. Nomor 1.
file:///C:/Users/vani%20gita%20pratiwi/Downloads/4662-10127-1-SM.pdf, diakses 23
Februari 2019.
Pengantar Penginderaan Jauh. Universitas Pendidikan Indonesia (Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195805261986031-
DEDE_SUGANDI/BUKU_AJAR_PENGINDERAAN_JAUH.pdf), diakses 23 Februari
2019

Anda mungkin juga menyukai